Legenda Chu Qiao: Tuan Putri Agen Divisi 11

Bab 56



Bab 56

0Yan Xun tersenyum ringan. Dia meminum seteguk teh dan berkata, "Apa yang kamu katakan benar." Rumah kaca itu sangat hangat. Karena Yan Xun sangat menyukai anggrek, tempat itu dipenuhi aroma bunga. Bersama dengan angin sepoi-sepoi, membuat orang di dalam rumah kaca itu mabuk oleh aromanya.     
0

Yan Xun mengangkat alisnya sedikit dan bertanya perlahan, "Kalau begitu, AhChu, menurutmu apa yang harus kulakukan?"     

"Kamu sudah memiliki rencana sendiri, mengapa bertanya padaku?" Chu Qiao bertanya penasaran dengan suara yang mendalam. "Kalau kamu menikahi Zhao Chun Er, pada akhirnya kamu akan dibunuh, dan kalau kamu tidak menikahinya, kamu akan melawan perintah kaisar. Dia akan menganggap kamu memberontak dan membunuhmu. Kamu orang yang sangat pintar, bagaimana mungkin kamu tidak bisa menimbang baik buruknya keadaan ini?" Chu Qiao tersenyum dan melanjutkan, "Dalam tujuh tahun terakhir, kamu sudah melewati berbagai macam rintangan, jadi mengapa kamu membiarkan seorang wanita menghentikanmu? Oh, sang kaisar hanya melakukan ini untuk mencari jalan demi melindungi dirinya sendiri. Kita sudah biasa menunda waktu, aku hanya kasihan terhadap Zhao Chun Er yang benar-benar menyukaimu."     

Yan Xun terlihat tidak peduli, dengan sedikit kesepian dan penderitaan. Dia lalu berkata perlahan, "Apakah ini benar-benar apa yang kamu rasakan? Sepertinya kamu sudah merencanakan semuanya untukku."     

"Kamu dan aku sudah bersama selama bertahun-tahun, melalui masalah hidup dan mati. Tentu saja aku akan mengerti dan membantumu merencanakan." Chu Qiao berkata serius, "Terlebih lagi, walaupun aku tidak mengatakan apapun, kamu juga akan membuat keputusan yang sama. Semalam, kamu sudah menunjukkannya padaku."     

Yan Xun sangat terkejut saat dia mendengar apa yang dikatakan Chu Qiao. Dengan senyum tipis, dia berkata, "AhChu, kamu memang orang yang paling mengerti saya."     

Chu Qiao berdiri dan tersenyum sambil menepuk pundak Yan Xun. Dia berkata, "Tentu saja. Kita tumbuh bersama dan sudah melalui begitu banyak hal bersama. Ini tidak akan pernah berubah."     

Yan Xun melihat ke wajah tersenyum Chu Qiao dan ikut tersenyum. Dia mengangguk dan berkata, "Iya, itu tidak akan pernah berubah."     

"Aku pergi dahulu karena aku harus pergi ke Pasukan Kavaleri Pemberani. Sebelum aku pergi, aku harus mampir dan menyapa Zhao Song terlebih dahulu."     

Yan Xun mengangguk dan berdiri sambil berkata, "Titip salamku untuknya."     

Chu Qiao berbalik dan berjalan keluar. Saat dia mencapai pintu ia berhenti dan perlahan mengangkat tinjunya. Dia mengepal dan melepaskan kepalannya lagi berulang-ulang tiga kali dan masih belum pergi juga. Yan Xun tampaknya tahu bahwa ada sesuatu yang ingin dikatakan Chu Qiao tetapi Yan Xun hanya berdiri diam di sana.     

"Yan Xun, saat kamu jatuh cinta, perhatianmu bisa teralihkan. Masih banyak hal yang harus kamu capai. Kamu harus mendahulukan kepentingan orang banyak di atas segalanya."     

Yan Xun hanya diam saja sambil menatap kosong ke punggung Chu Qiao saat dia perlahan menghilang ke dalam berlapis-lapis tetumbuhan.     

AhChu, aku hanya memberimu setetes air, namun kamu balas dengan memberikan seluruh mata air. Bagaimana aku bisa membalasmu?     

