CINTA SEORANG PANGERAN

Siapa Yang Sebenarnya Terjebak? (1)



Siapa Yang Sebenarnya Terjebak? (1)

0Pangeran Abbash menggandeng tangan penjaga Paul ke dalam. Ujung mata Pangeran Abbash melihat ketika Penjaga Paul melirik kepada temannya, Mac sambil memberikan isyarat matanya. Pangeran Abbash tersenyum dikulum. Mereka lalu berdua masuk menyusuri ruangan demi ruangan. Beberapa mata melihat ke arah penjaga Paul. Mereka heran melihat Paul digandeng oleh wanita cantik. Dan Paul malah terlihat bangga.     
0

Pangeran Abbash berjalan sangat gemulai bagaikan seekor ular yang sedang kekenyangan. Matanya melirik ke kiri dan kanan seraya menghapalkan jalan dan ruangan yang mereka lalui. Mulutnya tak henti-hentinya tersenyum. Tangan Paul berulang kali mengelus tangannya yang putih mulus.     

"Apa kau orang Indonesia aslikah?" Tanya Paul sambil menatap Pangeran Abbash. Pangeran Abbash malah mengerlingkan matanya dengan genit. "Kenapa ? Apa kau curiga kalau Aku orang dari negara lain?" Pangeran Abbash malah balik bertanya.     

"Well..Kamu lebih terlihat seperti orang Timur Tengah daripada Indonesia. Kau sangat cantik sekali. Kalau seandainya Kau bukan kekasih Arya mungkin Aku masih memiliki kesempatan untuk bisa bersamamu" Kata Penjaga Paul mulai merayunya. Pangeran Abbash terkikik geli sambil mencubit pinggang penjaga yang sangat Ia yakini pasti sudah memiliki seorang istri.     

"Sayangnya Kau kedahuluan Arya. Aku sangat mencintai Arya jadi maafkan kalau semua pintu sudah tertutup untukmu"     

"Arya adalah penjahat dan Aku adalah penegak hukum, Masa Kau tidak tertarik untuk berubah haluan??" Kata Paul sambil meremas tangan Pangeran Abbash. Pangeran Abbash langsung merasa mual lahir dan batin. Ia ingin rasanya muntah diremas tangannya oleh Paul.     

"Bukankah Aku sudah mengatakan tadi kalau Aku begitu mencintai kekasihku. Kalau Aku tidak mencintainya untuk apa Aku mempertaruhkan nyawaku untuknya. Di luar sana masih banyak pria yang menyukaiku termasuk Kau salah satunya. Padahal kita baru bertemu. Jadi Tuan Paul jangan coba-coba untuk menggodaku. Cintaku pada Arya tidak tergoyahkan" Pangeran Abbash menggeleng-gelengkan kepalanya menggemaskan.     

"Sayang sekali kau begitu teguh akan cintamu. Oh ya apakah Kau mengenal Sisca, wanita yang menjadi mitra kekasihmu?" Tanya Paul dengan mata sedikit melebar penuh rasa ingin tahu.     

"Apakah Kau sedang mencoba untuk menginterogasiku Pak Polisi?" Tanya Pangeran Abbash sambil membetulkan Syalnya yang terbuka sedikit.     

"He..he..he..Kau sangat sensitif sekali Nona" Kata Penjaga Paul sambil terus menerus dalam hatinya berbicara sendiri. Menerka dan menebak siapa sebenarnya wanita misterius yang ada di sampingnya. Apakah Ia benar wanita atau pria ataukah wanita serupa pria atau pria serupa wanita. Wajahnya begitu cantik tapi dari segi fisik ada perbedaan mencolok ketika seorang pria tulen berdandan seperti wanita. Tetapi kemudian Paul melihat ke arah syal Pangeran Abbash yang tadi terbuka sedikit.     

Sedari tadi Ia sudah agak mencurigai Pangeran Abbash, Mungkin kalau dari pandangan mata selintas banyak orang akan tertipu. Tetapi Paul adalah polisi yang berpengalaman. Ia sengaja ditempatkan malam ini sebagai penjaga karena atasannya sangat mempercayai dia. Suara Pangeran Abbash juga lebih barito daripada suara perempuan. Hanya saja benarkah Pangeran Abbash kekasih dari Arya. Apakah Arya memang memiliki kelainan sehingga menyukai Pangeran Abbash. Atau siapakah sebenarnya Pangeran Abbash itu.     

