My Precious Husband (COMPLETE)

Part 32



Part 32

0Kei dan Ana tengah menuju ke kota selanjutnya, Tujuan Kei sebenarnya bukan hanya ke Orlando, ia ingin mengajak Ana ke Quebec kota tua di Kanada lebih tepatnya di Vieux-Quebec. Butuh waktu 5 jam dari Orlando ke sana menggunakan pesawat. Ana yang tidak mengerti hanya mengikuti saja kemanapun Kei membawanya. Meskipun ia merasa khawatir karena harus lagi-lagi menaiki pesawat, jujur saja Ana takut setengah mati, ia saja harus menggenggam erat tangan Kei, dan Suaminya dengan sabar menenangkan Ana, agar ia lebih rileks.     
0

Tapi sungguh perjalanan Ana terbayarkan saat mereka sampai di kota tua yang cantiknya bukan main, suasananya seperti tidak di amerika, karena dalam pikiran Ana, Amerika merupakan kota metropolitan yang modern, padat, dan penuh hingar bingar. Tapi berada di Quebec, Ia seperti merasa berada di Eropa, meskipun Ana belum pernah kesana juga tapi ia pernah melihat kota paris di internet, dan bangunan-bangunan disini terlihat sama dengan apa yang Ana lihat di internet. Deretan bangunan tua ada di setiap sudut kota, kastil serta benteng kokoh berdiri dengan anggunnya di tengah kota. Jika ia sebelumnya berada di taman hiburan penyihir, sekarang Ana merasa berada di kota penyihir sungguhan.     

Perjalanan yang melelahkan dari Orlando, membuat mereka hanya bisa menikmati suguhan kota tua disana, mengelilingi sudut kota dengan berjalan kaki, mengambil gambar, melihat-lihat barang yang dijual di pinggir jalan dan jika sudah lapar dengan mudah mereka menemukan restauran.     

"Aku tidak menyangka, kamu akan mengajakku kesini. Dibandingkan tempat romantis ternyata kamu malah membawaku ke kota tua bersejarah" Ujar Ana sembari menunggu makanan yang di pesan datang. Kei terkekeh lalu menyesap winenya dengan anggun.     

"Kamu tidak suka?" Ana menggeleng kuat     

"Tidak!!! Aku suka sekali kesini. Hanya saja aku sedikit heran, biasanya orang lain akan mengajak kekasihnya ke paris atau tempat romantis lainnya."     

"Akukan mengajak istriku bukan kekasihku"     

"Kei!!!!! Bukan itu maksudku astaga" suara tawa renyah Kei kembali terdengar, Ia menautkan jemarinya dengan milik Ana, menariknya mendekat agar bisa ia kecup.     

"Memang ada yang salah dengan perkataanku?" Tanya Kei pada Ana.     

"Tidak sih.... Ah tidak tahu. Entah kenapa aku jadi merasa malu" Kata Ana lagi, ia menutupi wajahnya dengan tangannya. Namun kemudian makanan mereka datang, dan keduanya mulai menikmati hidangan yang telah disajikan.     

Setelah makan dan kembali berbincang-bincang Kei dan Ana melanjutkan perjalanannya mengitari kota, tetapi karena hari semakin malam dan Ana mulai lelah, apalagi suhu udara semakin dingin. Kei mengajak Ana kembali pulang. Ia melewati pohon-pohon maple yang daunnya sudah berubah warna menjadi ke orenan. Ana menahan Kei agar berhenti.     

"Tunggu Kei, lihat daunnya gugur"     

"Tentu saja Ana kan sudah memasuki musim dingin" Ana menggelengkan kepalanya.     

"Bukan itu maksudku. Aku pernah nonton drama, kalau kita menangkap daun itu. Kamu bisa jatuh cinta dengan orang yang jalan bersama mu atau bertemu dengan jodohmu ya? Aku lupa tapi kita harus mencobanya Kei!!" Kata Ana tangannya mengadah ke atas berusaha menangkap daun maple yang berjatuhan. Kei hanya diam mengamati Ana, pikirnya Ana terlalu banyak menonton film sehingga ia mudah mempercayai hal tahayul seperti itu. Pertama sihir lalu sekarang daun maple? Kei mendecak menarik kedua tangan Ana yang mengadah, membawanya ke pinggang Kei agar melingkar sempurna disana. Kemuda ia mendekap Ana , menelusupkan wajahnya di pundak wanita itu.     

