Legenda Chu Qiao: Tuan Putri Agen Divisi 11

Bab 90



Bab 90

0Zhao Song merengut dan terus mendengarkan Chu Qiao mengoceh dengan suara rendah.     
0

"Apa sebenarnya keadilan dan pemerintahan itu? Apakah keluarga kekaisaranmu satu-satunya keluarga yang berkuasa? Apakah kata-katamu begitu berpengaruh dan tak seorang pun boleh membantahnya? Pertempuran di ibu kota tidak seharusnya dianggap pengkhianatan! Tidak ada benar atau salah—hanya pemenang dan pecundang. Dahulu, ayahmu menipu teman-temannya, membantai rakyat Yan Bei, dan membunuh keluarga Yan Xun. Bagaimana kita harus menyelesaikan masalah itu? Selama delapan tahun ini, berapa banyak pembunuhan yang kamu saksikan sendiri? Kamu masih berani bilang Zhao Zhengde peduli akan Yan Xun, dan dia sudah membantunya? Semua hal ini, pernikahan itu, hanya penipuan untuk membohongi orang-orang. Kalau kami tidak memberontak malam itu, kami sudah mati di tangan Ba Lei dan Wei Shuye. Hari ini, yang akan kamu lihat hanya dua makam, dua gundukan tanah. Zhao Song, kamu sudah membohongi dirimu sendiri. Kamu pikir dengan menutup matamu, kamu tidak akan melihat penindasan Kekaisaran Xia, dan dengan menutup telingamu, kamu tidak akan mendengar jeritan penderitaan rakyat? Mengapa kamu tidak memikirkan ini? Bagaimana sekelompok pemberontak seperti ini bisa membawa kehancuran dari Kekaisaran Xia? Aku tidak menyangkal kalau aku sudah menyia-nyiakan kepercayaanmu, dan mengecewakanmu walau kamu telah memperhatikanku selama bertahun-tahun ini. Namun, aku tidak menyesali telah mengkhianati kekaisaran dan memicu konflik ini. Kita sudah ditakdirkan untuk bermusuhan sejak awal, tanpa ada cara untuk memperbaiki keadaan ini. Kalau aku bisa mengulang semua ini, aku tetap akan memilih pilihan yang sama."     

Kata-kata tegas itu menggema di udara. Zhao Song menyeringai dan menggeleng. Dia berkata, "AhChu, aku sudah salah menilaimu."     

"Kamu tidak salah. Hanya saja kamu tidak mengenal diriku yang sebenarnya," Chu Qiao menjawab. "Zhao Song, terlahir di masa ini adalah tragedi kita. Kebaikan seharusnya dibalas dengan kebaikan juga. Delapan tahun lalu, Yan Xun menyelamatkanku saat aku di ujung tanduk. Ketika aku memutuskan untuk mengikutinya ke dalam Istana Sheng Jin, takdir kita berdua sudah ditetapkan akan menjadi musuh. Kamu adalah seorang pangeran dari Kekaisaran Xia, sedangkan aku berusaha menghancurkannya. Kita akan menjadi musuh di medan perang cepat atau lambat. Semua orang di Kekaisaran Xia tahu kalau sang Kaisar tidak akan melepaskan Yan Xun, kecuali kamu, yang hidup dalam ketidaktahuan. Selama delapan tahun ini, aku terus berusaha memberi kamu petunjuk, dan menjaga jarak darimu. Kamu menolak untuk mengakui kenyataan dan dengan naif memercayai kalau ayahmu akan melepaskan Yan Xun. Zhao Song, aku tidak pernah mau membohongimu sejak awal, apalagi mengkhianatimu. Namun, aku memang sudah menyakitimu. Aku akan mengingat kebaikan dan perhatian yang kamu berikan padaku selama bertahun-tahun. Kalau di masa depan ada kesempatan, aku pasti akan membalasnya."     