Pangeran Abbash sendiri bukannya tidak menyadari kalau polisi penjaga disampingnya sudah mulai curiga, tetapi Ia tetap berjalan dengan tenang. Langkahnya malah semakin berlenggak-lenggok bagaikan bebek berjalan di pematang sawah.     

"Oh ya kalau nanti Arya berteriak tidak mengenaliku, Kau jangan kaget." Kata Pangeran Abbash sambil tersenyum menawan, Bibir merahnya Ia jilat dengan demonstratif. Paul menelan ludahnya tiba-tiba dengan kasar Ia mendorong Pangeran Abbash ke dinding dan mencium paksa Pangeran Abbash dengan buas. Pangeran Abbash sama sekali tidak mengira akan mendapat serangan mendadak Ia langsung membuang muka ke samping sehingga ciuman Paul hanya mendarat dipipinya.     

Ekspresi wajah Pangeran Abbash begitu sukar dibayangkan. Wajahnya berubah-ubah dari pucat pasi, merah padam dan kelam bagaikan gelapnya malam tanpa bintang. Perutnya begitu mual sehingga tidak dapat dicegah Ia langsung muntah-muntah.     

Paul begitu terkejut, Ia segera memijat tekuk Pangeran Abbash, "Kamu kenapa?? Maafkan Aku. Aku begitu terpesona olehmu. Aku tidak dapat mengontrol diriku. Tamparlah Aku..Tampar" Kata Paul sambil memasang wajah menyesal. Pangeran Abbash menyingkirkan tangan Paul dari tekuknya, Ia sangat ingin membunuh pria yang ada disampingnya. Ini polisi sudah keterlaluan, apa Ia ada kelainan seksual? Ia sudah mencurigainya tetapi masih memaksanya untuk menciumnya. Apakah mungkin dia lolos menjadi seorang polisi dengan tingkahnya yang seperti itu.     

"Aku tidak apa-apa, Aku maklum, Aku memang begitu cantik sehingga membuat para pria sering tidak tahan menggodaku. Kamu tidak usah khawatir Aku sering mendapat ciuman paksa dari para pria." kata Pangeran Abbash sambil sedikit terengah-engah.     

"Sekali lagi maafkan Aku," Kata Paul dengan penuh rasa penyesalan. Pangeran Abbash hanya menggelengkan kepalanya. Ia lalu mempercepat langkahnya. Ia merasa perjalanan dari pintu markas sampai ke penjara tempat Arya seperti perjalanan dari kutub utara ke kutub selatan.     

Akhirnya Paul berbelok ke arah kanan dan kemudian dia berhenti, "Itu penjara tempat Arya."     

Mata Pangeran Abbash berbinar-binar Ia sudah tidak tahan lagi. Ia ingin segera menyelesaikan misi ini. Ia harus bertahan untuk berada disamping pria mengerikan ini.     

Tiba-tiba langkah Pangeran Abbash berhenti dan kemudian dia memberi penegasan lagi kepada Paul. " Sir kalau nanti Arya tidak mengenaliku, Kau jangan kaget Ia memang akan menyangkal Aku sebagai kekasihnya karena Ia tidak ingin Aku terlibat. " Kata Pangeran Abbash.     

"Kau tidak usah khawatir, Aku akan membiarkan kau berbincang-bincang dengan Arya selama beberapa jam"     

"Kau sangat baik," Kata Pangeran Abbash sambil tersenyum terpaksa.     

"Anggap saja sebagai perasaan bersalahku" Kata Paul     

***     

Para penjaga arya yang bertiga tampak berdiri tegak melihat Paul. Paul menganggukan kepalanya lalu kemudian berkata, "Aku ingin bicara sesuatu dengan kalian" Kata Paul.     

"Tetapi siapa wanita ini? Bukankah Arya tidak boleh dijenguk siapa saja." Kata seorang penjaga pada Paul.     

Paul tidak menjawab Ia malah memberikan isyarat agar mereka berdiri di pojokan agar Pangeran Abbash tidak mendengar pembicaraan mereka. Malahan Ia melihat ke dalam penjara tampak Arya duduk dengan Frustasi.     

