My Precious Husband (COMPLETE)

Part 33



Part 33

0Setelah Kei bertanya, Ana hanya diam saja ia tak membuka suaranya bahkan sekedar untuk manjawab ya. Tapi Kei mampu melihat ekspresi panik diwajah istrinya. Ia mendekat pada Ana mengukung tubuh wanitanya dibawah tubuh kekarnya dengan tangan yang disanggah di samping kanan kiri wajah Ana, agar tubuhnya tak menindihnya. Sedangkan Ana menatap horor pada Kei yang tengah menatapnya intens diatasnya, jantungnya berdegub cepat, apakah hari ini? Apakah ia akan menyerahkan diri seutuhnya pada Kei?     
0

"Aku tidak akan memaksamu Ana, jika kamu belum siap" Ujar Kei dengan tersenyum. Ia lalu mengecup kening Ana lama.     

Selama ini mereka tidak pernah melakukan kontak fisik yang melebihi batas, ya meskipun bercumbu tapi tidak sampai melakukannya, Kei benar-benar menjaga Ana, tidak pernah memaksanya untuk melakukan hal-hal yang membuatnya tidak nyaman, Kei begitu menghormati Ana, ia terkadang memaksa dan begitu dominan pada hal lain. Tapi pada saat ini yang Ana lihat justru tatapan memohon penuh gairah pada Ana. Ia tahu suaminya sangat membutuhkannya, pria dewasa mana yang akan tahan tidak melakukan apapun saat tidur seranjang dengan wanita dewasa? Apalagi status Ana adalah istri sahnya. Pasti Kei tersiksa menahan gairahnya sendiri hanya demi kenyamanan Ana. Maka saat Kei melepaskan ciumannya dan akan bangkit dari posisinya. Dengan gerakan cepat Ana menarik tengkuk Kei, mengecup bibir tebal Kei, hanya sebuah kecupan, ia tak berani melumat karena Ana bingung saat melakukannya apakah Kei akan berpikiran bahwa Ana wanita agresif? Tapi yang tidak diketahui Ana, Kei tidak mempedulikan semua itu, dipikirannya saat ini hanyalah tentang Ana yang menerimanya. Perasaanya berbunga, ia teramat senang. Padahal ia sering melakukannya, tapi kepada Ana hanya dengan sebuah kecupan, tubuhnya semakin terbakar gairah. Kei tersenyum penuh kemenangan, ia lalu melumat bibir Ana yang terlihat tipis namun penuh itu dengan hati-hati. Menyesap bibir atas dan bawah Ana bergantian lalu lidahnya mendesak masuk kedalam begitu panas dan menggoda, mengabsen seluruh isi mulut Ana. Ana membalas mengikuti gerakan panas dari lidah Kei. Semua perasaan ini, hal baru untuk Ana, betapa ia merasai tubuhnya yang mendamba akan sentuhan dari Kei. Saat ciuman panas mereka terlepas nafas keduanya terengah-engah. Kei melihat bibir Ana yang memerah dan bengkak akibat ulahnya.     

"Ana...Kamu tidak tahu seberapa besar aku menahan diri selama ini. Aku sangat menginginkanmu Ana" Kei kembali mengecup bibir Ana. Wajah Ana sangat merah. Ia tersipu luar biasa oleh kalimat Kei.     

"Jika kamu benar mengizinkannya, aku tidak akan menahan diri lagi Ana...." Kei menatap Ana serius menanti jawaban istrinya, jika ia masih ragu. Kei masih bisa bertahan, tapi anggukan pelan Ana membuat Kei yakin dan senang bukan kepalang. Ia kembali melumat milik Ana kali ini tanpa ditahan lagi, melahapnya dengan rakus sampai Ana kewalahan mengikutinya, Kei's a good kisser..... seriously!!!     

Jemari Kei menyentuh kemeja tidur Ana, membuka kancingnya secara perlahan, Nafas Ana tercekat merasai sentuhan lembut pada bagian perutnya lalu merambat pada bagian dadanya yang diremas masih berbalut bra hitam. Kulit Ana yang lembut membuat Kei semakin menggila, ia membantu Ana melepaskan setelan tidur dan pakaian dalamnya, hingga kini tidak ada sehelai benang pun yang menutupi tubuh mulusnya. Kei melihat takjub tubuh polos istrinya, tersenyum puas dan merasa beruntung memiliki istri seperti Ana.     

"Indah sekali Ana" Ucap Kei dengan mata yang berkabut, membuat Ana malu dan berusaha menutupi dadanya dan bagian bawahnya.     

"Tidak Ana... Jangan ditutupi, aku ingin melihat semuanya. Dan mengagumimu dengan gila..." suaranya berat dan serak.     

