My Precious Husband (COMPLETE)

Part 1



Part 1

0Anastasya Vienca gadis muda berusia 25 tahunan itu berjalan menyusuri lorong rumah sakit yang terasa seperti rumahnya sendiri. Bukan karena gadis itu menyukainya ia bahkan sangat benci suasana disana, bau obat-obatan serta jeritan suara pasien yang baru saja datang karena kecelakaan sungguh membuatnya muak dan ingin segera pergi dari sana. Namun sepertinya takdir tidak ingin Ana membenci sesuatu, karena semua yang Ana benci berbalik menyerangnya menjadi suatu kebutuhan untuk Ana. Seperti Ana dulu benci sekali dengan sepeda, ia tidak bisa menggunakan benda itu, jika tidak lututnya yang luka maka dagu wanita itu yang luka tapi seperti yang sudah dikatakan Ana tidak boleh membenci sesuatu karena setelahnya ia harus Menggunakan benda itu sebagai kendaraan tetapnya untuk mengantar-jemput adik kecilnya ke sekolah. Dan sekarang, Ana yang benci suasana rumah sakit, kini justru tempat inilah yang menjadi rumah keduanya setelah adiknya Mikail Vienca di diagnosis kanker darah stadium akhir membuatnya harus menetap disana karena kondisinya yang mudah menurun.     
0

Beruntung ada dokter baik kenalan mendiang ibunya yang bersedia merawat mikail, sehingga Ana tidak perlu pusing mencari biaya perawatan yang harganya bisa membuat orang menjadi gila. Tungkai kakinya terhenti di depan pintu berwarna putih milik kamar mikail. Perlahan Ana membuka pintu itu dengan pelan, biasanya saat ini mikail tengah terlelap sehabis melakukan kemo. Tapi saat pintu terbuka lebar anak kecil itu tengah terduduk dengan punggung yang disandarkan pada kepala ranjang sembari menatap layar tv yang sedang menampilkan kartun kesukaannya.     

Agaknya Mikail tidak tahu jika ia kedatangan seseorang sampai saat kakaknya duduk disamping ranjang miliknya. Mikail menoleh menatap Ana. " kakak terlambat" ucapnya dengan bibir mengerucut kedepan     

"Maaf Kail, kakak ada urusan tadi. Bagaimana keadaanmu, ada yang sakit?" Mikail menggelengkan kepalanya pelan dengan senyuman terpantri diwajahnya melihat itu Ana ikut tersenyum juga. Tapi detik itu juga senyumnya terganti dengan wajah khawatir Ana saat melihat luka di sikut Mikail.     

"Oh Kail astaga, apa yang terjadi? Kenapa sikut lenganmu terluka hm?"     

" Ah kakak, tadi aku-aku jatuh saat bermain" ucap mikail dengan gugup lalu menundukan wajahnya. Melihat adiknya yang ketakutan Ana menurunkan intonasi suaranya, Ana memang sangat posesif dengan Mikail, ia tidak bisa mengontrol emosinya jika menyangkut adiknya, apalagi mendengar adiknya terluka, tidak terluka saja mikail masih merasakan sakit.     

"Maaf, kakak hanya khawatir" jawabnya sedih     

"Kail tidak sakit kok. Tadi saja saat jatuh kail tidak menangis"     

"Benarkah?" Mikail mengangguk dengan semangat. "Dasar bocah nakal! Baiklah kau sebaiknya istirahat, sudah minum obat dari dokter rachelkan?" Lagi-lagi Mikail mengangguk lalu membaringkan tubuhnya. Ana yang disampingnya mengusap pucak kepala Mikail yang hampir plontos karna kemo dengan lembut hingga anak itu terlelap.     

:rose::rose:     

Hari ini Ana mengacaukan segalanya, tidak ada pekerjaan yang dilakukannya dengan benar. Sudah berulang kali customer cafe mengkomplain karena kesalahan yang dilakukannya. Maka Hobi sebagai sahabat sekaligus pemilik cafe yang menjadi bos Ana, memanggil Ana ke ruangan kerjanya.     

