My Precious Husband (COMPLETE)

Part 21



Part 21

0Ana terpana menatap dirinya didepan cermin, ia jadi bertanya-tanya apakah yang dilihatnya sungguh dirinya? Seumur hidup ia tidak menyadari bahwa ia bisa secantik putri, Ana pikir hanya pada saat menikah saja wanita bisa tampak cantik, karena kata orang aura seorang wanita akan keluar pada saat ia menjadi seorang pengantin, tapi lihat itu! Sungguh make up dapat merubah segalanya, Ana jadi semakin yakin semua wanita di dunia ini cantik, yang membedakan hanyalah sudut pandang dan selera.     
0

"Kau cantik sekali Nona, Tuan Keanu pasti terpesona. Padahal aku hanya memberi make up tipis padamu!" Ujar perias wajah sekaligus penata rambut Ana, ia tengah mencatok rambut Ana yang dibiarkan tergerai bergelombang pada bagian bawahnya. Ana tersenyum tersipu seraya mengucapkan terimakasih pada perias yang kemampuannya tidak perlu diragukan lagi. Ia memang MUA berbakat, banyak artis yang pernah dimake upnya, Ana tidak pernah menyangka bahwa wajahnya akan merasakan polesan kuasnya, membayangkannya saja rasanya sulit. karena setahu Ana, harga sekali menggunakan jasanya bisa seharga puluhan juta rupiah. Pekerjaan itu hampir selesai saat Mona yang cantiknya luar biasa dengan gaun mermaid yang kemarin mereka pilih bersama masuk membawa gaun hitam yang berkilau ditangannya. Ah, Ana sudah duga bahwa gaun itu akan sangat cocok di tubuh Mona, Ia menghampiri Ana.     

"Wow Ana, You're so gorgeous!!! So beautiful!! Kalau Kei tidak terpana kucolok matanya." Ana dan Bobby si perias tertawa mendengar celotehan Mona. Padahal sudah sangat anggun, tapi bicaranya masih saja seperti itu. Kemudian ia memberikan gaun yang dipegangnya kepada Ana. Ia menatap gaun indah itu lalu meraihnya, Ana baru pertama kali melihat gaun itu, terakhir kali dilihatnya hanyalah sebuah sketsa.     

Ana terpukau, sungguh ia tak bermaksud hiperbola, ia pikir gaun mermaid Mona sudah yang paling indah tapi gaun hitam ini, membuat Ana menggelengkan kepalanya, ia merasa tidak pantas menggunakannya, bahannya halus sekali, sampai-sampai Ana takut merobeknya jika ia terlalu banyak gerak. Tapi ia tidak mau Mona dan Bobby menunggu lama karena keterpanaan Ana, ia segera menggunakannya. Gaun itu sangat pas padanya, lekuk tubuhnya tercetak jelas, tapi yang membuatnya terperangah adalah bagian punggungnya yang terbuka lebar menampakkan punggung putihnya yang polos. Ana tidak habis pikir, Mona serius memberikan gaun ini untuk dikenakannya?     

"Ana? Apa kau kesulitan? Jika iya aku akan masuk membantumu." Tanya Mona dari luar toilet.     

"Ti-tidak Mona, sebentar lagi selesai" Jawab Ana ia bergegas menyelesaikan kegiatannya, memang tak sampai menunggu lama, wanita itu keluar sembari menundukkan wajahnya malu. Mona dan Bobby yang sedang berbincang langsung bangkit terpesona melihat presensi Ana yang begitu mengagumkan.     

"Damn Ana!!!!! You're so sexy!!!! Teriak mereka bersamaan.     