"Jangan terlalu banyak nonton hal seperti itu Ana. Karena tanpa menangkap daun itupun aku sudah jatuh cinta padamu."     

Ana memaku, ia merasa mendengar bunyi detak jantung yang cepat saling bersahutan, suara yang satu pasti miliknya, karena setelah mendengar pernyataan Kei, rasanya seperti ada yang menabuh gendang dalam jantungnya, cepat dan keras... ini pertama kalinya ia mendengar Kei mengatakan jatuh cinta padanya, ia bahagia sungguh pada akhirnya Kei jatuh cinta padanya, tapi tidak bisa di pungkiri juga Ana takut... takut kalau Kei sebenarnya tidak bisa membedakan apa ia benar jatuh cinta padanya? Atau hanya pelarian karena cintanya dengan Nita terkhianati?     

"Kei.."     

"Aku tahu, ini terlau cepat untukmu. Kamu pasti meragukanku Ana. Tapi beri aku kesempatan untuk membuktikannya padamu. Aku janji akan membahagiakamu Ana, aku akan melindungimu. Kamu mau memberikanku kesempatan?"     

Ana tidak berkata apapun sekedar menanggapi saja tidak, ia hanya diam membuat Kei menjadi was-was namun pelukan Ana semakin erat, tak lama terdengar suara isakan tangis dari wanitanya. Kei mengernyit dirundung rasa cemas, apa perkataannya menyinggung perasaan Ana? Ia melepaskan pelukannya tapi di tahan Ana, sehingga posisinya tetap sama.     

"Hey~ Kok nangis? Aku salah bicara ya? Maaf Ana, aku tak bermaksud melukai hatimu. Lupakan saja ya ucapanku, kalau itu menggnggumu"     

"Diam" kata Ana disela tangisnya. Mendengar itu Kei langsung bungkam, hatinya mencelos. Ia seperti di tolak saja, atau memang betulan di tolak ya?     

"Tapi Ana, kalau kamu tidak memberikan kesempatan padaku, aku tetap akan berusaha sih. Aku akan tetap membuatmu jatuh cinta padaku"     

"B-bisa diam tidak sih?" Kata Ana, tangisnya semakin pecah selaras dengan hati Kei yang semakin remuk. Ia lalu menghela nafasnya gusar, mengusap punggung Ana sangat lembut, seolah jika ia kasar sedikit ia takut semakin menyakiti Ana.     

"Iya...iya.... aku diam" Kata Kei pasrah, beberapa menit membiarkan Ana menangis, akhirnya wanita itu diam jauh lebih tenang.     

"Ti-tidak pernah ada orang yang menyatakan perasaannya padaku Kei. Selama ini aku menutup diriku sendiri, karena merasa begitu rendah."     

"Hey kamu tidak....." Saat Kei berusaha melepaskan pelukannya untuk melihat wajah Ana, Ana kembali memeluknya dengan erat tak membiarkan Kei merubah posisinya, dan memotong kalimat Kei dengan cepat.     

"Tapi kamu menyadarkanku seberapa berharganya diriku. Karenamu aku merasa begitu dicintai, kamu menjagaku, membuatku nyaman, tidak membiarkan aku direndahkan orang lain, marah ketika aku hampir saja menyia-nyiakan hidupku. Semuanya begitu berarti untukku Kei. Jadi bagaimana mungkin aku tidak memberikanmu kesempatan? Bahkan seharusnya kamu tidak perlu membuktikan apapun padaku. Karena aku bisa merasakannya, tidak peduli seberapa besar cintamu padaku, bahkan hanya seujung kuku. Aku tidak peduli, ka-karena aku..... aku juga sudah jatuh cinta padamu"     

Kei tersenyum lebar mengecup pucak kepala Ana lama lalu kambali memeluknya, cuaca yang dingin tidak mereka rasakan, karena mereka saling berbagi kehangatan dengan peraaan membuncah.     

"Lalu kenapa menangis?" Ana diam saja, ia terkesan menyembunyikan wajahnya.     

"Karena malu?" Tanya Kei lagi, ana mengangguk membenarkan.     

"terharu?" Lagi Ana mengangguk. Kei terkekeh, kenapa semakin kesini Ana semakin menggemaskan ya?     

