Sistem Teknologi Gelap

Perang Makalah?



Perang Makalah?

0"Hebat sekali… Kamu sudah menjadi profesor." Molina berkata sambil menatap Luzhou.     
0

Sudah lama waktu berlalu semenjak pengumuman itu, namun inilah kali pertama Molina bertemu dengan Luzhou setelah ia menjadi profesor karena ia terlalu sibuk.     

Molina terdiam sesaat dan bertanya, "Kapan kamu akan pindah?"     

Luzhou berpikir selama beberapa saat lalu menjawab, "Mungkin agak lama, biaya sewa di sini tidak terlalu mahal, tetapi aku tidak suka berpindah-pindah, dan terlalu banyak barang yang harus dipindahkan. Mungkin aku akan pulang dulu."     

Sepertinya, bulan depan ia akan kembali ke Jinling.     

Walaupun Jinling belum menelepon, ia yakin bahwa sebentar lagi mereka akan mencarinya.     

Walau mereka tidak menelepon pun, ia masih ingin pulang dan kembali ke kampung halamannya di Jiangling untuk menemui Xiaotong. Adiknya itu sedang bersiap-siap untuk tes masuk universitas.     

Sudah waktunya untuk menentukan takdir kehidupan.     

Walaupun Luzhou tidak tahu pilihan adiknya, setidaknya ia ingin memberi semangat.     

...     

Princeton tidak hanya memberikan gaji tinggi kepada Luzhou, namun juga memberikannya sebuah kantor.     

Luzhou bersenandung sembari membersihkan kantornya, namun tiba-tiba ia tersadar.     

Bukankah hal seperti ini biasanya dilakukan oleh murid?     

Ia sudah menjadi bos, tetapi masih belum terbiasa.     

Luzhou juga seketika menyadari bahwa perjalanannya masih panjang.     

Selain mendapatkan posisi di Princeton sebagai seorang profesor secara full-time, ia juga mendapatkan kualifikasi untuk menjadi dosen bagi para mahasiswa S3. Namun sayangnya, saat ini masih bulan Mei.     

Ia harus menunggu 2 bulan sebelum bisa mulai menerima resume para calon murid dan menjalankan wawancara.     

Apa ia harus mencari Edward Witten dan meminjam Kakak Luo?     

Tapi… Itu memalukan sekali.     

Luzhou pun tersenyum kecut.     

Ia lalu mengambil ponselnya, kemudian menelepon Edward Witten, dan mendapatkan jawaban.     

Setelah menunggu selama beberapa saat, Kakak Luo tiba di kantor Luzhou dengan nafas terengah-engah.     

Namun, saat mendengar bahwa Luzhou memintanya untuk membantu membersihkan kantor, Kakak Luo pun terdiam.     

"Jadi, kamu menelepon dosenku… Untuk membantumu membersihkan kantor?"     

Luzhou tersenyum malu, "Nanti akan kutraktir makan. Aku tidak bisa membersihkannya sendiri."     

Apa ini yang namanya bangga setelah menjadi profesor baru? Ia merasa berada di atas awan.     

"Satu kali traktiran tidak cukup, aku mau dua kali traktiran!" Kakak Luo berseru dan mengambil sapu.     

Luzhou meletakkan bukunya dan tersenyum.     

"Baiklah, tiga kali traktiran pun tidak apa-apa."     

Dua orang akan bekerja jauh lebih efisien ketimbang satu orang.     

Walaupun Luzhou sebenarnya malu untuk mengakuinya… Kakak Luo membuat kegiatan ini jauh lebih cepat, karena ia membersihkan dan menata barang-barang dengan jauh lebih cepat pula. Sepertinya, Kakak Luo dapat membersihkan ruangan dengan lebih cepat karena ia sering berpartisipasi dalam Unit Kegiatan Mahasiswa.     

Luzhou juga hanya bisa menghela nafas dalam hati saat menyadari bahwa ia dulu terkadang bermain basket dengan Shi Shang. Tapi, ia sudah lupa cara melakukan 3-step lay-up.     

Tiba-tiba, Kakak Luo angkat bicara.     

"Washington Times? Siapa yang menaruhnya di sini?"     

Kakak Luo mengambil koran itu dan terdiam.     

Saat ia membuka halaman pertama, ekspresi wajahnya terlihat semakin keheranan.     

Melihat ekspresi itu, Luzhou memutuskan untuk bertanya.     

"Memangnya ada apa?"     

"Tidak apa-apa, jangan terlalu dipedulikan, memang dasar orang-orang Korea." Kakak Luo hendak melemparkan koran itu ke tempat sampah, tetapi Luzhou mengambil koran itu dan membacanya dengan rasa ingin tahu.     

Melihat judul itu pun, Luzhou ikut merasa heran.     

"Suara yang Tertinggalkan, Seorang Profesor Matematika Dari Nigeria"     

Artikel tersebut menceritakan tentang Profesor Enoch dan Hipotesis Riemann. Pada tahun 2015, ia telah membuat bukti Hipotesis Riemann di Arxiv, namun hasilnya nihil.     

Karena tidak ada jawaban, ia memutuskan untuk menuliskan surat ke Clay Institute.     