:rose::rose:     

Kei menyalami satu persatu tamu undangan yang hadir pada ulang tahun perusahaannya, begitupun dengan kedua orang tuanya yang tampak asik berbincang membicarakan masa lalu bersama teman sebayanya yang hadir, tapi yang sampai saat ini tidak ia lihat adalah kehadiran Mona juga Ana, kemana dua wanita itu? Apakah dandan selama itu? Ini sudah hampir waktunya memulai acara begitu juga memperkenalkan Ana kepada publik. Ya pada akhirnya Nita harus mengizinkannya, Kei meyakinkan Nita bahwa semua hanya sandiwara, awalnya tentu saja Nita menolak mentah-mentah, tapi saat Kei mengatakan semua keputusan di ditangan ayahnya, mau tak mau wanita itu mengalah lagipula Kei berkata semuanya akan segera berakhir, lalu Kei akan menikahinya. Tapi tetap saja Nita jadi malas datang, ia malas melihat Ana disamping pria itu sedangkan Nita harus cukup sebagai sekretaris Kei.     

"Kei dimana istrimu?" Salah satu rekan bisnisnya yang kesekian kali bertanya perihal kehadiran Ana. Kei sampai lelah menjawab mereka.     

"Kau tahu, wanita selalu ingin tampak sempurna, jadi ya...."     

"Oh apakah itu dia Kei?" Potong pria itu pada kalimat Kei, Kei membalikkan tubuhnya menatap dua presensi wanita cantik tengah menuruni anak tangga begitu anggun. Semua atensi tamu undangan tertuju pada Ana yang tengah menggandeng lengan Mona. Kei Tidak perlu meragukan lagi adiknya, Mona memang cantik tapi Ana, Ya Tuhan ia jauh lebih cantik dibanding adiknya bahkan Nita sekalipun! Meski tampak jelas kegugupan pada wajah Ana namun sama sekali tidak melunturkan kecantikannya, Kei sampai tidak mengedipkan matanya menatap Ana yang mempesona dan Sexy??? Tunggu siapa yang memberi gaun seperti itu pada Ana?? Shit!!!!! Rasanya Kei ingin menarik paksa Ana, lalu mengurungnya ke kamar agar mata keranjang pria di ruangan ini tidak dapat melihat istrinya. Kei tidak rela semua pria itu mengagumi tubuh Ana.     

Entah kenapa Kei geram, rahangnya mengeras tatapannya tertuju menusuk hazel indah milik istrinya. Ana sampai membeku ditatap sebegitu intim oleh Kei, ia menghentikan langkahnya tak kala Kei berjalan begitu angkuhnya membelah kerumunan yang memenuhi ruangan. Mona yang melihat kedatangan Kei menahat tawa melihat kakaknya yang kelabakan lalu meninggalkan Ana yang gemetaran karena gugup.     

Kei semakin mendekati Ana, meraih pinggang Ana posesif agar mendekat pada dirinya, Ana mendongak karena tingginya hanya sepundak Kei, wajahnya menegang saat telapak tangan Kei menyentuh punggung Ana yang polos menciptakan sengatan yang hanya mereka tahu betapa Kei begitu bergairah kepada Ana. Kei mendesis tepat ditelinga Ana, hingga menyalurkan gelenyar aneh di tubuh wanita itu.     

"Siapa yang memberikan gaun ini padamu Ana? Apa itu Mona?" Tanya Kei berbisik di tengah-tengah orang yang terabaikan kehadirannya. Ragu namun pasti Ana menggangguk takut.     

Sialan Mona!!! Batin Kei kesal.     

"Bersyukurlah Ana jika itu benar, karena jika tidak aku pasti menghukummu" Katanya memandang Ana intens. Ana meneguk salivanya kasar, Kei berucap seperti itu dengan mata berkabut penuh damba, jangan lupakan suara husky pria itu dan harum feromon miliknya, benar-benar membuat Ana menggigit bibir bagian dalamnya. Menahan diri agar ia tidak kehilangan kewarasannya, apalagi saat tangan Kei mengusap punggungnya naik turun. Bolehkah Ana menyalahkan gaun yang dikenakannya? Semua memang gara-gara gaun ini!     

"Saatnya memperkenalkan diri Ana" kalimat terakhir yang dikatakan Kei sebelum akhirnya menggiring Ana turun dengan tangan masih melingkar di pinggangnya, seolah menyatakan akan kepemilikan Ana pada seluruh tamu yang hadir.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.