My Precious Husband (COMPLETE)

Part 15



Part 15

0Ana masih menutup matanya erat-erat tapi menunggu beberapa menit tidak ada apa-apa. Maka Ana membuka matanya perlahan, sedikit mengerjap melihat presensi Kei tengah menahan tangan pria itu namun pandangannya masih tertuju pada Ana. Wajah Kei menyeramkan, rahangnya mengeras terlihat jelas dia sedang marah. Ana mendengar ringisan keluar dari mulut pria yang tangannya tengah dicengkram kuat oleh Kei.     
0

"Tu-tuan Keanu." Panggil pria itu ketakutan. Kei menolehkan wajahnya menatap garang. Ana masih tidak mengerti dengan kondisi saat ini, kenapa dia tahu nama Kei? Apa mereka saling mengenal satu sama lain?     

"Apa yang ingin kau lakukan? Berani menyentuh istriku kuhabisi kau" Suara Kei berat, Kei mati-matian menahan emosinya. Karena jika tidak, ia pasti sudah menghajar habis-habisan pria di hadapannya kini. Kei tahu siapa dia, meski tak ingat namanya tapi pria itu bekerja di kantornya. Dan yang semakin membuatnya kesal adalah Kei mengenal pria itu sebagai pria yang bermulut manis dihadapannya. Kei mendecak, merasa jijik dengan orang-orang bermuka dua macam dia. Mendengar ancaman Kei, pria itu mendadak pucat, wajahnya seperti mayat hidup dengan keringat bercucuran dari keningnya. Namun dengan angkuh wanita disampingnya yang diketahui sebagai kekasih pria itu berkata dengan nada tinggi, kembali menyalahkan Ana.     

"Apa-apaan kau, berani sekali dengan kekasihku, kau tidak tahu siapa kekasihku? Seharusnya kau ajarkan istrimu sopan santun. Sudah membuat salah, malah berulah! Istri sepertinya lebih baik diceraikan saja, hanya membuat malu suami"     

"Dina!!!!!" Pria disamping wanita itu berteriak kencang memperingati kekasihnya untuk diam. Semua orang terlonjak kaget karena suaranya. Termasuk wanita yang dipanggilnya Dina itu. Mendengar kata-kata yang masuk kerungunya Kei tidak bisa menahan diri lagi ditarik pria itu hingga jatuh tersungkur didepan Ana. Mata Ana membola menyaksikan kemarahan Kei.     

"Beri tahu wanita sialan ini siapa orang yang baru saja istrinya dia hina!" Perintah Kei begitu angkuh membalas keangkuhan wanita itu pada kekasihnya seraya menunjuk pada wajahnya. Wajah Kei memerah karena amarahnya, menanti penjelasan pria itu     

"Di-dina hentikan, dia atasanku" ucapnya tergagap dengan suara rendah namun sangat jelas terdengar. Wanita itu dengan keras kepalanya tidak percaya dengan bualan kekasihnya, menatap sinis Kei. Kei membalas dengan wajah datar. Kedua tangannya dilipat diatas dada.     

"Minta maaf! Berlutut dihadapan istriku!" Ucap Kei tegas. Namun sepertinya hati wanita itu terlampau keras hingga enggan mengatakan maaf, kepalanya menggeleng menatap tajam kekasihnya yang telah berlutut dihadapan Ana seraya meminta maaf. sedangkan Ana, ia menggelengkan kepala sejak pria itu memohon maaf, mengatakan tidak apa-apa dan memintanya berhenti bersimpuh seperti itu. Wanita itu berdecih menarik tubuh kekasihnya agar berdiri.     

"Sayang, apa yang kau lakukan, jangan merendah seperti itu. Beritahu dia kau anak dari Cakra Alvero. Biar mereka tahu tengah berurusan dengan siapa!" Alis Kei naik keatas, apa itu ? Apa yang baru saja ia dengar? Apakah mereka sedang membuat lelucon? Jika iya, sungguh Kei tidak minat menyaksikannya, tapi mendengar nama ayahnya disebut, jelas Kei tidak bisa menahan tawanya. Ana mengernyit menatap Kei yang tengah tertawa, bukan tawa yang biasa Ana lihat, tapi pria itu tertawa dengan begitu menyeramkan. Ana sampai dibuatnya merinding.     

Pria yang dihadapan Ana tiba-tiba merayap ke kaki Kei, memohon agar dimaafkan, jelas semua orang ternganga dengan tindakannya.     

Kei mendorong pria itu tidak sudi dirinya disentuh. Atensi Kei kembali pada wanita angkuh itu     

"Siapa kau bilang? Anak Cakra Alvero? Wanita gila!! Dengar baik-baik! ayahku hanya punya dua anak. Aku dan adikku.... dan kau beraninya!!!!" kalimatnya terhenti menatap pria itu yang ketakutan, tanpa aba-aba Kei tiba-tiba menerjangnya, meninju rahangnya keras hingga kembali jatuh tersungkur. Terdengar bunyi krak pertanda tulang yang patah. Semua yang menyaksikan berteriak histeris begitu juga Ana, segera ia menahan Kei, memeluknya dari samping.     

