Sistem Teknologi Gelap

Sebuah Kejutan



Sebuah Kejutan

0Peninjauan lanjutan sebuah hipotesis berbobot tinggi tentu saja tidak mengikuti prinsip kerahasiaan seperti makalah yang umumnya diunggah pada jurnal. Hipotesis seperti ini akan mempengaruhi banyak orang, dan peninjauan harus dilakukan secara seksama. Karena itu, Luzhou harus menjawab banyak pertanyaan.     
0

Setelah presentasi selesai, Luzhou segera menerima daftar peninjau yang menjadi anggota dewan buatan Matematika Tahunan.     

'Matematika Tahunan' adalah jurnal yang dioperasikan oleh Universitas Princeton dan Institusi Pendidikan Lanjutan Princeton, sehingga walaupun fungsinya juga seperti jurnal sekolah, jurnal itu juga terbuka untuk umum.     

"Makalah-mu akan ditinjau secara terbuka dan independen oleh 6 orang, termasuk Faltins, Helfgott, dan Ivanetts. Rayakan kemenanganmu malam ini, karena besok, kamu akan sangat sibuk." Evans berujar lalu tersenyum.     

Faltins! Ivanetts!     

Melihat daftar tersebut, Luzhou tidak tahu harus berkata apa.     

Memang, Helfgott adalah ahli yang fokus pada Hipotesis Goldbach, pemahamannya tentang circle method pun sudah dikenal oleh matematikawan-matematikawan dunia, seperti bagaimana Chen terkenal dengan pemahamannya tentang SIEF.     

Namun, kenapa Faltins, sosok yang terkenal di dunia aljabar geometri, juga menjadi peninjau…?     

Tetapi Luzhou memang sempat menggunakan metode aljabar geometri untuk menyelesaikan beberapa hipotesis...     

Luzhou meletakkan daftar tersebut dan berdehem, "Kuharap mereka memberiku ampun dan tidak terlalu kejam dalam bertanya."     

"Ampun? Mana mungkin! Kamu akan diuji oleh salah satu ahli terbesar di dunia Teori Angka!" Profesor Evans tertawa dan menepuk pundak Luzhou, "Ah, jangan khawatir, Profesor Saneck dari Institusi Pendidikan Lanjutan sangat optimis dengan makalah-mu! Aku percaya kamu pasti berhasil!"     

Luzhou tahu siapa yang dimaksud oleh Profesor Evans. Profesor Saneck adalah anggota editorial Matematika Tahunan dan pemenang Penghargaan Wolf ke-14.     

Walaupun dia tidak terkenal seperti Faltins dan Ivanets, dia juga cukup berpengaruh di dunia Teori Angka.     

Sayangnya, untuk mengurangi rumor tidak baik, hanya ada satu orang di daftar tersebut yang berasal dari Princeton, dan sosok itu bukanlah Saneck. Ada juga dua orang peninjau dari Universitas Paris.     

Dan pernyataan Evans juga kurang tepat.     

Karena kesibukan Luzhou tidak dimulai keesokan harinya, melainkan setelah acara selesai.     

Saat Luzhou meninggalkan ruangan presentasi, para wartawan yang sudah menunggu langsung mengejar.     

"Tuan Luzhou, saya adalah wartawan dari Philadelphia Daily. Apakah Anda akan mengajar di Princeton? Atau Anda akan kembali?"     

Luzhou kemudian menjawab, "Tentu saja aku akan kembali, karena China adalah negaraku. Namun, di sisi lain, aku juga menyukai suasana kental akademik di Princeton. Jika Princeton mau memberiku posisi mengajar, aku akan menerimanya."     

"Halo, Tuan Luzhou, saya adalah wartawan dari Daily Mail. Bagaimana perasaan Anda saat memberi presentasi?"     

"Gembira, tetapi juga takut… Aku ingin istirahat sekarang, mohon berikan semua pertanyaan kepada Profesor Deligne yang sudah membantuku melakukan riset…"     

Luzhou merasa sebal menerima pertanyaan tanpa henti dari mereka, sehingga ia terpaksa menggunakan alasan.     

Namun, tanpa ia sadari, semua itu hanya awal dari kesibukannya.     

Saat malam, pada saat acara perjamuan di Hotel Princeton, ia pun kembali sibuk. Acara itu memang diperuntukkan untuk menjadi kesempatan para ahli bertemu dan berdiskusi, sekaligus merayakan keberhasilan.     

Pemecahan Hipotesis Goldbach sudah pasti menjadi salah satu pencapaian akademik terpenting dan terbesar setelah pemecahan Hipotesis Poincare. Ditambah lagi, Hipotesis Goldbach lebih sulit karena hipotesis itu adalah hipotesis Teori Angka.     

