Legenda Chu Qiao: Tuan Putri Agen Divisi 11

Bab 53



Bab 53

0"Jangan khawatir, tentu tidak apa-apa. Karena biarpun orang mereka mati, tidak akan ada yang berani berkata apa-apa. Semakin dalam kekacauannya, semakin baik untuk kita." Yan Xun mendongak dan melihat langit kelabu sambil bergumam, "Sudah waktunya untuk mulai."     
0

Saat kembali ke Lapangan Ying Ge, langit sudah gelap gulita. Pelayan yang bertanggung jawab untuk menerangi area, Xiao Lizi, sedang berdiri di pintu. Ketika dia melihat Chu Qiao sudah kembali dengan selamat, dia senang sekali dan berlari ke arah Chu Qiao lalu berkata sambil tersenyum, "Nona, anda sudah kembali."     

Chu Qiao menaikkan alisnya dan bertanya, "Apa yang terjadi?"     

Xiao Lizi menjawab, "Tidak terjadi apa-apa. Tadi ketika pangeran kembali, dia mencari anda. Saat tahu anda sedang keluar, dia membawa AhJing dan pergi mencari anda."     

"Oh, sudah berapa lama sejak mereka pergi?" Chu Qiao mengangguk dan menjawab.     

"Sudah cukup lama." Xiao Lizi menjawab sambil memastikan lentera tetap menyala. Tiba-tiba, Chu Qiao berjalan menuju arah Taman Lan Tian. Xiao Lizi langsung mengadangnya dan berkata, "Nona, di sana ada budak yang sedang membersihkan salju, mari lewat sini saja."     

Chu Qiao terkejut dan mengangkat kepalanya perlahan. Dia menatap Xiao Lizi tanpa berkata apa-apa.     

Xiao Lizi terlihat canggung dan bergumam dengan gugup, "Jalannya tidak nyaman untuk dilalui."     

Chu Qiao terlihat serius dan menarik tangannya. Saat dia menyeret Xiao Lizi ke pintu masuk, mereka mendengar suara lembut gadis-gadis dan para pelayan membungkuk di lantai. Chu Qiao berhenti melangkah dan berdiri di depan pintu masuk. Dia tenang dan menunggu beberapa saat sebelum bertanya dengan pelan, "Siapa yang mengirim mereka ke sini?"     

"Pengawas Barat Laut, Ji Wenting."     

Chu Qiao merengut dan berkata dengan nada serius, "Dia, lagi." Chu Qiao terdengar marah. Xiao Lizi menjadi tersendat dan melihat Chu Qiao dengan tak berdaya karena takut ia akan berjalan masuk.     

Dalam seketika, Chu Qiao memutar tubuhnya dengan cepat dan berjalan menuju kamarnya. Sambil berjalan, dia berkata dengan serius, "Beri tahu mereka untuk kecilkan suara dan jangan mengganggu saya."     

Xiao Lizi melihat ke kejauhan, ke arah kamar Chu Qiao, karena dia tidak mengerti apa yang Chu Qiao katakan. Tempat ini cukup jauh dari kamar Chu Qiao, tidak peduli sekeras apa suaranya, sepertinya tidak mungkin dia bisa mendengarnya dari sana.     

Pada waktu makan malam, Yan Xun mengirim orang untuk memanggil Chu Qiao. Setelah memanggil dua kali, Chu Qiao tidak keluar. Pangeran dari Yan Bei itu menghela napas, tetapi di dalam hati, dia diam-diam merasa senang. Pada saat dia berdiri dan mau menghampiri kamar Chu Qiao, Chu Qiao masuk ke ruangan itu dengan pakaian serba putih. Terlihat jelas itu adalah pakaian pria; sepertinya dia tidak berganti pakaian sejak dia kembali.     

Yan Xun terkejut dan bertanya, "AhChu, apa yang sedang kamu lakukan?"     

