Sistem Teknologi Gelap

Tidak Semua Mahasiswa Bernasib Baik



Tidak Semua Mahasiswa Bernasib Baik

0"Ah, rasanya dunia ini berputar dengan cepat dan pergi meninggalkanku."     
0

Di kantor Wharton, di Universitas Pennsylvania, Chen Yushan bersandar di atas meja. Ekspresinya terlihat sebal.     

Dua minggu berlalu semenjak tahun baru, dan Festival Musim Semi akan berlangsung sebentar lagi. Namun, ia masih khawatir saat mengingat bagaimana ia tidak sempat mengikuti pesta Natal.     

Ia sudah merasakan kerasnya Yanjing, namun Pennsylvania jauh lebih parah. Semenjak ia kemari, ia selalu sibuk karena berbagai topik, dan sama sekali tidak ada waktu menganggur.     

Awalnya, ia merasa senang, karena banyaknya tugas-tugas membuatnya bisa belajar.     

Namun sekarang, walaupun ia memang berminat dalam bidang manajemen, ia mulai merasa lelah.     

Chen Yushan percaya bahwa saat ini pekerjaannya sangat banyak bahkan untuk standar mahasiswa Universitas Pennsylvania sekalipun. Tidak sedikit murid yang bersimpati pada situasinya.     

Walaupun banyak mahasiswa bekerja sebagai 'pegawai gratis' untuk dosen mereka, sangat jarang yang sampai sibuk seperti Chen Yushan.     

Tiba-tiba, pintu terbuka, dan Michelle Parcy datang dengan mengenakan jaket berbulu.     

Wanita itu terlihat sangat cantik, makeup profesional-nya menutupi kerutan-kerutan di sekitar matanya.     

Wanita itu memandang mahasiswa yang terbaring di meja dan berkata.      

"Sebentar lagi aku akan bertemu seorang pelanggan. Apakah grafik potensi penjualan material baterai lithium di China sudah siap?"     

Chen Yushan membuka laci dan mengambil sebuah flashdisk, "Sudah."     

Manajemen adalah bidang yang luas, dengan cakupan mulai dari topik paling sempit sampai topik paling luas.     

Saat ini, karena struktur perusahaan masih dalam proses penataan, mereka hanya memiliki data, dan setelah proses selesai, barulah mereka akan melakukan riset pencarian data lebih lanjut. Setiap pelanggan memiliki keinginan masing-masing, sehingga ada banyak cara berbeda untuk melayani mereka.     

Nyonya Parcy pun tahu bahwa kerja sama antara Xingkong di Cayman Islands dan Umicore di Belgia tidak termasuk pasar negara China.     

Bagi dirinya, ini adalah peluang besar. Riset pasar dan rencana lisensi sebuah kekayaan intelektual akan membutuhkan profesional seperti dirinya.     

Salah satu bagian dari bisnis-nya adalah memberikan layanan seperti itu.     

Bisnis bukanlah hanya soal mencari uang, namun juga membantu pelanggan mencari tahu apa yang mereka inginkan.     

Michelle mengambil flashdisk itu dari tangan Chen Yushan dan memasukkannya ke dalam tas.     

"Aku akan memeriksa pekerjaan rumah-mu, untuk saat ini, istirahatlah dulu, dan katakan salam untuk Los. Katakan ia harus segera mengumpulkan laporan, deadline-nya besok."     

Chen Yushan tahu bahwa itu bukanlah kata-kata simpati, dan hanyalah formalitas agar ia bisa bekerja lebih keras lagi.     

"Baik Profesor. Saya akan pergi sekarang."     

Chen Yushan kemudian berdiri, dan segera pergi.     

...     

Pada saat yang bersamaan, jauh dari California, di ujung barat Amerika Serikat dan Silicon Valley, Profesor Sarot sedang mengalami masa tersulit sepanjang hidupnya.     

Leher beserta wajah pria itu memerah saat ia beradu pendapat dengan pria di depannya.     

"Tim kita memiliki nama di kelas dunia dalam bidang sintesisme organik, dengan bantuan teknik dari Universitas Cornell, kau ingin membeli tim-ku dengan harga 10 juta dolar? Tidak sekalian saja kau merampok bank?"     

Woolf tertawa dan menjawab, "Tentu saja, aku tahu bahwa Universitas Cornell, salah satu dari universitas bagian Ivy League, telah memiliki 54 pemenang Nobel… Tetapi apa hubungannya denganmu?"     

Woolf kembali berkata.     

"Setahuku, para profesor di Universitas Cornell dapat melakukan riset tanpa khawatir akan pembiayaan, dan mereka tidak hanya melayani Silicon Valley. Bagaimana gaji bulan ini, Profesor Sarot?"     

Uang yang diberikan kliennya adalah 20 juta dolar, semakin ia bisa menekan harga, semakin besar juga biaya komisi yang akan ia dapatkan.     

Jika saja tidak ada peralatan, ia bahkan bisa mendapatkan lebih banyak.     

Melayani ilmu pengetahuan?     

Hah! Itu hanya bermulut manis saja.     

Tentu saja AM akan melayani yang kaya.     

Wajah Sarot memerah karena sebal.     

Jika saja Woolf tidak tahu tentang dunia akademik, perkataan itu pasti cukup untuk menekannya. Bahkan walaupun ada yang menyiksanya di depan seluruh penonton konferensi MRS, ia tidak akan menghiraukan perkataan pria tersebut.     

Namun, triknya tidak akan mempan untuk Woolf, orang yang mengenal industri beserta dunia akademik.     

Woolf memiliki kemampuan negosiasi yang sangat tinggi, dan karisma profesional yang dapat membuat orang-orang normal terpaksa mengikuti kemauannya.     

Dan ia berhasil.     

Alasan mengapa Sarot memutuskan untuk ke Silicon Valley adalah untuk mendapatkan biaya.     

Di dunia Sains Material, jarang ada profesor yang melakukan itu, karena masalah keuangan bukanlah masalah bagi mereka. Banyak perusahaan yang menginginkan mereka, sehingga mereka akan lebih membutuhkan talenta ketimbang uang.     

Namun, saat ini, Silicon Valley tidak membutuhkan terlalu banyak talenta.     

Dan Profesor Sarot…     

Dulu, ia bisa mendapatkan pembiayaan dengan mudah karena masa itu adalah masa kejayaan baterai lithium.     

IBM, Microsoft, dan Tesla, dan bahkan sampai Kementerian Energi Amerika… Ia bisa mendapatkan banyak uang dari investasi.     

Namun, situasi berubah drastis.     

Semenjak P.G Bruce, sosok berpengaruh di dunia baterai lithium, menerbitkan makalah yang mendapatkan kritik dari sosok berpengaruh lain, semua peneliti baterai lithium terkena efeknya.     

Banyak yang percaya bahwa kesalahan makalah itu tidak disengaja, namun banyak juga yang sudah menganggap Bruce sebagai pembohong.     

Sebenarnya, status finansial saat ini sangat buruk, bahkan sulit untuk membayar uang para anggota tim.     

"Sepertinya kau butuh waktu berpikir? Aku akan pergi dulu." Woolf mengedikkan bahunya dan berdiri.     

Sarot memicingkan matanya, menyadari bahwa sebentar lagi ia akan kehilangan kesempatan.     

Akhirnya, ia berteriak.     

"Tunggu!"     

Woolf berbalik dan bertanya, "Apa kau berubah pikiran?"     

Sarot kemudian berbisik dengan sebal, "Dasar kau penjahat."     

Woolf hanya tersenyum, "Terima kasih."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.