Sistem Teknologi Gelap

Perjalanan Baru



Perjalanan Baru

0Akhirnya, lulus juga.     
0

Luzhou berjalan ke arah ruang administrasi, sembari memandang sertifikat kelulusan dan ijazah di tangannya.     

Ia tidak merasa berat hati.     

Bagi dirinya, kelulusannya sudah dapat dipastikan saat ia mendapatkan penghargaan spesial dari pihak universitas.     

Semua persiapan mental yang ia butuhkan sudah selesai sejak lama.     

Luzhou lalu pergi ke ruang administrasi untuk menyelesaikan prosedur, dan pergi ke kantor urusan akademik untuk meminjam toga khusus S2.     

Toga S2 tidak jauh berbeda dari toga S1, hanya saja, hiasan topinya tidak lagi berwarna hitam melainkan biru tua.     

Namun, perbedaan kecil itu sangatlah berpengaruh.     

Setelah mengganti pakaian, Luzhou pergi ke printing foto di luar gedung universitas dan meminta seorang fotografer untuk memfoto dirinya.     

Ia ingin menyimpan foto-foto itu sebagai kenang-kenangan. Saat ia ada di luar negeri, ia bisa mengingat perjalanannya selama tiga tahun di sini.     

Setelah selesai, Luzhou memilih tiga foto terbaik dan foto yang menampilkan dirinya membawa dua ijazah, dan mengirimkan foto-foto itu kepada teman-temannya. Selain mengirim foto kepada teman-temannya, ia juga mengunggah foto-foto itu ke Weibo.     

Hanya ada satu baris kalimat pada foto-foto tersebut.     

[Akhirnya lulus!]     

Kemudian Luzhou memandang tulisan pada layar dan tersenyum.     

Princeton, aku akan datang!     

Setelah menekan tombol kirim, Luzhou mengunci layar telepon genggamnya dan memasukkan ponselnya ke dalam kantong. Ia berencana untuk melihat komentar-komentar pada unggahan tersebut nanti.     

Saat ia berjalan ke arah hotel, kolom komentar unggahan itu sudah membeludak.     

[???]     

[Bukankah kamu lulus tahun lalu? Bagaimana bisa kamu lulus lagi?]     

[Ampun! Dewa mah lulusnya lebih cepat ketimbang kecepatanku menulis skripsi!]     

[Duh, benar-benar membuat iri… Aku sempat ingin menghina, tapi aku tidak menyangka ternyata ini benar… Aku hanya bisa diam dan fokus mengerjakan PR saja.]     

[Ya, tidak heran kalau kalian tidak percaya… Bagaimana lagi, dia memang hanya kuliah selama 3 tahun.]     

[Kurang tepat, dia sebenarnya kuliah selama 2 setengah tahun…]     

[Memang dasar dewa…]     

...     

Sementara itu, para dosen, teman-teman sekamar dan teman-teman sekelas…      

Mereka semua sudah mengucapkan selamat tinggal sekitar 1 tahun lalu. Saat ia kembali karena program Jinling dan Princeton, mereka sempat mengira bahwa itu hanya gurauan semata.     

Kali ini, Luzhou memutuskan untuk tidak terlalu menarik perhatian. Ia mengemas barang-barangnya dan pergi ke Shanghai, lalu naik kereta ke arah bandara.     

Ia duduk di kereta, dan membuka situs resmi Konferensi Internasional Brussels dalam bidang Fisika Teori. Dari situs tersebut, ia mengunduh makalah-makalah beserta dengan rangkuman konferensi.     

Tiba-tiba, saat ia sibuk membaca, simbol pinguin pada ujung layar tampak bergerak-gerak, penanda bahwa ia telah menerima pesan. Pesan itu dikirim oleh Han Mengqi.     

[Pak guru! Apa kamu akan pergi sekarang?]     

Melihat pesan dari muridnya itu, Luzhou pun menyunggingkan senyum.     

[Iya.]     

[Sebentar lagi aku akan mengikuti tes masuk universitas! Beberapa bulan lagi aku akan jarang membuka Weibo.]     

Namun Luzhou tidak membalas pesan tersebut.     

Saat ia melanjutkan membaca, gadis itu tiba-tiba mengirim pesan lagi.     

[Apa kamu sedang ada di pesawat?]     

