Sistem Teknologi Gelap

Edward Witten



Edward Witten

0"Hebat sekali, bagaimana bisa kamu menemukan kesalahan itu?" Kakak Yan memandang Luzhou dengan tatapan gembira dan heran.     
0

Ia sudah mengira mereka akan kalah, namun ia tidak menyangka akan mendapat kesempatan pada menit-menit terakhir.     

"Sulit untuk dijelaskan, sepertinya… aku sensitif angka? Singkatnya, aku berusaha melihat apa ada kesalahan, dan aku menemukan kesalahan." Luzhou tersenyum dan berkata, "Sepertinya, mereka terlalu terburu-buru, dan jika mereka melakukan pengecekan akhir sebelum membuat Dalitz, mungkin ini tidak akan terjadi.... Apa kita akan presentasi besok?"     

"Benar, besok sore. Sebaiknya kamu istirahat hari ini." Kata Kakak Yan.     

Luzhou menggeleng dan tersenyum, "Tidak, aku tidak bisa beristirahat, orang-orang dari Syracuse masih menunggu kesempatan mempermalukan kita. Aku harus melakukan pengecekan."     

Sudah jelas, tim riset Profesor Brunos pasti akan sebal, dan akan menunjukkan kesalahan-kesalahan dengan penuh semangat.     

Hasil kerja keras mereka akan ditunjukkan besok, dan Luzhou tidak ingin tim-nya terperosok ke lubang yang sama dengan tim Syracuse.     

Luzhou mengemasi barang-barangnya dan hendak keluar dari ruangan. Namun, tiba-tiba terdengar seseorang memanggil namanya.     

"Luzhou!"     

Luzhou berbalik dan melihat pria yang memanggilnya. Melihat sosok tersebut, Luzhou pun terkejut.     

"Kakak Luo?"     

Ia memeluk teman lamanya, dan Kakak Luo menepuk pundak Luzhou sambil tertawa, "Kebetulan sekali, aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini. Memang ya, dunia ini terlalu kecil."     

"Iya, dan… ini siapa?"     

Luzhou memandang pria tua yang berdiri di sebelah Kakak Luo. Pria tua itu terlihat tidak asing, namun ia tidak tahu siapa sebenarnya sosok tersebut.     

Kakak Luo tersenyum dan berkata, "Perkenalkan, ini guruku-"     

"Edward Witten." Tanpa menunggu Luo Wenxuan, pria tua itu mengulurkan tangannya.     

Edward Witten!     

Mendengar nama itu, Luzhou pun terdiam.     

Ia pernah mendengar bahwa guru Kakak Luo adalah sosok yang berkutat di fisika-matematika, namun ia tidak menyangka bahwa gurunya adalah seorang ahli terkenal!     

Pria tua itu memiliki banyak sekali pencapaian.     

Di tahun 80-an, saat knot theory menjadi terkenal, ada banyak sekali macam-macam subteori yang lahir dari teori tersebut. Namun, yang paling terkenal adalah Polynomial Jones.     

Saat para matematikawan masih sibuk mempelajari konsep baru tersebut, Witten menemukan Polynomial Jones dengan memberikan jumlah pasti pola 3-flow, dan cara-cara yang berbeda untuk mengalikan dan membuat Polynomial Jones lainnya.     

Namun, Polynomial Jones bukanlah pencapaian tertingginya.     

Pencapaian tertingginya adalah metode pergerakan pola shear, yang membuat para ilmuwan lain iri pada pencapaiannya.     

Selain itu, hal yang sama juga terjadi saat string theory menjadi populer.     

String theory sangatlah populer sejak tahun 60-an, dan semua orang bermimpi menjadi sosok yang berhasil menyelesaikan penemuan terhebat Albert Einstein. Pada saat itu, ada banyak sekali subteori yang bermunculan berdasarkan teori tersebut.     

Namun, pada tahun 90-an, Witten berhasil membuktikan Hipotesis M, dan membuktikan bahwa hasil-hasil subteori dari string theory hanyalah versi-versi berbeda dari batas Hipotesis M....     

Singkatnya, kehidupan Witten mirip dengan apa yang dilakukan Luzhou sekitar 6 bulan lalu.     

Sebenarnya, Prima Kembar bisa saja mengundang banyak sekali makalah-makalah baru, namun pembuktiannya menghancurkan harapan tersebut.     

Ditambah lagi, Edward Witten adalah fisikawan pertama yang memenangkan Penghargaan Fields.     

Saat ini, fisikawan modern masih kesulitan memastikan keberadaan model paling sederhana dari string theory. Jika tidak ada bukti keberadaan string tersebut, mereka tidak akan bisa melakukan eksperimen lanjutan.     

