CINTA SEORANG PANGERAN

Dua Orang Bodoh



Dua Orang Bodoh

0Sementara itu Nizam tidak sempat lagi Ia melihat ke arah Alena karena setelah Presiden universitas berbicara adalah gilirannya untuk memberikan sambutan. Ia kemudian berjalan ke depan setelah mendengar namanya dipanggil. Nizam berdiri dan kemudian Ia membungkukkan badannya memberikan hormat ke depan dan ke arah belakang. Begitu Ia membungkuk ke belakang matanya langsung tertuju ke arah Alena yang duduk di apit oleh dua orang laki – laki dan hanya dengan sekilas Ia langsung tahu kalau orang itu adalah Justin dan Pangeran Abbash.     
0

Sesaat Wajah Nizam berubah kelam, ingin rasanya Ia berlari ke arah Alena dan langsung menariknya dari kursi itu. Tetapi kemudian dia sadar kalau seandainya Ia berlari ke arah Alena maka akan sangat membahayakan Alena karena tidak mungkin dua orang itu ada di sisi kiri dan kanan Alena jika mereka tidak bermodalkan suatu rencana. Jadi jalan satu – satunya Ia harus mempercayai pengamanan yang akan dilakukan Amar kepada istrinya.     

Nizam melihat Amar tampak duduk bersiaga di belakang Istrinya, Nizam tahu kalau Amar juga sama menunggunya seperti halnya dirinya. Nizam menduga bahwa baik Amar maupun Justin pasti memiliki sesuatu yang menjadikan Amar tidak langsung membawa Alena pergi dari samping mereka. Maka Nizam kemudian menghela nafas panjang dan mengucapkan bismillah serta tidak lupa berdoa. Ia lalu pergi ke arah podium dengan langkah yang gagah walau dalam hatinya sebenarnya Ia sangat resah.     

Alena melihat Nizam yang berjalan ke arah podium mukanya berubah dan itu terlihat oleh pangeran Abbash. Pangeran Abbash berbisik, " Lihat saumimu akan berbicara di depan. Putri Alena  selama hidupku Aku tidak pernah perduli dengan nasib orang lain. Apakah nasibnya baik atau buruk. Dia hidup atau mati. Dia pintar atau bodoh. Dia kaya atau miskin. Tetapi sejak mengenalmu Aku memiliki kepedulian terhadap suamimu itu. Dan Aku memberikan dia julukan sebagai pria yang beruntung di dunia. Kau tahu mengapa ?" Kata pangeran Abbash sengaja menggantung perkataannya. Ia memancing Alena agar mengalihkan perhatiannya kepada dirinya. Ia  merasa cemburu karena Alena begitu perduli pada Nizam.     

"Aku tidak tahu dan tidak perduli. Dan sebaiknya kau diam saja. Suamiku akan memberikan pidatonya sebagai lulusan terbaik sedangkan kalian berdua. Dua orang pria berotak bodoh malah memperebutkan istri orang lain bagaikan binatang Anjing yang  menggonggong pada rembulan" kata Alena dengan kasar saking kesalnya.     

" Waah.. Alena perkataanmu sangat kejam dan tidak beralasan. Tapi Aku tidak perduli kalau dibilang seperti itu tetapi untuk pangeran tampan di sebelahmu itu. Sangat tidak layak kalau disamakan dengan binatang Anjing " Kata Justin seakan protes kepada Alena karena telah menyebut Pangeran Abbash yang begitu tampan disebut seperti itu.     

"Aku tidak mengatakan kalau Pangeran Abbash sama dengan binatang Anjing. Dia memang terlalu tampan untuk disebut seperti itu. Aku hanya mengatakan itu untuk membuat suatu perumpaan suatu peribahasa yang mengatakan kalau apapun yang kalian lakukan terhadap diriku adalah tidak ada gunanya.     

Kau tahu kalau binatang Anjing menggongong kepada Bulan tidak akan dapat merubah posisi bulan sedikitpun. Jadi jelas seperti itu. Ngomong – ngomong Justin dua tahun di penjara ternyata membuat otakmu menjadi semakin bodoh. Seingatku dulu di kelas kau salah satu pria terbodoh dan selalu gagal menyelesaikan ujian" Kata Alena nyerocos membuat Pangeran Abbash menjadi tersenyum bahagia.     

