My Precious Husband (COMPLETE)

Part 28



Part 28

0Kei duduk di sofa ruang keluarga dengan wajah suram, ia benar benar sedang kesal sekali karena perbuatan Nita, pikirannya juga perasaannya campur aduk, tak menyangka Nita akan berbuat seperti ini padanya. Memang awalnya Kei berpacaran dengan Nita karena ia ingin balas budi dengan ayahnya yang sudah mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan Kei, namun karena sifat Nita yang menarik hatinya lama-kelamaan ia jatuh cinta sungguhan dan melupakan tujuan balas budinya. Meskipun semua keluarganya menolak Nita, Kei hanya mewajarkannya saja karena ia pikir semua keluarganya hanya tak mengenal Nita dengan baik.     
0

Ia kemudian tertawa bodoh, ternyata selama ini yang tak mengenalnya dengan baik adalah dirinya sendiri. Ternyata ia terlalu dibutakan cinta. Sialan!! Kei benar-benar marah karena sudah dipermainkan dan dibodohi secara sukses dengan Nita. Kemudian Kei mendengar suara pintu unitnya terbuka dengan pelan, ia tak menghampirinya, menunggu diruang keluarga yang terpisah dengan ruang tamu letaknya tersembunyi dibalik tembok, jadi Nita tak mungkin langsung tahu ada Kei disana. Tapi ia masih bisa mendengar apapn didepan sana, ia mendengar suara decapan khas orang ciuman, Kei menggeram kesal menahan diri, ia mau tahu perempuan itu akan berbuat sejauh mana.     

"Sudah sayang, kau harus pergi. Aku tidak mau Kei pulang lalu menemukanmu." Ujar Nita dengan manja, mereka masih berbincang sebentar hingga akhirnya Nita menutup pintunya pelan. Ia masuk kedalam ruang tamu lalu menuju ruang keluarga agar sampai kamarnya. Tubuhnya mematung saat ia menangkap presensi Kei menatap tajam dirinya, jantung Nita berdegup cepat, sampai-sampai ia merasa akan terlepas dari tempatnya, wajah Nita memucat seputih kapas, ia ketakutan setengah mati. Kei bangkit dari duduknya memasukkan tangannya dalam saku berjalan menuju Nita.     

Setiap Kei melangkah satu langkah maju, maka Nita mundur satu langkah. Ia tahu bahwa dirinya sudah tamat.     

"Enak bercumbu dengan pria lain di apartemen mewah?" Tanya Kei dingin, ekspresinya datar namun begitu menyeramkan. Kei berhenti saat Nita sudah terpojokkan oleh tembok.     

"K-Kei k-kau sa-salah paham. Aku bisa menjeaskannya" ungkap Nita takut, dengan cepat Kei mencengkram leher Nita kuat yang terasa seperti mencekik. Nita meronta berusaha melepaskan cengkraman Kei yang kuat.     

"Tidak perlu menjelaskan apapun lagi jalang! Aku benar-benar muak denganmu. Sudah berapa lama kau mempermainkanku? BRENGSEK!!!!!!!" Nita tidak bisa menjawab, wajahnya memerah, tangisannya mulai pecah air matanya mengalir deras merasai tenggorokannya yang memanas karena cekikan Kei yang semakin kuat, sakit... Nita tahu Kei memang menyeramkan saat marah tapi ia tak menyangka akan melakukan hal seperti saat ini. Dadanya semakin memanas karena tak mendapat pasokan udara, saat ia hampir kehilangan kesadarannya, Kei melepaskannya lalu ia jatuh dengan lemas, Nita menyentuh lehernya yang terasa sakit, terbatuk dan menghirup udara dengan serakah.     

Kei mundur beberapa langkah lalu meraih vas diatas meja, membantingnya dengan kuat hingga vas dan kaca meja itu pecah berhamburan di atas lantai.     

"Jangan pernah muncul dihadapanku lagi dan pergi dari tempat ini!" Katanya lalu melangkah pergi belum sempat menjauh Nita merangkak meraih kaki Kei, menangis tersedu-sedu.     

"K-kei.... maaafkan....aku" kata Nita yang kesulitan bicara karena tenggorokannya yang sakit juga karena tangisannya. Kei menarik kakinya dari dekapan Nita. Mendecak tak suka.     

"Berhenti memohon seperti jalang, kau pikir aku akan mudah dibohongi lagi? Kau tetap harus pergi dari tempat ini dan jangan pernah muncul dihadapanku lagi. Kau juga ku pecat!"     

Nita menggeleng kuat "Kau telah berjanji Kei, kau bilang akan menikahiku, kau berhutang budi pada ayahku..." Nita masih berusaha meyakinkan Kei. Ia tak sadar bahwa ucapannya semakin membuat Kei marah.     

