Sistem Teknologi Gelap

Undangan Pertemuan



Undangan Pertemuan

0Setelah memilih Misi 2, Luzhou keluar dari Sistem dan kembali bangun.     
0

Ia berdiri dan hendak pergi ke dapur untuk menyeduh kopi, namun tiba-tiba terdengar suara Xiaotong dari ruang tamu.     

"Kakak! Kau masuk TV!"     

"Masuk TV?"     

Luzhou bertanya dengan heran, lalu ia pergi ke ruang tamu, dan melihat layar.     

Di televisi, terdapat video saat ia menerima Penghargaan Crawford dari Raja Swedia beserta dengan perkenalan dirinya.     

Kemudian video berakhir, dan acara beralih kepada sebuah laboratorium universitas.     

Profesor Crell yang sedang diwawancarai oleh Columbia TV berkata dengan penuh semangat.     

"Mungkin dalam 6 bulan, atau bahkan 1 tahun, akan ada smartphone yang dapat digunakan walau tanpa pengisian daya selama 1 minggu. Atau bahkan, mobil listrik dengan ratusan ribu kilometer… Percayalah, penemuan ini akan sangat revolusioner."     

Wawancara terus berlanjut.     

Setelah dua menit, wawancara berakhir, dan berita selanjutnya segera tayang.     

Luzhou menoleh dan memandang Xiaotong. Adiknya itu sedang memandangnya dengan mata berbinar-binar.     

"... Kenapa?"     

Lalu Xiaotong bertanya dengan gembira, "Paten apa itu, Kak?"     

Inggrisnya lumayan juga, ia bisa memahami wawancara itu.     

Luzhou memandang adiknya dan menjawab, "Paten baterai lithium, kalau kujelaskan dengan konsep Sains Material, kau tidak akan mengerti."     

"Paten?" Xiaotong bertanya, "Apa harganya mahal?"     

Dasar mata duitan!     

Uang lagi uang lagi, pengetahuan adalah kekayaan tak ternilai, tidak bisa diukur dengan uang!     

Luzhou menggeleng dan tersenyum.     

Jujur saja, ia tidak tahu berapa harga paten tersebut.     

Namun harganya pasti cukup tinggi.     

"Kau mau tahu?"     

Xiaotong mengangguk dengan semangat, "Tentu saja!"     

"Kalau begitu, teruslah belajar, nanti bantu aku mengurus uang, dan kau akan tahu berapa harga paten tersebut."     

Xiaotong langsung terdiam memandangya.     

Luzhou tersenyum, tidak memedulikan permintaan adiknya untuk menjelaskan, dan duduk di depan komputer.     

Bergurau dengan adiknya memang seru.     

...     

Awalnya, Luzhou mengira satu makalah saja tidak akan cukup untuk mengubah kehidupan sehari-harinya.     

Awalnya, saat ia membuktikan Hipotesis Goldbach dan memenangkan Penghargaan Crawford, namanya menjadi terkenal namun kehidupannya tidak terpengaruh. Setidaknya, tidak ada orang yang berjalan mendekat dan meminta tanda tangan atau berjabat tangan.     

Inilah mengapa Luzhou jarang menolak undangan wawancara.     

Namun makalah yang ia terbitkan di Jurnal Nature kali ini memiliki efek berbeda.     

Bagi ranah publik yang tidak tahu beda baterai lithium dan baterai lithium-ion, mungkin mereka tidak akan melakukan apa-apa karena efek penemuan itu tidak sehebat pemecahan Hipotesis Goldbach… Namun, bagi mereka yang berkutat di dunia baterai, makalahnya telah menjadi sensasi…     

Beruntung, sensasinya tidak sampai ada orang-orang yang mengejar dan meminta jabat tangan saat ia berjalan. Namun, telepon genggam-nya terus berdering sepanjang hari.     

"Halo, Profesor Luzhou, kami dari Silicon Valley Jermason Nanomaterials Co., Ltd. Kami sangat tertarik dengan teknologi PDMS Anda dari makalah yang Anda terbitkan di Nature-Chemistry. Apakah Anda punya waktu untuk membicarakan kerja sama?"     

Lagi-lagi kerjasama…     

Luzhou mengusap dahi dan mengernyitkan alisnya.     

"Maaf, saya sedang sibuk, saya sedang memberikan tugas-tugas untuk para mahasiswa saya. Jika ada hal penting, katakan dengan jelas. Jika tidak, saya akan menutup telepon."     