"K-KEI HENTIKAN!!!!" Teriaknya. Kei menghentikan gerakannya tubuhnya sepenuhnya tertahan oleh Ana.     

"Lepaskan Ana! Aku harus menghajar pria tak tahu diri!" Ana menggelengkan kepalanya, air matanya menggenang di pelupuk mata.     

"Tuan tolong hentikan kekacauan ini!!! Saya manager restauran ini, jika anda tidak menghentikannya saya berhak memanggil polisi!" Tiba-tiba suara lain terdengar dari belakang, Kei menoleh dengan cepat, bukan Kei yang takut tapi justru pria yang mengaku sebagai manager menundukkan kepalanya.m saat tahu dengan siapa ia bicara.     

"Jangan ikut campur Michael!! Aku masih punya urusan dengannya!" Ucap Kei dingin. Michael manager restauran segera membungkukkan badannya meminta maaf karena telah lancang. Bahkan sekelas manager sepertinya tak berani melawan Kei. Ana jadi mengerti sebesar apa kekuasaan dan kekayaan Kei. Pengunjung lainpun di buat takjub melihat secara live bagaimana begitu besarnya pengaruh kekuasaan dan kekayaan yang dapat memenangkan kondisi apapun.     

Atensi Kei kembali pada wanita yang tengah jongkok membantu kekasihnya. Sepertinya wanita itu sudah mengerti kondisinya, karena ia nampak menundukkan kepalanya gemetar ketakutan dengan lawan dihadapannya. Keangkuhannya menghilang begitu saja.     

"Apa kau masih belum mengerti juga kondisinya? Aku adalah Keanu Alvero putra Cakra Alvero yang kau banggakan!" Semua keangkuhanmu benar-benar membuatku muak!! Terakhir kali kuminta.... merangkak kesini, minta maaf pada istriku." Wanita itu diam saja masih menundukkan wajahnya ketakutan. Kei menanti tak sabar.     

"CEPAT KATAKAN BRENGSEK!!!!!" Teriakan Kei menggema di seluruh restauran, bagai teriakan sang penguasa, siapa yang berani mengganggunya akan mendapat balasan yang setimpal dan entah sejak kapan, semua pengunjung menghentikan makannya beralih sepenuhnya melihat agedan dihadapannya, seolah terhipnotis akan aura Kei yang begitu dominan. Wanita itu akhirnya menangis meminta maaf pada Ana tapi masih enggan merangkak mendekat. Ana tak sampai hati melihat wanita itu menangis, meski ia baru saja menamparnya dengan keras, tapi Ana bukan dia, jelas empati Ana jauh lebih tinggi. Ana tidak tega melihatnya.     

"Aku tak mendengarnya!"     

"Ma-maafkan sa-saya nona" lagi wanita itu berucap diantara isak tangisnya.     

"Merangkak kemari, kau harus bersujud didepan...."     

"Kei sudah cukup! Hentikan kumohon, dia sudah minta maaf" Kalimat Kei terhentikan oleh Ana yang memohon, air mata yang sejak tadi ia tahan lolos begitu saja, Ana takut, ia terlalu syok dengan kejadian ini. Kei tersentak melihat Ana yang menangis, menyadari kebodohannya yang lepas kendali.     

"Shit!!! Ana maafkan aku." Ucap Kei menarik Ana kedalam pelukannya. Masih dalam kondisi memeluk, Kei menatap tajam pria yang masih memegang rahangnya terlihat menahan rasa sakit.     

"Kutunggu surat pengunduran dirimu di kantor!" Ucapnya datar. Lalu melepas pelukannya pada Ana, menggenggam tangannya yang terasa dingin, menggiringnya keluar dari restauran itu. Sebelum benar-benar keluar Kei kembali memperingati Michael agar segera menghubungi Jackson untuk merapikan semua kegaduhan yang ada, dan memastikan berita ini tidak sampai luar.     

:rose::rose:     

Kei memandangi wajah damai Ana yang terlelap di kursi penumpang, mereka masih di dalam mobil yang berhenti di depan rumah mereka, tadinya mereka ingin kembali kerumah sakit, tapi melihat Ana yang tertidur karena kelelahan menangis di sepanjang jalan, Kei jadi tidak tega membawanya kesana. Jadilah ia di depan rumahnya saat ini.     

Kei menghembuskan nafasnya dengan kasar, ia tak menyesal telah berbuat seperti tadi, yang ia sesalkan adalah Ana yang menyaksikannya, Ana nampak ketakutan dengannya. Meski ia tak mengatakannya, tapi Kei tahu, wanita itu enggan melihat wajah Kei. Rahang Kei mengeras mendapati pipi Ana yang membengkak, Kei tidak tahu saat Ana mendapatkan tamparan dari wanita tadi, kemudian ia bersumpah akan membalas perbuatan wanita itu besok.     

Untuk kesekian kalinya Kei menghela nafasnya, mengendari mobilnya masuk ke pekarangan rumahnya. Kemudian membuka pintu mobil miliknya dan Ana. Kei membungkukkan tubuhnya memandangi wajah Ana sebentar lalu mencium kening wanita itu.     

"Jangan takut Ana, aku pasti melindungimu" bisiknya pelan kemudian mengangkat tubuh Ana pelan, membawanya ke kamar wanita itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.