Legenda Chu Qiao: Tuan Putri Agen Divisi 11

Bab 60



Bab 60

0Chu Qiao menggeleng dan tertawa. "Saya tidak minum. Itu hanya menyebabkan kesalahpahaman atau menambahkan kesedihan saya."     
0

Zhao Che tertegun mendengar kata-katanya. Setelah beberapa saat, dia menjawab dengan suara rendah, "Dahulu aku juga berpikir begitu. Namun, pandanganku berubah sejalan dengan waktu."     

"Yang Mulia, apa yang anda lakukan hari ini agak berantakan."     

"Benarkah?" Zhao Che tersenyum ringan dan minum, lalu melihat ke atas.     

Chu Qiao melanjutkan, "Yang Mulia mempermalukan Pangeran Tang secara umum di hadapan semua orang. Anda tidak menampakkan diri walau melihat saya memukuli dia dan berniat menutupi kejadian itu. Semua orang sadar akan ini. Apakah anda tahu akibatnya bila hal ini diungkapkan? Yang Mulia, apakah anda begitu memercayai bawahan anda?"     

Zhao Che menjawab dengan malas, "Kalau begitu apa yang harus kulakukan? Mengirimkanmu ke pengadilan? Aku memang sudah mau melakukan hal ini. Namun, sudah ada orang lain yang melakukannya untukku. Kenapa aku tidak boleh berterima kasih?"     

"Yang Mulia tidak seharusnya bersikap seperti itu." Chu Qiao menggeleng perlahan. "Anda sangat berbeda dari yang saya perkirakan."     

"Lalu, aku seharusnya bagaimana? Seperti orang-orang di dalam Istana Sheng Jin? Membuat rencana busuk dan bertikai satu sama lain setiap hari, tanpa peduli hubungan keluarga ataupun status sama sekali?     

Wajah gadis muda itu berubah. "Yang Mulia, apakah anda mengerti yang anda katakan?"     

"Tentu saja." Suara Zhao Che mendadak terdengar serius. Dia memandang ke kejauhan, berkata dengan mendalam, "Terkadang, aku merasa ingin membakar semuanya." Pria itu melihat ke bawah, perlahan menambahkan, "Aku sudah bertarung dengan orang lain selama lebih dari sepuluh tahun. Sejak aku belajar berbicara, aku sudah bersikap untuk kepentinganku sendiri. Ketika aku datang ke perbatasan baru aku belajar bagaimana untuk bersantai. Kadang, aku merasa berada di tengah teman seperjuangan ini terasa lebih nyaman daripada di dalam Istana Sheng Jin. Walaupun keluarga kandungku ada di sana, bagiku, mereka lebih kejam daripada binatang buas."     

"Chu Qiao, malam ini aku datang kemari hanya untuk menanyakan satu hal kepadamu. Dengan datang ke Pasukan Kavaleri Pemberani, apakah kamu hanya membuka jalan untuk Yan Xun di masa depan, atau kamu sungguh tulus menjanjikan kesetiaanmu padaku?"     

Chu Qiao sangat tenang. Dia menatap mata pria itu, menjawab dengan yakin, "Saya hanya ingin hidup. Selama ini selalu seperti itu."     

Tatapan cerah di mata Zhao Che langsung sirna. Dia mengangguk perlahan, menjawab dengan mendalam. "Di masa depan, ikuti aku sepenuh hati. Tidak akan ada yang bisa menyakitimu."     

Gadis itu berlutut di tanah bersalju, berseru, "Terima kasih, Yang Mulia!"     

Cahaya terang dan bintang-bintang sangat jauh dan jarang. Saat Chu Qiao kembali ke perkemahan, dia basah kuyup dari kepala hingga kaki. Saat dia masuk ke dalam bak mandi yang hangat, seluruh pikiran dan perasaannya mulai timbul di hatinya.     

Semua orang dari Kota Zhen Huang memang ahli berpura-pura. Dia pun sama seperti mereka.     

