Sistem Teknologi Gelap

Surat



Surat

0Di bawah tatapan heran banyak mahasiswa, Luzhou hanya menggeleng dan mengakhiri kelas.     
0

Ia segera berbalik dan pergi dari ruangan tersebut.     

Namun, saat ia hendak keluar, terdengar suara dari belakang.     

"Tunggu sebentar, Profesor Lu!"     

Mendengar panggilan dengan bahasa Mandarin itu, Luzhou menoleh dan melihat wanita cantik yang mengejarnya.     

Ia memandang gadis itu dan bertanya, "Siapa namamu?"     

Gadis itu menarik nafas beberapa kali seraya merapikan rambutnya. Kemudian ia tersenyum.     

"Namaku Hu Ying… Mahasiswa Universitas Humboldt."     

Luzhou mengangguk, "Senang bertemu denganmu, Hu Ying, ada apa?"     

"Aku ada pertanyaan…" Hu Ying memandang Luzhou dan tersenyum, "Sebelumnya, Profesor Lu sedikit terlalu panjang, bisakah aku memanggilmu Lu Shen?"     

Terlalu panjang?     

Luzhou bertanya dalam hati, bagaimana bisa nama seperti itu terlalu panjang?     

Namun, ia tidak terlalu memedulikan nama atau panggilan yang ditujukan untuknya.     

Di kamar 201 dulu, ia sudah mendapat banyak panggilan, dan teman-temannya pun juga mendapat berbagai panggilan. Ia sudah terbiasa.     

Luzhou mengangguk dan berkata, "Iya, tidak apa-apa."     

Hu Ying tersenyum dan berkata dengan santai, "Kalau begitu, Lu Shen, bagaimana caranya agar aku bisa menjadi sehebat dirimu?"     

Ternyata pertanyaan tentang cara belajar.     

Luzhou tersenyum dan bertanya, "Kau jurusan apa?"     

Hu Ying pun menjawab, "Matematika terapan dan ekonomi internasional!"     

Double degree, ya…     

Luzhou tampak mengernyitkan alisnya.     

Ia tidak terlalu memahami ekonomi internasional, namun matematika terapan adalah dunia lamanya.     

"Ada pulpen dan kertas?"     

Untuk nomor telepon?     

"Ada." Hu Ying menjawab, matanya tampak berbinar-binar. Lalu ia memberikan sebuah buku catatan kecil serta pulpen dari tas-nya, "Aku akan bertanya kepada Lu Shen jika ada masalah!"     

"Aku tidak bisa mengajarimu ekonomi, tetapi aku bisa mengajari sedikit tentang matematika."     

Luzhou menerima pulpen serta kertas dari wanita itu.     

Beberapa saat kemudian…     

Melihat Luzhou membalik halaman bukunya, Hu Ying pun sedikit heran.     

Saat ia berusaha menebak berapa akun media sosial yang dimiliki Luzhou, sampai tidak cukup 1 halaman, Luzhou berhenti menulis dan mengembalikan buku serta pulpen itu.     

"Ini daftar buku, dan buku-buku ini semua ada di Universitas Humboldt. Semua ini sangat membantu."     

Hu Ying pun terdiam.     

Melihat gadis itu terdiam, Luzhou mengira ia sedang berpikir, dan mengangguk.     

"Pelajari semua ini, tidak ada yang namanya bakat, hanya ada niat dan kemauan."     

Luzhou kemudian berbalik dan pergi.     

Saat ia berada di dekat gerbang kawasan universitas, ia memutuskan untuk masuk ke supermarket dan membeli beberapa alat tulis serta amplop.     

Sebelum ia terlalu sibuk dan lupa, ia memutuskan untuk menggunakan waktu luangnya dan menulis surat untuk membantu Profesor Xu.     

Setelah keluar dari supermarket dengan barang-barang yang ia butuhkan, Luzhou memutuskan untuk kembali ke hotel. Namun, tiba-tiba gadis yang tadi memanggil menghentikannya.     

"Tunggu, tunggu sebentar…"     

Luzhou terdiam sesaat dan memandang Hu Ying.     

