CINTA SEORANG PANGERAN

Apakah Arani berkhianat ?



Apakah Arani berkhianat ?

0Ali segera menembak dua orang penjaga itu ketika kemudian Fuad berusaha menjinakan bom yang tertempel di dinding pesawat. Untungnya itu bukanlah bom waktu. Itu adalah bom yang memang akan diledakkan jika mereka mengalami kegagalan.     
0

Alloh telah menolong mereka karena dua orang penjaga itu belum mengetahui kegagalan pergerakan di dalam pesawat sehingga mereka masih menunggu dan keburu ketahuan oleh Ali dan Fuad.     

Untungnya juga Fuad melihat kalau bom yang terpasang bukanlah bom canggih tetapi hanya bom biasa yang kalau meledak hanya akan menimbulkan ledakan kecil tetapi karena meledakknya di bawah pesawat maka dapat dipastikan kalau pesawat itu akan jatuh dan hancur berkeping – keping.     

Walaupun bom biasa tetapi Fuad cukup lama menjinakan bom itu mengingat Ia gugup karena resiko yang akan ditimbulkan jika dia gagal menjinakan bom tersebut. Sekali lagi Alloh selalu menolong orang – orang yang baik. Pengetahuan Ali tentang bom juga cukup baik sehingga mereka akhirnya berjibaku bersama untuk menjinakan bom itu dan itu berhasil. Sedangkan granatnya mereka amankan.     

Beberapa Harimau dan binatang buas lainnya tampak mengenali Ali dan Fuad sebagai teman dari tuan mereka sehingga mereka kemudian mengaum sambil menggesekkan badannya ke jeruji kandang seakan minta di elus.     

Ali hanya melihat sebentar dan kemudian hendak memanjat ke atas tangga pesawat menuju badan pesawat bagian atas ketika harimau itu kemudian mengaum. Ali akhirnya turun lagi dan kemudian mengulurkan tangannya dan berkata,     

"Jangan takut. Sebentar lagi kita akan mendarat " Kata Ali sambil mengelus kepala Harimau Benggala itu. Harimau itu mengaum kembali dan kemudian pergi menjauhi jeruji besi seakan merelakan Ali untuk pergi.     

Agaknya harimau dan binatang lain seakan memiliki firasat menakutkan ketika mereka melihat para penjaga memegang senjata berdiri disamping kandang mereka. Para harimau itu mengaum tetapi tidak terlalu bereaksi karena mereka mengenali para penjaga itu. Mereka hanya bereaksi keras jika ada orang yang tidak mereka kenal dan mereka minta di elus jika ada orang yang cukup dekat dengannya.     

Ali dan Fuad kemudian pergi menyusuri setiap jengkal pesawat dan menyaksikan kalau semua sudah mati. Mayat bertumpuk di sebuah ruangan dan mayat Imran tampak sangat menyedihkan karena tertumpuk bersama mayat para penjaga lainnya. Amar dan yang lainnya sama sekali tidak ingin memperlakukan mayat pengkhianat dengan mulia sehingga mereka menumpukkan begitu saja mayat Imran di bawah lantai pesawat dan tertimbun oleh mayat penjaga lainnya.     

Ali dan Fuad memandang Imran dengan sangat sedih. Kemampuan berkelahi mereka mungkin di bawah kemampuan Imran karena mereka bukanlah Jendral. Kedudukan mereka terlepas dari kedudukan Imran. Jika para penjaga lainnya bertanggung jawab kepada Imran maka Ali dan Fuad bertanggung jawab kepada Nizam langsung.     

Para penjaga pribadi Nizam dipilih oleh Nizam sendiri dan diseleksi dengan ketat oleh pihak kerajaan dan oleh dirinya secara langsung sehingga sebenarnya Nizam tidak beralasan untuk mencurigai mereka. Tetapi Nizam merasa kalau Imran juga begitu dekat dengannya. Mereka bersama dalam suka dan duka hampir disetiap pertempuran yang Nizam ikuti.     

Nizam selalu memerlukan bimbingan Imran disaat pertempuran secara terbuka karena pengalaman Nizam yang tidak banyak. Nizam mungkin mahir dalam berkelahi langsung satu lawan satu atau satu lawan berapapun. Tetapi strategi berperang dengan pasukan yang banyak Nizam masih belum memiliki jam terbang tinggi. Apalagi kalau para lawannya sudah melakukan penyamaran atau gerakan geriliya yang kemahiran bertempurnya tidak semudah teori.     