Namun sayangnya, ia tidak akan mendapatkan Nobel.     

"Aku beruntung sekali bisa bertemu dengan Anda, Pak!" Luzhou tersenyum dan menjabat tangan Bapak Witten.     

"Senang bertemu denganmu." Witten menjawab dan tersenyum, "Teman lamaku selalu membicarakanmu dan presentasi-mu di Princeton waktu itu. Kalau saja aku tidak ada kesibukan lain, aku pasti akan datang."     

Mereka berbincang-bincang selama beberapa saat, dan topik segera berubah menjadi topik yang berat.     

"Apa kamu tertarik dengan matematika-fisika?"     

"Iya, matematika-fisika adalah bidang yang menarik." Luzhou berkata dengan santai, "Aku suka melihat rumus-rumus dan konsep matematika yang digunakan dalam bidang fisika."      

Kemudian Bapak Witten mengambil sebuah kartu nama dari kantong-nya, "Sepertinya, pendapat kita sama. Jika kamu tertarik belajar di Princeton, kamu bisa menjadi murid S3-ku."     

Luzhou menerima kartu pemberian pria tua itu dan berkata dengan sopan, "Terima kasih, akan kupikirkan baik-baik tawaran Anda."     

Luzhou sebenarnya ingin berbincang-bincang lebih lama, namun Witten sudah pergi. Sepertinya, pria tua itu masih banyak urusan lain.     

Melihat pria tua itu sudah pergi, Kakak Luo menepuk pundak Luzhou dan bertanya sembari menyunggingkan senyum, "Apakah kamu mau pergi minum-minum malam ini?"     

"Sepertinya tidak, aku harus melakukan pengecekan malam ini. Besok malam saja bagaimana?" Kata Luzhou lalu tersenyum.     

Alkohol akan membuat otaknya tidak bisa berpikir.     

"Baiklah kalau begitu, semangat ya! Akan kutunggu!" Kakak Luo berkata sambil menepuk pundak Luzhou kemudian pergi.     

Setelah Profesor Lu dan Kakak Luo pergi, Luzhou memandang ke ruangan, memastikan mereka sudah jauh.     

Sepertinya, mereka ingin beristirahat di hotel. Luzhou segera berbalik lalu pergi, dan menuruni tangga.     

Setelah turun, Luzhou bersiap-siap untuk pergi dari gedung tersebut.     

Namun, tiba-tiba, Luzhou melihat wanita yang tadi disanggahnya berdiri dan melipat tangan di pintu keluar.     

Saat ini, Luzhou tidak punya waktu, ia benar-benar sibuk.     

Namun, ia tidak bisa pura-pura tidak kenal. Karakteristik dirinya dan karakteristik wanita itu terlalu unik.     

Luzhou akhirnya memutuskan untuk tidak peduli dan berpura-pura tidak kenal. Kemudian berjalan keluar dengan tenang.     

Sebenarnya, ia tidak ingin berurusan dengan orang-orang asing lagi.     

Ia sudah tahu 'antusiasme' orang-orang asing di Princeton, dan tidak ingin merasakan antusiasme itu lagi.     

Mengapa ia yakin wanita itu menunggunya?     

Sudah jelas. Jika tidak ada urusan, wanita itu tidak akan menunggu selama ini.     

Namun, sangat sulit untuk menghindari masalah di tempat ini.     

Ia berbelok, namun belum sempat ia melangkah, terdengar suara tapak kaki tepat di belakangnya.     

Jantung Luzhou berdegup kencang, dan ia memutuskan untuk mempercepat langkah, tetapi wanita itu menghalanginya.     

Cepat sekali!     

Sebenarnya ia sudah bersiap akan bertabrakan, namun tidak ada yang terjadi.     

Selama beberapa saat, suasana menjadi canggung.     

Luzhou memandang Carrera dengan datar dan bertanya, "Ada apa?"     

Carrera memicingkan matanya dan melipat tangannya, "Kamu senang mempermalukan seorang wanita di atas panggung, ya?"     

Luzhou menatap wanita itu dan berkata, "Aku hanya menunjukkan kesalahanmu. Memangnya kesalahan itu ada hubungannya dengan pria atau wanita?"     

Suasana kembali hening.     

Memangnya apa hubungannya urusan kesalahan dengan pria atau wanita?     

Mendengar jawaban Luzhou, Carrera menggigit bibirnya dan berkata dengan sebal.     

Wanita itu menarik nafas dalam-dalam, "Laporan kalian besok, kan? Akan kutunggu."     

"Iya." Luzhou tersenyum, "Aku tidak tahu apa yang kamu tunggu, namun sebaiknya, jangan berharap banyak."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.