Luzhou kemudian mengetikkan balasan...     

[Kalau aku sedang di pesawat, bagaimana aku bisa menerima pesan-pesanmu?]     

Han Mengqi yang sedang ada di kelas tiba-tiba tersadar bahwa ia sudah menanyakan pertanyaan bodoh, hingga ia tersenyum malu. Ia memandang guru yang sedang mengajar di depan, memastikan bahwa sang guru tidak melihat.      

[Jadi, pesawatnya berangkat jam berapa?]     

Dan Luzhou pun menjawab…     

[Satu jam lagi.]     

Pesan tersebut hanya dibalas Han Mengqi dengan…     

[OK!]     

Lalu tidak ada pesan lagi.     

Luzhou menunggu selama beberapa saat sebelum menutup chat.     

Gadis ini tidak akan kemari, kan? Mungkin tidak…     

Kemungkinan besar dia sedang ada di kelas, dan untuk pergi ke Shanghai dari Jinling akan memakan waktu lama karena harus berganti kereta. Bagaimana bisa dia kemari sebelum Luzhou berangkat?     

Tentu saja, tebakannya benar, karena gadis itu tidak datang.     

Luzhou segera naik ke pesawat dan bersiap-siap untuk menempuh perjalanan…     

...     

Setelah penerbangan selama 10 jam, akhirnya pesawat mendarat di bandara Philadelphia.     

Luzhou mengingat bahwa saat ia naik, cuaca sedang hujan, namun sekarang, saat ia turun, cuaca sangatlah cerah.     

Di dekat kafe, tepat di depan pintu keluar bandara, Luzhou melihat Kakak Luo dan mobilnya yang tidak asing.     

"Akhirnya kamu tiba, Luzhou!"     

Kakak Luo melambaikan tangan dan memeluk Luzhou. Lalu ia juga menepuk pundak Luzhou sembari tertawa, "Satu tahun berlalu, tapi fisikmu masih sama. Kamu memang kurus, ya?"     

"Mungkin karena aku tidak terlalu banyak makan saat merayakan Tahun Baru China." Luzhou menjawab sambil tersenyum, "Sudah berapa lama Kakak menunggu?"     

"Tidak lama, hanya satu jam." Jawab Kakak Luo.     

Luzhou lalu membalas, "Maaf, kalau begitu, aku harus mentraktir Kakak."     

Kakak Luo tertawa, "Tidak perlu, aku juga baru datang ke Amerika dan aku ingin mengundangmu ke restoran Sichuan yang terkenal di Philadelphia. Mari kita masuk dulu, kita bisa melanjutkan diskusi di dalam mobil."     

Tanpa memberikan kesempatan untuk menolak, Kakak Luo membantu Luzhou memasukkan kopernya di bagasi, lalu masuk ke kursi pengemudi.     

Kakak Lu kemudian berkata kepada Luzhou sembari menyetir, "Jangan lupa pakai sabuk pengaman… Ah, selain itu, apa kamu mau mendapatkan SIM di sini? Mobil di sini sangat murah. Jika kamu mau beli, aku ada kenalan."     

Luzhou tersenyum, "Iya, rencananya aku akan mengambil sim di sini."     

Tiba-tiba, Luzhou teringat bahwa ia masih belum mengisi daya ponselnya. Dan ponselnya sedang ada di koper.     

"Ah, ponselku tertinggal di koper…"     

"Apakah ada yang penting?" Tanya Kakak Luo.     

Luzhou menggeleng, "Tidak… Tidak ada apa-apa. Nanti saja, sampai di restoran akan kuambil."     

Kakak Luo tersenyum, "Baiklah, akan kuberitahu sekarang, mencari tempat parkir di sini sangat sulit."     

Mereka berbincang-bincang dan tertawa-tawa sembari mencari parkir. Sementara itu, di dekat Bandara Philadelphia, sekitar 200 meter dari restoran, ada sebuah mobil warna putih keperakan terparkir.     

Seorang wanita dengan rambut panjang dan mengenakan penutup kepala tampak menunggu di sana, sembari memegang telepon genggamnya dan menggumam.     

"Kenapa telepon-nya belum dinyalakan?"     

"Apakah pesawatnya terlambat?"     

Suara wanita itu terdengar sedikit sebal     

Kemudian terdengar suara perutnya yang berbunyi....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.