Mendengar Luzhou yang tidak sabar, penelepon itu segera menjelaskan.     

"Kami bekerja sama dengan Umicore untuk material, dan jika Anda ingin menjual paten, kami akan membantu mendapatkan harga kompetitif—"     

Luzhou menutup telepon, mematikan ponselnya, dan melemparkan ponsel itu di sofa sebelum pergi ke dapur dan mengambil dua telur dari kulkas untuk sarapan.     

Ini panggilan ke-16 yang ia dapatkan semenjak makalahnya terbit di Jurnal Science dan Nature.     

Jujur saja, Luzhou akan senang jika ia dapat mengizinkan penggunaan teknologi tersebut pada industri-industri yang relevan dan meminta persentase penjualan tertentu sebagai bayaran.     

Ia mengerti, ia tidak mungkin memproduksi hasil paten itu sendiri—laboratorium dan produksi industri adalah dua hal berbeda, dan walaupun ia mendapatkan banyak uang dari paten, ia tidak akan bisa menanggung biaya bahan, pengembangan produk, dan lain sebagainya.     

Lebih baik ia menggunakan waktunya untuk hal-hal yang lebih berguna.     

Sebenarnya pilihan terbaik adalah mengizinkan penggunaan patennya pada industri yang relevan dan meminta persentase untuk biaya paten.     

Namun, saat ini, ia lebih mempertimbangkan meminta bantuan perusahaan asing untuk manajemen paten.     

Produksi mandiri di pabrik? Lupakan saja.     

Dan masalah Luzhou sekarang berada pada "Institusi X Sains Material dan Teknologi Massachusetts" beserta dengan "Silicon Valley X Teknologi Sains Material" dan sejenisnya yang meminta kooperasi paten.     

Mereka semua ingin menjadi perantara.     

Luzhou tidak bodoh, ia berhak untuk memulai dan meminta harga.     

Ia tahu harga paten di tangannya, dan paten itu sangatlah berharga dan tidak ada penggantinya. Tentu saja, paten seperti itu akan menarik banyak perusahaan yang ingin menjadi perantara. Ia tidak memerlukan perantara untuk mendapat keuntungan dari paten tersebut.     

Luzhou mengusap matanya, sementara Xiaotong yang masih mengenakan piyama keluar dari kamar.     

"Kak, siapa yang meneleponmu tadi?"     

"Tidak penting, hanya iklan asuransi."     

Luzhou menyajikan sandwich telur dan bacon di atas meja makan, kemudian menuangkan segelas susu untuk Xiaotong.     

Xiaotong memandangnya dan bertanya, "Tetapi aku mendengar soal paten."     

… Dasar, belum bangun tapi telinganya tajam juga.     

Namun Luzhou hanya terdiam.     

Xiaotong memutar matanya dan berkata, "Kalau Kakak tidak tahu apa yang harus Kakak lakukan, kenapa tidak tanya Kak Chen Yushan saja? Sebagai mahasiswa Universitas Pennsylvania, masalah itu pasti mudah."     

Kemudian Luzhou memandang Xiaotong, "Dari mana kau tahu itu?"     

Xiaotong lagi-lagi memutar matanya, "Kita punya WeChat. Ah, dan selain itu, aku sempat bicara tentang jurusan keuangan, dan dia memberiku banyak saran."     

"Kalau perlu, akan kutanyakan." Kata Luzhou.     

Xiaotong memakan sandwich-nya dan menghela nafas, "Kakak harus memulai, jangan tunggu sampai… Hei! Sakit, tahu!"     

Xiaotong mengusap dahinya yang disentil Luzhou, ia lalu memandang kakaknya dengan sebal.     

Luzhou tidak menyentilnya dengan keras, sehingga ia tahu Xiaotong hanya berpura-pura. Ia memandang adiknya dengan heran.     

"Apa sih yang kau pikirkan setiap hari?"     

Tanpa memedulikan tatapan sebal bercampur sedih Xiaotong, Luzhou kembali ke dapur.     

Ia mengambil sandwich untuk dirinya sendiri, lalu berjalan ke meja dan masuk ke akun email-nya sebelum mulai bekerja.     

Saat ia membuka email, ada sebuah pesan tidak terbaca.     

Luzhou hendak menghapus email itu, namun saat melihat subyek email, ia pun terdiam.     

Undangan pertemuan MRS?     

Luzhou pun mengernyitkan alisnya.     

Menarik....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.