Namun, lagi-lagi Clay Institute tidak menjawab, ia dikucilkan oleh para elit matematika.     

Menurut Profesor Enoch, ia memutuskan untuk memecahkan hipotesis terkenal ini bukan untuk uang, namun untuk murid-muridnya, dan ia akan menggunakan uang itu untuk pendidikan.     

Semakin bawah, artikel itu semakin menyebalkan.     

Ada sebuah kutipan wawancara yang ditulis oleh seorang wartawan bernama Larter.     

[Profesor Enoch: Semua bilangan prima berada dalam sistem distribusi yang sama berdasarkan Riemann ζ. Kira-kira, fungsi tersebut adalah seperti kartu As untuk menyelesaikan semua masalah.]     

[Paul Larter: Jadi, metode yang Anda miliki dapat menyelesaikan Hipotesis Goldbach dengan mudah.]     

[Profesor Enoch: Benar.]     

[Larter: Jika Clay Institute tidak mengacuhkan makalah Anda, Anda dapat menyelesaikan Hipotesis Goldbach dalam waktu berapa lama?]     

[Profesor Enoch: Aku telah membuktikannya tahun lalu dalam waktu 3 jam saja. Mulai dari Hipotesis Goldbach, Hipotesis Prima Kembar, dan Hipotesis Polignac… Semua itu dapat dilakukan oleh murid-muridku sekalipun.]     

[Paul Larter: Anda telah diperlakukan secara tidak adil.]     

Profesor Enoch: Benar.]     

....     

Luzhou tertawa dengan keras setelah membacanya.     

Memang benar, dunia jurnalisme barat masih harus diperbaiki. Daily Mail yang sering kena drama saja masih bisa beroperasi, dan sekarang ada lagi koran aneh yang sampai pergi ke Nigeria.     

Ditambah lagi, Profesor dari Nigeria ini tidak paham bedanya Riemann ζ dan Dirichlet L.     

Sayangnya, Luzhou tidak bisa mengacuhkan drama itu, karena drama itu berhubungan dengannya.     

Dengan Luzhou, seorang pecinta sains.     

Tiba-tiba, ia melihat sebuah surat di bawah artikel tersebut.     

[Tuan Luzhou, saya adalah Senior Editor Washington Times, Ken Larter. Besok lusa, jam 3 sore, kami akan mengadakan konferensi dengan pembicara utama Profesor Enoch dari Universitas Negeri Ekiti. Profesor Enoch akan memberikan laporan pembuktian Hipotesis Goldbach di Hotel Princeton. Mungkin, sebagai pemenang Cole, Anda akan mengacuhkan makalahnya, seperti bagaimana dunia akademik mengacuhkan makalahnya.]     

[Namun, saya bisa menjamin bahwa penyelesaian Hipotesis Goldbach dari Profesor Enoch adalah benar, dan dapat menyelesaikan hipotesis tersebut dalam waktu 3 jam. Ini akan menjadi bukti bahwa pembukti Hipotesis Goldbach dan Hipotesis Riemann bukanlah Anda.]     

[Tentu saja, untuk keadilan, kami akan memberikan waktu 1 jam untuk Anda agar bisa mempertahankan makalah Anda.]     

[Selain itu, 21 orang perwakilan dari Asosiasi Perlindungan Kulit Hitam dan Asosiasi Anti Rasisme akan hadir, bersama dengan politikus di New Jersey. Selain itu, kami telah mengundang New York Times dan Philadelphia Daily.]     

...     

Luzhou kemudian melemparkan koran itu ke tempat sampah.     

Melihat amarah Luzhou, Kakak Luo memutuskan untuk memberi peringatan, "Jujur saja, ini hanya akan buang-buang waktu, aku saja tahu bahwa 'profesor' ini tidak bisa membedakan Riemann ζ dan Dirichlet L. Lebih baik kamu menggunakan waktu untuk menyiapkan kelas pertamamu."     

Ini mirip seperti waktu Garrett Rees berusaha memprovokasi Edward Witten. Witten, tidak seperti Frank, memutuskan untuk tidak memedulikannya.     

"Aku harus pergi, mereka sudah menyatakan perang." Luzhou berkata lalu tersenyum, "Sebagai warga negara China, aku tidak bisa membiarkan hinaan ini."     

Kakak Luo terdiam, "Hinaan?"     

"Mereka telah menghina Hua Luogeng, Wang Yuan, Chen Jingrun, dan semua profesor yang berusaha menyelesaikan Hipotesis Goldbach selama ratusan tahun, dan mereka telah menghina analisa yang memakan waktu setengah abad di dunia Teori Angka. Mereka telah bilang bahwa Chen Jingrun telah menipu dunia, dan Hua Luogeng adalah matematikawan sampah."     

Luzhou lalu mengedikkan bahunya, "Sebenarnya, kalau dia mau menghinaku saja, aku tidak peduli, dan bulan depan pun aku akan kembali ke China. Tetapi, perkataan 'profesor' ini benar-benar kurang ajar, ia berani mengatakan hasil kerja yang dilakukan oleh beberapa generasi dapat dilakukan dalam 3 jam…"     

"Berani-beraninya mereka menghina orang-orang terhormat hanya demi membuatku marah?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.