Chu Qiao mengangkat kepalanya dan berkata dengan tenang, "Aku punya beberapa pertanyaan yang ingin kubicarakan denganmu mengenai persetujuan untuk konsep festival musim semi Kanal Bian Yang."     

Gelombang kekecewaan menghantam Yan Xun, ia kembali duduk dan berkata, "Makanlah dahulu."     

"Oke." Chu Qiao mengangguk dan menjawab, "Saya sedikit lapar." Dia duduk dan mulai makan. Yan Xun cemberut saat dia melihat Chu Qiao makan tanpa berkata apa-apa. Yan Xun tidak bisa melihat kejengkelan ataupun ekspresi janggal di wajahnya. Yan Xun mulai merasa bosan.     

Di luar sedang sangat dingin. Di langit bisa terlihat sedikit bintang karena salju akhirnya sudah berhenti turun.     

"Festival musim semi Bian Yang harus ditingkatkan. Terutama sejak pengawas wilayah sungai diganti, transportasi air tidak berjalan. Waktu sudah mau habis; kita harus membuat rencana." Dia meletakkan sumpitnya, dan suaranya dingin. Lalu ia mengeluarkan kertas putih dari lengannya dan berkata sambil memperhatikan, "Pejabat Kota Li yang bertanggung jawab atas garam, mulai bertugas bulan lalu. Dia adalah sanak keluarga Wei Fa, Wei Yan. Sejak dia mulai bekerja, dia mengatur ulang proses transportasi garam. Para penambang garam tidak puas dan tidak tenang. Nyonya Yu memberi tahu kita untuk berhati-hati karena orang-orang selalu curiga dengan perubahan. Masalah ini berhubungan dengan kedua keluarga Shang Dang dan Peng Ze. Pada saat dibutuhkan nanti, mereka berperan besar. Harus ada orang yang mengisi posisi Xi Hua. Aku menyarankan He Qi untuk mengambil alih, bagaimana menurutmu?"     

Yan Xun mengangguk dan menjawab, "Kamu saja yang tentukan."     

Melihat Yan Xun yang gelisah, Chu Qiao menaikkan alisnya dan bertanya, "Apakah kamu lelah?"     

Dia menjawab, tanpa minat, "Aku baik-baik saja."     

"Sebaiknya kamu beristirahat." Chu Qiao berkata sambil berdiri, "Pangeran dari Tang sebentar lagi akan mencapai ibu kota. Ulang tahun Kaisar sudah semakin dekat. Pembawa pesan dari Huai Song juga sudah dalam perjalanan. Pertarungan sesungguhnya akan segera dimulai. Sisanya harus ditunda dahulu untuk sementara waktu."     

Yan Xun tidak berkata apapun saat dia melihat Chu Qiao berbalik dan pergi. Seorang pelayan wanita, yang mengenakan jubah, mengejarnya dan sosok mereka menghilang di koridor yang panjang. Dia menghela napas dan bersandar di kursinya sambil menggosok pelipisnya. Hari ini, sebuah pesan rahasia telah dikirimkan. Dia harus menghadapi pejabat istana dan keluarga kerajaan. Semua masalah itu lebih mudah dibandingkan masalah mengenai Chu Qiao.     

"AhJing," Yan Xun berkata pelan, "antar wanita-wanita dari Ji Wenting keluar."     

"Pangeran?" AhJing terkejut dan menjawab, "Saya pikir anda mau berpura-pura memanjakan diri dengan para wanita itu? Kalau begini, saya takut Ji Wenting akan kecewa."     

Yan Xun menggeleng kepalanya, sambil menghela napas dan berkata, "Orang-orang yang tertipu oleh hal sedangkal itu tidak perlu dikhawatirkan. Orang-orang yang perlu kita perhatikan tidak akan ambil pusing dengan permainan seperti ini. Maka, lebih baik bersikap manusiawi. Apalagi …." Kalimat berikutnya diucapkan samar-samar, dan AhJing tidak mendengarnya dengan jelas. Bibir Yan Xun menutup lembut saat dia perlahan menutup matanya. Dibandingkan dengan kepercayaan AhChu, Ji Wenting tidak ada artinya. Walaupun mungkin AhChu sendiri tidak peduli.     