Sinar matahari sore terasa hangat dan nyaman, namun tiba-tiba, Yan Xun merasa segalanya sangat menyilaukan.     

Pada hari ke-14 bulan ketiga, langit cerah saat salju mulai turun di sore hari seperti biasa. Topik pembicaraan seluruh kekaisaran masih seputar permintaan Kaisar kepada Yan Xun untuk menikahi Putri Zhao Chun Er. Ada berbagai macam spekulasi yang beredar di kota kekaisaran. Namun, di tengah situasi yang kacau, tidak ada yang menyadari ketika pasukan penjaga Lu Ying keluar satu jam lebih awal. Gerbang Barat juga dibuka pagi sekali, sekitar satu jam lebih awal dibandingkan biasanya.     

Saat menerima berita ini, Yan Xun sedang meminum teh di rumah kaca. Dia sedang memakai jubah ringan dan terlihat santai. Pemusik di beranda sedang memainkan lagu 'Xi Chuan Hua Ye'[1], menyebarkan alunan melodi ke sekitar.     

Yan Xun tersenyum samar. AhJing berdiri di samping dan dengan sabar menunggu perintah Yan Xun. Tetapi Yan Xun hanya melambai lembut dan menyuruhnya untuk keluar, sambil menarik sebuah lembaran musik dari dalam kotak musik di sisinya dan melemparkannya kepada pemusik itu. Alunan lagu terhenti tiba-tiba. Pemusik itu memungut lembaran musik dan melihatnya dengan wajah terkejut. Segera setelah itu, irama lagu yang bersemangat keluar dari kecapinya. Nadanya sangat bertenaga dan kuat.     

Yan Xun tertawa lepas dan bertepuk tangan mengikuti irama musik. Dia berteriak, "Memegang pedang saat mabuk dan mengalahkan delapan ratus musuh. Sambil menyebarkan bau alkohol, menggunakan salju untuk mengubur bunga layu."     

Chu Qiao berdiri di luar pintu saat dia mendongak dan melihat salju melayang di langit. Dan ada juga seekor elang kecil terbang melintas di atasnya, jari-jarinya membeku kedinginan.     

Seberapa cepat kekacauan ini? Seperti tanah dimusim gugur, sebuah api telah menyala, ia menyebar dengan cepat dan berkobar dengan dahsyat.     

Sore hari, terjadi badai salju walaupun hari sangat cerah. Sebuah pesan untuk kaisar dari Menteri Pendapatan dikirimkan ke meja Dewan Tetua Agung. Menteri Pendapatan tidak memiliki cukup dana dan makanan untuk korban bencana alam di Zhong Zhou. Para korban mulai tidak tenang dan mulai mencuri dari bangsawan, sehingga banyak dari mereka dipukuli sampai mati. Seseorang diam-diam menukar gandum dan beras dengan beras busuk, menyebabkan banyak orang yang meninggal karena keracunan makanan. Lebih dari sepuluh ribu sudah meninggal. Para bangsawan sibuk mengisi kantong mereka masing-masing, dan dalam pesan itu juga dicantumkan semua catatan kasus korupsi.     

Sebutir batu bisa membuat ribuan gelombang. Semua kekacauan yang terjadi di ibu kota disebabkan oleh pesan yang dikirimkan untuk kaisar ini.     

Yang terjadi selanjutnya adalah pemeriksaan mendalam yang menakjubkan. Dewan Tetua Agung menjadi kacau dalam hitungan detik, karena pihak militer juga mengeluarkan pernyataan resmi. Kata-katanya tertulis dalam darah dan air mata; setiap kalimat memiliki makna yang mendalam. Hal ini membuat para bangsawan menjadi takut. Satu jam kemudian, sebuah hasil tinjauan mengenai bencana di Zhong Zhou dilaporkan. Istana Sheng Jin dikendalikan oleh gubernur prefektur.     

Sebelum Zhao Qi mulai menjabat, posisi itu dikelola oleh Muhe Xifeng. Menteri Makanan bertanggung jawab atas ransum makanan untuk Kementerian Makanan dan juga untuk urusan militer. Selain itu, semua orang tahu kalau Song Duan paling menyayangi cucu dari Muhe, Muhe Yunting. Statusnya di dalam keluarga Muhe setara dengan putra tertua keluarga itu. Pemerintah kekurangan 800,000 yuan dalam emas dan gandum senilai 20 juta emas.     