"Sepertinya yang terjadi padaku memang sudah sepantasnya. Aku sudah terlalu naif." Zhao Song tertawa, namun terlihat sedih. Dia berbalik dengan tegas dan berkata, "Aku tidak akan membiarkan kamu berkesempatan untuk membayarku. AhChu, pergilah. Aku harap aku tidak akan pernah melihatmu lagi."     

"Zhao Song!" Chu Qiao berteriak. Zhao Song menghentikan kudanya, namun tidak berbalik.     

Chu Qiao berpikir sejenak. Setelah mengambil napas dalam, dia bertanya, "Bagaimana keadaan Yan Xun?"     

Punggung Zhao Song langsung jadi kaku di saat itu. Seiring dengan angin dingin yang berembus, pandangan matanya berubah menjadi dingin.     

"Kalau dia tidak terpaksa, dia tidak akan menyakitimu! Kalau dia tidak terluka parah, dia tidak akan membiarkan orang-orang itu mengawalmu pulang! Kamu sudah melukai dia dengan parah, bukan?" Walaupun itu terdengar seperti pertanyaan, tetapi itu lebih mirip pernyataan. Chu Qiao menyampaikan kalimat ini dengan begitu yakin, membuatnya tampak seperti kesimpulan dan bukan hanya sebuah perkiraan.     

"Betul!" Zhao Song berkata, masih memunggungi Chu Qiao. "Dia tidak akan bisa hidup lama, namun kamu masih sempat pulang untuk mengantarnya pergi."     

Suara di belakangnya tiba-tiba hilang, menyisakan suara terengah-engah. Setelah beberapa saat, sebuah suara serak terdengar dari belakang, "Terima kasih sudah memberitahuku." Setelah menyelesaikan kalimatnya, suara kaki kuda yang nyaring terdengar dari belakang. Sebelum Chu Qiao sempat pamit, yang dia rasa sudah tidak perlu lagi, dia memutar kudanya dan bergegas menuju barat laut.     

Saat orang di belakangnya pergi, Zhao Song tetap di tempatnya semula. Kudanya mengais-ngais tanah dengan kukunya. Saat angin bertiup, lengan baju pria itu berkibaran di tengah angin, menampilkan kemurungan dan kesedihannya.     

AhChu, semua yang kamu katakan itu benar. Kenapa aku bisa begitu naif dan tidak mengerti? Selama delapan tahun ini, aku khawatir tentang apa yang akan terjadi. Namun, aku tidak sanggup melepaskanmu. Mana mungkin aku tidak tahu? Aku hanya tidak mau mengakuinya. Aku pikir dengan berusaha lebih keras, aku bisa mempertahankanmu di sisiku. Aku sudah membohongi diriku sendiri selama bertahun-tahun, sampai aku sendiri memercayai kebohonganku sendiri. Kekaisaran Xia sudah akan runtuh. Aku tetap yakin Yan Xun mengkhianati kekaisaran. Yang membuatku paling sedih adalah, kamu menyerah tentang aku! Walaupun, aku sudah menduga ini akan terjadi.     

Kamu melakukan begitu banyak, tanpa mempertanyakan apapun. Namun, kamu tahu semuanya, kamu sudah menebak semuanya, semua ini karena keyakinan dan kepercayaanmu yang tak tergoyahkan! AhChu, aku mengira aku menempati posisi yang sama dengan Yan Xun di hatimu. Walaupun aku kalah darinya, seharusnya tidak beda jauh. Namun, kini aku menyadari betapa salahnya aku.     

Zhao Song mendongak dan tertawa getir, menutup matanya. Seluruh usahanya selama separuh hidupnya kini sia-sia.     

Terdengar derap kaki kuda mendekat. Zhao Song menengadah, dan melihat Zhao Chun Er dan Zhao Che berpacu ke arahnya. Mereka ditemani oleh pasukan pejabat Xia, berjumlah 300 orang.     