"Dasar cengeng" setelah berkata demikian Kei mengaduh karena Ana mencubit pinggangnya, Ana kesal sekali Kei selalu menggodanya seperti itu. Tapi meskipun cubitan Ana pedas, itu tak merubah perasaannya terhadap Ana. Kei yakin ia memang sudah benar-benar jatuh cinta pada istrinya. Ia menatap daun maple yang dipegangnya sedari tadi, tersenyum penuh arti lalu membuangnya.     

"Ayo pulang, cuacanya semakin dingin" Kei melepas pelukannya lalu berjongkok membelakangi Ana.     

"Kei sedang apa?"     

"Apalagi? Ayo naik, perjalanan masih lumayan jauh"     

"Eh... tidak perlu aku kuat kok" Kei mendecak kakinya mulai kebas, bisa keram jika tak segera bangun. Lalu ia menarik tangan Ana agar melingkarkannya di leher Kei.     

"Sudah jangan bawel" Akhirnya Ana naik ke punggung Kei dengan bibir mengerucut. Tapi dipikir-pikir kakinya juga memang sakit sih karena berjalan seharian ini. Jadi Ana mengeratkan pelukannya, mencari posisi nyaman lalu meletakan kepalanya di pundak Kei.     

"Nyaman?"     

"Hmmm...." Kei membetulkan posisi gendongannya, kakinya mulai melangkah.     

"Bagaimana romantis tidak?"     

"Kamu nyindir ya?" Kei terkekeh.     

"Tidak Kok" Ana menjawab dengan bergumam tak jelas, kesadarannya mulai hilang, di gendong Kei membuat ia mengantuk dan tak sadar mulai terlelap, tapi sebelum ia benar-benar terlelap, Ana menggumamkan sesuatu yang membuat Kei merasakan berjuta rasa.     

"I love you Kei" kata Ana yang di dengar jelas oleh Kei. Pria itu tersenyum lagi, namun berbeda dengan sebelumnya, kali ini Kei tersenyum dengan sendu.     

:rose::rose::rose:     

Ana menggeliat dalam tidurnya, mengusik tidur Kei yang tertidur disampingnya seraya memeluk erat Ana dengan posesif.     

"Kenapa?" Tanya Kei dengan suara serak, hembusan nafasnya mengenai ceruk leher Ana.     

"Haus.." Kei segera bangkit mengambilkan minuman untuk Ana, yang langsung di habiskan. Ana kembali membaringkan tubuhnya melihat waktu masih menunjukkan pukul tengah malam. Padahal ia merasa sudah tertidur lama, matanya juga sudah tidak mengantuk lagi.     

"Kupikir, aku sudah tidur lama sekali." Ana melihat Kei masih duduk di posisinya, memandang Ana begitu intens, ia jadi salah tingkah dipandang begitu. Kei tak membuka suaranya, meski Ana memintanya untuk kembali tidur, Kei hanya menatap Ana.     

"A-ada apa? Aku mengganggumu ya? Kamu boleh tidur lagi kok. Ayo sini tidur." Ana menepuk-nepuk bantal disampingnya, bantal milik Kei, tapi yang dilakukan Kei hanya tersenyum asimetris, satu alisnya naik ke atas.     

"Kamu sudah tidak ngantuk kan Ana?"     

Hayyyyyy aku kembali membawa 3 chapter. Terimakasih sudah mau menungguku melajutkan cerita ini. Aku udah tulis di comment kenapa menghilang selama seminggu... atau lebih ya???? Maaf ya, aku sedang skripsi dan kemarin waktunya sidang. Jadi gakbisa pikiranku bercabang gitu :crying_face::crying_face: apalagi kuliah sambil kerja juga. Tapi karena sudah beressss..... aku kembali yeaaaay. Serius pada kangen Kei Ana? Atau biasa aja? Hahahaha gapapa gapapa, yang penting aku gak ada utang lagi, kecuali ngeselesaiin cerita ini.     

Btw2 kalian taukan adegan setelah ini apa? Aku mau nanya bener2 nih, di publish atau skip? Karena pasti vulgar..... kalau kalian ngerasa ke ganggu. Aku gak akan pusblish, dan aku harap bener2 gak ada anak dibawah umur yang baca. Jadi please comment publish atau jangan adegan ranjang Kei Ana :persevering_face::persevering_face::grinning_face_with_sweat::grinning_face_with_sweat::grinning_face_with_sweat:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.