Dewan Tetua Agung sangat tegas. Muhe Yunye dari keluarga Muhe berlutut semalaman di depan Istana Sheng Jin untuk meminta sang kaisar menunjukkan belas kasihan. Dia mengeluh bahwa hal ini bukan perbuatan keluarganya dan semua ini perbuatan keluarga Wei. Semua daftar itu palsu dan tidak dapat dipercaya.     

Istana Sheng Jin tanpa disangka menutup semua pintu istana dan menolak untuk bertemu siapapun. Namun, saat Muhe Yunye berhenti berlutut, sebuah pesan rahasia dikirimkan ke Gerbang Zi Jin. Korupsi keluarga Muhe sangat serius. Dia diperintahkan untuk membawa 30 ribu pasukan berkuda dan memeriksa kantor Muhe untuk mencari bukti segala macam kejahatan. Kalau ada yang menentang perintah ini, akan langsung dihukum!     

Saat Zhao Qi sedang diam-diam membawa pasukan dan kuda Lu Ying ke kediaman keluarga Muhe, Shang Sifang mengirimkan baju kekaisaran untuk acara pernikahan Yan Xun. Yan Xun berdiri di tengah aula dan mengantar para penjaga dengan hormat, tak lupa memberi mereka uang tip.     

Pakaian yang dikirim oleh Shang Sifang sangat terkenal dan mahal. Ada seekor naga yang disulam di pakaian itu dan terlihat sangat megah. Chu Qiao berjongkok dan membantu Yan Xun mengencangkan sabuk berhias permata. Aroma kemenyan yang kuat dari baju itu membuat Chu Qiao menahan napasnya.     

Ruangan itu sangat sunyi dan orang-orang di dalam ruangan sudah keluar semua. Sosok Chu Qiao tampak lemah di bawah cahaya. Lehernya pucat dan telinganya putih dan menggemaskan. Dadanya juga sedikit menonjol. Dia tidak lagi perlu menipu orang lain dengan berpura-pura sebagai seorang pria.     

Yan Xun menghela napas lembut dan bertanya, "AhChu, kapan hari lahirmu?"     

Chu Qiao berdiri di belakangnya dan sambil mengatur tali pengikatnya, "Aku tidak ingat."     

Yan Xun tertegun dan mengira dia tidak mau memberitahunya. Lalu melanjutkan, "Kamu akan segera berusia enam belas tahun. Sudah waktunya kamu mengadakan upacara akil balik."     

Chu Qiao menggeleng dan berkata, "Untuk apa aku melakukan itu?"     

Yan Xun langsung berhenti berbicara. Dia membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu tetapi tak ada yang keluar.     

Chu Qiao bergeser ke arah sebaliknya dan merengut saat dia melihat pola Qing Hai Yun Qing[2]. Di sudutnya, ada benang yang menggantung keluar dari kain. Dia berpikir apakah mereka sengaja atau ceroboh. "Lepaskan dahulu, akan aku perbaiki untukmu."     

Yan Xun terkejut dan berkata, "Memang kamu bisa?"     

Chu Qiao menaikkan alisnya sedikit dan melihat Yan Xun sambil menjawab, "Ketika kamu masih muda, siapa yang menambal bajumu?" Dia duduk di bawah lampu. Alisnya terlihat seperti dua baris asap.     

Pikiran Yan Xun sepertinya melayang ke hal lain. Bagaimana mungkin dia melupakan malam yang dingin dan bersalju itu, di mana rumah mereka suram dan Chu Qiao duduk di samping perapian dengan diterangi cahaya lilin yang remang-remang, berusaha menyulam baju para wanita bangsawan. Karena mereka terlalu malas untuk melakukannya sendiri, Chu Qiao harus membantu mereka, dan dia hanya diberikan sedikit makanan dan batu arang.     

Yan Xun masih mengingat postur Chu Qiao. Saat dia membungkuk dan tubuhnya sangat kecil. Terkadang, saat dia tidak sanggup membuka matanya, dia akan berjongkok dan mengistirahatkan kepalanya di lutut lalu tidur sejenak. Dia sangat tenang dan tidak pernah sekalipun mengeluh kalau dia lelah.     