"Di mana Chu Qiao?" Zhao Chun Er bertanya, ekspresinya serius. Dia berada di depan rombongan, sama sekali berbeda dengan dirinya di masa lalu yang lemah. Sambil menghentikan kuda perangnya, dia berteriak, "Kakak Ketiga Belas, di mana dia?"     

"Dia sudah pergi."     

"Pergi? Mengapa kau membiarkan dia pergi?" Tuan Putri Xia itu merengut dan berteriak, "Ke mana dia pergi?" Melihat Zhao Song tetap dia, Zhao Chun Er mengamuk. "Kakak Ketiga Belas! Apakah kamu sudah melupakan apa yang mereka lakukan pada kita?"     

"Adik Ketiga Belas, ke arah mana dia pergi?" Zhao Che memakai baju perang berwarna hitam, matanya terpaku pada tempat di mana lengan Zhao Song seharusnya berada. Dia tidak menanyakan apapun, karena telah diceritakan oleh Zhao Chun Er.     

Di saat itu, kejadian delapan tahun lalu berputar di pikirannya, bagaikan angin puyuh. Dia mengingat semua detail di hari itu. Gadis itu memakai gaun putih bersih, dengan sepasang sepatu bot putih. Rambutnya dihiasi dua bunga indah. Dia berkata pada Zhao Song, "Nama saya adalah 'Tidak' dan saya bertugas di Lapangan 'Ada'. Saya di bawah Nyonya 'Tipuan', dan apa yang saya lakukan adalah membuat patung-patung tanah liat untuk para tuan dan nyonya, untuk bermain, dengan begitu mereka akan bersenang-senang. Anda harus ingat."     

Zhao Chun Er mengangkat alisnya dan memarahinya, "Zhao Song! Apakah kamu seorang pria dari keluarga Zhao?"     

"Ke arah sana." Zhao Song mengangkat jarinya dan menunjuk ke arah Chu Qiao pergi. Begitu dia berbicara, 300 pasukan bergegas mengejar, meninggalkan kepulan debu di belakang.     

AhChu, pada akhirnya, di antara kita, sudah tidak ada apa-apa lagi. Kita memiliki pandangan yang berbeda. Tidak mungkin bagi kita untuk berdiri di pihak yang sama. Kamu mengambil risiko untuk mengantarku pulang, namun aku tidak bisa membiarkanmu pergi. Tidak ada. Tidak ada. Kata-kata yang dia ucapkan pada hari itu, kini menjadi kenyataan.     

Dengan embusan angin, tempat itu terasa sangat terpencil. Zhao Song maju dengan kudanya menuju ke Kota Zhen Huang. Bayangannya yang sendirian tampak miring.     

"Yang Mulia Ketujuh, tidak ada siapapun di depan," Pejabat Chi melaporkan.     

Wajah Zhao Che sangat serius. Sebelum dia sempat berbicara, Zhao Chun Er menyela, "Kudanya sangat cepat. Kirim pasukan ke-10 untuk mengejarnya. Sehebat apapun dia, tetap harus berhenti untuk makan dan minum. Kita akan menyusulnya cepat atau lambat. Dan juga, kirimkan surat ke semua provinsi sepanjang jalan, beritahu mereka bahwa Chu Qiao dari Yan Bei, yang membantai pasukan mereka, sedang dalam perjalanan, sendirian. Aku yakin aku bukan satu-satunya orang di dunia ini yang membenci dia. Banyak orang yang akan membunuhnya untuk kita. Aku mau lihat bagaimana dia bisa kembali ke Yan Bei sendirian?"     

Zhao Che mengangkat alisnya. Dia berbalik dan melihat ke adiknya, lalu bertanya, "Chun Er, apakah terjadi sesuatu padamu sepanjang perjalanan?"     

Zhao Chun Er membeku, menengadah dengan gugup. "Kakak Ketujuh, mengapa kamu bertanya?"     

"Kamu sudah berubah banyak."     