Nizam menyadari kalau Imran sudah beberapa kali menyelamatkan nyawanya sehingga kalau saja ia tidak mengalami dengan mata kepalanya sendiri mungkin Nizam tidak akan percaya. Pangeran Barry selalu menemukan cara untuk mempengaruhi orang sehingga mengikuti keinginannya. Pangeran Barry adalah musuhnya secara terang – terangan dan sampai sekarang Nizam masih belum bisa mengatasi Pangeran itu.     

Gara – gara pangeran gila itu Nizam hampir kehilangan kepercayaan terhadap semua orang. Nizam menjadi paranoid terhadap semua orang kecuali Alena istrinya sendiri. Sampai saat ini Nizam hanya percaya kalau Alena tidak akan sampai berkhianat dalam hal kekuasan kerajaan tetapi entahlah kalau tentang para pria tampan.     

Nizam menatap dua pengawalnya dengan penuh rasa haru. Ia sangat bahagia bukan saja karena Ali dan Fuad mau mengambil resiko yang berat untuk menjinakkan bom yang terpasang di ruang bawah pesawat. Tetapi juga karena mereka ternyata tidak berkhianat. Entah apa yang akan Nizam rasakan kalau dua orang penjaga pribadinya juga berkhianat. Bahkan kemudian Ia teringat dengan Arani.     

Muka Nizam seketika mengerasa juga ketika Ia tiba – tiba menggigil ketakutan karena rasa khawatir kalau Arani juga ikut berkhianat. Arani adalah asisten pribadi andalannya, Ia paling dekat dengannya. Nizam tiba – tiba bergidik ngeri kalau Arani mengkhianatinya. Tetapi Nizam tidak dapat menghubungi Arani sekarang. Nizam kemudian memegang kepalanya yang tiba – tiba terasa berat.     

"Yang Mulia, apakah akan kuambilkan sesuatu ?" kata Cynthia setelah menegarkan hatinya, bahkan Ia berbaik hati menawarkan minuman.     

'Aku yang haus Cynthia " Kata Alena sambil mengipas – ngipaskan tangan dimukanya seakan sedang kegerahan.     

"Ini dipesawat dengan AC yang menyala, Alena bukannya gurun pasir ga usah lebay pake kepanasan segala" Kata Cynthia sambil kemudian mengambilkan minuman yang sudah tersedia di baki yang disediakan pelayan.     

Alena langsung meneguk minuman yang dibawa Cynthia tanpa berpikir dua kali tetapi Nizam hanya memelototi gelasnya tanpa meminumnya. Ia bahkan tidak sempat mencegah Alena untuk meminum air itu     

"Kau takut ini ada racunnya ?" Kata Cynthia sambil mengambil segelas lagi dan meminumnya.Nizam menggelengkan kepalanya sambil kemudian mengikuti Alena dan Cynthia meminum air itu.     

"Aku sudah meminumnya bergelas – gelas Nizam. Sehingga Aku berani memberikannya kepadamu. Aku tahu kau begitu terpukul dengan kejadian ini. Tetapi seperti katamu tadi sebaiknya kita tidak memikirkan hal – hal aneh. Kejadian hari ini sangat memberikan pelajaran yang berharga kepada kita.     

Dimanapun kita berada, kita harus tetap waspada dan sesampai di Azura kau harus mengajari aku dan Alena ilmu bela diri sehingga kita dapat menjaga diri sendiri dan jika Aku memiliki keterampilan ilmu bela diri mungkin Aku tidak akan terlalu penakut lagi" Kata Cynthia.     

"Tidak !! Aku tidak ingin istriku belajar ilmu bela diri. Bisa habis Aku dipukuli" Kata Pangeran Thalal tiba – tiba. Rupanya Ia sudah berhasil di oprasi kecil dan Ia di dorong menggunakan kursi roda ke arah mereka yang berbincang – bincang     

"Yang Mulia kenapa bicara seperti itu? Aku tidak ingin pingsan lagi kalau ada kejadian mengerikan lagi" Kata Cynthia cemberut.     

"Semoga tidak ada lagi yang berkhianat "Nizam berguman sambil terus memikirkan Arani. Arani.. Arani.. Ya Tuhan, jangan sampai asistennya itu berkhianat. Tetapi kalau sampai Ia terbujuk juga oleh Imran karena memang Imran paling dengan Arani. Nizam memalingkan mukanya yang terlihat sangat keruh membuat Alena menjadi bertanya.     

"Ada apa ? Mengapa ? Bukankah semua penjaga sudah mati dan suasana sudah aman. Lalu apa yang membuatmu menjadi begitu murung" Kata Alena sambil mengelus bahu Nizam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.