THE RICHMAN

The Richman - Charm Pablo



The Richman - Charm Pablo

0Tiga hari setelah ciuman itu, kecanggungan masih terasa kental diantara Christabell dan Pablo. Namun pria itu tak mengubah perlakuan manisnya pada Christabell sama sekali. Sarapan pagi dan juga makan siang yang dia siapkan untuk Bell sebelum dia pergi bekerja. Nampaknya tak sulit bagi pria ini untuk mendapatkan pekerjaan baru dengan penghasilan yang lebih baik, meskipun Pablo bukanlah seorang pria kaya raya dengan penghasilan yang besar, tapi dia pria gigih yang bertanggung jawab. Setidaknya itu akan membuat wanita manapun merasa aman ketika bersamanya.     
0

Secara finansial Pablo memang tidak berlebihan, tapi dia memiliki kehidupan yang cukup diantara para penghuni di sekitar tempat tinggalnya.     

"Aku akan berangkat." Pablo berdiri di ambang pintu.     

"Ok." Bell mengangguk cepat tanpa menoleh padanya.     

"Soal kejadian hari itu, aku minta maaf. Tidak seharusnya aku melakukan itu." Ujar Pablo, dan entah mengapa itu membuat Christabell menelan ludah. Dia tak punya jawaban untuk permintaan maaf itu.     

"Aku tidak ingin itu terulang lagi." Jawab Bell singkat.     

"Ya, akan kupastikan." Pablo melenggang menjauhi kamarnya yang kini di tempati oleh Christabell dan di penuhi dengan wangi khas bayi milik Adrianna.     

***     

Pablo baru saja tiba di tempat kerjanya saat dua orang pelayan tengah bergosip.     

"Kau tahu tamu di kamar Suite Room?" Tanya pelayan itu, salah satu di antara mereka bertugas di bagian house keeping, jadi dia yang mengurus tentang semua perlengkapan dan kebersihan kamar.     

"Aku belum melihatnya langsung, tapi beberapa sudah sibuk membicarakannya."     

"Kudengar dia adalah pria kaya dari New York yang memiliki banyak perusahaan di New York dan juga hotel dan club di LA."     

"Benarkah dia sekaya itu?"     

"Ya, dan yang lebih gila lagi dia benar-benar tampan." Timpal salah seorang yang baru saja bergabung. "Tapi sayang sekali, tujuannya kemari adalah untuk mencari isteri dan anaknya."     

"Apa kau gila? Wanita bodoh mana yang meninggalkan suami sesempurna itu dan lari ke tempat ini?"     

Seorang wanita lainnya memutar mata dan satu lagi mencibirkan bibirnya. Pablo yang berdiri di dekat mereka mendengar hal itu, instingnya langsung beralih pada Christabell, mungkinkah pria asal New York itu adalah suami Bell?     

Pablo berdehem, "Sebaiknya kalian tidak membicarakan tamu di penginapan ini di belakang mereka." Ujar Pablo.     

"Pablo, kurasa kau harus menemuinya. Mungkin kau bisa membantu menemukan isteri pria itu dan mendapatkan uang darinya."     

Rahang Pablo mengeras, jika ini menyangkut Christabell dan Adriana, tentu saja ini bukan lagi soal uang, tapi soal perasaan. Sejak Bell tinggal di rumahnya dengan bayi mungil bernama Adrianna itu, Pablo menemukan perasaan aneh yang selama ini tidak pernah dia rasakan.     

Bermalam-malam dia bermimpi tentang sebuah jalanan sepi dimana Christabell berdiri di kejauhan menggendong bayinya dan bersiap menuju sebuah mobil mewah di ujung jalan. Pablo menatapnya seolah memohonnya untuk tinggal tapi Bell terus berlalu. Mimpi buruk itu berulang, hampir setiap malam dengan kejadian yang sama.     

Kedatangan pria dari New York ini tentu harus segera dia selidiki untuk menentukan langkah selanjutnya. Yang ingin dia lakukan hanyalah menyembunyikan Bell sejauh mungkin hingga suaminya tak lagi bisa menemukannya, mungkin dengan begitu dia bisa memiliki Bell dan Adrianna secara bersamaan.     