Ada pandangan yang dalam di mata Zhao Chun Er. Kejadian kotor itu terulang di dalam pikirannya lagi. Gadis muda itu tertawa dingin. "Kakak Ketujuh, aku tidak berubah. Aku hanya tumbuh dewasa."     

"Hiyah!" Zhao Chun Er berteriak, memacu kudanya maju. Zhao Che dan prajurit lainnya mengikuti di belakangnya.     

Setelah cukup lama, sebuah bayangan kecil muncul dari semak-semak yang jauh dari jalur utama. Melihat ke arah Zhao Chun Er menghilang, dia merasakan kegetiran di dalam hati. Sesuai dugaan, Zhao Song telah mengkhianatinya. Chu Qiao sengaja memilih jalur yang memutar menuju ke Yan Bei. Kalau Zhao Song tidak memberitahu mereka, Zhao Che dan yang lainnya akan mengambil jalur yang lain.     

Zhao Chun Er sangat diam selama perjalanan kembali, tidak menunjukkan niatnya yang bermusuhan. Dia berniat memanfaatkan Chu Qiao untuk kembali ke Zhen Huang dengan selamat, lalu membunuhnya. Tuan Putri Kekaisaran Xia ini ingin melenyapkannya dari awal!     

Chu Qiao berdiri di dataran yang luas dan kosong itu. Elang-elang di angkasa terbang memutar, memamerkan sayap putih mereka. Dia mengangkat jarinya dan bersiul. Dari kejauhan, seekor kuda perang hitam berlari menujunya, lalu berlari mengelilinginya dengan bahagia. Chu Qiao melompat ke atas punggung kuda itu dan tertawa. "Saudaraku, kita harus mengambil jalur yang jauh. Jalan kita sudah ditutup."     

Zhen Huang dan Yan Bei dipisahkan oleh padang rumput yang datar. Untuk mencegah Garnisun Utusan Barat Daya melarikan diri, beberapa provinsi yang merupakan bagian dari Kekaisaran Xia telah memerintahkan orang-orang untuk memotong rerumputan. Ditambah lagi, mereka juga menebang pohon-pohon di padang rumput itu untuk menghilangkan tempat-tempat bersembunyi. Semua sungai, semua penyeberangan, dan semua jalan dijaga dengan ketat. Mereka mengira Chu Qiao hanya bisa kabur diam-diam. Mereka tidak menyangka kalau dia membawa pasukan dari Garnisun Utusan Barat Daya dan menerobos lewat. Setelah beberapa pertempuran, mereka jatuh banyak korban. Semua usaha mereka menjadi sia-sia.     

Namun, usaha mereka sebelumnya kini menjadi berguna. Para pejabat ini, yang menderita kekalahan dari Chu Qiao, tahu bahwa dia sedang dalam perjalanan pulang ke Yan Bei sendirian, kini sedang menunggu dia untuk jatuh ke dalam perangkap. Pada saat ini, siapapun yang berhasil menangkap Chu Qiao akan bisa mengancam raja baru Yan Bei, dan mengurangi kekuatan politiknya. Bagaimanapun, Chu Qiao telah mengalahkan mereka dengan pasukan yang hanya berisi 4000 orang. Ini sudah cukup untuk menanamkan rasa takut pada keluarga-keluarga bangsawan ini. Kalau dia mengikuti jalur semula ke Yan Bei, dia sudah pasti akan mati tanpa kesempatan untuk melarikan diri.     

Satu-satunya pilihan lain untuknya adalah keluar melalui tenggara, memasuki Kekaisaran Tang, lalu menuju jalur kecil di Pegunungan Qing Tong. Setelah itu dia akan mengikuti Sungai Wu Xun sepanjang perbatasan selatan, sebelum akhirnya tiba kembali di Yan Bei!     

Kuda itu memaksa menggunakan lehernya untuk menggesek kaki Chu Qiao. Chu Qiao menarik tali kekangnya, dan memacu ke arah timur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.