CINTA SEORANG PANGERAN

Kau adalah Istri Yang Durhaka



Kau adalah Istri Yang Durhaka

0Zarina tampak mengendap-ngendap menjauhi ruangan di mana pangeran Thalal dan Cynthia sedang berbincang - bincang. Pangeran Thalal masih dalam keadaan terhipnotis, Ia belum mengingat siapa Cynthia dan Ia masih mengingat Zarina adalah istrinya. Tetapi sampai sekarang Pangeran Thalal tidak berani mendekati Zarina apalagi berani menyentuh istrinya. Di depan kamar Zarina selalu ada Arani atau Andhara yang berjaga dan melarang Pangeran Thalal masuk ke dalam kamar Zarina dengan alasan Zarina masih lemas.     
0

Sebenarnya Zarina akan memasak di dapur untuk pangeran Thalal. Ia tidak sengaja melewati Gazebo tempat pangeran Thalal dan Cynthia berbincang-bincang. Itulah sebabnya Zarina mengendap-ngendap agar tidak ketahuan tetapi baru saja ia membalikkan tubuhnya  tanpa sengaja Zarina tersandung kakinya sendiri, sehingga ia memekik dan terjatuh. Untungnya Ia tidak apa - apa padahal Ia sedang memegang pisau untuk memotong sayuran. Ia tadi membawanya dari kamar. Pisau itu pisau kesayangan yang sengaja di bawa dari India.     

Pangeran Thalal  terkejut mendengar suara pekikan dari Zerina, demikian juga Cynthia. Mereka berdua lalu bangun dari duduknya dan melihat siapakah yang terjatuh. Ketika dilihatnya itu Zarina, Pangeran Thalal langsung tertegun dan kemudian Ia melambaikan tangannya ke arah Zarina.     

"Zarina kemarilah!! Aku sudah lama tidak melihatmu. Apakah engkau tidak merindukan suamimu sendiri? "Kata pangeran Thalal.      

Cynthia sangat terkejut mendengar kata-kata dari suaminya dalam hatinya Ia berkata, Bagaimana mungkin suaminya mengatakan seperti itu di depannya.     

Sementara itu, Pangeran Thalal malah berjalan menghampiri Zarina. Zarina semakin gugup dan ketakutan ketika pangeran Thalal mendekatinya. Apalagi kemudian pangeran Thalal memeluk bahunya dan berkata dengan lembut,     

" Sudah berapa lama kita tidak bertemu. Kakak Nizam mengatakan bahwa engkau masih letih sehingga aku tidak bisa mendekatimu. Arani dan Andhara juga selalu menghalangiku ketika mendekatimu." Kata Pangeran Thalal sambil berusaha memeluk bahu Zarina. Zarina tergagap sambil melirik ke arah Chintya yang menatapnya dengan sedih membuat Zarina semakin terenyuh. Ketika Pangeran Thalal melihat Zarina malah menatap Cynthia, Ia  lalu berkata lagi.     

"Bagaimana kabarmu ? Apakah sekarang kau sudah baikan? Tapi Aku lihat Kau sekarang sudah baik dan merasa segar? " Tanya pangeran Thalal sambil memperhatikan raut wajah istrinya.     

Zarina tampak semakin gugup  dan Ia terus memperhatikan Cynthia yang berdiri membeku di bawah gazebo. Zarina menggelengkan kepalanya sambil berusaha menghindari pelukan dari pangeran Thalal,     

" Ampunilah ha..hamba Yang Mulia.  Tetapi hamba eh.. Saya.. mm.. bukan Aku merasa bahwa kesehatanku belum pulih seluruhnya jadi aku ingin istirahat lebih lama lagi" Kata Zarina sambil sedikit menjauh. Pangeran Thalal mengerutkan keningnya.     

"Mengapa Aku merasa bahwa sebenarnya Engkau selalu menghindariku. Bukankah engkau sudah terlihat sangat sehat. Apakah engkau tidak ingin bersamaku?" Kata pangeran Thalal sambil memegang tangan Zarina.     

Air mata Cynthia langsung mengalir. Cynthia memalingkan wajahnya ke arah danau. Ia tidak ingin melihat Pangeran Thalal yang sedang merayu Zarina yang Ia anggap sebagai istrinya. Cynthia mengerti suaminya sudah beberapa hari ini tidak menyentuh istrinya. Dan sebagai laki - laki yang memiliki naluri pasti sekarang suaminya sedang memerlukan sentuhan istrinya.     

"Aku sama sekali tidak bermaksud seperti itu Yang Mulia. Aku tidak menghindarimu. Aku hanya ingin beristirahat lebih lama lagi. " kata Zarina sambil  terus melirik ke arah Cynthia yang sedang terdiam memalingkan wajahnya.      