"Diam kau!! Kau tidak pantas mendapatkannya, kelakuanmu yang merusak semuanya sialan!" Kei melangkah pergi, tak mau mempedulikan panggilan Nita, sampai kalimat yang diucapkan Nita kembali membuatnya berhenti.     

"Kalau aku tidak bisa kembali padamu Kei, aku akan memberi tahu Ana semuanya, tentang rahasiamu padanya!!!" Kei membeku wajahnya memandang Nita dingin. Ia kembali mendekat pada Nita, tangannya hampir melayang ke wajahnya, tapi Kei kembali menarik tangannya mengurungkan niatnya, tangannya kembali ia masukan kedalam saku celana.     

"Berani kau mendekatinya, aku tidak akan segan, sekalipun itu kau Nit. Kukatakan sekali lagi kemasi barangmu, atau orang-orangku akan menyakitimu" kali ini ia benar-benar meninggalkan Nita sendirian dan tak mempedulikan ocehan Nita, meski hatinya merasa gusar karena ucapan wanita itu.     

:rose::rose::rose:     

Ana mengelus dadanya pelan, turun dari motor dengan tubuh gemetar, Yudi benar-benar hampir membawanya melewati portal jalur masuk khusus pada kematian. Ana melupakan fakta bahwa padahal seminggu lalu ia sendiri juga membawanya pada kondisi itu. Tapi sungguh gila!!! Yudi mengebut dengan sangat cepat, menyalip mobil di jalanan, menembus lampu merah yang menyala dan untungnya kondisi jalan sedang tak ramai. Ana berjanji tidak akan naik motor dengan pria itu lagi. Sudah cukup ia merasakannya. Sedangkan Yudi hanya tertawa melihat adik iparnya yang memucat karena ketakutan, Yudi yakin Ana pasti sedang menyumpahinya.     

"Aku tidak akan mau naik motor mu lagi!" Kata Ana.     

"Memangnya aku akan menawarkannya padamu lagi?" Ana mendelik tajam.     

"Terserah mau menawarkannya atau tidak. Aku tetap tidak akan mau!!!!!" lagi tawa Yudi pecah, ia memegangi perutnya yang sakit karena terlalu keras tertawa.     

"Padahal banyak loh yang ingin naik motor denganku, jalan-jalan di sore hari sekaligus memeluk tubuhku dengan erat. Lalu merasa bangga karena jalan-jalan dengan pria tampan" ujar Yudi dengan percaya diri, Ana memandang geli dengan semua ucapan pria itu. "Dia pasti sedang putus asa, dan ingin mengakhiri hidupnya dengan cepat."     

Yudi mengangguk cepat lalu mengusak rambut Ana "Benar!!!! Persis seperti kau yang sedang putus asa. Gimana? Menuju kematian itu menyeramkan bukan? Jadi jangan pernah melakukan hal konyol lagi. Mengerti?"     

Ana menganga, ia tahu sekali Yudi sedang menyindir perihal bunuh dirinya, dari mana dia tahu? Ah pasti dari Mona, merekakan sepupuan.     

"Yasudah aku balik, salam ya pada Kei. Dadah" setelah mengatakan itu Yudi benar-benar pergi dari rumahnya, hanya selang beberapa menit, mobil Kei masuk kedalam pekarangan rumah, lalu keluar dengan wajah suram, wajahnya, matanya memerah seperti orang yang sedang marah.     

Kei yang melihat Ana di depan pintu, terdiam membuat Ana mengernyit bingung.     

"Kau sedang apa didepan rumah? Tadi aku melihat seperti motor Yudi. Apa dia baru saja di rumah?" Tanya Kei lembut, padahal Ana jelas sekali melihat moodnya tidak bagus.     

"Tidak... dia mengantarku pulang, kami bertemu dijalan saat aku dari restauran Hobi, terus saat mau masuk ke dalam rumah aku melihat mobilmu datang. Jadi sekalian saja kita masuk kedalam bersama" jawab Ana dengan tersenyum. Lalu senyumannya menghilang saat ia melihat tangan Kei yang terbalut dengan perban.     

"Tunggu, tanganmu kenapa? Kok luka?" Tanya Ana meraih tangan Kei memperhatikannya, sepertinya lukanya karena meninju sesuatu. Tapi meninju apa sampai luka begini? Pikir Ana.     

"Ana..." panggil Kei lemah ia menarik tangannya, lalu memeluk Ana erat, menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Ana.     

"Kamu baik-baik sajakan Kei?" Tanya Ana mengusap punggung lebarnya.     

:weary_face: iyaaa iyaaa aku tahu!!! dua hari gak update, makanya aku bikin dua part sekaliguuus dan panjaaaaaang, semoga suka yaaa. :purple_heart::purple_heart::purple_heart:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.