Sistem Teknologi Gelap

Sangat Sulit Bersantai Jika Terkenal



Sangat Sulit Bersantai Jika Terkenal

0Senang karena berhasil membuat kakaknya diam, Xiaotong kembali bermain game.     
0

Namun, situasinya tidak berubah. Awalnya ia tersenyum karena merasa senang, namun wajahnya perlahan-lahan menjadi sebal.     

5 kali kalah dalam 25 menit.     

Lawan semakin kuat, dan teman-teman satu timnya tidak lagi marah, mereka mulai menyerah.     

Xiaotong yang benar-benar sebal hampir saja melemparkan ponselnya sembari menggumamkan kata-kata seperti 'dasar anak-anak menganggur' atau 'mereka mainnya tidak sabaran'. Permainan berakhir, dan Xiaotong bersandar di sofa dengan ekspresi sebal.     

Luzhou pun tersenyum senang.     

Pembalasan!     

Melihat wajah Xiaotong, Luzhou memutuskan untuk mengubah topik.     

"Oke, sudah cukup main game-nya. Bagaimana keadaanmu belakangan ini? Apakah ada pelajaran yang sulit semester ini?"     

Mendengar pertanyaan itu, mata Xiaotong seketika berbinar-binar, ia pun segera menjawab.     

Saat ini, nilainya sudah mencapai tiga besar, dan ia sudah menjadi ketua kelas serta kandidat pemberian beasiswa.     

Xiaotong memang lebih hebat darinya, namun di sisi lain, Xiaotong tidak perlu memikirkan biaya hidup dan tempat tinggal.     

Biasanya, beasiswa dapat diberikan hanya kepada para mahasiswa tahun kedua, sehingga mahasiswa tahun pertama yang mendapatkan kehormatan itu biasanya sangat hebat atau memiliki status spesial…     

Tentu saja, menurut Xiaotong, dia adalah mahasiswa yang sangat hebat. Melalui kerja kerasnya, akhirnya ia mendapatkan perhatian dosen, dan dalam waktu 15 hari, ia akan memberikan presentasi mengenai kelayakannya menerima beasiswa.     

Luzhou pun sangat senang karena adiknya telah bekerja keras.     

Memang urusan penghargaan sedikit berbeda karena status Luzhou, namun sebaiknya tidak perlu dibahas.     

Adiknya senang, dan ia pun ikut senang.     

...     

Suasana rumah telah berubah drastis.     

Walaupun dari luar masih sama, dari dalam sudah jauh lebih bagus.     

Awalnya, ayah Luzhou mengatakan ia tidak mau menyentuh uang pada akun bank anaknya.     

Sampai akhirnya, pertengahan tahun lalu, Luzhou mengatakan kepada ayahnya bahwa gajinya per tahun mencapai 400 ribu dolar, sehingga akhirnya ayah Luzhou mau menerima uang itu.     

Saat Xiaotong pergi mengunjunginya. Xiaotong mengatakan bahwa ayahnya berencana menggunakan uang itu untuk renovasi.     

Awalnya, Luzhou menyarankan mereka menjual rumah dan pindah, namun ayah dan ibunya menolak.     

Ayah Luzhou telah tinggal di sana selama 20 tahun lebih, ia akan merindukan rumah, sehingga ia tidak mau pindah.     

Di mata ayah Luzhou, tempat ini sangat nyaman. Suasananya tenang, dan mereka kenal dengan semua tetangga. Terkadang, mereka pergi memancing bersama-sama.     

Memang, di kota besar ada tetangga juga, namun suasananya akan terasa berbeda karena tidak ada anak-anak yang bermain di jalan atau tetangga yang keluar dari tempat tinggal mereka.     

Setelah berpikir lama, akhirnya Luzhou memahami perasaan ayahnya.     

Di sisi lain, jika Xiaotong dan dirinya bisa memilih, mungkin mereka berdua akan memilih pindah.     

Apakah ini yang dinamakan efek perbedaan generasi?     

"Suatu hari nanti, saat kau kelelahan tinggal di kota besar, kau bisa kemari untuk beristirahat, tidak perlu bermain telepon genggam terus menerus. Ayahmu dan ibumu tidak menggunakan benda itu, dan kita baik-baik saja."     

Saat Luzhou mendengar perkataan itu, ia pun terdiam.     

Ia sudah jarang sekali menggunakan telepon genggam, dan saat ini, ia hanya memakainya untuk WeChat dan Weibo. Jika ingin membicarakan soal penggunaan telepon genggam, bukankah lebih baik bicara dengan Xiaotong?     

Ayah Luzhou lalu bertanya, "Apakah di sana dingin?"     

"Iya, sangat dingin, tetapi setidaknya Jiangling lebih hangat." Ucap Luzhou.     

Kemudian Ibu Luzhou bertanya dengan khawatir, "Apa sedang turun salju di sana?"     

"Saat natal saljunya lumayan lebat." Kata Luzhou.     

"Kalau dingin, jangan lupa mengenakan sweater dan celana panjang. Jangan sampai sakit karena kedinginan."     

Walaupun Luzhou mengerti bahwa orang tuanya khawatir, tapi ini masih terlalu berlebihan.     

