Sistem Teknologi Gelap

Pemenang Kontroversial



Pemenang Kontroversial

0"Pemenang kedua… Luzhou!"     
0

Mendengar nama itu, suasana di kursi penonton mendadak hening.     

Tentu saja, tidak ada yang tidak mengenal nama itu.     

Namun, dia terlalu muda, bahkan umurnya baru 21 tahun—lebih dari separuh di bawah peserta rata-rata di sini!     

Dunia akademik bergerak dengan hukum rimba.     

Tidak ada orang yang meragukan kemampuannya di sini.     

Namun ia masih terlalu muda, dan orang-orang tidak yakin padanya.     

Profesor Qiu kembali berkata, "Hasil riset utamanya adalah pembuktian Teori Zhou, pembuktian Prima Kembar, metode SIEF, dan pencapaian-pencapaian dalam dunia matematika murni serta matematika terapan. Bahkan, hasil risetnya dalam dunia sains material telah dipuji oleh seorang profesor dari Bell Labs. Untuk seorang ilmuwan muda, semua itu adalah pencapaian yang luar biasa."     

Ilmuwan muda…?     

Mengalahkan ilmuwan yang telah melakukan riset selama beberapa dekade?     

Ya, tapi di sisi lain, kualifikasinya…     

Jarang ada orang yang mendapatkan pujian dari Profesor Qiu.     

Suara tepuk tangan para penonton mulai terdengar.     

Seperti suara hujan turun, suara itu awalnya terdengar redup, namun semakin keras seiring berjalannya waktu.     

Luzhou terbelalak, tidak menyangka ia akan menang.     

Akhirnya, ia mengerti apa yang disembunyikan Profesor Lu darinya.     

Kakak Yan dan Profesor Lu memberinya selamat untuk ini, kan?     

Ia tidak menyangka bahwa Asosiasi Matematikawan China akan memberikannya penghargaan prestisius ini.     

Walaupun memang benar bahwa Penghargaan Shengshen diperuntukkan untuk ilmuwan muda, tidak ada pemenang yang berumur sekitar 20 tahun seperti dirinya.     

Profesor Yang sama sekali tidak terkejut, ia hanya tersenyum.     

Sepertinya, tidak ada yang terkejut bahwa Luzhou akan menjadi pemenang.     

Profesor Yang menepuk pundak Luzhou, "Mari kita naik dan menerima penghargaan."     

"Ah, iya…" Luzhou menjawab dan segera berdiri.     

Ia berjalan di atas karpet merah, melihat podium di depannya semakin dekat, jantungnya menjadi semakin berdebar-debar.     

Namun, saat ia berdiri di podium, detak jantungnya kembali normal.     

Profesor Qiu memberinya sebuah medali emas dan sertifikat. Luzhou mengangguk sopan dan berbisik, "Terima kasih."     

Dan ternyata, Profesor Qiu menjawabnya, "Sama-sama. Kamu pantas mendapatkan penghargaan ini."     

Profesor Qiu mengangguk pada Profesor Wang, kemudian memberikan sebuah mik, "Katakan sesuatu pada para penonton."     

"Biarkan dia dulu." Ucap Profesor Wang sambil tersenyum.     

Luzhou sebenarnya tidak mau, namun Profesor Qiu sudah memberikan mik.     

Luzhou mengambil mik, kemudian menarik nafas dalam-dalam, dan memandang para penonton. Dengan suara gembira ia berkata, "Terima kasih saya ucapkan untuk Universitas Jinling yang telah mendidik saya, dan juga untuk Asosiasi Matematikawan China yang telah memberikan kehormatan ini. Saya tidak akan melupakan tujuan awal saya. Dan saya akan selalu bekerja keras untuk berkontribusi di dunia matematika!"     

"Terima kasih!"     

Pidato itu sangatlah singkat.     

Hanya satu atau dua kalimat.     

Walaupun singkat, pidato itu cukup untuk mengatakan semua yang ingin Luzhou katakan kepada para penonton, para generasi muda penggiat matematika, para ahli, dan matematikawan dunia.     

Plok! Plok! Plok!     

Suara tepuk tangan kembali terdengar keras.     

Profesor Lu pun ikut bertepuk tangan.     

Kakak Yan bertepuk tangan juga, hingga tangannya nyaris memerah.     

"Bangsat, Luzhou hebat sekali!"     

