CINTA SEORANG PANGERAN

Angka Kode Yang Terakhir



Angka Kode Yang Terakhir

0"Baiklah bagaimana dengan lantai tiga?" kata Arani lagi. Tapi belum juga Nizam menjawab, Cynthia membuka mulutnya. Dan menjawab dengan tenang sambil matanya tetap menatap ke arah jendela.     
0

"Orang itu tidak akan mungkin meloncat dari lantai tiga. Karena di sana ada secangkir kopi. Sangat jarang ada orang mau bunuh diri minum kopi dulu karena orang biasanya minum kopi untuk membuat tubuh lebih berenergi dan berkonsentrasi. Mana ada orang bunuh diri memiliki niatan seperti itu. Orang yang akan bunuh diri biasanya malah meminum minuman keras untuk membuat tubuhnya lebih santai dan bukan minum kopi yang malah akan membuat tubuh menjadi lebih terjaga.     

Orang itu juga tidak mungkin meloncat dari lantai keempat. Karena di lantai keempat ruangannya sangat bersih. Jika tidak mungkin ada orang yang mau bunuh diri tapi masih sempat beres – beres dan membersihkan ruangan dulu.     

Dan untuk lantai lima juga tidak. Karena pada lantai lima banyak debu yang terdapat di jendela dan kaca. Jika orang itu bunuh diri di lantai lima maka pasti akan banyak bekas tangan pada jendela yang berdebu itu.     

Lagi pula semua pintu kamar terkunci dari luar dan semua jendela tertutup tanpa menyelediki keadaan kamar sudah diketahui kalau tidak ada satupun orang yang masuk dan meloncat dari jendela di kamar itu.     

Jadi jawabannya adalah orang itu bukan bunuh diri tapi di bunuh orang dan mayatnya diletakkan di bawah jendela. Karena dia tidak meloncat di jendela manapun Jadi untuk angka kode selanjutnya adalah angka 0 " Kata Cynthia membuat Arani dan Nizam hampir muntah darah.     

Walaupun terkejut Arani langsung menekan angka 0 pada layar di bom waktu itu dan lampu indikator langsung berkedip hijau. Sekarang ada dua nomor yang sudah diketahui.     

Pangeran Barry yang menyaksikan dari layar monitor menggelengkan kepala dengan perasaan sangat takjub. Mengapa ada orang yang begitu cerdas seperti Cynthia di muka bumi ini.     

Tidak lama kemudian Pangeran Barry, terdengar bersuara lagi, " Luar biasa.. sangat luar biasa. Ini benar – benar sangat menarik. Aku jadi tidak sabar ingin memberikan teka – teki yang ketiga.     

Pangeran Barry tampak terdiam dulu sebelum kemudian yang membacakan teka – teki yang ketiga,     

"Ada enam orang pemuda yang sedang berburu di sebuah hutan. Mereka sepakat untuk berburu masing – masing secara terpisah dan kemudian berkumpul di bawah pohon beringin. Tetapi ketika mereka berkumpul sambil membawa buruannya masing – masing mereka mendapati bahwa pemuda yang pertama mati dalam keadaan basah kuyup di sebuah danau. Mereka tadinya mengira kalau pemuda yang pertama meninggal karena tenggelam tetapi kemudian pemuda yang kedua menyangkalnya.     

Pemuda yang kedua yakin kalau pemuda yang pertama meninggal karena di bunuh. Karena tidak mungkin orang yang mati tenggelam jasadnya terbaring di pinggir danau. Tidak mungkin setelah mati ia bisa keluar dari danau sendiri. Sehingga kemudian mereka lalu duduk dan masing – masing sambil berdiskusi.     

Pemuda yang kedua lalu berkata lagi, " Ah.. Aku tahu siapa yang membunuhnya. Aku melihatnya dari hewan yang berhasil kita buru"     

Pemuda yang kedua membawa hewan kijang yang sudah dalam keadaan mati.     

Pemuda yang ketiga membawa seekor kancil yang kakinya terluka karena anak panah.     

Pemuda yang keempat membawa seekor kambing yang sudah mati terkena anak panah     

Pemuda yang kelima membawa seekor babi hutan yang sudah mati tertombak.     

Pemuda yang keenam malah membawa seekor ayam hutan yang masih hidup.     

Menurut kalian siapa sebenarnya yang membunuh pemuda yang pertama?" Kata Pangeran Barry sambil menutup teleponnya.     