Yan Xun menghibur dirinya sendiri dan berpikir, bagaimanapun AhChu masih kecil. Walaupun, dia tidak pernah bersikap seperti anak kecil.     

"Yang Mulia," Lu Liu berlari kembali dan menyerahkan sejumlah besar surat-surat dan berkata, "Ini yang baru dibalas oleh Chu Qiao."     

Yan Xun melihat-lihat tumpukan tebal dokumen itu dan baru akan berhenti, tiba-tiba matanya menyala dan dia bertanya, "Mengapa surat-surat ini belum dibuka?"     

Pelayan itu menggaruk kepalanya dan menjawab, "Chu Qiao mengatakan pasti isinya hanya kata-kata pujian dan rayuan. Dia menyuruh saya memberi tahu para pembawa pesan agar menyampaikan kepada tuan mereka agar memikirkan hal yang lebih baru lain kali.     

Yan Xun terkejut dan terlihat sedikit bahagia. Matanya tersenyum dan dia menyerahkan surat itu kepada AhJing sambil berkata, "Lakukan seperti yang disuruh AhChu." Lalu, ia berdiri dan berjalan ke ruang belajarnya dengan langkah ringan.     

AhJing melihat dengan kebingungan. Dia melihat ke surat yang dia pegang dan di amplopnya tertulis kata "Ji". Kertasnya juga tercium wangi.     

Keesokan harinya, wakil jenderal Cheng dari Pasukan Kavaleri Pemberani mengirimkan busur silang dan peralatan menembak untuk diperiksa oleh Chu Qiao. Beberapa pelayan muda Chu Qiao menjadi heboh dan berkomentar sampai menggunakan gerakan tangan, mengenai bagaimana tidak pernah ada wanita yang menjadi pelatih di Pasukan Kavaleri Pemberani! Bagaimana perasaan para tuan bangsawan itu ketika mereka diajari oleh gadis berusia lima belas tahun.     

Saat mereka berbicara, Chu Qiao diam-diam mendengarkan. Bukan hanya mengenai apa maksud sebenarnya sang Kaisar, tetapi apakah para pejabat tingkat tinggi itu bersedia dilatih oleh seorang gadis kecil? Walau mereka sudah berpikiran maju dan status Chu Qiao sangat tinggi, tetaplah tidak mungkin. Bagaimanapun, wanita tetap mengalami diskriminasi di dalam tentara. Tak peduli seberapa beraninya mereka, jumlah promosi yang diterima jauh di bawah para pria. Setelah memikirkan ini, bahkan orang sepandai Chu Qiao pun akan mulai merasa gelisah.     

"Nona Chu," AhJing mendadak berjalan dari belakangnya dan berkata, "pangeran berpesan dia akan pulang larut malam hari ini jadi anda makan dahulu saja. Tidak perlu menunggu dia."     

Chu Qiao tertegun. Selama bertahun-tahun, Yan Xun selalu berhati-hati. Walaupun situasi agak memburuk belakangan ini, dia seharusnya tidak akan berkeliaran di luar selarut itu.     

"Apakah terjadi sesuatu?"     

"Tidak," AhJing tersenyum dan menjawab, "Tidak perlu khawatir, Nona."     

Melihat dia tidak mengatakan apapun, Chu Qiao berhenti bertanya.     

Malam itu, Chu Qiao tidak makan karena dia sendirian. Dia hanya makan sedikit kue sambil menghangatkan diri di dekat api dalam kamarnya karena dia terlalu malas untuk keluar. Selama dua tahun terakhir, dia sudah bertugas di luar, mengembangkan kekuatan mereka di luar dan sudah lama tidak menikmati hidup santai seperti ini.     

