Legenda Chu Qiao: Tuan Putri Agen Divisi 11

Bab 108



Bab 108

0Karena tidak makan apapun kemarin, Chu Qiao kelaparan. Setelah membersihkan meja, dia mengeluarkan semua hidangannya. Tian Ru Cheng memang berusaha sebaiknya untuk mempersiapkan hidangan ini. Keranjang makanan itu terbagi menjadi tiga tingkat. tingkat pertama berisi arang panas, diikuti oleh air hangat, dan paling atas, diisi dengan berbagai makanan. Hasilnya, walaupun makanan ini sudah dibiarkan sejak tadi, masih tetap hangat. Menghela napas lega, Chu Qiao duduk dan mulai menyumpal mulutnya dengan makanan.     
0

Saat berjalan keluar dari ruangan uap, Zhuge Yue marah saat melihat Chu Qiao sedang makan dengan begitu santainya. Sambil cemberut, dia berkomentar. "Yang benar saja? Kamu masih ada nafsu makan?"     

Sambil berbalik, Chu Qiao tersenyum manis. "Entahlah. Tetapi aku yakin suasana hatiku lebih baik daripadamu."     

Zhuge Yue meliriknya dari sudut mata. "Kematian sudah dekat, kamu masih tetap begitu angkuh."     

Tanpa mengubah senyumnya, Chu Qiao menjawab, "Apakah kamu tidak tahu? Bahkan sebelum seorang narapidana dihukum mati, mereka diizinkan untuk makan enak dulu."     

Zhuge Yue mendekat, menatapnya dengan pandangan curiga. Dia melanjutkan, kata demi kata, "Apakah kamu seyakin itu kalau aku tidak akan melakukan apapun padamu?"     

"Aku tidak yakin," Chu Qiao tersenyum, "tetapi kalau kamu saja berpura-pura bodoh, kenapa aku harus khawatir?"     

Zhuge Yue beristirahat di kursinya dan tersenyum dingin. "Tampaknya kamu sudah belajar banyak dari Yan Xun selama bertahun-tahun ini."     

"Semua ini berkat kamu. Sekarang, aku tidak punya apapun selain kesabaran."     

Di dalam cahaya yang berkedip-kedip mengusir kegelapan malam, mereka berdua duduk saling berhadapan, mengamati dengan dingin tanpa menunjukkan kelemahan sama sekali.     

Senyuman di wajah Chu Qiao akhirnya menghilang, dan wajah santainya sirna. Sambil menatap wajah tampan pria itu dengan dingin, dia berkata perlahan, "Zhuge Yue, apa yang sebenarnya kamu inginkan? Katakan!"     

Tuan keempat dari keluarga Zhuge ini tersenyum tipis dan mengedipkan matanya dengan jahat. "Menurutmu apa?"     

"Zhuge Yue, lepaskan aku, atau," Chu Qiao memicingkan matanya dan melanjutkan, "bunuh saja aku."     

Zhuge Yue mengangkat sudut bibirnya perlahan dan berbisik, "Xing Er, tidak semuanya di dunia ini harus hitam atau putih; terkadang ada abu-abu. Sama saja, pilihan tidak hanya terbatas di kedua hal itu saja."     

"Antara kamu dan aku hanya ada dua kemungkinan." Chu Qiao menatap matanya, dan berkata dengan sedih, "Aku sangat berterima kasih atas bantuanmu yang berulang kali dan karena sudah mengampuni nyawaku, tetapi itu tidak berarti kita bisa hidup dengan damai. Zhuge Yue, kamu adalah tuan dari keluarga bangsawan besar dan memiliki pengaruh besar di kekaisaran. Mengapa kamu begitu naif, begitu mudah memercayai orang lain? Apa kamu tidak takut aku akan mengkhianatimu?"     