" Ya Tuhan.. Putri Alena sungguh indah suara omelanmu. Aku selalu ingin mendengarkan perkataanmu setiap hari di telingaku. Aku sangat menginginkanmu Putri Alena" Kata Pangeran Abbash hendak memegang tangan Alena. Tetapi Alena menyingkirkan tangannya dari pegangan tangan Pangeran Abbash.     

'kalau kau berani memegang tanganku maka Aku benar – benar akan bersumpah untuk membencimu seumur hidupku" Kata Alena dengan pedas membuat Pangeran Abbash langsung menarik tangannya kembali.     

"Jangan Alena jangan membenciku. Hidupku sudah penuh kemalangan karena mencintaimu kalau sampai kau membenciku maka hancurlah sudah hidupku" Kata Pangeran Abbash dengan sendu.     

" Nah sekarang diamlah. Aku ingin mendengarkan Nizam berbicara " Alena berkata sambil memperhatikan Nizam jadi ketika Justin hendak berbicara menimpali perkataan Alena maka Alena langsung membentaknya dan berkata, "Kau  juga diam!! Atau aku akan menghajarmu menggunkan selopku. Aku mungkin tidak akan tega menghajar Pangeran Abbash menggunakan selop tetapi menghajar wajahmu jelas suatu kehormatan bagiku" Kata Alena dengan tajam.     

Justin langsung mingkeum mendengar Alena akan menghajarnya mengggunakan sepatu. Tetapi Ia menyadari kebenaran kata – kata Alena karena memang siapa yang bisa tega menghajar wajah tampan pangeran Abbash kalau serangga saja bisa terpeleset kalau hinggap di pipi Pangeran Abbash yang begitu putih dan halus mulus.     

" Assalamualaikum wr,wb. Selamat siang untuk semuanya. Terima kasih saya ucapkan terima kasih pertama kalinya kepada Alloh SWT atas karunia-nyalah yang menjadikan saya bisa berdiri tegak di hadapan Anda semua. Salam dan shalawat kepada Nabi besar Saya Nabi Muhammad SAW. Kemudian istri tercinta saya yang selalu memberikan spirit kepada Saya. Silahkan Alena untuk berdiri dan memberikan hormat kepada Tuan Presiden Amerika dan Tuan Presiden Universitas" Kata Nizam menyuruh Alena untuk berdiri.     

Dan Alena lalu berdiri dengan penuh kebanggaan. Ie membungkukkan badannya memberikan hormat kepada dua orang yang disebutkan Nizam. Dan semua mata langsung memandang Alena. Sampai disini sebenarnya  Nizam memberikan penekanan kepada orang – orang tentang kehadiran istrinya dan juga memberitahukan Semua pengawalnya posisi Alena ada dimana. Dan Alena duduk bersama siapa. Karena begitu Arani dan yang lainnya menatap ke arah Alena maka terlihat ada Justin duduk disisi Alena beserta Pangeran Abbash.     

Bukan hanya Arani dan pengawal Nizam yang langsung memusatkan perhatian kepada Alena tetapi termasuk anak buah Pangeran Barry yang langsung terkejut melihat ada Pangeran Abbash duduk di dekat Alena.     

Bryan langsung mengontak semua anak buahnya dan berkata untuk hati – hati karena di luar dugaan ada Pangeran Abbash duduk di dekat Alena. Dan Mereka tidak tahu sedang dan untuk apa Pangeran Abbash ada di sana. Bukankah seharusnya Ia ada di kamarnya dan masih terbaring sakit. Kemudian apa yang harus Ia lakukan. Bisakah Ia menculik Alena kalau Pangeran Abbash ada disamping Alena.  Ia tidak ingin melukai adik pangeran Barry. Ia harus segera menghubungi Pangeran Barry untuk menceritakan keadaan ini.     

Jadi kalau seandainya Pangeran Abbash hanya sekedar iseng duduk di situ berarti misi yang masih bisa dilakukan adalah membunuh Nizam tetapi gagal menculik Alena atau Ia bisa menangkap Pangeran Abbash dulu baru menculik Alean sekarang. Atau Ia membunuh Nizam dulu dan menculik Alena pada kesempatan yang lain.     

Bryan benar - benar sangat kebingungan. Ia berpikir sangat keras tentang tindakan yang harus Ia ambil     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.