THE RICHMAN

The Richman - New Friend



The Richman - New Friend

0Pagi ini Elea berniat untuk menghirup udara segar saat dia berpapasan dengan Lucas yang sedang mengobrol dengan ayahnya. Tampaknya Olvier memutuskan untuk menyewa rumah yang letaknya di sebelah rumah isterinya untuk memastikan agar ada jarak antara Lucas dan Elea. Oliver benar-benar marah setelah mengetahui adanya kedekatan antara puterinya itu dengan anak seorang mafia yang menjadi saksi untuknya dan puteranya akan berada di bawah pengawasannya untuk beberapa waktu.     
0

Gadis itu berusaha menguping pembicaraan dengan pura-pura berjoging di taman dekat dengan tempat Oliver dan Lucas mengobrol tentang rencana pindah rumah. Tapi Oliver segera mengakhiri percakapannya dan meminta Lucas masuk ke dalam mobilnya, sementara itu tampaknya Sheina juga segera keluar dari rumah.     

"Mom, kemana mommy akan pergi?" Tanya Elea.     

"Mommy ada urusan sebentar." Jawab Sheina segera. Dia masuk ke dalam mobil dan menyetir meninggalkan rumah, sementara itu Oliver juga segera meninggalkan rumah bersama dengan Lucas, menyisakan Elea sendiri di rumah, sementara adiknya pergi untuk les.     

Gadis itu menjadi kian frustasi, selain merasa bahwa dirinya juga tengah menjadi tahanan, kisruh rumahtanggan orang tuanya juga kian buruk saja kian hari. Elea berniat untuk mencari udara segar di sekitar rumahnya saat dia tak sengaja berpapasan dengan seorang gadis.     

"Hi, . . ." Sapa gadis itu.     

"HI." Jawab Elea.     

"Aku baru melihatmu." Gadis muda yang tampak seumuran dengna Elea itu mendekatinya.     

"Ya, aku baru di sini. Kami baru pindah beberapa waktu lalu." jujur Elea.     

"Namaku Irina." Terang gadis itu.     

"Elea." Jawab Ela.     

"Ruamhku di ujung." Terang Irina.     

"Oh, ini rumahku." Elea menoleh ke sebelah kirinya.     

"Oh ya, aku melihatnya. Dulu rumah itu milik Mr. Huan Carlos dan dijual sejak dia pindah ke rumah anaknya."     

"Ya, mungkin. Aku tidak tahu sejaranya karena orangkuaku memutuskan untuk pindah dan semua terlalu cepat. Seperit yang kau lihat, aku bahkan tak memiliki teman di sini." Ujar Elea.     

"Kita bisa menjadi teman." Senyum Irina begitu tulus hingga ELea merasa bahwa pada akhirnya dia memiliki seseorang yang bisa dia sebut sebagai teman.     

"Jika kau mau, kita bisa pergi ke klub nanti malam. Salah satu temanku berulang tahun, kau akan menemukan banyak teman di sana." Irina tampak bersemangat.     

"Em, akan sangat seru andai saja aku mendapatkan ijin dari ayahku yang agak diktaktor." Jawab Elea.     

"Jika kau mau aku akan menjemputmu, mungkin orang tuamu akan memberikan ijin jika mereka tahu kau pergi dengan siapa." Irina memberikan ide.     

"Benarkah?" Tanya Elea.     

"Tentu saja. Aku akan datang pukul tujuh, sekarang aku harus pergi." Irina berpamitan dan Elea memberikan pelukang singkat sebelum mereka berpisah. Untuk kali pertama selama tinggal di Stanten Island, Elea merasa bahwa ada hal yang membuatnya senang. Akhirnya dia mempunyai teman, dan dia bisa memulai kehidupan penuh dengan hingar bingar seperti yang dijalaninya di New York kala itu dengan teman-teman SMA nya.     

***     

Sementara itu tampaknya Oliver dan Sheina berjanji di sebuah cafe untuk membahas soal perceraian mereka dengan lebih tenang dan yang jelas tidak di depan anak-anak.     

"Kau tetap di dalam mobil." Perintah Olvier.     