Ana duduk didepan Hobi, pria bernama asli Husein Kato produksi asli dari demak keturunan jepang. Entah dari mana nama Hobi melekat padanya yang pasti pria itu akan marah jika seseorang memanggil nama aslinya. Katanya nama itu kuno tidak modern padahal menurut Ana namanya sangat unik.     

"Anastasya Vienca! Sial aku suka sekali namamu." Ana mengernyitkan keningnya, absurd sekali kelakuan bosnya ini.     

"Kau memanggilku hanya ingin memuji namaku?"     

"Hey jangan judes begitu, seharunya aku yang marah-marah. Kau ini kenapa? Ingin mengusir pelangganku secara halus atau bagaimana?"     

Ana mengerti maksud pertanyaan pria dihadapannya kini, Ana menyadari prilakunya hari ini, fokusnya hilang. Pikirannya hanya pada ucapan dokter Rachel mengenai kondisi Mikail. Karena bergantung pada obat-obatan ginjal Mikail menjadi rusak dan harus melakukan operasi. Masalahnya meski dokter Rachel membantu biaya pengobatan Mikail, kali ini dr cantik itu tidak dapat membantu nya lagi, sehingga Ana harus mencari uang 350jt. Tanpa sadar wanita itu menghela nafasnya gusar. Melihat itu Hobi menggenggam jemari Ana guna memberinya kekuatan.     

"Ceritakan padaku Ana" detik itu juga tumpahlah air mata yang sedari tadi Ana tahan, ia tidak sanggup lagi menanggung semuanya, rasanya Tuhan terlalu benci dengannya hingga mengambil semua milik Ana pertama ibunya, lalu ayahnya. Oh tidak Ana mohon kali ini saja DIA biarkan Mikail tetap bersamanya, karena sungguh Ana tidak memiliki siapapun lagi. Hobi membiarkan wanita itu menangis menumpahkan semua kesedihannya, karena sebagai sahabat wanita itu sejak lama, Hobi tahu betapa berat beban yang di tanggung Ana. Setelah tangisnya berhenti Ana menceritakan semuanya mengenai apa yang dibicarakan dr Rachel padanya.     

"Ana sebenarnya aku ada ide gila untukmu, kau juga bisa mendapatkan uang itu dengan cepat. Tapi aku yakin kau pasti menolak"     

"Katakan saja dulu, baru aku bisa mempertimbangkannya. Asal saja tidak menyuruhku menjadi pelacur" astaga meski sedang sedih begitu kejudesan Ana tidak menghilang. Hobi mendengus kesal sekaligus lega karena meski begitu Ia cukup senang Ananya tetap wanita kuat.     

"Aku jadi takut mengatakannya, tapi Ana ini benar-benar bisa membuatmu mendapatkan uang."     

"Hobi jangan bertele-tele katakan saja"     

"Baiklah, kenalanku mencari seorang istri bayaran. Ia akan membayar berapapun asal sesuai kriteria. Dan menurut kriterianya kau sangat cocok Ana" Bola mata Ana membesar mendengar ungkapan Hobi, apa isi kepala pria tampan itu, jelas-jelas dia mengatakan tidak akan mau menjual dirinya.     

"Kau gila??? Itu sama saja menjual diri Hobi"     

"Tidak Ana, apa ya biasanya orang bilang. Ah pernikahan kontrak! Ya kau hanya jadi istri kontrak"     

"Istri kontrak your ass! Tidak akan! Pernikahan itu sakral. Aku tidak mau kualat karena mempermainkannya" Tolak Ana dengan tegas, sebenarnya Hobi sudah menduga Ana akan menolak, lagipula ia hanya memberi solusi mengingat Ana selalu menolak bantuannya. Katanya Hobi sudah terlalu banyak membantu Ana jadi ia tidak mau menjadi benalu untuk Hobi. Keheningan mereka terpecah dengan suara dering ponsel milik Ana. Ana mengangkat panggilan itu, ekspresinya menegang mendengar ucapan seseorang disana. Air matanya kembali turun menatap Hobi yang terlihat cemas. Masih dengan ponsel ditelinganya Ana memanggil nama Hobi dengan suara bergetar.     

"Hobi"     

"Y-ya?"     

"Pe-pertemukan a-aku dengan orang itu"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.