THE RICHMAN

The Richman - Adaptation



The Richman - Adaptation

0Pasca penculikan itu, menghilang dari kehidupan Richard selama hampir dua bulan tidak lantas membuat hubungan Richard dan Christabell membaik begitu saja. Ada perasaan yang mengganjal apalagi pasca absennya Pablo dari kehidupan ibu dan anak itu. Bagaimanapun juga Pablo adalah orang yang ada dalam masa-masa paling kelam kehidupan Christabell dan Adriana.     
0

Richard tahu bahwa tidak mudah bagi Christabell untuk menyesuaikan kehidupan lamanya kembali pasca semua kejadian buruk itu, dan dia berusaha memberikan ruang yang seluas-luasnya untuk Christabell memulihkan dirinya.     

"Hei..." Bell menyambangi suaminya itu di kamarnya. Mereka memilih untuk tidur di kamar yang terpisah karena Christabell bersikukuh untuk tidur di kamar bersama dengan puteri kecilnya dibandingkan dengan suaminya itu.     

Richard yang sedang sibuk memeriksa pekerjaannya meski sudah lewat tengah malam itu tampak terkejut melihat isterinya berdiri di ambang pintu kamarnya. Setelah lebih dari tujuh hari kembali ke rumah, ini kali pertama Christabell datang ke kamar itu.     

Richard bangkit dari tempatnya duduk dan berjalan ke arah Christabell, tatapannya begitu dalam, selalu seperti setiap kali dia menatap isterinya dengan perasaan penuh cinta, tapi Christabell tampak tak berani membalas tatapan itu.     

"Kau butuh sesuatu?" Tanya Rich lembut.     

Christabell bergidik, dia sendiri tidak tahu pasti apa yang sesungguhnya dia inginkan. Christabell hanya terbangun dan mendadak merindukan suaminya. Penyesalan sepertinya menggelayuti dirinya setelah malam pertama sekembalinya dari Poerto Rico dirinya menolak Richard, dan memilih untuk tinggal di kamar terpisah hanya berdua dengan Adrianna puterinya.     

"Aku akan meminta pengasuh Adrianna untuk membantu menjaganya jika kau butuh istirahat." Ujar Richard, dia berusaha menebak apa yang sebenarnya dibutuhkan isterinya itu. Adrianna memang bayi yang tidak rewel, tapi menghabiskan duapuluh empat jam bersama bayi tanpa bantuan orang lain tentu saja bukan perkara mudah, dan dia tahu pasti bahwa isterinya itu tampak begitu kelelahan.     

Christabell menggeleng. "Tidak, aku hanya memastikan apa kau sudah tidur." Tampaknya Christabell memilih untuk mengurungkan niatnya.     

"Aku bisa membantumu jika kau mengijinkan." Richard berusaha mengulur waktu.     

"Tidak, aku baik-baik saja."     

Richard menaikkan tangannya dan menyentuh wajah Christabell, sesuatu yang ingin sekali dia lakukan sejak beberapa hari yang lalu tanpa penolakan tentunya. Tampaknya sentuhan itu membuat Christabell meremang, dia menutup matanya merasakan kelembutan dan kehangatan telapak tangan sang suami. Richard menemukan peluang di sana, perlahan tapi pasti dia mendekatkan wajahnya dan berhasil mengecup bibir isterinya itu. Bell mengerang dalam bisikannya yang lembut. Richard menariknya masuk kedalam kamar dan mengunci kamarnya itu dari dalam begitu Christabell berasa dalam kuasanya.     

"Bisakah menunggu sebentar?" Tanya Richard.     

Mata Christabell membulat.     

Richard memanggil pengasuh bayinya dan memintanya untuk datang ke kamar Adrianna."Aku tidak ingin menikmati malam ini setengah-setengah." Richard menjelaskan.     

***     

Richard bahkan sempat memastikan pengasuh Adrianna sudah datang ke kamar Christabell dan membiarkan isterinya itu menunggu. Rich masuk kedalam kamar kembali, entah mengapa jantung Christabell berdebar, seperti pertama kali saat pria itu menghampirinya.     

Richard memulai dengan ciuman lembut yang tidak memaksa, memastikan dia mendapatkan respon dari Christabell. Mendadak gairah Christabell membuncah seperti bendungan yang akhirnya hancur setelah di hantam berkali-kali oleh sentuhan mematikan suaminya itu.     