Zhuge Yue tertawa lepas, lalu menjawab, "Xing Er, apa kamu pikir aku benar-benar begitu baik hati, dan tidak sanggup membunuh?" Wajahnya tiba-tiba berubah menjadi bengis dan keji. Tanpa perasaan apa pun, matanya terpaku pada Chu Qiao. Dia berkata dengan santai, "Aku hanya mengerti sifatmu. Yan Xun menolongmu sedikit, namun kamu bersedia menemaninya dalam situasi seperti itu selama 8 tahun. Bagaimana dengan sekarang? Apakah kamu sanggup membunuh orang yang sudah begitu banyak menolongmu? Xing Er, aku tidak naif, aku hanya mengerti dirimu dengan sangat baik."     

Suasana yang semula suram mulai memanas, saat pandangan mereka beradu, seakan-akan terjadi percikan api.     

"Apa kamu tidak takut dirimu salah?"     

"Aku percaya padamu, dan terlebih lagi, aku percaya diriku sendiri."     

Chu Qiao menjilat bibirnya yang kering sebelum menjawab perlahan, "Jadi apa yang ingin kamu lakukan sekarang?"     

Zhuge Yue menjawab seakan sudah sangat jelas, "Menangkapmu dan membawamu pergi."     

"Kamu tidak bisa mengendalikan aku."     

"Aku suka tantangan." Zhuge Yue tersenyum dan melanjutkan, "Kalau aku tidak bisa mengendalikanmu, aku bisa memanfaatkanmu. Kalau aku tidak bisa memanfaatkanmu, aku bisa mengurungmu. Dan kalau aku benar-benar tidak bisa mengurungmu, aku masih ada satu pilihan terakhir. Dan saat ini, belum waktunya untuk pilihan terakhir itu."     

Chu Qiao menengadah dan menatap mata pria itu. Dengan muram, dia berkata, "Zhuge Yue, apakah kamu masih tidak mengerti kesalahan yang sudah kamu perbuat?"     

Saat mendengar itu, Zhuge Yue mengangkat alisnya dan mendengus. "Kesalahan? Itu hanya beberapa orang budak. Memangnya kenapa kalau aku membunuh mereka? Apa salahnya dengan itu?"     

"Aku bukan membicarakan hal itu." Chu Qiao merengut dan akhirnya menghela napas panjang. "Baik, aku akui, aku tidak ingin membunuhmu, ataupun menjadi musuhmu. Memang ada kebencian di antara kita, tetapi aku juga berutang budi padamu. Saat Tuan Besar Kedua keluarga Zhuge meninggal dan sedang ada pencarian besar-besaran untuk mencariku, kamu tidak mengadukanku walaupun tahu di mana aku berada. Dari ini saja, aku berutang banyak padamu. Tetapi kamu harus mengerti, saat ini kamu adalah orang yang sangat penting di dalam keluarga Zhuge di Kekaisaran Xia, sedangkan aku pimpinan dari pemberontak Yan Bei. Perang antara Yan Bei dan Kekaisaran Xia sudah pasti akan terjadi. Dengan posisi kita, suatu hari kita pasti akan bertemu di medan perang. Karena itu, sebaiknya kita jangan terlalu banyak berhubungan. Karena aku sudah jatuh ke dalam tanganmu sekarang, apapun yang kamu lakukan aku hanya bisa pasrah. Tetapi kamu juga harus mengerti, selama kita bersama, aku memiliki kesempatan untuk membunuhmu, walaupun kita akan mati bersama. Aku lebih suka membicarakan semuanya dengan terbuka dan tidak menutup-nutupi. Perang antara Yan Bei dan Kekaisaran Xia tidak akan menguntungkan keluarga Zhuge sama sekali. Kamu harus membuat keputusan setelah mempertimbangkan kepentingan keluargamu. Apakah kamu mau membunuhku atau melepaskanku, tentukan sikapmu sekarang."     

Saat mendengar itu, Zhuge Yue tertawa dingin. Dengan lembut, dia menjawab, "Xing Er, kamu membuatku semakin tertarik padamu."     

