Nirwana Monster

Benar Atau Bohong?



Benar Atau Bohong?

0Badak Darat menarik mobil monster hitam menuju pintu masuk Pemerintahan Persatuan dalam waktu kurang dari 10 menit. Lin Huang turun dari mobil duluan dan sambil menahan pintunya terbuka, dia mengulurkan tangannya. Qin Wei ragu-ragu sebelum dia memutuskan untuk membiarkan Lin Huang memegangnya.     
0

"Terima kasih," Qin Wei berkata dengan lembut setelah dia turun dari mobil.     

Liang Yin yang buru-buru ke kantor melihat kejadian itu menyeringai sambil dia bertanya, "Apakah ini pacar Anda?"     

"Tidak, dia temanku." Lin Huang tahu Liang Yin tidak akan melepaskannya begitu saja sehingga dia berusaha mengalihkan perhatiannya.     

"Apa Anda baru tiba di kantor? Apa Anda sudah sarapan?"     

"Benar dia bukan pacar Anda?" Liang Yin tahu Lin Huang berusaha menghindarinya sehingga dia bertanya lagi.     

"Benar bukan pacarku." Lin Huang mengangguk karena dia tahu bagaimana sifatnya.     

"Sama sekali tidak menyenangkan..." Liang Yin tidak puas.     

"Apakah Anda disini mencariku?" Dia bertanya.     

"Tidak, Pemakan Otak sudah dibunuh. Kami disini untuk menyerahkan misi," Lin Huang berkata.     

"Aku harus berterima kasih karena telah membantuku kali ini," Lin Huang menambahkan.     

"Jika Anda ingin mengucapkan terima kasih, bagaimana kalau Anda memberiku bangkainya setelah Anda menyerahkan misi Anda? Aku tidak pernah membedah si Pemakan Otak ...." Liang Yin sangat bersemangat.     

"Kurasa aku tidak bisa memberikannya pada Anda karena itu adalah milik Qin Wei," Lin Huang berkata.     

"Rekannya yang sedang dalam misi bersamanya terbunuh oleh si Pemakan Otak. Dia harus membawa tubuhnya kembali."     

Liang Yin kemudian menatap Wei Qin tetapi memutuskan untuk melepaskannya.     

"Kalau begitu lupakan saja, traktir aku makan enak saat waktu Anda luang. Aku tidak akan mengganggu Anda lagi, aku pergi ke kantorku."     

Liang Yin pergi, melambaikan tangannya pada Lin Huang yang berdiri di belakangnya.     

"Temanmu menarik." Qin Wei berkomentar saat Liang Yin pergi.     

"Makanan yang dia makan jauh lebih menarik …." Mendengar komentar itu, Lin Huang tidak bisa menahan tawa.     

"Apa yang dia makan?" Qin Wei tidak mengerti yang dimaksud oleh Lin Huang.     

"Bukan apa-apa." Bagi Lin Huang itu bukanlah topik menarik untuk dibahas.     

"Ayo bicara serius."     

Penyerahan misi itu sederhana. Yang harus dia lakukan adalah menunjukkan bangkai dan menggambarkan bagaimana dia berhasil menyelesaikan misi. Dalam waktu kurang dari 10 menit, Lin Huang menyerahkan misinya dan menerima hadiah 3.000 Kristal Kehidupan. Kemudian, dia menyerahkan tubuh itu pada Qin Wei dan mereka meninggalkan kantor Pemerintah Persatuan bersama-sama.     

"Biarkan aku mentraktirmu minum, kita bisa membicarakan tentang si Pemakan Otak," Qin Wei mengambil inisiatif untuk mengundang Lin Huang keluar.     

"Baiklah," Lin Huang tidak menolaknya.     

"Aku tahu kafe yang enak disini. Seorang teman merekomendasikannya, aku pernah ke sana beberapa kali beberapa hari terakhir ini," Qin Wei menyarankan.     

"Tidak jauh dari sini, hanya lima atau enam menit."     

"Ayo kita kesana, sudah lama aku belum minum kopi," Lin Huang mengangguk.     

Kota Luoxi bukanlah pos pijakan berkembang. Namun, jalanan ramai pada jam sembilan pagi. Banyak yang memandangi mereka saat mereka berjalan di jalanan karena Lin Huang tampan sementara Qin Wei cantik. Mereka tampak seperti pasangan serasi saat berjalan bersama.     