Kaisar Xia menggunakan kekuasaan Pangeran Ketiga, Pangeran Ketiga Belas, dan Klan Wei untuk membantai Klan Muhe. Namun, dia mengucilkan Zhao Che dan mengirim orang untuk mengujinya dan mengawasinya. Dalam posisi seperti itu, siapa yang tidak akan merasa benci terhadap sang Kaisar?     

Seorang kaisar yang cerdas bisa memaklumi sifat kekanak-kanakan dari anaknya, namun berbeda dengan pengkhianat yang bisa menekan rasa frustrasinya dan membuat rencana di setiap kesempatan untuk membalas dendam. Seorang pangeran yang mengincar tahta bisa memaklumi saudaranya yang kasar dan tidak berguna, namun berbeda dengan saingan yang bisa menahan dan menerima segala hal demi memastikan rencananya berjalan lancar. Tak seorangpun akan menganggap kepala pelatih panahan yang rendah, bisa begitu lancang dan menyerang Pangeran Tang. Sudah jelas siapa yang menyuruhnya.     

Malam ini Chu Qiao sengaja menunggunya di sana. Dia tidak percaya Zhao Che tidak mengutus orang untuk memeriksa latar belakangnya. Jika Zhao Che berusaha sedikit saja, melihat bahwa Chu Qiao hanya pelayan rendahan, tidak mungkin Zhao Che tidak menemukan apa-apa. Maka, dia sengaja membawa pedang panjang Zhuge Yue dan menunggu kesempatannya. Pedang itu, yang diberi nama Penghancur Bulan, dibuat oleh ahli penempa pedang, Feng Yazi, dan merupakan pedang berharga di antara pedang lainnya. Bagaimana mungkin Zhao Che tidak mengenalinya?     

Jika Zhao Che tahu masalah antara Chu Qiao dan keluarga Zhuge, dia akan yakin bahwa dahulu Chu Qiao mengikuti Yan Xun karena dia tidak punya pilihan lain. Berpikir bahwa karena Chu Qiao sudah membunuh Tuan Besar Kedua keluarga Zhuge, dia tidak punya tempat lain untuk bergantung selain pangeran yang menyedihkan itu.     

Jika dia tahu semua ini, tentunya dia berpikir hubungan antara Yan Xun dan Chu Qiao hanya karena kepentingan bersama. Kalau berpikir seperti itu, barulah Zhao Che akan berusaha menyogok dan memanipulasi Chu Qiao untuk bekerja untuknya.     

Penuh intrik dan tipuan. Ketika kamu diam-diam tertawa saat kamu berbohong padaku, kamu tahu bahwa aku tidak hanya sedang mengikuti arus. Kita masih harus lihat siapa yang akan bertahan sampai akhir, pikir Chu Qiao.     

"Hati manusia?" Gadis muda itu mendengus, bersandar di bak mandi dan menutup matanya. "Itu hanya hal sepele."     

Di kejauhan, di gerbang Istana Sheng Jin, Yan Xun membuka surat yang berisi: Membuat marah Kekaisaran Tang, situasi terkendali, berhati-hati terhadap klan Wei.     

Cahaya di istana sangat terang. Melihat surat itu terbakar di dalam api, Pangeran Yan Bei itu mengeluarkan perintah: Selama tiga hari ke depan, tangkap semua laporan atau berita dari klan Wei yang masuk ke dalam istana.     

AhJing terkejut. Dia tahu bahwa dengan satu kecerobohan, semua kekuatan yang mereka bangun bertahun-tahun akan hilang. Dia bertanya, "Yang Mulia, apakah risiko ini tidak terlalu besar?"     

"Harga jika kehilangan AhChu lebih besar."     

"Pangeran?"     

"AhJing," Pria itu tersenyum, "Kamu hanya perlu ingat bahwa nyawa AhChu lebih penting dari apapun."     

AhJing, meninggikan suaranya, menjawab, "Bahkan dari Yan Bei?"     

Yan Xun tersenyum hambar. "Jika tidak ada dia, untuk apa aku memerlukan Yan Bei?"     