Ana melenguh ketika tangan kekar Kei menyentuh payudara Ana mengusap putingnya hingga mengeras, lalu memberi kecupan kecil disekitarnya tapi mengabaikan puttingnya yang semakin mengeras, mendamba akan sentuhan, hembusan nafas Kei yang panas dilakukan secara sengaja pada puttingnya, menggodanya tanpa ampun dan itu sungguh menyiksa Ana.     

"Kei..." Ana memohon, ia ingin disentuh, ia ingin Kei menyentuh payudaranya, memanjakannya dengan kenikmatan.     

"Ya Ana.. kamu ingin aku melakukan apa? .....seperti ini?" Kei mengatup payudara Ana, menghisapnya dengan lembut membuat Ana sontak menyentuh rambut Kei, merematnya kuat menyalurkan sensasi aneh yang menjalar disekujur tubuhnya. Bingung dengan keintiman ini ia sangat menikmatinya namun juga takut. Ana tanpa sadar menekan kepala Kei saat lidah panas Kei yang basah menggoda puttingnya di dalam sana.     

"Kei...." Ana mengerang nikmat lalu tiba-tiba berjingkat kaget, saat tangan Kei yang sedari tadi mengusap paha dan pinggulnya merayap menyentuh pusat dirinya dengan lembut.     

"Oh Keanu....." panggil Ana lagi, kei tersenyum disela-sela hisapannya pada payudara Ana. Ananya benar-benar sensitif dan Kei sangat menyukainya. Ia berhenti bermain-main dengan payudara Ana. Kemudian memberi kecupan hingga lumatan pada setiap jengkal tubuh Ana, turun hingga bagian perutnya, sampai pada bagian pusatnya, Ana merapatkan pahanya kaget.     

"Ti-tidak Kei..." Kei menghalau paha Ana     

"Ssstt....Biarkan aku memuaskanmu sayang" Kei mencium lembut kewanitaannya, membuat tubuh Ana gemetar, Lidah Kei menelusup memainkan pusat kewanitannya yang paling sensitif dengan ahli, memberi hisapan dan lumatan pada bagian itu. Ana berkali-kali mengerang nikmat, merasakan betapa ahlinya lidah Kei menggoda dan memanjakan miliknya, membawa Ana pada pencapaian yang tidak pernah ia rasakan. Tubuhnya melengkung meremat kuat sprai saat pelepasan pertamanya. Nafas Ana tersengal, dadanya naik turun, Kei mengamati Ana yang tampak sangat cantik namun terlihat begitu liar. Mata Ana membelalak menyadari Kei yang masih menggunakan pakaian tidurnya dengan utuh. Dan Ana menatap kagum karena merasakan kenikmatan pelepasan pertamanya meski Kei belum melakukan intinya bahkan masih mengenakan pakaiannya.     

Ia melihat Kei tersenyum sensual, melepaskan pakaiannya dengan gerakan slow motion membuat Ana berdebar hebat, rambut Kei yang acak-acakan semakin memperlihatkan ketampanannya. Kei menampakan tubuhnya yang berotot dan dada bidangnya. Ia membuka celananya mempamerkan miliknya yang telah mengeras dan siap untuknya. Kei meminta Ana untuk menyentuhnya, mengenali setiap jengkal tubuhnya. Tangan Ana yang gemetar menyentuh tubuh atletis Kei, ia meyakini siapapun pasti menggilai tubuh suaminya yang berotot. Kei menggiring tangan Ana untuk menyentuh miliknya, dan Ana hanya membiarkan saat tangannya menyentuh kejantanan Kei yang keras namun lembut seperti sutra. Ana bersumpah pengalaman luar biasa ini tidak akan ia lupakan. Kei memejamkan matanya, mengerang penuh gairah pada sentuhan Ana. Ana tersenyum puas, seorang Kei yang begitu dominan dan penuh kuasa, begitu menikmati sentuhannya. Saat ia meremat milik Kei, Pria itu menggeram lagi dengan keras menatap Ana tajam.     

"Kau!!!!! Wanita kecil yang nakal Ana" Kei kembali menindih Ana. Kembali menciumnya, dan melumat bibir Ana. Ciumannya merambat pada leher Ana, menghisapnya kuat memberi tanda kepemilikan pada istrinya. Kemudian Ana merasai kejantanan Kei yang tidak terhalang apapun menyentuh pusat dirinya, begitu kokoh hingga membuatnya terkesiap.     

"Kamu sangat siap untukku, oh aku yakin kamu akan menyukainya sayang" desis Kei tertahan, tubuh Ana gemetar saat Kei menggesek kejantanannya pada miliknya menyalurkan sengatan yang membara pada tubuh Ana. Kei bertumpu pada sikunya, menggerakkan pinggulnya dengan ahli.     