Pablo bergegas keluar dari pantry, karena dia harus mengantarkan tamu yang di jadwalkan untuknya pagi ini. Selain menyewakan armada, hotel ini juga menyediakan supir untuk mengantarkan para tamu menikmati liburan mereka.     

Pablo berdiri di sisi mobil menunggu tamu keluar dari hotel untuk diantarakan kemanapun mereka ingin pergi.     

"Selamat pagi Sir." Sapa Pablo saat seorang pria dengan kemeja biru gelap dan jeans melangkah mendekat ke arahnya.     

"Pagi." Jawab pria itu. Pablo membukakan pintu mobil hingga pria itu bisa masuk kedalam dan duduk, barulah pintu di tutup. Pablo memutari mobil menuju ke arah kursi kemudi dan bersiap mengemudikan kendaraan yang di tumpanginya bersama tamu hotel sesaat setelah mesin menyala.     

"Anda ingin di antar kemana Sir hari ini?" Tanya Pablo.     

"Berkeliling, pastikan kita melewati setiap sudut jalanan kota ini." Jawab pria itu.     

Pablo tersenyum sekilas. "Baik Sir."     

Suasana menjadi hening sesaat setelah kendaraan melaju di jalanan kota itu. "Jika ada tidak memiliki tujuan, saya bisa merekomendasikan tempat-tempat wisata di kota ini." Pablo menawarkan jasa tambahan.     

"Aku punya tujuan jelas, sangat jelas bahkan."     

"Baik Sir." Pablo kembali fokus pada jalanan di hadapannya, sesaat kemudian ponsel penumpang mobil itu bergetar, sang pria yang duduk di belakang tampak menerima telepon.     

"Ya." Suaranya terdengar sedikit kesal. "Namanya Christabell Anthony." Ujarnya dengan penuh penekanan.     

"Aku tidak ingin membuat siapapun yang sedang menyembunyikan isteriku tahu bahwa aku ada di kota ini dan dia membawanya lari semakin jauh. Carilah dengan cara apapun, selain cara-cara bodohmu itu!" Bentak pria itu sebelum menutup teleponnya.     

"Anda sedang mencari isteri anda Sir?" Tanya Pablo.     

"Ya." Jawab pria itu.     

"Namaku Pablo, aku sudah lama tinggal di kota ini. Mungkin aku bisa membantumu jika kau mau."     

"Oh dengan senang hati." Richard melunak. Dia bahkan menunjukkan foto Christabell dari layar ponselnya. "Seseorang menculiknya dan membawanya ke tempat ini, itu satu-satunya petunjuk yang ku miliki."     

"Anda tidak melibatkan polisi dalam pencarian isteri anda?" Tanya Pablo.     

"Aku tidak tahu siapa musuhku, jadi aku tidak ingin menempatkan isteri dan calon bayi kami dalam bahaya." Ujar Rich, sorot matanya benar-benar penuh kekhawatiran. Rahang Pablo mengeras saat melihat wajah pria itu. Batinnya bergejolak antara ingin membantu pria malang ini tapi dia juga tidak ingin kehilangan Christabell, malaikat yang sudah ada bersamanya beberapa waktu terakhir. Sebelumnya Pablo merasa hidupnya hanyalah soal tetap bernafas sampai waktunya di dunia habis, tapi setelah ada Christabell dan Adrianna, hidupnya menjadi begitu penuh arti. Dia merasa dia bahkan harus berjuang untuk hidup agar tetap bisa bersama dengan dua malaikat itu.     

"Jika aku melihatnya akan kuhubungi anda Sir."     

"Ya, aku akan memberikanmu imbalan, berapapun yang kau inginkan sebutkan angkanya, asalkan isteri dan calon anakku kembali dalam keadaan selamat akan kuberikan."     

"Aku tahu rasanya kehilangan keluarga Sir." Jawab Pablo.     

"Ya, itu sangat menyakitkan." Rich tampak setuju. Sementara mobil terus menyusuri jalanan, Richard melekatkan pandangan ke sisi kanan dan kiri jalanan untuk melihat setiap orang yang ada di sana, berharap salah satunya adalah Christabell dengan perut buncitnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.