Kemudian Arani berkata dengan penuh semangat, " Pasti pemuda yang keempat yang membunuhnya. Huh.. pertanyaan bodoh macam apa yang diajukan pangeran gila itu" Kata Arani sambil memandang Cynthia.     

"Iya benar karena kambing itu bukan binatang liar dari hutan tapi dari peternakan di rumah. Jadi kemungkinan dia memang tidak berniat untuk berburu tetapi dia ikut berburu untuk membunuh si pemuda yang pertama sehingga Ia sudah menyiapkan kambing dari awal." Kata Cynthia.     

Nizam menjadi sangat senang dan bersemangat menyetir. Ia sengaja mengarahkan mobilnya ke tempat kediamannya. Agar Ia bisa langsung pulang kalau persoalan bom ini sudah selesai.     

Begitulah teka – teki yang keempat juga terpecahkan dengan mudah hingga terus sampai teka – teki ke lima. Baik Nizam, Cynthia dan Arani dapat menjawabnya dengan mudah hingga Pangeran Barry menjadi frustasi. Ia lalu berkata setengah berteriak,     

"Kalian terlalu pintar untuk Aku bodohi maka Aku tidak akan memberikan petunjuk untuk kode yang ke enam. Kau pikirkan saja sendiri. Selamat berpikir " Kata Pangeran Barry membuat Nizam menjadi sangat kesal. Ia lalu menghentikan mobilnya dan berniat untuk turun saja.     

Bukankah tadi Pangeran Barry mengatakan Ia harus terus mengemudikan mobilnya karena kalau tidak Pangeran Barry tidak akan memberikan teka - tekinya tetapi sekarang Pangeran Barry memang tidak berniat untuk memberikan kode yang keenam. Jadi sebaiknya Ia hentikan saja mobilnya untuk fokus me-non aktifkan bom yang ada di Cynthia.     

" Ada 10 kombinasi angka yang kita perlukan untuk mengisi kekosongan kode angka yang terakhir. Kita sudah memiliki angka 10437... jadi tinggal satu angka lagi. Masalahnya kita hanya punya tiga kali kesempatan untuk memasukan kodenya. Jika kita memasukan satu yang benar dari tiga kali kesempatan maka Kita akan selamat tetapi masalahnya kita memiliki sepuluh kombinasi angka. Jadi keselamatan kita adalah 3 banding 7 " Kata Arani.     

"Itu sangat tidak memungkinkan untuk selamat. Pergillah Kalian. Tinggalkan Aku " Kata Cynthia.     

"TIDAK !! Kita akan mati bersama. Kalau akhirnya Aku membiarkan engkau mati untuk apa Aku bersusah payah mencarimu " kata Nizam dengan kesal.     

"Aku tidak menyuruhmu untuk mencariku. Pergillah Nizam. Kau sangat diperlukan Alena, anak – anak dan kerajaanmu. Nyawaku tidak berharga dibandingkan dengan mu" Kata Cynthia dengan sedih.     

"Kau gila, Bagaimana dengan Pangeran Thalal dan Pangeran Atha. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Kita akan mati bersama. Lebih baik mati dengan terhormat daripada mati meninggalkan sahabat sendiri" Kata Nizam dengan tegas.     

Ketika mereka berdebat tiba – tiba Arani malah menekan satu nomor dan tiiit...tiiit... lampu indikator berkedip merah menunjukkan bahwa angka yang dimasukan adalah salah.     

"ARANI!!! " Nizam berteriak kepada Asisten pribadinya itu tetapi kemudian Cynthia mengangkat tangannya menyuruh Nizam untuk diam.     

" Ssst... diamlah !! Arani sedang berkonsentrasi. Aku pikir dia mengetahui sesuatu" kata Cynthia kepada Nizam. Nizam lalu menutup mulutnya dengan kuat. Ia dan Cynthia memandang Arani dengan pandangan yang sangat tegang.     

Arani sudah menekan satu angka berarti ada dua kesempatan pilihan angka lagi dari sembilan angka yang tersisa. Keringat pada tubuh Arani mengucur dengan deras. Arani mengulurkan kembali jari telunjuknya dengan gemetar. Ia melihat waktu yang tesisa tinggal satu menit lagi.     

Jika Ia salah menekan angka lagi maka akan matilah mereka bertiga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.