Wajah Chu Qiao menjadi semakin dingin, dan dia memperingatkan pria itu, "Zhuge Yue, aku masih belum membunuhmu, tetapi itu tidak berarti kalau aku terpaksa bertarung, aku akan berbaik hati membiarkanmu hidup! Sebelumnya, kamu tidak mengancam nyawaku, namun kalau kamu terus memaksa ikut campur dalam hidupku, aku tidak keberatan untuk membunuh satu orang lagi!"     

Zhuge Yue dengan santai menepis ancaman itu. "Silakan, coba saja."     

Dengan suara berdentang yang bersamaan, keduanya berdiri, pandangan mereka saling terpaku pada satu sama lain. Negosiasi telah gagal. Keduanya mengerti kalau hanya akan ada satu akhir dari pembicaraan ini di saat ini!     

Pada saat itulah, suara langkah kaki terdengar dari luar kamar. Terkejut, Chu Qiao memasang kuda-kuda bertarung, siap untuk bertempur sampai akhir.     

"Tuan!" Terdengar suara Yue Qi. "Tuan Tian mengundang anda untuk bertemu dengannya di ruangan Fang."     

Zhuge Yue bertanya, "Sekarang?"     

"Betul."     

"Jangan pergi!" Belati Chu Qiao menekan ke leher Zhuge Yue saat dia memperingatkan. Selama Zhuge Yue berada di dalam ruangan ini, setidaknya Chu Qiao masih memiliki kesempatan untuk bernegosiasi. Begitu pria itu keluar, gadis itu akan terperangkap. Bagaimana mungkin dia membiarkan itu terjadi?     

"Kalau aku tidak pergi mereka akan curiga ada yang janggal. Tian Ru Cheng akan kemari untuk memeriksa."     

Chu Qiao memaksa, "Cari alasan!"     

Zhuge Yue mendengus dan menunjuk ke lemari lalu berkata, "Kamu sudah menggunakan alasan aku bermain-main dengan wanita untuk menunda ini seharian. Alasan apalagi yang kamu mau aku pakai?"     

"Aku tidak peduli!" Chu Qiao berkata dengan tidak masuk akal. "Kalau kamu menolak untuk pergi, aku tidak tahu apakah akan ada orang yang datang memeriksa kita. Tetapi aku yakin begitu kamu meninggalkan ruangan ini, aku akan terperangkap! Zhuge Yue, aku tidak bodoh!"     

Zhuge Yue menggerakkan alisnya dengan tidak sabar. Dia menyarankan, "Kalau begitu kamu ikut saja denganku!"     

Chu Qiao terkejut. Saat dia berhenti, Zhuge Yue melanjutkan, "Tinggimu kurang lebih sama dengan wanita itu. Dan juga, wanita dari Kekaisaran Tang selalu memakai cadar saat di luar, jadi tidak ada yang bisa melihat wajahmu. Dan …." Pandangan Zhuge Yue menyapu ke dada Chu Qiao yang hampir rata. Dia melanjutkan, "Pakaian wanita di sini longgar, jadi tidak ada yang akan menyadari perbedaan bentuk tubuhmu dengannya juga."     

Wajah Chu Qiao langsung merah karena amarah.     

Zhuge Yue mengabaikan ekspresinya yang marah dan menguap. Dengan santai, dia memerintahkan, "Dengan kemampuanmu, apa yang perlu kamu takutkan kalau kamu pergi bersamaku? Cepat, pergi dan rias wajahmu dan ganti pakaianmu."     

Ini pertama kalinya Chu Qiao mencoba merias wajah dalam bertahun-tahun.     

Ini tidak ada hubungannya dengan sikapnya yang tomboi. Dia benar-benar tidak mengerti fungsi peralatan kuno ini.Setelah menyisir rambutnya lama, rambutnya masih tetap seperti sarang burung.     