Zarina benar - benar menjadi sangat risih. Apalagi kemudian pangeran Thalal kemudian mengajaknya untuk pergi ke kamar mereka.     

"Ayolah kita beristirahat di kamar. Aku merasa sedikit letih " Kata Pangeran Thalal sambil menarik Zarina. Zarina gelagapan dan Ia langsung mengalihkan perhatiannya kepada Cynthia.     

"Itu siapakah ? Mengapa wajahnya sangat cantik? Mengapa Yang Mulia tidak memperkenalkan Aku kepadanya ? Apakah dia calon istri Yang Mulia ?" Kata Zarina sambil menatap Cynthia.     

Sesaat Pangeran Thalal tersadar bahwa di Gazebo ada Cynthia. Ia segera menoleh ke arah Cynthia dan berkata.     

" Itu adalah Cynthia, pelayan yang baru diberikan oleh Kakak Nizam. Apakah Kau mengenalnya?" Kata Pangeran Thalal.     

Zarina lalu menjawab, " Oh.. pantas saja Dia terlihat sangat cantik. Pasti dia adalah pelayan yang sangat hebat. Yang Mulia Nizam tidak pernah sembarangan memilih asisten bagi orang - orang terdekatnya. Sekarang lebih baik Yang Mulia meneruskan berbincang dengan Nona Cynthia karena hamba ada urusan sebentar. Lagi pula Nona Cynthia terlihat  sangat baik dan cantik."     

 "Mengapa Engkau berkata seperti itu? Apakah Engkau senang kalau aku bersama pelayan itu ? Walaupun pelayan itu sangat baik dan cantik tetapi dia tetap seorang pelayan. Yang berhak berada di sisiku adalah engkau, istriku sendiri. Marilah Zarina temani Aku  beristirahat karena kepalaku sudah beberapa hari ini terasa pusing "kata Pangeran Thalal sambil kembali memegang tangan  Zarina.     

Walaupun pangeran Thalal tidak merasakan cinta kepada istrinya tetapi di dalam pemikirannya Zarina adalah istrinya. Jadi ketika tubuhnya merasakan ingin ada sentuhan dari wanita maka dia akan mencari istrinya. Cynthia semakin tegang berdiri di atas Gazebo. Tangannya memegang tiang Gazebo dengan erat. Matanya kabur dan mulai berkabut. Badannya gemetar dan menggigil bagaikan yang sedang sakit panas dingin.     

"Ayolah Zarina, Apakah Kau tidak kasihan kepada suamimu ? Ayo kita beristirahat sebentar saja. Setelah itu Kau bisa istirahat lagi. Aku berjanji hanya sebentar.." Pangeran Thalal berbisik sambil terus menarik tangan Zarina.      

Mata Zarina berkilat - kilat. Ia sudah mengira kalau suatu hari Ia akan mengalami situasi seperti ini. Dan Ia memang sudah merencanakan sesuatu.     

" Yang Mulia Kau harus sadar. Bahwa Hamba bukanlah istri Yang mulia. Ini semua karena hipnotis yang gagal untuk disadarkan. Istri Yang Mulia adalah Yang Mulia Putri Cynthia. Jadi sebaiknya segeralah Yang Mulia membawa Putri Cynthia untuk beristirahat " Kata Zarina sambil membalikkan tubuhnya dan akan pergi.      

Pangeran Thalal menjadi terkejut dan murka. Ia segera memegang tangan Zarina dan menyentakkannya ke dalam pelukannya. " Kalau memang ingin  menjadi istri yang durhaka karena menolak keinginan seorang suami. Aku tidak perduli. Tetapi Kau hendaknya tidak mengatakan segala macam omong kosong yang tidak berguna." kata Pangeran Thalal dengan geram. Ia tambah geram  ketika melihat Zarina malah menatapnya sambil melotot.     

"Aku tidak berkata bohong. Ini adalah kenyataan, Aku bukan istri Yang Mulia tetapi Putri Cynthia yang jadi istri Yang Mulia.."     

"Tidak... Kau bohong!! Aduh.. kenapa kepalaku jadi pusing.." Pangeran Thalal memegang kepalanya yang kini terasa pusing. Cynthia segera berlari dan memegang tangan Pangeran Thalal.     

"Yang Mulia jangan berpikir terlalu keras " Kata Cynthia sambil berusaha mengusap punggung suaminya. Tetapi Pangeran Thalal malah menepiskannya.     

"Menyingkirlah!! Ini adalah urusan antara suami istri " Kata Pangeran Thalal sambil mencekal tangan Zarina lalu menariknya ke arah dinding rumah. Kemudian menekannya sambil berkata, " Kau sangat keterlaluan terhadap suamimu sendiri. Jadi jangan salahkan Aku kalau Aku akan memaksamu " Kata Pangeran Thalal sambil menundukkan wajahnya dan akan mencium Zarina.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.