Setelah lima atau enam menit berjalan kaki, mereka menemukan sebuah kafe di dalam gang. Tidak terlalu besar tetapi terlihat indah. Seluruh bangunan itu terbuat dari bambu, termasuk lantai dan perabotannya.     

Pemilik kafe itu adalah seorang pria paruh baya berkumis. Tingginya hampir 1,8 atau 1,9 meter. Langkah kakinya keras saat dia berjalan di lantai bambu. Meskipun dia tidak terlihat ramah, dia bersemangat.     

"Kamu membawa seorang teman hari ini?" Pemilik kafe tersenyum sambil melihat Lin Huang sambil menyapa Qin Wei.     

"Ya. Seperti biasa." Kata Qin Wei.     

"Bumbu apa yang kamu suka? Dia bisa membuatkanmu apa saja disini." Qin Wei bertanya pada Lin Huang.     

"Tolong, aku mau kopi hitam." Lin Huang memutuskan tanpa berpikir.     

"Kopi hitam itu pahit, apa kamu yakin?" Qin Wei tidak mengerti kesukaan aneh Lin Huang.     

"Apakah kamu mau susu dan gula?" Pemilik kafe bernada tenang.     

"Tidak, hanya kopi hitam biasa saja." Lin Huang menggelengkan kepalanya.     

"Silakan duduk dan tunggu sebentar." Pemilik kafe itu mengisyaratkan mereka untuk duduk.     

Qin Wei membawa Lin Huang ke balkon atap di lantai tiga seolah itu adalah rumah keduanya. Mereka kemudian memilih sebuah meja.     

"Sepertinya kamu sudah sering ke sini." Lin Huang tertawa.     

"Aku datang ke sini hampir setiap hari beberapa hari terakhir." Qin Wei mengangguk dan tersenyum.     

"Saat kamu mencicipi kopi mereka nanti, kamu akan mengerti mengapa aku datang ke sini setiap hari."     

"Sekarang kamu membuatku bersemangat." Lin Huang tersenyum.     

"Aku punya beberapa pertanyaan untukmu tentang misi ini. Sebelum aku tidur tadi malam, aku membuat daftar." Qin Wei berkata sambil menyorotkan daftar itu.     

Lin Huang melirik sekilas dan melihat 20 hingga 30 pertanyaan dalam daftar.     

"Aku akan mulai dengan pertanyaan yang sangat ingin kutanyakan." Qin Wei memindahkan sorotan ke meja di depannya. Setelah melihat-lihat ke arah daftar, dia menatap Lin Huang.     

"Pertanyaan pertama, bagaimana kamu tahu Wu Hao bertemu dengan si Pemakan Otak? Juga, kenapa mereka bersama?"     

"Kamu mau yang benar atau yang bohong? Wu Hao adalah pasanganmu, jika ada sesuatu yang tidak ingin kamu ketahui, aku bisa mengarang cerita. Jika kamu hanya menulis laporan untuk manajemenmu, mereka tidak perlu tahu yang sebenarnya." Lin Huang tidak langsung menjawab Qin Wei saat dia menatapnya dengan serius.     

Qin Wei ragu-ragu dan berkata, "Aku ingin tahu yang sebenarnya."     

"Baiklah kalau begitu. Yang sebenarnya adalah, Wu Hao secara kebetulan mengajak si inang Pemakan Otak berkencan menggunakan aplikasi "Malam Yang Dingin". Begitulah cara mereka bertemu, kamu tahu apa yang terjadi selanjutnya ... Aku mengetahuinya karena aplikasi itu dibuat oleh seorang temanku. Dia memiliki kewenangan untuk melihat percakapan mereka." Lin Huang mengatakan yang sebenarnya.     

Qin Wei terdiam saat dia mendengar ucapan Lin Huang. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, "Kalau bohongnya? Bagaimana kamu bisa berbohong?"     

"Wu Hao mengetahui siapa inang si Pemakan Otak itu tetapi dia terbunuh saat dia memburunya. Aku kebetulan lewat dan melihat kejadiannya, itulah bagaimana aku tahu dialah si Pemakan Otak." Lin Huang memberitahu cerita yang dibuatnya.     

"Baiklah, pertanyaan kedua ..." Qin Wei terdiam sesaat dan menanyakan pertanyaan keduanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.