My Precious Husband (COMPLETE)

Part 34



Part 34

0Kei terbangun lebih dulu, cahaya matahari mengintip masuk melalui celah gorden kamar mereka. Ana masih terlelap dengan tenang layaknya bayi. Ia tak melakukan apapun selain memandangi wajah istrinya, Kei tersenyum mengingat kejadian semalam, ah.... Ananya yang polos telah direnggut kesuciannya. Lalu ia memborbardir Ana dengan kecupan kecil di seluruh wajahnya. Ana yang merasa tidurnya terganggu, mengeryit kemudian membuka kelopak matanya perlahan lalu mengerjap beberapa kali sampai ia melihat wajah Kei tepat dihadapannya hanya beberapa centi. Kei mengecup hidung Ana lalu menelusupkan wajahnya pada ceruk leher Ana. Menghirup aromanya dalam.     
0

"Good morning putri tidur..." Ana menelungkup kepala Kei mengusap rambut Kei dengan gerakan pelan.     

"Good morning" Matanya kembali terpejam, hanya beberapa saat kemudian terbuka dengan mata membola. Ia berteriak kaget, seakan ia baru saja mengingat sesuatu yang buruk. Ia sontak menjauh lalu bangun. Dengan panik ia menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya. Kei juga ikut kaget melihat tingkah Ana.     

"Arggggghhhh"     

"Kenapa Ana?" Tanya Kei cemas kepada Ana yang melihatnya dengan pandangan aneh.     

"K-kok telanjang Kei" Kei menaikkan satu alisnya ke atas bingung, lalu melipat kedua tangannya di depan dada bidangnya. Ana yang melihat itu tersipu malu, wajahnya merona namun diliputi rasa keterkejutan.     

"Kamu lupa semalam kita melakukan apa?"     

Ana mengernyit lalu menepuk dahinya sendiri, ia menyengir lebar mengatakan bahwa ia lupa. Kei sampai geleng kepala menarik hidung Ana membuat wanita itu mengaduh. Kei gemas, bagaimana mungkin Ana sampai lupa pada kejadian yang baru saja dilakukan beberapa jam lalu? Kan gara-gara itu jadinya acara mendusel tubuh Ana jadi terganggu.     

"Astaga Ana, serius lupa?"     

"Tidaaakkk, aku sepertinya hanya kaget karena tiba-tiba tak menggunakan apapun. Apalagi melihat wajahmu se-sedekat itu" Kei menghela nafasnya pelan. Lalu mengusap kepala Ana lembut.     

"Bagaimana keadaanmu? Masih sakit?" Tanya Kei cemas. Ana mengangguk mengiyakan.     

"Hmm.. rasanya seluruh badanku pegal semua. Dan itu...hmm...bagian bawahku rasanya perih...." jawab Ana dengan malu, rasanya malu sekali berbicara seperti itu di depan Kei. Ia menundukkan wajahnya yang memerah. Kei kembali mengusap kepala Ana.     

"Maaf Ana"     

"Eh tidak apa-apa Kei... kamu tidak perlu meminta maaf. Bukannya kata orang memang seperti ini rasanya?" Kei menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal, ia bingung harus menjawab apa, pertanyaan Ana begitu polos. Selama ini Kei tidak pernah tidur dengan perawan, semua mantan kekasihnya pun pernah melakukannya, dan ya.. ini bukan hal aneh lagi di kalangan orang-orang seperti Kei. They are usually having sex.... tapi Kei juga tidak bodoh memang seperti itu rasanya,     

"Y-ya Ana, memang seperti itu." jawab Kei canggung, ia ingin menggangi topik pembicaraan tapi tidak tahu harus membicarakan apa. Baru kali ini Kei merasa seperti orang bodoh. Tapi untungnya Ana tak lagi bertanya, ia hanya bilang ingin ke Toilet mau buang air kecil sehabis itu langsung mandi, karena sungguh badannya luar biasa lengket sehabis berkeringat semalam, namun saat menggerakkan tubuhnya, Ana meringis sakit merasai rasa perih di bagian kewanitaannya.     