AhJing menjadi panik, bersujud di lantai dan berseru mendalam, "Anda adalah Pangeran dari Yan Bei. Anda adalah Tuan dari rakyatnya, harapan dari semua orang. Bagaimana bisa anda meninggalkan semuanya demi alasan pribadi?"     

Yan Xun tertawa dingin, "Ketika aku dipenjara, di mana Yan Bei? Di mana Da Tong? Apakah ada siapapun yang menolongku? Aku menderita bertahun-tahun, bahkan dipermalukan demi bisa bertahan hidup, agar aku bisa membalas dendam dan melindungi orang yang kucintai. Selain itu, bagiku, tidaklah penting."     

AhJing merengut dan menjawab dengan marah, "Kalau begitu, mengapa anda membiarkannya mengikuti orang lain, bukannya melindunginya sendiri?"     

Pemuda itu mendongak perlahan dan berkata dengan yakin, "Karena aku mempercayainya."     

Aku percaya bahwa dia adalah elang yang gagah di tanah tandus ini. Aku percaya dia cukup kuat untuk melewati segala macam rintangan. Aku percaya hanya dialah satu-satunya yang benar-benar mengertiku, yang akan berdiri di sisiku dan bertarung bersamaku, menghadapi badai.     

"AhJing, aku harap Serikat Da Tong bisa setia kepadanya seperti kalian setia kepadaku, dan melindunginya seperti kalian melindungiku. Karena, dengannya, aku adalah pemimpin kalian, harapan dari orang banyak. Jika dia tak ada, pasti aku akan mengamuk!"     

Tubuh AhJing gemetar. Dia melihat ke Yan Xun, pria yang telah ia layani dengan setia bertahun-tahun. Dia mengira Yan Xun akan mengikuti jejak Kaisar Yan Shicheng, yang menyayangi warganya dan mementingkan Da Tong. Namun, hari ini, dalam ruang belajar yang terang benderang, dia menyadari bahwa dia salah selama ini. Mereka membuat taruhan besar, yang bisa menjadi bumerang kalau mereka membuat kesalahan sekecil apapun!     

"Jangan takut." Yan Xun tersenyum datar. "Aku berani memberitahumu ini, berarti aku tidak khawatir Da Tong akan mengkhianatiku. Yan Xun bukanlah Yan Shicheng. Ia bukan pion ataupun boneka. Ia hanya bertarung untuk hatinya sendiri."     

AhJing menunduk, menjawab dengan dingin, "Tindakanmu mengecewakanku."     

"Tidak apa." Angin tiba-tiba meniup jendela sampai terbuka, mengacak-acak rambut Yan Xun. Dia melihat ke kejauhan, suaranya perlahan semakin mengecil. Namun, AhJing mendengar tiap kata dengan jelas. "Aku harus menjadi seorang pria terlebih dahulu, sebelum aku bisa menjadi Tuan kalian."     

Di tengah angin dingin, dia mencium aroma baju besi prajurit.     

Semua yang terjadi dilaporkan kepada Nyonya Yu satu jam kemudian. Xia Zhi berdiri di samping, merengut. "Nyonya, gadis ini adalah titik kelemahan Pangeran Yan. Cepat atau lambat akan menjadi masalah."     

"Benar," Bian Cang menyetujui. "Bagaimana bisa orang yang mencapai hal besar, mementingkan urusan pribadi, mengabaikan hal besar?"     

"Nyonya Yu, haruskah kita melaporkan ini ke atasan, atau menangkap gadis itu?"     

Nyonya Yu tetap tenang. Dia berbalik dan menatap Xirui, menjawab perlahan, "Apa yang ingin kamu sampaikan? Menangkap dia atau membunuhnya untuk melenyapkan semua masalah?"     

Xirui membeku. Dia menjawab, "Saya tidak bermaksud demikian."     

