My Precious Husband (COMPLETE)

Part 12



Part 12

Pria itu menekan kode pass unit apartemen yang ia dapat dari temannya yang seorang hacker. Senyumannya tersungging di wajahnya saat ia berhasil menekan handle pintu lalu mendorongnya kedepan. Pintu itu dengan mudahnya terbuka menampilkan ruangan mewah dengan perabotan mahal. Ia meyakini harga semua barang disana mampu menghidupinya bertahun-tahun. Tapi bukan itu tujuannya datang kesana. Itu bukan apa-apa jika dibandingkan dengan apa yang akan ia lakukan nanti. Kakinya melangkah masuk lalu menutup pintu dengan perlahan. Ia mengamati ruangan yang tampak lenggang sepertinya tidak ada siapapun. Lalu Mengamati semua foto yang terpampang dan mendengus remeh dengan apa yang ia lihat. Sungguh semua foto yang ada disana membuatnya ingin meludahi wajah wanita itu. Tangannya mengepal saat memorinya memaksakan dirinya melihat rentetan kenangan masa lalu dirinya dengan dia. Sial!!! Wanita itu terlalu membekas dalam hidupnya. Ia mengitari seluruh ruangan dengan leluasa, mencari sosok yang ingin sekali ia temui karena 'rindu'. Tak perlu menunggu lama, seseorang membuka pintu unit apartemen ini. Perlahan tapi pasti sosok yang ditunggunya masuk. Wajahnya menyeringai saat melihat wanita itu membeku terkejut karena kehadirannya.     

"Hay sayang merindukanku?"     

:rose::rose:     

Setelah mengantar Mona kerumah ibunya dan Ana ke rumah sakit, Kei langsung menuju kantor. Pria itu turun dari mobilnya, langkahnya begitu tegap dan tegas, pandangannya tajam membuat semua lawan tak berkutik saat menatapnya. Kei cenderung pendiam dan berkepribadian dingin diluar, apalagi pada rekan kerjanya, ia akan bersikap apatis. Padahal nyatanya tidak banyak yang tahu ia memiliki sifat hangat. Ana dan Nita termasuk salah satu dari sekian orang atau bukan keluarga yang tahu sifat asli Kei. Ia menyusuri lobby dimana semua karyawan wanita memandang penuh damba berharap Kei memilihnya lalu menjadikannya milik pria itu. Sayang semuanya tahu bahwa Kei sudah tak single lagi. Beberapa memberanikan diri menyapanya, beberapa lainnya pura-pura sibuk agar tidak bersitatap pada pria itu. Mengenai hubungannya dengan Nita, tidak ada yang tahu selain Jackson, karena Kei tidak mau mengambil resiko adanya ketidak profesionalitasan di kantornya. Meskipun Nita kekasih Kei, pria itu tidak akan segan memberi sangsi jika Nita melakukan kesalahan.     

Tungkainya memasuki bilik kotak persegi yang membantunya menuju lantai yang lebih tinggi. Kei menekan angka 17 dimana lantai itu hanya ada ruangannya yang luas, ruangan beberapa sekretaris dan manager. Bunyi ting pada lift menandakan ia telah sampai pada tujuannya. Kei keluar lalu menuju ruangannya, sebelum sampai tempatnya ia harus melewati ruangan Nita. Kakinya terhenti tepat di depan pintu ruang kekasihnya, tangannya menopang di pinggang, satu alisnya naik keatas tak suka melihat ruangan itu kosong. Sebenarnya menghilang kemana kekasihnya?     

Kei menatap Nita yang menundukkan wajahnya. Tangannya melipat diatas dada bidang miliknya. Pria itu menunggu Nita selama 2 jam. Bisa dibayangkan kekesalan Kei sebesar apa? Nita telat 2 jam tanpa mengabari apapun kepada Kei.     

"Apa kau tengah menyalah gunakan statusmu terhadapku Nita?" Nita mendongak menatap Kei penuh penyesalan. Wanita itu menggelengkan kepalanya pelan.     

"Tidak Kei, maafkan aku. Aku sungguh tak sadarkan diri karena sakit. Aku mengganti password karena aku takbisa masuk sebelumnya. Passwordnya rusak dan lupa memberi tahumu" Satu alis Kei terangkat, merasa terganggu dengan kalimat Nita mengenai kondisinya dan melupakan perihal password. Memang begitu Kei, terlalu memperhatikan kondisi pasangannya.     

"Kamu sakit?" Dengan lemah wanita itu mengangguk.     

"Kemarilah mendekat" Maka dengan langkah gontai wanita itu mendekat ke arah Kei. Setelah ia berdiri tepat disamping Kei, pria itu mendudukan kekasihnya diatas pangkuannya. Satu tangan Kei menyentuh kening Nita, satunya lagi miliknya. Kei tengah menyamakan suhu tubuhnya dengan Nita.     

"Kau tidak demam?"     