"Jangan kemana-mana." Imbuhnya tegas, Lucas mengangguk, "Baik Sir." jawabnya. Sementara Oliver masuk kedalam Cafe dan memulai bicara dengan Sheina, Lucas turun dari mobil dan berusaha pergi dengan mengendap-endap. Karena tidak berkonsentrasi, dirinya hampir tertabrak mobil yang melaju kencang. Sang pengemudi menginjak pedal rem dengan sangat dalam hingga menimbulkan decit kencang dan untunglah saat itu mobil berhenti dan tak sempat menabrak Lucas.     

"Lucas Durant." sang supir keluar dan justru memeluk Lucas.     

Pria itu tersenyum lebar, "Marco . . ." Senyumnya.     

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Marco.     

"Ceritanya panjang." jawab Lucas.     

"Temui aku di klub nanti malam." Ujar Marco, "Kita akan berbesta dan bersenang-senang." Ujarnya, tampaknya Marco mengenal siapa Lucas Duran karena pengaruh orangtua Lucas yang begitu besar di banyak tempat.     

"Ok, aku akan menemuimu." Lucas menerima VVIP Entrance permit berbentuk kartu dari Marco dan segera menyimpannya di balik saku jaketnya.     

"Sampai bertemu malam ini bro." Marco memacu lagi kendaraannya yang membawa seorang gadis di dalamnya, sementara itu Lucas segera kembali ke dalam mobil agar OLiver tidak curiga padanya. Niatnya untuk kabur hari itu dia tunda karena kabur dengan rencana yang lebih baik tentu akan membuatnya berhasil.     

Sementara itu di dalam Cafe Oliver tampak sedang berdebat dengan Sheina dan tak menemukan jalan keluar. Sheina dengan marah mengambil kembali amplop berisi surat perceraian, sementara Oliver juga dengan marah dan sambil menelepon segera kembali ke mobil dan justru membawa Lucas ke kantor polisi. Ada masalah di sana yang harus dia selesaikan segera.     

***     

Irina mengetuk pintu rumah Elea dan sang ibu yang membuka pintu.     

"Selamat malam." Sapa Irina ramah.     

"Selamat malam." jawab Sheina.     

"Perkenalkan, aku Irina, teman baru Elea." Ujarnya sembari mengulurkan tangan pada Sheina. Wanita itu menjabat tangan Irina dan tersenyum.     

"Aku Sheina Anthony." Jawbanya.     

"Mrs. Anthony, bisakah aku bertemu dengan Elea?" Tanya Irina.     

"Tentu saja." Sheina mempersilahkan gadis muda itu masuk dan didalam Elea sudah menunggunya. Meski membiarkan mereka berdua mengobrol, Sheina tetap menguping pembicaraan di antara mereka. Hal itu dia lakukan karena Sheina tak yakin Elea bisa menjalin pertemanan dengan seorang gadis muda dengan begitu cepat sejak dia pindah ke rumah ini.     

Setelah mengobrol cukup lama, Irina menghampiri Shiena yang sedang sibuk di dapur. "Mrs. Anthony." Sapanya.     

"Oh kau sudah mau pulang?" Tanya Sheiana.     

"Sebenarnya aku datang untuk menjemput Elea, aku ingin mengajak dia ke pesta ulang tahun temanku." Ujarnya.     

"Ulang tahun temanmu?" Alis Sheina berkerut.     

"Ya, di klap malam dekat sini. Tapi kami hanya akan berpesta tanpa minuman keras dan tanpa obat-obatan." Ujar Irina meyakinkan. "Aku janji akan menjaga Elea." Ujarnya.     

Elea berdiri di dekat Irina dan menatap ibunya, hati Sheina melunak saat menatap Elea, bagaimanapun dia sudah menjadi korban kesewenang-wenangan dari ayahnya. Dia harus berpisah dengan pacarnya dan kini dia sedang bimbang soal kuliahnya. Elea juga cukup stress belakangan ini.     

"Ok, jangan pulan terlalu larut." Ujar Sheina.     

Senyum lebar mengembang di wajah Elea dan segera menghambur di pelukan ibunya. "Thank you mom." Peluk Elea.     

"Mommy akan menemui seseorang malam ini, jadi mungkin mommy akan pulang larut, kau harus sudah sampai di rumah sebelum mommy kembali." Sheina membuat batasan dan Elea tahu betul ibunya tidak akan membebaskan dia begitu saja.     

"Aku janji." Ujar Sheina.     

"Ok, take care."     

Elea berpamitan untuk mengganti pakaiannya sebelum pergi bersama Irina dengan taksi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.