THE RICHMAN

The Richman - Old Memory Recall



The Richman - Old Memory Recall

0Richard sedang duduk di meja kerjanya saat seseorang menerobos masuk ke dalam ruangannya. Richard menatap ke arah pintu sementara seorang wanita dengan dress berwarna putih dan stiletto hitam berjalan menghentak-hentak masuk ke dalam ruangan di susul sekretaris Richard.     
0

"Sorry sir." Sang sekretaris tampak kewalahan.     

"It's ok." Richard mengangkat tangannya, memintanya keluar dari ruangan.     

Wanita itu tersenyum penuh kemenangan ketika menoleh pada sang sekretaris yang berjalan keluar dari ruangan Richard. "Hi Rich, lama tak berjumpa, kau makin mempesona." Ujarnya sambil berjalan menuju meja Richard dan duduk di atas meja dengan menyilangkan kakinya.     

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Richard dingin.     

Wanita itu tersenyum lebar diantara bibir penuhnya. "Kau tampak tak terkejut dengan kehadiranku." Ujarnya.     

"Aku tidak memiliki urusan apapun denganmu lagi Mrs. Zein."     

"Oh kau tak memanggil nama depanku lagi Rich, apakah itu pertanda buruk?"     

Richard berdiri dari tempatnya duduk. "Turun dari mejaku." Ujarnya sembari berjalan ke sofá yang ada di ruangannya kemudian duduk, memaksa Gabriel Zein turun dari meja Rich dan mengikutinya untuk duduk di sofá.     

Richard menghela nafas dalam. "Aku sudah menikah Mrs. Zein." Ujar Rich dengan suara rendah, namun balasan yang dia dapatkan justru tawa renyah yang terdengar melecehkan.     

"Kau mendadak menjadi bodoh Rich? Kemana prinsip gilamu itu?" Tanyanya .     

"Jangan memaksaku mengusirmu, apa yang kau inginkan, katakan saja setelah itu pergi." Ujar Rich.     

Wanita itu tanpa tahu malu merangsek menekat ke arah Rich, mengusap wajah pria itu dengan jemari lembutnya."Oh, Richard, kau tak pernah seangkuh ini sebelumnya." Sialnya aroma tubuh yang sama dengan yang pernah Rich cicipi hampir setiap hari selama bertahun-tahun seolah membangkitkan mumi-mumi memory yang sudah lama tertidur dalam kedamaian. Richard menutup matanya, sebagian dirinya berusaha mencari jejak Christabell untuk mengusir Gabriel Zein namun sialnya nihil.     

Gabriel mendekatkan wajahnya, dengan vivir setengah terbuka dia mengecup ujung bibir Richard hingga pria itu sempat menahan nafasnya.     

"Kau hanya membuang-buang waktuku." Richard menarik diri, dia segera berdiri sementara Gabriel tersenyum lebar seolah tak terusik sama sekali. Dia bangkit berdiri dan sekali lagi merapatkan dirinya pada Rich.     

"Kita sudah bersama sejak lama Rich, sangat lama, bahkan tanpa kau sadari aku sudah mengakar di dalam sana." Gabriel menunjuk ke dada Richard dengan telunjuknya dan menekannya sangat dalam, seolah menembus ke balik pakaian Rich.     

"Aku tahu kau sangat haus Rich, kau begitu haus sentuhan." Bisik wanita itu, bagaikan iblis yang menyamar sebagai ular, kali ini dia menjelma menjadi wanita cantik yang siap menggoyahkan keteguhan hati Richard.     

"Aku akan meninggalkan alamat apartmentku di sini." Wanita itu mengambil sesuatu dari dalam tasnya dan meletakkannya di atas meja Rich. "Kau ingat kan, pintuku selalu terbuka untukmu." Ujarnya sebelum pergi meninggalkan Richard.     

Pria itu menghela nafas dalam, dia menelan ludah kemudian membetulkan dasinya sebelum kembali duduk di meja kerjanya. Richard bahkan tampak memegangi kepalanya beberapa saat sebelum menarik laci mejanya dan menemukan foto Christabell tengah tersenyum lebar yang dia ambil dari ponsel pribadinya dan dia cetak dan dia bingkai dengan bingkai kecil yang sempat dia beli saat mereka liburan dari toko barang antik.     

"Where are you?" Bisiknya sambil mengusap foto itu. "Give me sign, tell me how to find you, lead me please." Sambungnya masih berbisik.     

***     

Sementara itu Gabriel merasa yakin, hampir pasti Rich akan mendatanginya malam ini. Dia bahkan menyempatkan diri ke salón untuk melakukan perawatan tubuh terbaik dan juga membeli beberapa pakaian yang dia pikir akan dia kenakan malam ini untuk menggodar Richard.     

Rich pernah jatuh sangat dalam kedalam pelukannya hingga pria itu benar-benar menjadi budak cinta baginya sampai Gabriel meminta sebuah komitmen yang membuat Rich mundur pada akhirnya. Tidak akan mengulang kebodohan dua kali, Gabriel berpikri bahwa Richard Anthony masih pria yang sama yang akan memandikannya dengan harta dan berbagai fasilitas mewah juga sebuah hubungan panas di setiap malam saat mereka berkencan.     

"Aku akan mendapatkanmu kembali Rich." Bisik Gabriel dalam hati, tepat saat dia sedang bercermin seusai memoleskan lipstick merah membara di bibir penuhnya.     

Tak selesai di situ, Gabriel memegang prinsip bahwa untuk memuaskan pria dimulai dari perut, dan itu juga dia lakukan. Dia mempersiapkan hidangan mewah dan anggur terbaik untuk malam ini. Richard adalah penikmat makanan dan minuman enak dan klasik, dan Gabriel tahu betul itu.     

"Perfect." Ujarnya saat menyambangi meja yang sengaja ditata di dekat dinding kaca yang menghadap ke balkon apartmentnya untuk makan malam mereka berdua sembari menikmati keindahan panorama di malam hari.     

Gabriel tampak mondar mandir menunggu bel apartmentnya berbunyi dan berharap Richard adalah pria yang berdiri di balik pintu dengan sebuket bunga cantik seperti yang sering di lakukan Rich di awal-awal hubungan mereka. Richard benar-benar memperlakukan dia bag ratu. Bukan sebatas hubungan fisik, Richard juga memperlakukan wanita itu seperti seorang pasangan.     

Setengah jam berlalu dan tak ada seorangpun yang datang. Gabriel terlalu terbiasa dengan masa lalu, Richard akan datang sekitar pukul sepuluh malam, ini sudah hampir setengah sebelas dan Richard tak juga tampak batang hidungnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.