Pujian itu dilayangkan kepada seorang ilmuwan muda yang berhasil memenangkan penghargaan Shengshen pada umur 21 tahun.     

"Hei! Sopan sedikit!"     

Profesor Lu yang duduk di samping Kakak Yan mengingatkan. Namun, ia tidak marah, dan hanya tertawa.     

Matematikawan, anggota organisasi, bahkan mahasiswa anggota Himpunan Mahasiswa dari Universitas Beijing pun ikut bertepuk tangan.     

Salah satu penerima penghargaan itu seumuran mereka—atau bahkan, satu atau dua tahun lebih muda.     

Inilah yang membuat semua penonton menjadi semakin kagum.     

Mereka melihat Luzhou sebagai orang yang bisa dijadikan contoh.     

...     

Tentu saja, walaupun tepuk tangan itu terdengar keras, tidak semua orang senang dengan kemenangan Luzhou.     

Misalnya, orang yang hampir saja menang.     

Suara tepuk tangan terdengar keras di samping Wei, namun ia tidak berani melakukan apa-apa.     

Ia sendiri tidak keberatan, namun gurunya benar-benar iri. Jika ia berani tepuk tangan, bisa-bisa ia tidak akan diluluskan.     

Raut Ma Changan benar-benar geram, ekspresi wajahnya terlihat datar dan menakutkan.     

Ia benar-benar iri karena kemenangan tersebut menjadi milik Luzhou, bukan miliknya.     

Alasannya?     

Sebenarnya, dunia matematika tidak memiliki banyak saingan, namun persaingan tetap saja tidak kalah sengit.     

Dulu, setelah 52 tahun masa penyesuaian, syarat-syarat yang ada dalam penghargaan tersebut dibuat berdasarkan syarat buatan negara Inggris.     

Sekarang, walaupun kekuatan departemen matematika universitas seperti Yanjing dan Sinian meningkat, peningkatan ini juga diiringi dengan semakin ketatnya penghargaan di dunia matematika. Dulu, matematika di dunia bisa dibagi menjadi tiga. yakni Yanjing, Akademi Sains China, dan Aurora. Ketiganya memiliki banyak sumber daya, sponsor penghargaan, dan profesor.     

Penghargaan itu sebenarnya bisa dikatakan hanya buang-buang uang saja, namun penghargaan seperti itu adalah tradisi dunia akademik.     

Kasus paling terkenal adalah murid Profesor Geng, pembuat penghargaan Luogeng, yakni Profesor Feng. Profesor Feng tidak memiliki banyak pencapaian, namun karena kematian Profesor Geng terjadi secara mendadak, ia menjadi kandidat penghargaan beberapa kali.     

Akhirnya, pria tua itu menjadi anggota Universitas Shuimu sebagai rektor.     

Berdasarkan kejadian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak ada yang namanya pasti dalam dunia akademik.     

Tentu saja, tidak sembarang orang bisa menerima penghargaan. Setidaknya, harus masuk akal.     

Sebagai anggota Universitas Aurora, Ma Changan sudah menyiapkan diri untuk mendapatkan penghargaan ini. 20 tahun ia habiskan dengan bekerja keras, dan ia sama sekali tidak dianggap di Akademi Sains China maupun di Aurora.     

Namun, Aurora masih memiliki modal yang terlalu kecil dan prestise yang tidak seberapa. Tidak ada sama sekali hasil riset yang hebat.     

Walaupun ia memiliki banyak nama sebagai penulis kedua atau ketiga dari sejumlah makalah, tapi ia tidak terlalu dianggap. Ia adalah murid Profesor Gu yang legendaris dari Aurora.     

Ia tidak dianggap karena ia bukanlah penulis pertama, dan di China, hanya penulis pertama yang bisa mendapatkan penghargaan.     

Sehingga, Profesor Ma memutuskan untuk mencoba mendapatkan Shengshen.     

Jika ia berhasil mendapatkan Shengshen, ia akan mendapatkan penghargaan yang ia inginkan.     

Sejak beberapa tahun lalu, ia bersiap-siap dan bekerja keras demi mendapatkan penghargaan itu.     

Bahkan, ia sudah menyiapkan pidato kemenangan.     

Tapi seorang, justru muncul anak kecil yang membuat semua kerja kerasnya menjadi percuma!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.