CINTA SEORANG PANGERAN

Apakah Mereka Sedang Bercinta ?



Apakah Mereka Sedang Bercinta ?

0Cynthia berjalan diiringi oleh para pelayannya. Ia berjalan perlahan sambil sesekali mengusap perutnya yang semakin buncit. Sesekali bayi di dalam perutnya bergerak - gerak. Seakan sudah tidak sabar ingin menghirup udara luar. Ia sudah tidak tahan dengan sempitnya tempat Ia berada sekarang. Ia ingin merentangkan kedua tangannya. Ia juga ingin menselonjorkan kaki mungilnya. Ia ingin melihat wajah ayah dan ibunya. Ia tidak ingin hanya mendengar suaranya saja.     
0

Asisten Cynthia yang bernama Aulia tampak berkali - kali menghela nafas. Ia sangat tidak setuju dengan kepergian majikannya itu untuk menengok Alena. Dua hari sejak kejadian Nizam menghukum Alena adalah hari - hari termuram dalam hidup mereka. Alena sama sekali tidak siuman setelah pingsan dalam sesi hukuman fisik dan mental yang dilakukan oleh suaminya yang terbakar api cemburu.      

Selama ini mereka, para pelayan dalam kehidupan Cynthia berusaha menutup rapat berita tentang Alena. Mereka tidak ingin Cynthia menjadi kalap dan mengamuk mendengar sahabatnya yang dihajar oleh suaminya sendiri. Para pelayan itu tidak mengerti mengapa Pangeran Thalal akhirnya memberikan izin kepada Cynthia untuk melihat Alena. Mengapa tidak dibiarkan suasananya membaik dulu baru Cynthia bisa menengok Alena.     

Bukankah para tabib dan dokter sedang berusaha membuat siuman Alena. Tetapi Alena ini seakan tidak mau siuman. Setiap kali Ia tersadar maka Ia kembali terkulai pingsan. Nizam sendiri sudah seperti orang linglung. Ia tidak pernah beranjak dari sisi Alena. Ia duduk di sisi Alena dan hanya beranjak kalau akan ke kamar mandi.     

Terlalu muram untuk dijabarkan dengan kata - kata, wajah tampan yang bagaikan dewa yunani itu. Seperti cahaya rembulan yang tiba - tiba terenggut dari gelapnya malam. Maka seakan tidak ada yang menandingi kelamnya wajah Nizam. Tidak ada satupun pelayan atau pengawal yang mecoba untuk berbicara sepatah katapun pada Nizam. Bahkan mereka lebih suka menahan nafas mereka agar tidak terdengar oleh telinga Nizam.     

Wajah Arani yang dingin semakin dingin dan menakutkan, ditambah dengan kemarahan Jonathan kepada Nizam membuat Arani semakin tertekan. Jonathan tidak terima atas hukuman Nizam kepada Alena. Dan Arani sama sekali tidak menyalahkan suaminya. Jangankan Jonathan yang pernah mencintai Alena bertahun - tahun. Bastnah saja yang baru hidup dengan Alena beberapa bulan terakhir Ia sangat tidak terima perlakuan putra mahkota itu terhadap majikannya.     

Tetapi tidak ada satupun yang berani membuka mulut mereka. Alih - alih menenangkan harimau yang sedang terluka itu mereka lebih memilih menutup mulutnya dan diam seribu bahasa. Mereka tidak ingin terbakar oleh api membara yang keluar dari luapan emosi Nizam. Jangankan terbakar secara langsung, berdiri di dekat Nizam saja sudah terasa hembusan hawa panas yang seakan ingin membakar semua makhluk yang ada didekatnya.     

Perjalanan Cynthia menuju tempat Alena seakan perjalanan jauh dengan suasana mencekam dan menakutkan. Suasana begitu hening. Bahkan burung - burung yang memenuhi lingkungan di sekitar rumah Nizam dan Alena seakan terkena imbas hawa muram dari pemiliknya. Mereka juga lebih memilih diam daripada ribut berkicau seperti biasanya.     

Hanya si kembar yang sesekali rewel karena rindu dengan dekapan ibunya, tangisan lirih mereka seakan cukup menggambarkan betapa pentingnya kedudukan ibu dihati mereka. Tetapi mereka tidak mengerti mengapa sosok tubuh yang bersuara khas, berbau cairan ASI dan memiliki belaian paling lembut itu tidak mereka temui lagi.     

Cynthia semakin tidak enak hati dengan suasana yang tidak biasa ini, dan Ia merasa tidak tahan untuk tidak bicara lagi. Tiba - tiba Ia menghentikan langkahnya. Ia berdiri mematung dan para pelayan yang mengikutinya serentak berhenti ikut diam mematung.     

"Adakah yang bisa mengatakan ? Apakah yang sebenarnya terjadi ? Suasana ini terlalu hening dan menakutkan. Aku tidak tahan lagi ingin segera mengetahuinya. Dan mengapa perjalanan ini terasa sangat jauh. Sebenarnya kita mau kemana? Bukankah kamar Alena tadi harusnya belok ke kanan? Mengapa Kita malah lurus. Kita hendak kemanakah ? " Kata Cynthia sambil menghela nafasnya.     

Aulia terdiam tetapi kemudian menjawab pertanyaan Cynthia. " Hamba tidak berani menjawabnya, tetapi Hamba sarankan lebih baik kita kembali saja Yang Mulia. Ini bukan waktu yang tepat untuk menengok Yang Mulia Putri Alena" Kata Aulia.     

