THE RICHMAN

The Richman - Disturber



The Richman - Disturber

0Dengan malu-malu Ella mulai berusaha membalas ciuman Robert dan pria itu membiarkannya, dia menunggu dengan sabar sampai Ella bisa membalas ciumannya. Sesekali Robert memancingnya lagi dengan manuver bibirnya dan Ella yang semula hendak menarik diri kembali memberikan kejutan-kejutan kecil dalam ciumannya itu. Mendadak terdengar bunyi bel dari pintu depan dan keduanya terkejut bukan kepalang hingga saling menatap, Robert tersenyum begitu juga dengan Ella yang tampak celingukan.     
0

"Sorry . . ." Ella meninggalkan Robert di dapur sementara dia berjalan ke arah pintu untuk melihat siapa yang hendak bertamu. Ella mengintip dari lubang pintu dan melihat siapa yang berdiri di dana, dia membeku seketika sembari memegangi dadanya. Robert mengawasinya dari jauh dan memilih untuk tidak mendekat, bagaimanapun hubungannya dengan Ella masih sebatas teman, meskipun mereka berbagi ciuman.     

Ella tampak berlari kembali ke arah dapur, "Bisakah kau masuk ke kamarku dan bersembunyi sebentar?" Tanya Ella bingung.     

"Its ok, it's fine." Robert mengangguk paham, dia tidak ingin membuat situasi gadis ini semakin sulit.     

"Tolong bawa botol winenya dan kunci pintu kamarnya dari dalam." Perintah Ella dan Rob melakukannya dengna senang hati.     

Ella kembali ke depan pintu setelah yakin Robert mengunci pintu kamarnya dari dalam. Dia membuka pintu dan melihat George berdiri di depan pintu sejak beberapa saat yang lalu.     

"Maaf, aku sedang berganti pakaian tadi." Bohong Ella. "Jadi aku tidak bisa langsung membuka pintu setelah mendengar bunyi bell." Imbuhnya.     

"Easy, kau terlihat gugup." George menatap Ella penuh selidik.     

"Kau ingin masuk?" Tanya Ella.     

"Ya, sebenarnya aku hanya mampir sebentar" Jawab Geroge.     

"Come in." Ujar Ella, dia benar-benar tidak ingin terlihat menjaga jarak dari George seain itu dia juga tampak butuh waktu untuk menetralisir dirinya dari pengarih Robert yang begitu intens dan dominan.     

George masuk dan menebar pandangan ke sekeliling.     

"Apa yang kau lihat George?" Tanya Ella curiga, dia sudah menyembunyikan semua barang milik George dan bahkan membersihkan sisa makan malam tanpa menyisakan sedikitpun celah untuk George menemukan bukti adanya pria lain di apartment Ella malam ini.     

"Duduklah, aku akan mengambilkan minuman." Ujar Ella.     

"Tidak." Tolak George.     

"Ok, jadi kau ingin mengatakan sesuatu atau . . ." Ella menelan ludah, dia jelas terlihag gugup meski sudah berusaha sedemikian rupa untuk menyembunyikan kegugupannya itu.     

George tersenyum sekilas. "Kau tampak terburu-buru Ella."     

"Tidak, aku . . ." Ella gelagapan tidak bisa menemukan alasan yang tepat mengapa dia ingin George segera pergi setelah sempat memberikan akses pada George untuk masuk ke unit apartment yang disewanya.     

"Aku hanya ingin kau melihat ini." George menyodorkan ponselnya dan Ella dengan gemetar menerima ponsel itu. Dengan seksama Ella membaca headline berita tentang Robert Owen Fredric Jr yang baru saja kembali dari misi pelatihan militer selama dua bulan.     

"Robert Owen Fredric Jr baru saja kembali dari misi perdamaian setelah dua tahun lalu tergabung dalam tentara angkatan udara Unaited Kingdom." Ella membaca judul berita itu dan menatap George.     

"Who is Robert?" Tanya Ella lugu.     

"He is the prince." Jawab George.     

"Prince?" Ella mengkerutkan alisnya.     

"Lihatlah fotonya." Ujar George dan Ella menarik layar ponsel Geroge ke bawah hingga terlihat foto pria yang familiar dengannya mengenakan seragam militer tengah melambaikan tangannya diantara kerumunan warga Inggris dengan penuh kebanggaan.     