Zhuge Yue duduk di samping, meminum tehnya sambil menunggu. Saat menoleh, dia menyadari penampilan Chu Qiao yang menyedihkan dan tertawa. Dia berjalan mendekat, dan mengambil sisir dari tangan gadis itu sambil bergumam, "Apa kamu betul-betul seorang wanita?"     

Memang benar, sepandai apapun seorang wanita, dia tidak akan mengabaikan penampilannya sendiri. Ini hal yang sama dengan secantik apapun seorang wanita, dia tidak akan mengabaikan ukuran dadanya.     

Chu Qiao mendongak dan membentak, "Diam!"     

Zhuge Yue mendengus dan dia mengentak sisir itu ke bawah.     

Menjerit kecil karena kesakitan, Chu Qiao menahan rambutnya, dan berteriak, "Lembut sedikit!"     

"Berisik sekali. Kalau terus begitu aku cabut semua rambutmu!"     

"Kamu berani?"     

"Hmph!"     

"Ah! Ber*ngsek kamu, jangan terlalu keras!"     

Beberapa menit kemudian, rambut hitam pekat meluncur dengan halus di sela-sela jari pria itu. Setelah mengambil seikat rambut dan menggulungnya ke atas, dia mengikatnya dengan pita dari sutra. Setelah memilih sebuah anggrek dari kotak perhiasan, dia mendorong bunga itu ke rambutnya yang diikat dan menahan posisi rambutnya sehingga hanya menampilkan bunga yang indah itu. Dengan seikat rambut yang dibiarkan menggantung turun di masing-masing sisi, dan poni rambut yang tertata rapi di depan, rambutnya sudah selesai. Lalu, mendorong poninya ke atas, dia memberikan titik merah di dahi gadis itu, lalu menebalkan alisnya sedikit. Setelah membedaki pipi gadis itu, dia menambahkan sedikit perona pipi. Dengan itu, riasan yang sederhana namun sesuai sudah selesai. Walau begitu, seluruh aura gadis itu berubah, dan bahkan Chu Qiao sendiri tidak bisa mengenali si cantik di dalam cermin.     

Zhuge Yue membuka lemari pakaian, dan bergumam malas, "Pilih satu."     

Chu Qiao tidak ragu-ragu, dan langsung mengambil satu pakaian putih secara asal-asalan. Zhuge Yue merebutnya, dan memarahinya, "Putih lagi? Kamu selalu memakai hitam dan putih. Apa kamu sedang mau melayat?" Menyapu pakaian di dalam lemari dengan jarinya, akhirnya Zhuge Yue memilih gaun berwarna hijau giok dengan berlapis-lapis sulaman yang berpusat di sekeliling seekor bebek mandarin. Longgar dan halus, gaun itu terlihat seperti awan yang mengambang. Dengan sabuk di pinggangnya, tubuhnya yang ramping semakin menonjol. Memakai mantel luar, tubuhnya yang ramping tiba-tiba menjadi samar dan tidak pasti, yang justru menambahkan sentuhan menggoda.     

Melihat dirinya di dalam cermin, Chu Qiao sendiri kehilangan kata-kata. Gadis di dalam cermin terlihat cantik dan anggun, dengan sepasang mata yang jernih dan penuh tekad.     

Untuk sejenak, Zhuge Yue juga terkesima, namun dia segera tersadar. Sambil merengut, dia bergumam, "Setelah didandani dengan benar, kamu memang terlihat seperti wanita."     

Chu Qiao menjawab dengan sarkastis, "Kamu sangat ahli untuk ini."     

Zhuge Yue mendengus dan tidak membalas. Dia lalu melempar ke samping cadar sutra yang semula dia siapkan. Setelah memilih-milih lagi, dia memutuskan memakai syal yang cukup tebal untuk menjadi kaus kaki, dan menggantungkannya di kepala Chu Qiao, menutupi seluruh wajah gadis itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.