Walaupun pemilik Istana Shen Jin mengekang pergerakan Yan Xun dan tidak mengizinkannya keluar dari ibu kota, dia tidak terlalu ketat terhadap anak buah Yan Xun. Chu Qiao masih tidak mengerti maksud sang Kaisar. Apakah dia mengabaikan pasukan yang diam-diam dikumpulkan Yan Xun? Apa rencana sang Kaisar sebenarnya?     

Di dalam kekaisaran sekarang ini, negara ini sudah terpisah ke dalam beberapa bagian. Ini bukan hal kecil yang bisa dengan mudah diselesaikan dengan sepatah kata dari sang Kaisar. Apakah sang Kaisar benar-benar mampu mengendalikan negara ini?     

Di antara ketujuh keluarga yang berkuasa, Mu dari Ling Nan, Helian dari Huai Yin, dan Shang dari Dong Yue selalu berhati-hati dan bersikap netral di semua pertikaian. Selama bertahun-tahun, walaupun beberapa orang memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk menggunakan hak dan keistimewaan mereka, mereka selalu mempertahankan posisi mereka. Terutama akhir-akhir ini, Muhe dan Wei yang menonjol, membuat kekuatan keluarga lainnya mulai berkurang. Namun, para keluarga ini mengumpulkan kekuatan mereka dari generasi ke generasi. Kedamaian sementara tidak berarti tidak ada keserakahan. Begitu ada kesempatan, mereka pasti akan menyerang demi kekuasaan yang lebih besar. Orang-orang ini bagaikan panah di malam hari. Tidak mungkin bisa dipastikan kapan panah itu akan ditembakkan.     

Namun, keluarga Muhe, yang sebelumnya sangat berkuasa, perlahan menurun sejak meninggalnya Muhe Yunting, pemimpin generasi sebelumnya. Wanita di keluarga itu pun dihormati, dan Muhe Nayun adalah sang Permaisuri dan sudah melahirkan tiga orang putra, Putra Mahkota Zhao Che, Zhao Jue dan Zhao Teng. Namun, ini tidak cukup untuk mengembalikan kejayaan dan kekuasaan keluarga. Sebelumnya, Muhe selalu mendukung Zhao Jue untuk menjadi kaisar untuk mengangkat keluarganya lagi dan mendapat posisi yang lebih baik daripada Dewan Tetua Agung. Namun, dia dibunuh oleh sang Kaisar. Zhao Teng masih terlalu muda. Keluarga Muhe tidak punya pilihan lain selain mendukung Zhao Che untuk menjadi kaisar. Namun, Zhao Che tidak suka rencana ibunya. Maka, dia tidak menuruti keinginan ibunya dan hubungan mereka mulai retak.     

Saat beberapa keluarga senang, keluarga lainnya sedih. Muhe khawatir, tetapi Wei Fa sangat bahagia. Wei Guang sudah menunggu kesempatan ini bertahun-tahun dan akhirnya mengumpulkan cukup tenaga untuk mengambil alih takhta saat ini. Walaupun Shu Guifei sudah tinggal di dalam istana bertahun-tahun, sang Kaisar tidak mencintainya. Maka, posisi dia terus berada di bawah Permaisuri, Sang Kaisar sejak lama menyayangi Zhao Qi dan Zhao Song. Di usia yang masih muda, Zhao Song diberi kedudukan tinggi. Setelah Zhao Che, Zhao Song lah yang mendapat hadiah sebidang tanah dari Kaisara. Zhao Qi memegang banyak kekuasaan karena kaisar memercayainya. Keluarga Wei sedang mulai meningkat lagi.     

Keluarga Batuha datang dari negara lain. Seratus tahun lalu, mereka adalah kaisar di wilayah barat laut. Setelah mereka bergabung ke dalam kekaisaran Xia, barulah mereka mendapat posisi di dalam Dewan Tetua Agung. Namun, keluarga lain tidak menyukai mereka, karena mereka adalah "orang luar". Maka, keluarga Batuha mulai mendekati keluarga Muhe. Sekarang keluarga Muhe mulai kehilangan kekuasaan, Batuha pun mulai menyusul.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.