Selama bertahun-tahun, Yan Xun berusaha keras untuk tidak memikirkan masa lalunya, karena dia takut kebenciannya akan membutakannya dan memengaruhi keputusannya. Itulah mengapa, dia lupa tentang gadis di hadapannya, yang sudah membantunya bertahan hidup. Chu Qiao memasak untuknya, menjaganya, dan bahkan memberinya obat saat dia sedang sakit. Dia juga yang mengajarinya bagaimana mengubah rak kosong menjadi senjata bela diri, dan menggunakannya untuk mengajari Yan Xun belajar cara bertarung untuk melindungi dirinya sendiri. Chu Qiao membantu Yan Xun menulis strategi perangnya, dan menemaninya di dalam penjara luas ini. Walaupun dia diganggu dan dipukuli oleh orang lain, dia tidak pernah mengeluh.     

Gadis ini, dia begitu kurus dan lemah. Dia tidak punya kekuasaan atau wewenang, tetapi dia memiliki hati yang paling kuat di seluruh dunia. Ketika seluruh dunia Yan Xun runtuh, Chu Qiao menggunakan bahunya yang lemah untuk menyokong Yan Xun. Dia yang menanggung beban Yan Xun, dan menghabiskan seluruh tenaga dan kekuatannya untuk menukar harapan kecil bahwa mereka bisa bertahan hidup.     

"Baik." Chu Qiao berdiri dan kembali ke hadapannya lalu berkata, "Coba kenakan. Masih ada dua jam sebelum pesta dimulai. Tidak boleh ada kesalahan."     

Yan Xun menghela napas perlahan. Lalu ia membuka lengannya dan memeluk Chu Qiao. Dia meletakkan dagunya di atas kepala Chu Qiao dan berkata, "AhChu."     

Chu Qiao terkejut dan seluruh tubuhnya menjadi kaku. Dengan lembut ia mendorong tangan Yan Xun dan bertanya, "Ada apa? Apakah terjadi sesuatu?"     

"Jangan bergerak," Yan Xun menjawab lembut, "biarkan aku memelukmu sebentar saja."     

Tubuh Chu Qiao mulai santai dan dia mengulurkan tangannya untuk memeluk pinggang Yan Xun. Chu Qiao menyandarkan kepalanya di bahu Yan Xun dan tetap di sana dalam keheningan.     

"AhChu, jangan menyalahkan saya," Yan Xun berkata lembut dengan suara yang dalam. "Bertahun-tahun ini, aku telah melakukan banyak hal yang tidak kamu setujui. Di permukaan kamu sangat dingin. Kapanpun kamu membunuh seseorang kamu tidak pernah memberi ampun. Tetapi aku tahu bahwa kamu orang yang berniat baik. Pedagang teh di Ling Nan, pemilik kapal di Huai Shui, pedagang beras di Sheng Jin, dan pejabat Yan Bei yang tidak menuruti perintahku …. Banyak darah yang sudah ditumpahkan tanganku. Aku hanya tidak ingin seperti di masa lalu, di mana aku hanya bisa menyaksikan orang-orang di sekelilingku diganggu dan dibunuh, tanpa bisa berbuat apa-apa. Namun, sekarang aku sudah berusaha keras dan melakukan begitu banyak hal, aku masih diperalat orang lain dan gagal mencapai apa yang aku mau. Dan yang terpenting, aku masih tidak bisa melindungimu."     

Pandangan Chu Qiao berkedip dan ujung bibirnya sedikit melengkung ke atas. Hatinya terasa hangat saat dia merasakan perasaan yang tidak bisa dijelaskan dan digambarkan. Walaupun dia tidak mengerti apa yang dikatakan Yan Xun, dia tetap menggeleng dan menjawab, "Aku mengerti sepenuhnya. Kamu tidak perlu khawatir tentangku. Prajurit di Pasukan Kavaleri Pemberani tidak akan menyakitiku."     

[1] Secara harfiah, Perahu Barat, Malam Bunga     

[2] Secara harafiah, Laut Hijau Awan Jernih     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.