Saat Luzhou muncul di ruang perjamuan Hotel Princeton, seketika ia menjadi fokus para tamu. Sudah jelas, mereka tidak akan melewatkan kesempatan untuk bicara dengannya.     

Saat Luzhou mengambil steak dari sajian prasmanan perjamuan tersebut, seorang pria paruh baya berjalan mendekat sambil membawa segelas champagne.     

"Halo, namaku John Morgan, kepala departemen matematika Universitas Columbia."     

"Namaku Luzhou, senang bertemu denganmu." Luzhou tersenyum, mengangguk, dan menjabat tangan pria tersebut.     

"Senang bertemu denganmu juga, hasil risetmu sangatlah hebat. Jujur saja, aku tidak pernah bertemu dengan seorang matematikawan yang bisa mendalami sebuah hipotesis sepertimu."     

Morgan adalah sosok yang banyak bicara.     

Mereka berdua berbincang-bincang santai, sampai akhirnya Morgan mengubah topik menjadi Universitas Columbia.     

"Universitas Columbia memiliki banyak matematikawan China yang hebat, termasuk Zhang Taowu dan Zhang Wei. Bersama kami, kamu dapat berkomunikasi dengan sesama matematikawan, dan kami adalah universitas yang paling terbuka untuk ilmuwan mancanegara dengan potensi tinggi. Jika kamu mau, kami bisa menjadikanmu seorang profesor."     

Profesor Morgan terus bicara, ia menjadi semakin banyak bicara karena champagne di tangannya.     

Luzhou tersenyum, hendak menjawab bahwa ia akan mempertimbangkan tawaran, sebelum tiba-tiba Profesor Deligne datang.     

"Princeton juga bisa memberikan semua itu."     

Morgan terdiam, ekspresinya berubah sedikit kecut.     

"... Deligne? Ah, aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini."     

"Senang bertemu denganmu, Profesor Morgan." Deligne berkata, lalu menoleh ke arah Luzhou, "Sebenarnya, aku berpikir untuk menunggu sampai besok, tetapi kesempatan sudah datang, dan aku ingin mengumumkan sesuatu." Ujarnya dengan lantang.     

Orang-orang yang sibuk berbincang-bincang seketika berhenti berbicara, ingin tahu apa yang akan dikatakan oleh Deligne.     

Deligne memandang Luzhou dan berkata dengan serius.     

"Luzhou."     

Luzhou segera duduk tegak dan ekspresinya berubah menjadi serius.     

Profesor Deligne memandang muridnya itu sambil tersenyum dan berkata, "Dengan mempertimbangkan pencapaianmu selama menempuh S3, Institusi Pendidikan Lanjutan Princeton menyatakan kamu berhak mendapatkan gelar S3."     

Suara tepuk tangan pun langsung terdengar.     

Beberapa mahasiswa bahkan menatap Luzhou dengan kagum.     

Ada beberapa mahasiswa dari China, ada juga beberapa mahasiswa dari universitas-universitas Ivy League. Mereka semua mengagumi Luzhou.     

Gelar S3 memang tidak seberapa jika dibandingkan dengan pencapaian Luzhou hari ini, namun tetap saja, gelar itu harus dirayakan.     

Mendapatkan gelar S3 dalam waktu 3 bulan akan menjadi salah satu kejadian bersejarah di Princeton.     

Namun, Profesor Deligne masih belum selesai memberikan pengumuman.     

Setelah suara tepuk tangan meredup, ia berkata...     

"Setelah melakukan diskusi, kami dari Institusi Pendidikan Lanjutan Princeton, telah memutuskan untuk memberikan undangan bagi Luzhou untuk menjadi profesor di Princeton."     

Profesor Deligne lalu menatap Luzhou dengan puas.     

"Tawaran akan dikirimkan beserta dengan ijazah besok lusa. Tentu saja, apakah kamu ingin menerima atau menolak tawaran itu, pilihan ada di tanganmu."     

Memang, gelar profesor bisa didapatkan di mana saja, namun semua orang terdiam karena merasa kagum.     

Gelar profesor biasa memang tidak ada apa-apanya.     

Namun, gelar profesor dari institusi pendidikan yang menjadi pusat matematika setelah Perang Dunia II? Tentu saja berbeda.     

Ditambah lagi, Luzhou masih umur 21 tahun…     

Tentu saja banyak yang merasa iri.     

sementara itu, Morgan hanya mengedikkan bahunya dan diam.     

Jika dibandingkan dengan Princeton, Universitas Columbia tidak ada apa-apanya. Walaupun Morgan adalah kepala departemen matematika, posisi itu sebenarnya tidak cukup kuat.     

Tiba-tiba, Luzhou menyadari sesuatu.     

Ia lalu menarik nafas dalam-dalam.     

"Apa yang harus kulakukan jika aku menerima tawaran itu?"     

Profesor Deligne kemudian menjawab dengan santai.     

"Ya… Menjadi profesor?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.