Legenda Chu Qiao: Tuan Putri Agen Divisi 11

Bab 92



Bab 92

Pemimpin pasukan itu mengerutkan keningnya dan berkata, "Siapa kamu? Mengapa kamu mengganggu urusan pihak berwenang?"     

"Kalian adalah pihak berwenang?" Liang Shao Qing mulai memperhatikan seragam yang dipakai orang-orang itu. Dia mengerutkan keningnya dengan canggung dan berkata, "Saya Liang Shao Qing. Saya sedang lewat dan melihat kalian bertarung, maka saya memutuskan untuk mencari tahu. Saya tidak menyadari kalau kalian adalah petugas. Maafkan kelancangan saya."     

"Liang Shao Qing?" Pimpinan pasukan itu berusaha mengingat-ingat, namun tidak terpikir siapapun dengan marga Liang, atau siapapun yang berani ikut campur dalam urusan petugas. Dia marah dan berkata, "Dasar pengangguran, menyingkir dari sini! Hati-hati dengan pedang, mereka tidak punya mata!"     

"Iya, iya," Liang Shao Qing terburu-buru menjawab. Saat dia berbalik untuk pergi, dia tidak dapat menahan diri untuk menambahkan kalimat lain, "Membunuh adalah hal yang hina bagi orang beradab. Apakah ada kesalahpahaman di antara kalian yang bisa saya bantu selesaikan?"     

"Kamu memang cari mati!" Pemimpin itu membentak, dan mengangkat pedangnya!     

"Ah!" Liang Shao Qing panik. Dia jongkok di tanah dan memegangi kepalanya.     

"Dasar bodoh!" Chu Qiao berteriak. Dia mengeluarkan belatinya dan melemparkannya pada si pemimpin, belati itu menancap di lehernya. Mata pria itu membelalak. Dia maju dua langkah lalu roboh ke tanah!     

"Ketua!" pasukan itu panik dan bergegas menuju pimpinan mereka. Chu Qiao, memanfaatkan kekacauan ini, melompat ke atas keledai pelajar itu dan menarik tali kekang keledainya. "Ayo pergi!"     

"Ah! Nona, mengapa anda di atas keledai saya? Tidak pantas bagi pria dan wanita untuk sedekat ini! Nona, mengapa anda tidak … ?"     

Dengan bunyi gedebuk, Chu Qiao menghantam dada pria itu. Dia menendang keledai itu dengan kedua kakinya dan berkata, "Hiyah!" Keledai itu cukup tangguh. Ia tidak kalah dari kuda perang biasa.     

Setelah sejenak, terdengar derap kaki kuda dari belakang. Chu Qiao segera mengambil tas di belakang dan melemparkannya ke tanah.     

"Ah! Nona! Itu adalah buku, barang bawaan, uang dan hasil kerjaku! Ah! Nona, di sana ada dokumen saya untuk melewati perbatasan!"     

Keledai itu sangat lincah. Di jalan pegunungan yang berbahaya, keledai ini bahkan lebih cepat dari kuda perang. Sejenak kemudian, musuh mereka sudah tertinggal jauh di belakang.     

Saat mereka bergerak ke arah selatan, cuaca menjadi semakin hangat. Keledai itu sudah berlari tanpa henti selama dua jam lebih di dalam panas yang terik. Melalui jalan yang berliku-liku, menyeberangi jembatan, keledai itu akhirnya ambruk ke tanah, tak sanggup bangun lagi.     

Chu Qiao dan Liang Shao Qing terlempar dari punggung keledai. Chu Qiao cukup lincah dan berhasil mendarat dengan aman setelah bersalto ke depan. Liang Shao Qing terguling-guling di tanah beberapa kali sebelum berhenti. Sebelum bisa berdiri, dia muntah ke mana-mana. Aromanya membuat mual. Dia terlihat berantakan.     

"Apakah kamu baik-baik saja?" Chu Qiao bertanya dengan khawatir.     

Pelajar muda itu berusaha untuk berdiri. Dia terengah-engah sambil membungkuk, lalu berbicara dengan terbata-bata, "Kamu … kamu wanita yang keterlaluan. Aku menolongmu karena berniat baik, tetapi kamu membuang semua barang bawaanku. Benar-benar … benar-benar konyol."     

"Ini," Chu Qiao memberi dia sebuah saputangan putih dan berkata, "lap dulu mulutmu."     

"Anggap saja … anggap saja aku sedang sial." Liang Shao Qing terengah-engah dan berjalan ke arah keledainya. Dia ingin menarik keledainya berdiri, namun binatang itu menolak karena terlalu lelah. Pelajar muda itu marah. Dia berteriak, "Bagus. Sekarang kamu juga melawanku?"     

"Dia sudah berlari terlalu lama. Dia tidak akan sanggup berdiri untuk sementara," kata Chu Qiao. "Apa yang sedang kamu lakukan?"     