"Ana... baik-baik saja?" Kei mendekat, akibat pergerakannya, selimut yang menutupi kejantanannya terbuka, membuat Ana terpekik sontak menutup wajahnya. Apalagi saat melihat milik Kei yang sudah tegang dan siap.     

"K-kei astaga!!!!!" Teriak Ana, alis Kei bertautan, menghela nafasnya pelan.     

"Ana... kamu semalam sudah menyentuhnya bahkan meremasnya. Kenapa terkejut hmm?"     

Perkatan Kei semakin membuat wajah Ana hingga telinganya memerah, Ana tidak siap menjalani paginya seperti ini.     

"A-aku tidak tahu rasanya malu. Astaga Kei.... kenapa juga harus menegang seperti itu?" Kei tertawa, serius Ananya sangat lucu. Ia semakin mendekat, memeluk Ana dari samping membiarkan miliknya menyentuh paha Ana. Tentu saja istrinya kembali memekik meneriaki nama Kei.     

"Ini biasa sayang, setiap pagi seorang pria pasti seperti ini. Dan juga bagaimana tidak tegang, jika aku mengetahui kenyataan kamu telanjang bulat di balik selimut." Kei mengecup pundak Ana berkali-kali, memberikan sensasi sengatan listrik kepada Ana. Lalu melanjutkan kalimatnya.     

"Aku jadi menginginkannya lagi." Suaranya berubah serak dan sensual, hembusan nafasanya mengenai lapisan kulit Ana. Ia kembali merasakan gelenyar aneh di sekujur tubuhnya, tapi rasa perih pada bagian miliknya, membuat Ana membuka wajahnya dan menatap horor Kei.     

"Ta-tapi Kei..."     

"Aku tahu, tidak mungkin aku memaksamu melakukannya pada kondisi seperti ini. Oh iya, katanya mau ke toilet. Jadi?" Ana mengangguk, lalu dengan gerakan cepat Kei menggendong Ana ala bridal, dan untuk kesekian kalinya Ana terpekik, menutupi dadanya juga miliknya.     

"K-kei...."     

Kei terkekeh, astaga pagi ini ia harus mendengar pekikan Ana berkali-kali. Padahal mereka suami istri, tapi Ana malu dengan hal-hal seperti ini. Kei berjanji akan membuat Ana terbiasa, sepertinya cara satu-satunya yaitu dengan melakukannya setiap hari, tawa Kei semakin keras karena membayangkannya. Sound's good.. Kei akan membuat Ananya yang polos menjadi liar. Ana mengernyit melihat Kei tertawa, perasaannya menjadi tak enak.     

"Ana.. bahkan aku sudah melihatnya semalaman, mencicipi setiap jengkal tubuhmu. Dan kamu masih malu kepada suamimu? Sepertinya kita harus sering melakukannya agar kamu terbiasa" ujar Kei santai, ia melangkahkan tubuhnya ke toilet, membaringkan tubuh Ana yang polos di atas bath up, masih dengan wajah memerah. Kei lalu membuka keran, air hangat mulai mengisi bath up. Kei mendecak, tangannya menopang di pinggang, melihat pemandangan Ana tanpa busana di dalam bath up dan jangan lupa wajah merahnya, semakin membangkitkan fantasi liarnya. Kei menggeram menatap tajam Ana, rahangnya mengeras.     

"Damn Ana!!! Kamu tampak sangat menggiurkan, dan aku benar-benar ingin menerkammu!!" Kata Kei menahan diri. Ana meneguk salivanya dengan kesulitan, bohong kalau ia tidak merasakan panas, atmosfir ini juga ketegangan yang ia rasa membuatnya gila.     