Luzhou menghela nafas dan menjawab, "Baiklah."     

Lalu ayahnya bertanya lagi, "Apakah ada pemanas?"     

Luzhou berpikir selama beberapa saat sebelum menjawab, "Tidak ada mesin pemanas, tetapi ada perapian dan biasanya pintu serta jendela ditutup jadi tidak terlalu dingin."     

Xiaotong yang sedari tadi diam akhirnya angkat bicara, "Perapian? Kakak habis pindah rumah? Sebesar apa rumahnya?"     

"Cukup besar, tetapi tidak mahal." Luzhou tersenyum, "Kalau kau mau, kau bisa berkunjung saat liburan musim panas."     

"Apakah kau sudah membeli rumah di sana?" Ayah Luzhou menatapnya dengan mata terbelalak, "Apakah kau akan kembali…"     

Kemudian Luzhou menjawab tanpa ragu, "Tentu saja akan kembali, Jinling masih menungguku, dan aku bisa menjual rumah itu saat aku kembali nanti. Tidak perlu khawatir."     

Ayah Luzhou lalu mendengus, "Jangan membuang-buang uang."     

"Sayang jika dijual, tetapi sayang juga jika dibiarkan begitu saja. Mungkin sewakan saja rumah itu nanti?" Ibu Luzhou mencoba menenangkan suasana, "Mungkin bisa digunakan untuk belajar di luar negeri nanti."     

Mendengar perkataan ibunya, Luzhou pun terdiam.     

Ia saat ini sedang membayar pajak properti, dan harga rumah-rumah di sekitar Princeton tidak akan naik dengan cepat. Ditambah lagi, ia adalah seorang pekerja asing, sehingga ia tidak dapat menikmati pembebasan pajak New Jersey.     

Jika ia masih bekerja di sana, pajak properti akan didiskon, namun saat ia kembali ke China, Universitas Princeton tidak akan bisa membantunya.     

"Ibu, sudah kubilang, jurusan-ku ini Keuangan, bukan Matematika. Walaupun aku belajar di luar negeri pun, aku harus belajar di Wharton di Pennsylvania, terlalu jauh." Xiaotong tampak memutar matanya.     

"Pennsylvania itu universitas seperti apa? Bukankah Princeton sudah bagus?" Semenjak mendengar bahwa jurusan matematika Princeton lebih hebat dari Harvard, seketika itu di mata ayah Luzhou, Princeton menjadi universitas paling hebat dengan semua jurusan yang hebat pula.     

Xiaotong sampai tidak tahu harus berkata apa.     

Tetapi di sisi lain, ayah Luzhou tidak bisa disalahkan juga. Bagi orang-orang yang tidak terlibat di dunia akademik, menjelaskan tentang perbedaan jurusan dan kelemahan atau kekuatan sebuah universitas adalah percuma.     

Akhirnya, Luzhou berdehem dan mengakhiri pembicaraan.     

"Mana bisa, Princeton tidak punya jurusan bisnis…"     

...     

Luzhou menikmati dua hari liburan tanpa memikirkan tentang pekerjaan maupun pelajaran.     

Sayangnya, kedatangannya telah diketahui oleh beberapa pihak.     

Sepertinya, Universitas Jinling telah mengetahui bahwa ia akan kembali ke rumah pada Tahun Baru Imlek tahun ini, sehingga dalam kurun waktu dua hari, pihak universitas memanggilnya. Tentu saja, peneleponnya adalah Profesor Tang.     

Profesor Tang bertanya dan tersenyum, "Profesor Xu memintaku untuk bertanya, jika kau tidak kembali tahun baru ini, kapan kau akan kembali?"     

Luzhou pun menjawab, "Aku sudah ada di rumah."     

"Sudah ada di rumah?" Tanya Profesor Tang.     

"Yah, aku kembali setelah konferensi akademik di Berkeley beberapa waktu lalu. Jadwal-ku sangat padat, jadi aku tidak mengatakan ke siapa-siapa." Jawab Luzhou.     

Tentu saja, jadwal hanyalah alasan semata. Ia tidak ingin direpotkan.     

Ia hanya ingin menghabiskan waktu berlibur tahun baru tanpa memikirkan pekerjaan.     

Profesor Tang menghela nafas, "Aku ingin mengajakmu makan, namun sepertinya tidak bisa."     

Luzhou kemudian bertanya, "Apakah Profesor yang mengundang, atau pihak universitas yang mengundang? Jika Profesor yang mengundang, aku akan pergi mengunjungimu."     

"Ah, tidak perlu! Apakah kau bisa membeli tiket? Aku tidak ingin kau kemari hanya untuk membayariku merayakan Tahun Baru Imlek." Profesor Tang tertawa, "Ah, Profesor Xu memintaku bertanya karena ia ingin berdiskusi."     

Luzhou lalu bertanya dengan serius, "Masalah kecil atau masalah besar?"     

"Aku tidak tahu, tetapi sepertinya kau akan suka." Jawab Profesor Tang.     

Luzhou kemudian berkata, "Baiklah, sebelum kembali ke Princeton, aku akan datang ke Jinling."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.