Liang Shao Qing marah. "Apa yang saya lakukan? Saya kembali untuk mengambil barang-barangku!"     

"Kembali ke sana sekarang ini sama saja mencari mati."     

"Kalau saya tidak kembali, saya akan benar-benar mati! Tanpa dokumen, bagaimana saya bisa pergi ke Tang Jing?" Liang Shao Qing semakin marah. "Ditambah lagi, saya tidak punya masalah dengan mereka. Saya adalah warga yang patuh hukum. Untuk apa mereka mempersulit saya?"     

Chu Qiao mengambil pedangnya dan berjongkok di samping keledai yang kelelahan itu, tanpa melihat ke arah si pelajar. Dengan santai, dia berkata, "Kalau kamu sudah tidak mau hidup, silakan kembali ke sana. Mari kita lihat apakah kamu bisa tiba di Tang Jing dengan selamat."     

"Hey, kamu sudah menyelamatkan aku tadi dan membawaku sejauh ini. Terima kasih!" kata Chu Qiao kepada si Keledai. Gadis muda itu tersenyum, matanya menyipit. Ada dua lesung pipi kecil di wajahnya, membuatnya terlihat menawan, berbeda sekali dengan tampang serius yang biasa terpampang di wajahnya.     

Pelajar itu kaget karena Chu Qiao, dia tidak berani berbalik bahkan setelah cukup lama. Setelah Chu Qiao selesai berbicara, dia memotong, "Nona, bukankah seharusnya anda berterima kasih pada saya? Saya menyelamatkan anda, mengapa anda justru berterima kasih pada seekor binatang?"     

"Kamu menyelamatkan saya?" Chu Qiao mengangkat alisnya, melihat ke arah pelajar yang kutu buku itu dan tertawa. "Kapan? Mengapa aku tidak tahu?"     

"Ah? Mengapa anda begitu keterlaluan? Beginikah cara anda memperlakukan penyelamat anda? Tidak ada ucapan terima kasih, justru sindiran?"     

"Apakah kamu membunuh para petugas tadi, atau menyelamatkanku dari bahaya? Kamu tidak melakukan apapun. Mengapa kamu bilang kamu sudah menyelamatkanku?"     

"Anda … anda …." Liang Shao Qing tergagap untuk cukup lama, sebelum akhirnya berkata, "Saya berusaha berbicara baik-baik dengan mereka demi keadilan, lalu …."     

"Lalu mereka mencapai pencerahan? Dan membiarkan kita pergi dengan patuh?"     

Liang Shao Qing terpaku di tempatnya, tak bisa berkata apapun. Chu Qiao menggeleng dan berdiri. Dia berjalan ke depan pelajar itu. Walaupun tinggi Chu Qiao bahkan tidak mencapai bahu pelajar itu, dia mengulurkan tangannya untuk menepuk bahu si pelajar. "Memiliki rasa keadilan itu hal yang baik, tetapi kamu juga perlu sedikit otak. Kalau kamu tidak punya itu, jangan ikut campur urusan orang lain. Kalau bukan karena binatang yang baik ini, kita berdua sudah mati hari ini."     

Gadis muda itu tertawa kecil, lalu meraih ke dalam kantongnya dan mengeluarkan dua lembar uang yang bisa digunakan di mana saja di dalam wilayah Xia. Dia berkata, "Barang-barangmu sudah tidak mungkin diambil lagi. Aku akan menggantinya dengan uang perak yang aku punya. Maaf karena sudah mengganggu perjalananmu. Di sini tidak aman. Aku bisa mengantarmu ke kota di bawah. Bagaimana?"     

"Hmph!" Liang Shao Qing menepis uang kertas itu dari tangan Chu Qiao, dan mengamuk, "Saya seorang pria, setinggi dua meter lebih. Saya masih berdiri dan bisa berjalan, apa yang perlu saya takuti? Bersama anda justru tidak aman! Anda masih muda, namun sudah diburu oleh petugas. Kalau anda bukan bandit, pasti anda penjahat kambuhan." Pelajar itu berjalan ke sisi keledai dan mengangkatnya berdiri dengan kekuatan yang mengagumkan. Dia menuntun keledai itu turun gunung, selangkah demi selangkah.     

Chu Qiao masih berdiri di tempat, tersenyum ke arah pelajar yang sedang berjalan pergi. Dia mengambil uang kertas dari atas tanah dan berteriak padanya, "Hei kutu buku! Kamu tidak mau uang ini?"     

Liang Shao Qing melambaikan tangannya, bahkan tidak berbalik badan. "Langkahi dulu mayatku!"     

Kata-katanya terus mendengung di telinga Chu Qiao. Empat jam kemudian, di pasar dalam Kota Dong Guo yang menjual kuda-kuda dan budak, dia melihat pria itu lagi, dan tertawa terbahak-bahak.     