Nyonya Yu mendengus dan menjawab, "Apakah kalian tahu apa yang mendefinisikan orang yang kuat? Seberapa kuat ataupun berkuasa seseorang, dia bisa dikalahkan asalkan dia kalah jumlah. Orang yang sungguh-sungguh kuat adalah yang kuat dari dalam, tidak goyah ataupun terhalangi oleh apapun. Hanya dengan ini, seseorang bisa menghadapi semua masalah dan mencapai puncak, ke titik yang belum pernah dicapai orang lain. Apa yang bisa membuat seseorang cukup kuat dari dalam? Kekejaman? Tanpa kekhawatiran? Memiliki keyakinan yang kuat? Ataukah tidak serakah? Bukan semua itu. Manusia selalu mementingkan dirinya hingga taraf tertentu. Tak ada yang benar-benar tanpa pamrih. Agar seseorang bisa menjadi benar-benar kuat, dia harus memiliki sesuatu yang ingin dia lindungi dengan nyawanya." Wanita itu meletakkan surat dan menghela napas. "Akhirnya saya tidak perlu khawatir tentang sang Tuan lagi. Dia sudah tumbuh dewasa. Sedangkan kalian semua, ikuti perintahnya di masa depan. Kalian tidak perlu berkonsultasi denganku lagi."     

"Nyonya?" Bian Cang menjawab cepat, kebingungan.     

"Berbahagialah." Wanita itu menutup matanya dan menghela napas. "Bertahun-tahun dia menjadi tawanan tidak membuatnya sepenuhnya kehilangan kepercayaan kepada kemanusiaan. Kalau hari ini dia adalah orang yang keji, penuh kebencian, dan tidak memercayai siapapun, di antara kita semua, tidak seorang pun akan bisa kembali ke Yan Bei hidup-hidup."     

"Untuk membalas dendam dan melindungi orang yang dia cintai?" Xia Zhi bertanya sambil tertawa. Dengan niat jahat, dia menambahkan, "Bagaimana kalau kedua tujuannya itu saling bertentangan? Lalu apa yang terjadi?"     

Wajah Nyonya Yu berubah dingin saat mendengar kata-kata ini.     

Xia Zhi melambaikan tangannya. "Nyonya, jangan dimasukkan ke hati. Saya hanya membuat permisalan. Hanya saja Pangeran ini tidak bisa dibandingkan dengan almarhum Tuan sebelumnya. Sedangkan mengenai kepribadiannya, masih harus kita bahas. Saya hanya merasa, meletakkan nasib Da Tong ke dalam tangan orang ini sepertinya keputusan yang terlalu gegabah."     

Nyonya Yu tetap diam untuk sejenak, sebelum menjawab tak berdaya, "Begitukah? Namun, Da Tong sudah tidak memiliki pilihan lain lagi."     

Karena berpikir Pangeran Tang tidak akan membiarkan hal ini begitu saja, Zhao Che dan yang lainnya sudah bersiap-siap untuk pertarungan panjang di sini. Siapa sangka keesokan paginya, Li Ce meminta untuk pergi ke Zhen Huang, tidak ingin tinggal lebih lama di pangkalan militer itu.     

Walaupun dia tidak takut, Chu Qiao diam-diam menghela napas lega. Dia tidak memikirkan apa yang akan dituduhkan padanya oleh Pangeran Li setibanya ia di Zhen Huang. Setidaknya dengan dia setuju untuk melanjutkan perjalanan, sudah mengurangi satu kesalahan Chu Qiao.     

Tiga hari kemudian, kereta kuda Pangeran Tang akhirnya memasuki Kota Zhen Huang dengan sambutan dari Pasukan Kavaleri Pemberani! Ini pertama kalinya dalam bertahun-tahun, kedua kekaisaran melakukan pertukaran diplomatis antara anggota keluarga kekaisaran. Kekaisaran Xia sangat menghargai ini. Dipimpin oleh Pangeran Ketiga Zhao Qi, banyak pejabat yang menunggu kedatangan Pangeran Tang, 16 kilometer di luar istana kekaisaran.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.