Disisi lain, mereka tidak tahu khususnya Kei, handphonenya yang sedari tadi berdering karena mendapat panggilan masuk dari Mona, Kei mensilent suara handphone. Panggilan itu mati namun kembali masuk, begitu terus berulang kali hingga panggilan itu sebanyak 20 kali. Dan tiba-tiba pesan masuk dari Mona.     

From : Mona Alvero     

Kei!!! Aku harus memberi tahumu, mantan kekasihmu benar-benar gila, mengamuk dirumahmu, berteriak, mengancam akan menyakiti Ana dan memberi tahu semuanya... kau harus berhati-hati pada Nita. Saat ini aku masih bisa mengatasinya! Tapi tidak ada yang tahu apa yang akan dilakukan wanita itu. Kau harus bertindak Kei, sebelum semuanya kacau!!!!     

:rose::rose::rose:     

Wanita itu bertekuk lutut dihadapan seorang pria yang duduk dengan angkuhnya, tubuhnya gemetar ketakutan, tangannya terikat kuat, pipinya lebam karena tamparan keras. Berkali-kali ia memohon maaf.     

"Kau tahu? Kau telah menghancurkan semua rencana karena kebodohanmu? You're really a whore!!!"     

"Tidak!! Justru kau yang menghancurkan semua rencanaku!!!!! Kenapa kau kembali brengsek!!!!" Teriak wanita itu frustasi dan sebuah tamparan kembali mendarat pada pipinya, menciptakan luka baru pada sudut bibirnya yang sobek, ia merasai rasa seperti karat besi dalam mulutnya.     

"Aku tidak peduli dengan rencanamu, kupikir dengan memanfaatkanmu, semuanya akan mudah dilakukan." Pria itu mengusap wajahnya kasar. Ia bangun dari duduknya mendekat pada wanita itu, lalu mensejajarkan tubuhnya. Ia mencengkeram rahang wanita itu dengan kuat.     

"Kau jalang kecil! Karena kehausanmu akan sentuhan pria banyak, kau sendiri yang mengagalkannya! Dan kau menyalahkanku? Kau ingin ku bunuh ya?"     

"K-kau yang ingin kembali padaku! Kau ingin balas dendam padaku bukan?"     

Pria itu terkekeh, senyumannya tampak menyeramkan.     

"Dendam? Ya kau memang menyebalkan tapi Aku tidak peduli denganmu, sejak awal aku hanya memanfaatkanmu! Tapi rasanya aku salah..." ia bangkit mulai meninggalkan wanita itu yang mulai menangis.     

"Be-beri aku kesempatan ku mohon"     

"Hmmm, hanya untuk kali ini, lakukan dengan benar." Kata pria itu lalu menyuruh seseorang membuka ikatan wanita itu, kemudian tubuhnya benar-benar menghilang di balik pintu, wanita itu meringis kesakitan, mengusap pipinya yang panas, tapi jauh diluar itu, hatinya berkali-kali lipat merasa sakit.     

:rose::rose::rose:     

Sudah banyak yaa hal-hal manis dari Kei dan Ana ya, sampe yang panas juga udah.. :rolling_on_the_floor_laughing::rolling_on_the_floor_laughing::face_screaming_in_fear::face_screaming_in_fear: saatnya kembali menjalani hidup yang keras. Ahaayyyy :smiling_face_with_horns::smiling_face_with_horns: akhirnya bisa pembukaan konflik juga....     

Btw aku seriusan malu, ketahuan sekali imajinasiku liar.... mau ngaku dosa :face_with_tears_of_joy::face_with_tears_of_joy:aku belom pernah ngerasain.. itu murni imajinasi dari berbagai referensi novel:victory_hand_medium-light_skin_tone::victory_hand_medium-light_skin_tone::face_with_tears_of_joy::face_with_tears_of_joy: kalau cukup umur sudah pasti... tapi ditanya umur berapa? Ya sesama wanita tahu lah ya ditanya umur itu sensitif luar biasa :face_with_tears_of_joy::face_with_tears_of_joy::rolling_on_the_floor_laughing:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.