"Nona, apakah anda ingin membeli budak? Yang ini bagus. Dia sangat berotot dan cakap, sanggup melakukan pekerjaan empat orang. Yang ini pernah menjadi pelatih bela diri, namun menjadi budak karena kesalahannya. Dia sangat terampil dan bisa membaca. Eh? Penilaian anda sangat bagus. Yang ini tampan, walaupun dia agak kurus, dia cocok untuk menjadi pesuruh anda. Cocok dengan status anda, Nona."     

Pedagang budak itu terus memberikan saran dan pilihan kepada Chu Qiao. Gadis itu tersenyum, dan mengamati budak-budak lain sebelum akhirnya menatap ke arah Liang Shao Qing, yang wajahnya merah padam. "Bos, berapa harga dia?"     

"Yang itu?" Bos ini merupakan orang yang pandai. Dia memutar matanya dan menarik Chu Qiao ke samping, lalu berkata, "Pria itu baru saja ditangkap penjaga kota. Dia tidak membawa dokumen apa-apa, tetapi masih berani melawan penjaga kota. Dia diseret kemari untuk dijual. Dia juga tidak memiliki dokumen budak. Nona, sebutlah harga yang anda mau. Kalau menurut saya masih masuk akal, saya akan menjualnya pada anda."     

Setelah tawar menawar sebentar, Chu Qiao menyeret Liang Shao Qing di jalan. Gadis itu pendiam; pria itu, walau agak memprihatinkan, namun terlihat terpelajar. Mereka menarik perhatian saat berjalan melewati kota. Melihat tanda di punggung Liang Shao Qing, dan bahwa dia terikat, orang-orang mulai bergunjing.     

"Hei! Cepat lepaskan saya!"     

Chu Qiao berbalik badan dengan malas-malasan, lalu bertanya dengan riang, "Begitukah caramu berbicara pada tuanmu?"     

"Tuan apa? Saya seorang pelajar, tetapi anda membeli saya dengan uang. Ini sebuah penghinaan bagi saya! Kalau bukan karena anda, saya tidak akan menjadi seperti ini …."     

"Salah!" Chu Qiao memotongnya. "Pertama-tama, aku tidak meminta kamu untuk ikut campur urusan orang lain. Kedua, kamu bukan penyelamatku. Justru aku yang menyelamatkanmu, kutu buku. Ketiga, aku sudah menawarkan untuk memberimu uang, namun langsung kamu tolak. Kalau kamu bisa membayar biaya lewat, kamu tidak akan ditangkap dan dijual sebagai budak. Jadi, kamu sendiri yang membuat masalah ini. Tidak ada hubungannya denganku."     

"Kamu, kamu wanita tidak tahu terima kasih. Aku-aku …."     

Dengan suara mengiris, talinya terjatuh ke atas tanah. Chu Qiao tersenyum dan menawarkan dua lembar uang kertas padanya. "Mari berpisah di sini. Jangan sampai tertangkap lagi oleh orang lain."     

"Seorang pria sejati menjaga janjinya dan memiliki prinsip sendiri. Saya tidak akan mengambil uang anda, bahkan jika saya mati!"     

Saat bayangan Liang Shao Qing menghilang di jalanan, Chu Qiao menggeleng dan tersenyum. Kalau bukan karena dia sedang terburu-buru, Chu Qiao akan mengambilkan barang bawaannya. Namun, situasi tidak memungkinkan itu. Sekarang pelajar itu hanya bisa banyak berdoa. Chu Qiao sudah membuat kesalahan besar dengan memasuki kota untuk membeli kuda. Dia tidak bisa membuang waktu lagi.     

Penyamarannya terungkap di Pegunungan Tang Ma, menyebabkan banyak mata-mata dari seluruh wilayah tenggara yang ke sana. Awalnya, dia butuh dua hari untuk mencapai tujuannya. Namun, karena terus bersembunyi, dia butuh lima hari untuk tiba di sana. Setelah lima hari, Chu Qiao tiba di Kota Xian Yang, yang berjarak kurang dari 75 kilometer dari Jalur Bai Zhi.     

Hanya ada dua jalan untuk memasuki Kekaisaran Tang melalui Jalur Bai Zhi. Cara pertama yaitu mengambil jalur utama, dan memasuki Kota Bai Zhi melalui gerbang di Jalur Bai Zhi. Untuk mengambil jalur ini, dibutuhkan dokumen perjalanan yang disetujui oleh kedua kekaisaran. Bahkan untuk seorang mata-mata, sejumlah besar uang dibutuhkan untuk menyogok agar bisa memasuki Kekaisaran Tang. Jalur Bai Zhi adalah jalan masuk dengan penjagaan paling ketat di sisi utara Kekaisaran Tang. Chu Qiao tentu saja tidak memiliki dokumen yang dibutuhkan. Dia juga tidak berniat untuk mendobrak paksa gerbang di jalur ini, maka jalur ini tidak bisa dipakai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.