Pesona Richard Anthony memang tak bisa terpatahkan, Christabell menarik tali piyama kimono miliknya dan membiarkan Richard bisa melihat keindahan tubuhnya. Ibu beranak satu itu justru semakin menarik karena tubuhnya sedikit lebih berisi dan dadanya penuh karena dia masih menyusui Adrianna.     

Richard memberikan kesempatan untuk Christabell menari-nari di atas tubuhnya sementara dia menikmati keindahan tubuh isterinya itu, kehangatan ciumannya dan juga kebebasan menyentuh bagian belakang tubuh isterinya yang mulus.     

"Kau begitu menggoda Mrs. Anthony." Richard berusaha mengecup ujung dada isterinya itu tapi Bell tampak mengodanya dengan mendorong Rich menjauhi ujung dadanya. Christabell mencium bibir Richard dan tidak memberikan kesempatan pada suaminya itu untuk mengusasai permainan.     

Setelah meliuk-liuk penuh kenikmatan di atas tubuh suaminya dan membuat Richard menyerah dalam kenikmatan Christabell kini berbaring di pelukan suaminya itu.     

"Maaf..." Ujarnya lirih.     

"Untuk apa?" Tanya Richard.     

"Malam itu aku benar-benar tidak bisa mengendalikan diriku." Sesal Christabell, malam pertama sekembalinya dari Poerto Rico dia benar-benar hampir mematahkan hati Richard dengan menolaknya. Pertengkaran bahkan sempat terjadi cukup hebat karena Christabell menyalahkan ketidakhadiran Richard di saat-saat tersulit dalam hidupnya, berjuang mempertahankan Adrianna dan hidupnya sendiri. Richard tidak membantah sedikitpun, baginya tanpa disalahkan oleh siapapun, dirinya sudah merasa begitu bersalah atas apa yang menimpa isterinya dan juga puterinya itu.     

"Aku mengerti perasaanmu, bahkan jika pria itu ingin menemui kalian atau kau ingin menemuinya aku akan memberikan ijin." Ujar Richard. "Aku berhutang dua nyawa padanya." imbuh Rich.     

"Entahlah, aku merasa bersalah atas apa yang terjadi pada Pablo."     

"Aku mengerti, aku sudah menghubunginya beberapa hari yang lalu untuk meminta maaf dan memberikan ganti biaya hidup kalian semala di Poerto Rico." Richard mengungkapkan hal yang selama ini dia lakukan di belakang isterinya itu.     

Mata Christabell berbinar menatap suaminya. "Pablo menerimamu?     

"Ya." Angguk Richard.     

"Aku menawarkan liburan ke New York atau jika dia ingin bekerja di perusahaan, aku akan membantunya." Ujar Rich.     

Christabell beringsut dan mengecup pipi suaminya itu. "Aku tidak tahu bagaimana harus berterimakasih padamu."     

"Itu tanggungjawabku, sudah sepatutnya aku melakuakan semua itu. Dan ya, soal ketidakhadiranku saat itu, kau berhak marah." Sesal Rich.     

"Aku tahu kau sudah berusaha keras untuk menemukan kami, tidak seharusnya aku menyalahkanmu sepenuhnya."     

Richard menggulung isterinya itu dalam pelukan. "Apa kau memaafkan Pablo atas apa yang dia lakukan terakhir kali?"     

Richard mengerucutkan bibirnya. "Aku masih mempertimbangkannya, yang kupikirkan adalah soal keselamatan kalian juga andil besarnya."     

"Ya..."     

Suasana mendadak hening, "Bisakah kau kembali menempati kamar ini?" Tanya Rich memecah keheningan.     

"Kau akan terganggu dengan tangisan Adrianna." Tolak Christabell.     

"Aku ayahnya, sudah hampir setahun terakhir aku menantikan tangisannya." Richard memainkan telunjuknya di lengan Chrsitabell yang telanjang.     

"Apa kau yakin?"     

"Ya, kita bisa meletakkan box bayi di dalam kamar ini, jadi kau bisa tetap berada di sampingku dan puterimu."     

Christabell tersenyum lebar. "Entah mengapa aku merasa seolah memiliki dua bayi sekaligus." Selorohnya.     

"Aku bayi besar yang tak terlalu suka dicampakkan." Richard mengecup bibir Christabell sebelum jatuh tertidur dengan mendekap isterinya itu dalam pelukannya. Setelah Richard tertidur pulas, Christabell menyelimutinya dan meninggalkannya untuk kembali ke kamar, tugasnya untuk menyusui Adrianna tidak mungkin dia tinggalkan begitu saja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.