"You're dating the prince of United Kingdom." George mengambil ponselnya kemudian menatap Ella. "Akhiri segera sebelum kau mendapatkan masalah yang lebih besar Ella, dia tidak ditakdirkan untukmu." George bangkit dari tempatnya duduk dan meninggalkan apartment Ella sementara gadis itu membeku dalam kebingungan yang besar. Dia benar-benar tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang.     

Dadanya menjadi sesak, udara di ruangan itu terasa begitu tipis dan kepalanya mendadak menjadi ringan, Ella memegangi kepalanya.     

***     

Sementara itu setelah diminta oleh Ella masuk kedalam ruangan kamarnya Robert tampak menikmati tour kecilnya melihat koleksi buku-buku Ella dan memahami seleranya. Dia mengkoleksi banyak buku romance Inggris abad pertengahan, tentunya selain buku-buku berbasis komunikasi. Ella juga menyimpan sebuah kotak musik tua yang tergeletak di atas meja belajarnya. Meskipun terlihat tua tapi kotak musik itu tampak masih berfungsi dengan baik karena masih cukup terawat. Robert juga melihat laptop seri lama dengan ukuran tebal yang masih digunakan oleh gadis itu dan juga sebuah buku tabungan yang juga tergeletak di atas meja dengang salo tersisa tak banyak lagi.     

Robert juga sempat melihat-lihat ke sekeliling dan menemukan foto-foto keluarga Ella mulai dari gadis itu masih kecil hingga tumbuh remaja. Dia tampak begitu akrab dengan kedua orang tuanya, tapi mengapa sekarang dia tinggal sendiri di apartment ini jika dia masih memiliki orang tua? Dimana orang tuanya? Apakah dia kembali ke UK untuk kuliah sementara kedua orangtuanya tinggal di Amerika?     

Tanda tanya itu cukup besar namun Robert masih bisa menyimpannya, dia lebih tertarik pada beberapa coretan di kertas berisi sketsa model busana, ternyata selain memiliki ketertarikan pada kisah romansa, Ella juga tampak menikmati menggambar sketsa fashion terutama busana. Tapi mengapa dia sekarang mengambil jurusan ilmu komunikasi?     

Robert berjalan ke arah pintu dan tak lagi mendengar percakapan antara dua orang, meski tadi Rob sempat mendengar ada suara pria lain tapi Rob tak berusaha menguping, baginya privasi adalah privasi, dan dia memberikan ruang yang seluas-luasnya untuk Ella dengan dunianya.     

Selah tak mendengar adanya orang lain di luar, Robert membuka kunci kamar Ella dan keluar dari kamar gadis itu setelah puas berkeliling dan banyak melihat-lihat. Bahkan melalui kamar Ella, Robert bisa menggambarkan dengan jelas bagaiman kepribadian gadis yang tengah di kencaninya itu.     

Robert mendekat ke arah Ella, "Hei . . ." Sapanya dan Ella tampak terkesiap dalam keterkejutan dengan kehadiran Robert yang membuyarkan lamunannya.     

"Are you ok?" Robert mendekat dan berusaha menyentuh Ella tapi gadis itu menghentikannya.     

"Don't touch me, please." Ujarnya.     

"Ok." Robert menarik dirinya menjauh. "Bisa tolong jelaskan apa yang terjadi?" Tanyanya dan Ella menatapnya dalam-dalam.     

"Tolong katakan padaku, siapa dirimu sebenarnya." Ella mengatakan kalimatnya dengan suara bergetar.     

"Aku sudah memperkenalkan diriku sejak pertama kita bertemu." Ujar Robert.     

"Who are you?" Ella bertanya sekali lagi. "Katakan yang sebenarnya." Pintanya dengan suara bergetar dan mata berkaca.     

"Ok fine." Robert menghela nafas dalam. "Maaf aku hanya berusaha untuk tidak menakutimu." Imbuhnya. Robert berdiri menjulang menatap Ella sementara Ella mendongak menatap pria itu. Perlahan Ella bangkit dan dengan sisa-sisa kekuatan dan kesadaran yang dia miliki sekali lagi dia menanyakan pada Robert tentang siapa dirinya.     

"Just tell me, who are you Jasper Owen?"     

Robert menatap Ella dalam dan mengatakan siapa dirinya, " Deputy Commanders Operations Air Marshal Robert Owen Fredric Jr, I'm the Prince of United Kingdom." Ujar Robert dengan tegas, tak ada lagi yang harus dan ingin dia tutupi sama sekali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.