Sistem Teknologi Gelap

Biasa Saja



Biasa Saja

0Saat Luzhou dan Profesor Schultz berbincang-bincang, kedua pemenang lainnya pun juga sedang mengobrol.     
0

"Saat aku pergi meninggalkan negaraku dulu, aku tidak menyangka hari seperti ini akan datang. Bahkan, dulu aku tidak bisa berbahasa Inggris." Birkar memandang medali di tangannya, mengingat saat ia kabur dari negaranya dulu.     

Mulai dari rasa tinggal di negara asing, halangan bahasa, sampai sekarang menjadi ahli matematika … ia telah memberikan banyak kontribusi pada Program Morige dan Fano Cluster. Kontribusi pada kedua bidang tersebut mengantarkannya untuk memenangkan Penghargaan Fields.     

"Tidak mudah, ya..." Aksay berusaha menenangkan, "tidak pernah ada masalah seperti itu di Australia. Dibandingkan denganmu, sepertinya aku sangat beruntung."     

Tahun 1980-an adalah masa perang. Tidak mudah mempelajari matematika saat nyawa sedang terancam.     

"Tidak apa-apa, semua itu sudah berlalu." Birkar meletakkan medalinya dan tersenyum. "Anak-anak di negara asalku tidak terlalu tertarik pada matematika. Aku berharap mereka bisa tersenyum mendengar pencapaian ini."     

IMU juga memberikan Penghargaan Nevallina, penghargaan tertinggi di bidang Matematika Komputer. Pemenangnya adalah Profesor Daskalakis dari MIT.     

Setelah pembagian penghargaan, acara pembukaan pun berakhir.     

Tarian kesenian lokal Rio de Janeiro menghibur para tamu acara yang datang dari seluruh penjuru dunia.     

Luzhou memandang seorang penari yang mengenakan kostum merak dan merasa bahwa pertunjukan ini lebih ke arah seni kostum ketimbang seni tarian.     

Ia tidak terlalu kagum dengan tarian itu.     

Mungkin karena perbedaan budaya?     

...     

Setelah tarian selesai, ketua IMU menutup acara pembukaan konferensi.     

Para tamu mulai meninggalkan ruang acara satu demi satu.     

Luzhou bersiap-siap untuk pergi meninggalkan ruang acara dan makan siang, namun para wartawan segera mengepungnya.     

Orang pertama yang melayangkan pertanyaan adalah reporter China TV.     

Wartawan itu menyunggingkan senyuman profesional dan bertanya dengan sopan.      

"Halo, Profesor Lu. Bagaimana perasaanmu setelah memenangkan Fields untuk China?"     

Pertanyaan ini sedikit sulit.     

Senang? Bahagia? Gembira? Sudah tahu dari awal?     

Tidak, semua kata itu tidak cocok.     

Ia tidak tahu bagaimana harus mendeskripsikan perasaannya.     

Luzhou memandang kamera seraya tersenyum malu, kemudian ia berkata, "biasa saja."     

Kameramen yang berdiri di belakang wartawan itu hampir saja menjatuhkan kameranya.     

Begitu ya ...     

Penghargaan Fields ... Dan biasa saja?!     

Sepertinya ini akan menjadi keributan besok ...     

Mik di tangan wartawan itu pun hampir saja jatuh, namun wartawan itu menyembunyikan rasa terkejutnya dan tersenyum.     

"Kudengar kau adalah ilmuwan terkenal di Jinling, dan banyak mahasiswa yang menjadikanmu sebagai inspirasi. Apakah kau ingin mengatakan sesuatu kepada mereka di panggung internasional ini?     

"Selama kau terus mengingat tujuan pertamamu belajar, kau akan berhasil!" Kata Luzhou yang tampak tersenyum.     

Tidak hanya Luzhou, para pemenang lain juga menjadi pusat perhatian.     

Terutama Birkar.     

Walaupun pencapaiannya sedikit di bawah pemenang lainnya, identitasnya sebagai imigran membuatnya "spesial", sehingga ia populer di antara awak media dari barat.     

Namun, popularitas tidak selalu menjadi hal baik.     

Birkar berusaha kabur, namun tiba-tiba ...     

"Tunggu, di mana medalinya?"     

Semua tatapan tertuju pada Birkar.     

Birkar terus berusaha mencari medalinya.     

Kepala komite penyelenggaraan melihat kejadian itu dan bertanya kepada Birkar.     

"Ada apa?"     

"Medaliku ... Tadi kutaruh di koper." Birkar lalu terdiam.     

Tidak hanya medalinya, ponsel dan dompetnya pun hilang ...     

Seketika, kepala komite menyadari ada masalah serius. Ia memandang sekretaris-nya dan berkata.     

"Telepon polisi."     

Sekretaris itu mengangguk dan mengambil ponselnya.     

Sebagai penyelenggara, mereka tidak ingin membesar-besarkan masalah ini.     

Tidak ada cara lain selain menelepon polisi.     

Seketika, berita pencurian itu menyebar dan menjadi topik hangat.     

Walaupun koper sudah ditemukan, ponsel serta medali dan dompetnya sudah diambil.     

Prinsip komunikasi terbuka berlaku di sana, dan semua orang berhak mengatakan pendapat mereka.     

Sudah jelas tidak ada yang menyangka ada pencuri di konferensi.     

Seorang pembicara IMU mengungkapkan kekecewaan mereka atas situasi keamanan Rio de Janeiro, dan mengatakan jika medali ditemukan, akan diadakan pemberian penghargaan ulang.     

Luzhou mendengar tentang kejadian itu dari Hardy.     

Luzhou menyentuh medali di kantongnya, ia merasa bersimpati kepada teman sesama pemenangnya.     

Medalinya masih ada.     

Hardy mendengarkan diskusi yang sedang berlangsung di sampingnya, wajahnya tampak sedikit kesal.     

"Profesor, aku tidak ingin mengatakan keamanan Brazil dan Rio de Janeiro sangat buruk tapi ... Kalau Profesor mau pergi, jangan lupa membawa medali dan dompet."     

Luzhou pun mengangguk.     

"Baiklah"     

Luzhou memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar gedung acara.     

Biasanya, presentasi di IMU sangatlah berkualitas. Selain presentasi 1 jam dan 45 menit yang memiliki jadwal khusus, ada juga presentasi 10 menit yang biasa dilakukan oleh mereka yang suka matematika. Semua yang tertarik bisa mendaftar dan memberikan presentasi itu.     

Ada lebih dari 20 cabang bidang dalam konferensi, dan jika dibagi-bagi lagi, ada jauh lebih banyak.     

Ini kesempatan untuk memahami perkembangan dunia matematika, dan Luzhou tidak akan melewatkannya.     

Saat Luzhou berjalan melewati lorong dan memikirkan presentasi mana yang harus ia ikuti, tiba-tiba terdengar suara tidak asing.     

 "Profesor Lu, lama tidak bertemu!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.