Sistem Teknologi Gelap

Tidak Diterima?



Tidak Diterima?

0Setelah menunggu lama, akhirnya Luzhou menerima balasan dari Nature.     
0

[Profesor Luzhou, kami sangatlah terkejut dan gembira melihat hasil riset Anda. Tidak dapat diragukan lagi, penemuan ini sangatlah hebat. Makalah Anda akan diterbitkan dalam edisi Nature-Chemistry selanjutnya…]     

Melihat email itu, Luzhou pun tersenyum.     

Hari yang ia tunggu-tunggu telah tiba.     

Setelah makalah tersebut terbit, misi sistem-nya akan selesai.     

Ia ingin tahu akan mendapatkan berapa banyak poin untuk penemuannya tersebut.     

Selain masalah poin sistem, ia juga ingin tahu berapa banyak orang yang tertarik dengan paten-nya.      

Saat sore, beberapa jam setelah menerima email tersebut, Luzhou mengemudikan mobil Ford-nya ke Bandara Philadelphia.     

Saat ia menghentikan mobil di depan pintu bandara, ia melihat seorang gadis kecil bertopi sedang menarik kopernya.     

Luzhou berjalan keluar dari mobil dan menepuk pundak gadis itu.     

"Hei."     

"Apa?!"     

Terkejut, Xiao Tong berteriak hingga melompat seperti kelinci yang ketakutan.     

Ketika sadar bahwa yang memanggilnya adalah Luzhou, Xiaotong pun bernafas lega, sebelum memicingkan matanya.     

"Hei, Kakak hampir saja membuat adik kecilmu yang imut ini jantungan, tahu!"     

Luzhou hanya tertawa.     

Seperti biasa, adiknya benar-benar percaya diri.     

Apakah ia bisa beradaptasi saat kuliah nanti…     

Luzhou membawa Xiaotong ke tempat parkir dan ke mobilnya. Saat ia hendak memamerkan mobil itu, Xiaotong melihat sekelilingnya.     

Kebingungan dengan kelakuan adiknya, Luzhou pun bertanya, "Apa yang kau cari?"     

Xiaotong berhenti melihat sekelilingnya dan mengernyitkan alisnya.     

"Kakak, kenapa kau menjemputku sendirian?"     

Luzhou terlihat bingung mendengarnya.     

Apa dia mau dijemput bersama dengan barisan pengawal?     

Luzhou benar-benar tidak mengerti apa yang diinginkan Xiaotong.     

Setelah membuka pintu mobil, Xiaotong segera duduk di kursi belakang.     

Ia memandang kakaknya yang duduk di kursi pengemudi dan bertanya.     

"Apa kita akan ke Princeton sekarang?"     

"Princeton tidak seru, akan kubawa kau keliling Philadelphia." Jawab Luzhou sambil menyalakan mobil. Sebelum berjalan, ia mengirimkan pesan kepada seseorang.      

[Apa kau sedang online?]     

"..." Xiaotong menghela nafas dan menendang kursi, "Padahal aku ingin ke Princeton."     

"Memangnya apa yang ingin kau lihat?" Tanya Luzhou.     

"Aku ingin ke Princeton bukan untuk bermain, Ayah dan Ibu memintaku melihat Princeton untuk memastikan bahwa Kakak baik-baik saja." Xiaotong memiringkan tubuhnya ke kursi depan dan tersenyum, "Ayah ingin Kakak segera mencari pasangan yang cantik, mereka ingin segera punya menantu, dan aku akan memastikan kakak ipar-ku cukup cantik."     

Oh.     

Jadi ceritanya ia kemari untuk menjadi mata-mata keluarga.     

Luzhou hanya tertawa dan menggeleng, senang karena keluarganya sangat memperhatikannya.     

Walaupun ia sedang berada jauh dari keluarga dan kampung halaman, orang-orang terdekatnya yang tinggal di seberang Samudra Pasifik masih memedulikan dirinya. Mengingat hal itu, hatinya merasa hangat.     

"Tidak apa-apa, aku bisa merawat diriku sendiri… Untuk masalah pacar, tolong jangan terlalu dipikirkan."     

Xiaotong mengepalkan tangannya, "Akulah yang akan menilai apakah Kakak baik-baik saja di sini! Akulah jurinya!"     

"Iya, iya, Nona Juri." Luzhou tertawa lalu meletakkan ponselnya, kemudian ia menginjak pedal gas.     

Ia masih tidak terlalu kenal daerah Philadelphia walaupun ia hidup di Princeton, karena ia sangat jarang kemari.     

Beruntung saja ia memiliki teman yang tinggal di sini. Jika temannya itu tidak terlalu sibuk, mereka bisa berjalan-jalan keliling Philadelphia.     

Yah, ia harus berhutang budi kepada temannya…     

...     

Jarak Wharton School Pennsylvania dari Bandara Philadelphia tidak terlalu jauh. Saat berhenti di depan kafe, Luzhou melihat Chen Yushan sedang melambaikan tangannya.     