Pangeran Abbash melihat ke arah empat polisi yang sedang berdebat sengit. Ia malah mendekati jeruji besi tempat Arya di tahan lalu Ia memanggilnya, " Arya!! Ini Aku datang" Arya sangat terkejut mendengar namanya dipanggil. Suara itu sangat akrab baginya ditelepon. Seumur hidupnya Ia belum pernah bertemu dengan pria yang menyewanya.     

Pangeran Abbash sengaja memanggil Arya dengan suara baritonya. Toh para polisi malah sedang berdebat dengan sengit bahkan terlihat sedikit tegang hampir adu jotos. Arya terkejut ketika melihat yang memanggilnya adalah seorang wanita cantik.     

"Si..siapa Kau??" Tanya Arya ketakutan.     

Pangeran Abbash tersenyum berkilat-kilat aneh, "Aku Pangeran Abbash, datang untuk mencabut nyawamu" Katanya tanpa tendeng aling-aling membuat Arya menjadi histeris. Para polisi yang sedang berdebat menjadi berhenti dan mereka segera memburu penjara Arya. " Ada apa? Ada apa? Apa yang terjadi?" Seorang penjaga bertanya sambil tetap waspada.     

"Dia Pangeran Abbash, Dia akan membunuhku. Jauhkan Ia dariku" Kata Arya sambil mundur ke dinding sambil berteriak-teriak ketakutan.     

"Tuan Paul. Benarkah apa yang Aku bilang, Ia akan menyangkal telah mengenaliku?" Kata Pangeran Abbash sambil berdiri memegang jeruji besi.     

"Nona..bagaimana bisa dia berkata seperti itu?" Kata Paul dengan panik. Ia melihat Arya malah membenturkan kepalanya ke dinding. Ia sangat ketakutan karena Pangeran Abbash pasti akan membunuhnya daripada Ia mati disiksa maka lebih baik Aku mati ditembak atau mati bunuh diri.     

"Masukan saja Ia ke dalam" kata salah satu penjaga akhirnya. "Ambil tasnya.!!" Kata penjaga lagi. Sementara seorang penjaga membuka penjara maka seorang lagi merampas tas Pangeran Abbash tapi lagi-lagi Pangeran Abbash hanya tersenyum sambil memberikan tasnya. "Periksa juga badannya untuk berjaga-jaga kalau-kalau Ia membawa senjata." Sambil menyuruh polwan untuk memeriksa badan Pangeran Abbash     

Walaupun Paul sudah curiga Ia tetap tidak bisa gegabah, Karena kalau sampai ketahuan menggeradai Pangeran Abbash dan ternyata Pangeran Abbash adalah seorang wanita maka habislah Ia.     

Sehingga kemudian Pangeran Abbash diperiksa oleh seorang wanita. Ia juga di geradahi oleh seorang polisi wanita. Ketika Wanita itu meraba Pangeran Abbash, wanita itu berteriak kaget. " Ia adalah laki-laki..." Ketiga laki-laki itu kaget tetapi Paul tidak Ia malah dengan tenang membuka pintu jeruji besi penjara yang ada disamping penjara Arya lalu mendorong Pangeran Abbash ke dalam.     

"Masuklah dulu Kau disitu sampai Chief Jeremy datang, Bukankah Kau datang untuk membebaskan Arya atau Kau malah ingin membunuhnya ?" Kata Paul Ia tidak bodoh untuk menyatukan Pangeran Abbash bersama dengan Arya.     

Pangeran Abbash masuk ke dalam penjara sambil tersenyum kecil, "Sejak kapan Kau mencurigaiku?" Kata Pangeran Abbash.     

"Sejak Aku melihat mu datang. Chief Jeremy bilang akan ada orang yang datang untuk Arya dengan kemungkinan dua tujuan, pertama untuk membunuhnya dan yang kedua untuk membebaskannya. Apalagi Kau begitu ketara menggodaku" Kata Paul sambil tersenyum.     

Tiba-tiba Pangeran Abbash berkata dengan suara yang sangat jijik. " Jadi ketika Kau memaksa untuk mencium Kau sudah tahu kalau Aku seorang pria? Mengapa Kau lakukan itu? Kau menjijikan"     

"Karena Aku benar-benar menyukaimu" Kata Paul sambil tetap tersenyum menjijikan. Pangeran Abbash langsung muntah-muntah kembali. Pangeran Abbash sebenarnya bertindak demonsrtatif hanya untuk membuat Paul mencurigainya bukan untuk menyukainya. Mana tau ia kalau pria itu memiliki kelainan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.