"Ana....rasanya akan sakit di awal, kamu boleh mencakarku, menyalurkan rasa sakitnya padaku apapun itu. Tapi jangan menghentikanku... karena aku tidak akan bisa menghentikannya." Ana mengangguk pelan, Kei tersenyum kembali melumat bibir Ana. Lalu tanpa peringatan, Kei mendorong kejantanannya, mendesak memasuki kewanitaan Ana. Ia mengerang saat miliknya menemukan penghalang itu, semakin mendorongnya dengan kuat. Menekankan dirinya, membuat Ana merasakan nyeri yang luar biasa pada bagian kewanitaannya. Ana mencakar punggung Kei, ia memohon agar Kei menghentikannya karena sungguh rasanya sakit, tapi Kei tidak bisa berhenti, jika ia berhenti Ana akan semakin sakit, dengan kekuatan penuh, Kei mendorong miliknya rahangnya mengeras, penghalang Ana sangat sulit di tembus hingga akhirnya usahanya berhasil, ia menembus penghalang itu diiringi teriakan kesakitan Ana.     

Nafas Ana tersengal, kini mereka menyatu sepenuhnya, Kei membiarkan Ana beradaptasi dengan miliknya, ia mengecup wajah Ana berkali-kali, menghapus air matanya yang turun dengan lembut.     

"Maafkan aku Ana.... aku tidak bermaksud menyakitimu" ucap Kei cemas saat dirasa Ana mulai tenang, Kei mulai menggerakkan pinggulnya, Ana mengernyit merasa tak nyaman dengan kejantanan Kei yang mengisi penuh dalam tubuhnya. Namun lambat laun tubuhnya menerima Kei ia tak lagi merasakan sakit, bergantikan dengan sensasi aneh seperti saat ia melakukan pelepasan pertamanya, namun kali ini luar biasa rasanya. Kei bergerak dengan pelan, lalu ritmenya semakin cepat dan nafas mereka semakin tersengal.     

"Oh Ana.... kamu begitu sempit..." Kei berbisik parau, merasai dengan nikmat saat kejantanannya terbungkus penuh milik Ana yang lembut dan panas. Kei semakin memacu tubuhnya, ia juga memberikan kecupan di seluruh wajah dan leher Ana.     

Pinggul Ana bergerak mengikuti Kei, membiarkan Kei membawanya kembali melayang merasai puncak kenikmatan. Pada penyatuan tubuh mereka yang luar biasa menggairahkan, Ana meremas pundak Kei, saat rasa pencapaian itu kembali datang.     

"Bersamaan Ana...." Kata Kei dengan terengah, keduanya memejamkan matanya menuju puncak kenikmatan yang tak bisa diungkapkan bagaimana rasanya secara bersamaan, Kei mengerang saat meledakkan diri dalam tubuh Ana dan memeluknya erat-erat. Setelahnya nafas keduanya tersengal, Kei mengecup kening Ana lama yang terkulai lemas dibawah. Ana yang bermandikan keringat karenanya adalah pemandangan yang paling indah yang pernah Kei lihat. Mata Ana terpejam mulutnya terbuka, dengan hembusan nafas yang berat.     

"Terima kasih sayang" Kei melepaskan dirinya dari Ana, Wanita itu mengernyit merasakan kekosongan yang mengisi tubuhnya tadi. Orgasme yang luar biasa tadi membuat Ana mengantuk, ia kelelahan, saat Kei menggiringnya dalam dekapan. Ana merapatkan diri pada tubuh Kei, mencari kenyamanan dalam dada bidangnya. Kei mengusap punggung polos Ana hingga Ia terlelap.     

Kei menatap Ana yang tertidur pulas. Ia kembali mengecup pucak kepala Ana. Memeluknya dengan erat.     

"Ana... maafkan aku. Apapun yang terjadi nanti kumohon jangan tinggalkan aku" bisiknya yang tidak dapat Ana dengar karena ia telah berada dalam mimpi. Setelah berkata demikian Kei menarik selimut untuk membungkus tubuh mereka yang polos lalu ikut tertidur dengan tidak melepaskan pelukannya.     

Aku sengaja nunggu malem, biar kalian tidak berfantasi liar di siang bolong. Semuanya minta publish, jadi jangan salahin aku kalo vulgar :rolling_on_the_floor_laughing::rolling_on_the_floor_laughing::rolling_on_the_floor_laughing::rolling_on_the_floor_laughing::rolling_on_the_floor_laughing:     

Yang belum cukup umur tetep baca, dosa ditanggung sendiri yaaa. Yang sudah cukup umur apalagi pernah merasakannya jangan bully aku kalo gakdapet feelnya.     

Aku mau ngumpet aja...:face_with_tears_of_joy::face_with_tears_of_joy::face_with_tears_of_joy::face_with_tears_of_joy:     

Selamat membacaaaaaaa. I love youuuu guys. :red_heart::red_heart::red_heart:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.