Jawaban dari Aulia membuat Cynthia menjadi berang,     

"Berani benar kau hendak melarangku menemui sahabatku sendiri. Kau tahu Aku bersusah payah mendapatkan izin dari suamiku. Dan sekarang Kau seakan hendak menghalangiku menemuinya'' Wajah Cynthia berkerut - kerut menakutkan.     

"Ampuni Hamba Yang Mulia. Hamba tidak bermaksud sedikitpun untuk menentang keinginan Yang Mulia. Tetapi ini semua demi kebaikan Yang Mulia sendiri " Aulia membungkukkan badannya.     

Cynthia menjadi tambah tidak tenang, " Setiap kali Kau berkata seperti itu, Kau malah membuat Aku semakin tidak sabar lagi. Dan karena Kau terus bersikeras untuk tidak menjawab pertanyaanku maka Aku tidak akan pernah bertanya tentang Alena lagi kepadamu. " Kata Cynthia sambil melanjutkan berjalannya dan berjalan mengikuti seorang pemandu jalan. Mereka menyusuri ruangan - ruangan dan kamar - kamar yang belum pernah Cynthia lewati. Rumah Nizam terlalu luas untuk bisa dijelajahi dalam waktu yang singkat.     

Para pelayan itu termasuk Aulia tidak berkata apapun lagi. Mereka mengakui bahwa majikan mereka terkadang sama keras kepalanya dengan Alena. Hanya bedanya tingkat Cynthia tidak sekonyol, sembrono dan ceroboh seperti Alena. Cynthia lebih rasional dibandingkan Alena tetapi kerasionalan Cynthia malah kalah dengan kekonyolan Alena.     

Mereka lalu berjalan lagi untuk beberapa saat, sampai kemudian mereka tiba pada sebuah ruangan tempat Alena dirawat. Ali, Fuad, Nayla dan Arani serta Nora tampak terkejut melihat Cynthia datang. Wajah Arani menjadi semakin dingin dan Ia langsung menghalangi jalan Cynthia. Berdiri di depan Cynthia lalu membungkukkan badannya, memberikan salam kemudian berkata.     

"Hamba mengerti maksud kedatangan Yang Mulia putri Cynthia. Tetapi Hamba meminta maaf, Hamba tidak bisa memberikan izin yang Mulia untuk masuk. Ini bukan saat yang tepat untuk berkunjung "     

'Tapi mengapa ? Apakah didalam hanya ada Alena saja atau ada Nizam juga ? Apakah hukuman Alena hanya tidak diperbolehkan keluar dari kamar seperti yang dikatakan oleh orang - orang ? Atau apakah Nizam menghukum Alena dengan mengajaknya bercinta sepanjang hari ? Bukankah biasanya Nizam menghukum Alena dengan hukuman seperti itu.     

Jadi apakah mereka sedang bercinta sekarang ? Sehingga Aku tidak diizinkan untuk masuk" Cynthia tiba - tiba berkata dengan tidak sopan sebagaimana ciri khasnya. Arani memerah mendengar perkataan Cynthia.     

"Bukan seperti itu, Yang Mulia.." Kata Arani tetapi kemudian dipotong oleh Cynthia.     

"Pangeranmu itu suka sekali menyiksa Alena dengan bercinta. Apa hukuman yang diberikan olehnya kepada sahabatku itu ? Aku sudah bisa menebaknya " Kata Cynthia akhirnya membuat semua orang tampak memalingkan mukanya. Cynthia lalu melanjutkan perkataannya     

"Buka pintunya sekarang juga. Dan beritahukan tentang kedatanganku kepada mereka. Jika mereka tidak membukakan pintu maka Aku akan mendobraknya" Kata Cynthia dengan masam. Arani tidak berani membantah lagi. Mengingat Cynthia sedang mengandung rasanya tidak bagus membiarkan Cynthia mengamuk karena tidak dibukakan pintunya.     

Arani tidak memberitahukan lebih dulu kedatangan Cynthia kepada Nizam karena baik dengan izin ataupun tanpa izin Nizam, Cynthia pasti akan tetap masuk. Daripada suasana menjadi rusuh maka Arani segera membukakan pintu kamar.     

Begitu pintu terbuka Cynthia baru saja hendak melangkah masuk ketika Aulia kembali menghadangnya dan mencoba mencegahnya, " Yang Mulia, Hamba mohon dengan teramat sangat. Kembalillah!! Akan terlalu banyak kejadian yang tidak baik untuk kandungan Yang Mulia " Kata Aulia akhirnya membuka sedikit bocoran tentang keadaan di dalam kamar dengan harapan Cynthia dapat mengurungkan niatnya.     

Cynthia malah menyingkirkan tubuh Aulia dengan tangannya ke sampingnya. " Pergi Kau!! Kata - katamu semakin membuatku gila." Kata Cynthia dengan sangat kesal.     

Arani kemudian memberikan isyarat kepada Aulia untuk tidak menghalangi lagi. Semakin dihalangi malah semakin membuat Cynthia semakin merasa penasaran.     

Akhirnya Aulia berdiri disamping Cynthia dan memberikan jalan kepada majikannya untuk masuk ke dalamnya. Suasana kembali hening ketika Cynthia melangkah memasuki ruangan tempat Alena dan Nizam berada.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.