"Kan kemarin demamnya, sekarang sudah sembuh. Kamu sih sekarang lebih perhatian dengan 'istrimu'" Nita mengalungkan tangannya di leher Kei lalu menyembunyikan wajahnya di tengkuk leher pria itu, menghirup wangi feromon Kei yang memabukkanya. Terdengar jelas nada menyindir dari ungkapan Nita tadi kepada Kei. Tangannya bergerak mengusap punggung Nita.     

"Hanya perasaanmu saja Nit" Nita mendecak menjauhkan wajahnya, menatap tajam Kei.     

"Lihat! Kenapa disini aku yang terlihat menjadi wanita simpanan ya? Aku tidak suka sekali, kau seperti membelanya" ujar Nita kesal.     

"Tidak sayang. Aku jelas masih mengutamakanmu" Nita tersenyum sensual, mencium bibir Kei.     

"Berarti nanti menginap ya?"     

"Maaf aku tidak tahu sayang, Mona baru saja sampai dari London. Aku tidak yakin bisa menginap. Kamu tahu dia seperti apa bukan?" Nita mendecak tak suka. Wajahnya cemberut mendengar penolakan Kei. Otaknya mencari cara agar Kei tetap menginap, tidak peduli mau ada Mona sekalipun. Karena Kei harus mewujudkan keinginannya.     

"Alasan kamu Kei, Mona mana mungkin tahu kamu menginap atau tidak. Bilang saja kamu lebih memilih Ana dibandingkan ku bukan?"     

Kei menghela nafasnya pelan "Baiklah aku akan menginap princess!" Nita tersenyum puas mendengar jawaban Kei lalu mendorong wajah Kei menciumnya penuh gairah. Kei membalas ciuman Nita tak kalah nafsu dari kekasihnya, tangannya merambat meremas gundukan dada Nita. "Eungghh" Nita melenguh disela-sela ciumannya.     

Sampai tiba-tiba keduanya melepas ciumannya karena terlonjak, Nita bahkan langsung bangkit dari tubuh Kei saat pintu ruangan Kei terbuka menampilkan sosok Jackson dengan mulut menganga, dan menatap canggung kedua orang dihadapannya. Sebelum mendengar amukan Kei. Jackson segera keluar dan menutup pintu ruangan Kei, namun belum sempat pintu tertutup semuanya Pria itu masih sempat mendengar makian Kei.     

"SIALAN KAU JACKSON!!!!!!"     

Kei menatap tajam Jackson yang tengah duduk dihadapannya sembari meminum kopi panasnya dengan hikmat tanpa dosa. Omong-omong Jackson harus menunggu kegiatan pasangan itu selesai sampai satu jam diluar. Jackson tidak habis pikir, Kei masih sempat melakukannya di kantor, tapi meskipun begitu ia memang mengakuinya lebih merasakan kenikmatan dan sensasinya yang berbeda jika dilakukan di kantor.     

(Halah samanya aja kalian berdua-author)     

"Sudah kukatakan berapa kali padamu. Ketuk dulu pintunya sebelum masuk!!" Hardik Kei kesal.     

"Sudah kukatakan juga berulang kali. Kunci pintunya bodoh kalau sedang melakukannya. Bagaimana kalau ada orang lain yang masuk"     

"Hanya kau yang kurang ajar dan tidak tahu diri masuk keruanganku tanpa etika!!!!"     

Jackson menggeleng dengan tenang.     

"No no no, your parents dude!"     

Bola mata Kei memutar, kalau berdebat masalah sepele seperti ini dengan Jackson ia selalu kalah, pria dihadapannya selalu berhasil memutar balikan kata. Tapi jangan harap jika mereka sedang membahas bisnis. Tidak ada yang sanggup mengelak kemampuan Kei. Memangnya kalian pikir darimana Kei mendapatkan semua ini kalau tidak bisa menjatuhkan lawannya?     

"Jadi ada apa?"     

"Ayahmu memintaku menjadi penanggung jawab acara ulang tahun perusahaan" Kei menaikkan satu alisnya ke atas.     

"Lalu?"     

"Dan memakai EO adikmu." Kei mengerti arah pembicaraan Jackson kemana. Dia (Jackson) adalah mantan kekasih Mona, mereka putus karena Jackson mengkhianati Mona, sehingga adiknya sangat membenci Jackson. Awalnya Kei sempat tak bicara dengan Jackson, tapi melihat Jackson yang mengakui kesalahannya dan berubah. Kei jadi tidak mau ikut campur urusan mereka. Biarlah masalah mereka hanya menjadi milik mereka. Kei tahu pasti akan terasa aneh jika mereka melakukan project bersama. Tapi Kei tidak bisa berbuat apapun jika ayahnya yang memutuskan. Karena bagaimanapun juga perusahaan ini milik ayahnya.     

"Kau tahu, kalau ayah yang meminta kau tidak bisa menolak"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.