Namun, tak disangka, Chen Yushan tidak sendirian. Ada lagi sosok yang tidak asing.     

Seorang gadis bergaun merah hitam berpola, dengan kuncir kembar yang tergerai di atas bahunya, berdiri di samping Chen Yushan. Gadis itu adalah Han Mengqi, dan jika saja Han Mengqi tersenyum, mereka berdua akan terlihat sangat mirip seperti kakak beradik.     

Setelah Luzhou pulang dari CERN dan melakukan riset, ia sudah lama tidak bertemu Han Mengqi—Tak disangka, mereka akan bertemu lagi di seberang Samudra Pasifik.     

Tidak yakin akan apa yang dilihatnya, Luzhou pun mencoba memanggil.     

"Han Mengqi?"     

Mendengar suara yang tidak asing itu, Han Mengqi menoleh.     

Gadis itu terdiam.     

"Pak guru?!"     

Melihat sosok yang tidak asing itu, Han Mengqi terbelalak.     

Chen Yushan hanya mengatakan mereka akan bertemu seseorang, namun ia tidak mengatakan bertemu siapa.     

Ternyata teman itu adalah Luzhou!     

Tiba-tiba ia tersadar, ia hanya mengenakan pakaian kasual tanpa berdandan sebelum keluar. Wajahnya memerah karena malu.     

Namun, tiba-tiba, seorang gadis seumuran Luzhou melihat keluar jendela dengan penuh rasa ingin tahu.     

Han Mengqi yang sedikit malu bersembunyi di belakang Chen Yushan dan memandang Xiaotong.     

Xiaotong sendiri terlihat bingung.     

Tidak menyadari hati Han Mengqi yang bercampur aduk, Luzhou dan Chen Yushan saling menyapa, sebelum akhirnya berbicara kepada Han Mengqi, "Sudah lama tidak bertemu… Aku tidak tahu kapan kau datang ke Philadelphia."     

Sebenarnya, satu tahun tidak terlalu lama.     

Namun sepertinya Han Mengqi tidak terlalu merawat dirinya selama ini.     

Han Mengqi menunduk dan tidak menjawab.     

Chen Yushan menghela nafas lalu menepuk pundak saudaranya, "Sepupuku yang imut ini sedang sebal, jadi aku membawanya kemari untuk bersenang-senang."     

Han Mengqi terdiam, menunduk, dan berbisik.     

"Kau ada-ada saja."     

Entah mengapa, sepertinya inilah kali kedua Luzhou nyaris terlibat masalah.     

Xiaotong memandang kakaknya dengan tatapan iseng dan tertawa, "Pak guru? Ada apa ini?"     

Menyadari bahwa adiknya sedang memikirkan hal-hal yang tidak-tidak, Luzhou menyentil dahi Xiaotong.     

"Hei, kau ini! Bukankah aku sudah bilang bahwa aku sempat bekerja paruh waktu sebagai guru les waktu kuliah?"     

Xiaotong berpura-pura mengerang kesakitan dan menutupi bagian dahinya yang disentil.     

Han Mengqi memandang Luzhou dan Xiaotong dengan bingung. Sepertinya, ia telah melihat sesuatu yang tak disangka.     

Luzhou memandang Han Mengqi dan terdiam sesaat sebelum angkat bicara.     

"Aku mengerti perasaanmu, tapi jangan patah semangat, kau telah bekerja keras. Dulu, kau akan salah menghitung pertanyaan matematika sederhana, dan sekarang kau sudah bisa mendapatkan nilai 130 dalam ulangan… Aku percaya kau telah berkembang."     

Han Mengqi tersenyum kecut dan menggeleng, "Sebenarnya, aku diterima, tetapi tahun ini terlalu banyak yang masuk ke departemen matematika Jinling…"     

Sialan, sejak kapan jurusan matematika Jinling jadi jurusan populer?     

Luzhou terkejut saat mendengar Han Mengqi gagal masuk ke departemen matematika.     

Apa jangan-jangan…     

Saat Bapak Qin memberitahunya tentang pengaruhnya di Jinling, Bapak Qin terdengar santai, sehingga Luzhou tidak menyangka gosip yang berlalu-lalang itu memang benar adanya.     

Sepertinya, ia telah meremehkan kekuatannya sebagai pemecah Hipotesis Goldbach dan pemenang 'Nobel Kecil' beserta pengaruh keberadaannya untuk mengiklankan universitas.     

Selain Jinling, sebenarnya ada juga Yanjing, Shuimu, dan berbagai macam universitas lainnya, dan Jinling tidak lebih baik dari semua universitas itu. Namun, kebanyakan calon mahasiswa tidak akan tahu hal seperti itu.     

Luzhou merasa seperti sedang mempengaruhi pikiran banyak orang…     

Namun ini bukan waktunya untuk menyesal.     

Luzhou kemudian segera bertanya.     

"Jadi, kau masuk departemen apa?"     

Wajah Han Mengqi terlihat seperti akan menangis.     

"Kimia Terapan…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.