"Ada apa?"     

"Ada sesuatu yang lupa kuberikan padamu."     

"... Apa?"     

"Surat!"     

Hu Ying mengambil sepucuk surat dari tasnya dan memberikannya kepada Luzhou.     

Luzhou memandang gadis itu dengan heran.     

Rasanya…     

Ia sedang marah?     

Namun, ia tidak tahu mengapa gadis itu marah, sehingga ia memutuskan untuk tidak memikirkannya.     

Luzhou membalik surat dan membaca alamat yang tertulis di amplop.     

Luzhou pun merasa heran saat membaca alamat tersebut.     

Kedutaan Jerman?     

Luzhou membuka surat dan membaca baris pertama.     

[Salam, Profesor Luzhou, saya Hu Mingde, dari kedutaan China untuk Jerman. Selamat atas pencapaian Anda yang telah memenangkan Penghargaan Hoffman. Saya mewakili semua diplomat di Jerman ingin mengucapkan selamat kepada Anda…]     

Dengan tidak membaca bagian-bagian surat dengan bahasa terlalu teknis, Luzhou langsung melihat barisan bawah surat.     

[Saya dan istri saya sangat tertarik dengan pencapaian-pencapaian Anda, dan semua kontribusi Anda di dunia matematika, fisika teori, dan kimia sangatlah mengesankan.]     

[-- Hu Mingde, Kedutaan Jerman]     

Kemudian Luzhou memandang Hu Ying dengan heran.     

Surat ini sepertinya memang benar asli, dan tidak mungkin ada mahasiswa yang mau bermain-main dengan hal penting seperti ini.      

Tetapi, ia tidak mengerti.     

Bagaimana bisa surat dari seorang duta negara ada di tangan seorang mahasiswa?     

Luzhou langsung bertanya kepada gadis itu.     

Ternyata, Nona Hu bukan hanya sekedar seorang mahasiswa di Universitas Humboldt.     

Selain mengerjakan tugasnya sebagai mahasiswa, Hu Ying juga adalah asisten kantor di kedutaan, Kepala Asosiasi Mahasiswa China-Jerman di Universitas Humbolt, dan anggota dewan Asosiasi Bantuan Mahasiswa di Berlin.     

Tentu saja, semua itu kalah dari fakta…     

Bahwa ayahnya adalah seorang diplomat.     

...     

Kedutaan besar itu sudah memberikan surat undangan, dan Luzhou harus menjaga citra-nya.     

Luzhou meminta Nona Hu yang masih terlihat sedikit sebal untuk mengatakan kepada ayahnya bahwa ia mau menerima ajakan makan malam.     

Besok, ia masih banyak urusan lain, dan bahkan ia mungkin tidak akan bisa pergi ke Berlin, sehingga lebih baik ia segera menyelesaikan semua urusannya saat ia ada waktu.     

Luzhou kembali ke hotel, menyimpan surat undangan itu, dan mulai menulis surat untuk membantu Profesor Xu.     

Awalnya, ia tidak mengira bahwa surat ini adalah permintaan yang sulit, namun saat ia hendak menulis, ia baru tersadar.     

Dulu, saat ia masih S1, kelas politik dan pendidikan kewarganegaraan-nya selalu mendapatkan nilai pada batas kelulusan minimal.     

Ia mencoba menulis surat pendek, namun semuanya berakhir jadi panjang.     

Akhirnya, ia menggeleng dan mengusap kepalanya yang terasa pusing.     

"Aku seharusnya hanya memberikan namaku saja dan biarkan Profesor Xu yang menulis surat."     

Tentu saja itu tidak mungkin.     

Sebagai seorang ilmuwan, ia harus mempertanggungjawabkan setiap pernyataannya.     

Akhirnya, Luzhou membuang kertas surat yang sudah penuh itu ke tempat sampah dan mengambil kertas baru.     

Apa yang harus ia lakukan?     

Ia berpikir sejenak lalu mengambil pulpen, dan kemudian mulai menulis lagi.     

"Prospek Sains Material Komputer Pada Riset, Pengembangan Bidang Kimia, dan Teknologi..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.