Sistem Teknologi Gelap

Perjalanan Selama 4 Tahun



Perjalanan Selama 4 Tahun

0Luzhou akan masuk TV, dan ia tidak bisa bicara sembarangan.     
0

Setelah Bapak Xu dan Bapak Qin pergi, Luzhou menghela nafas lalu melonggarkan kerahnya, dan mengambil ponsel di kantongnya. Ia hendak meminta bantuan seseorang.     

Tetapi, ia harus minta bantuan siapa?     

Orang-orang di Weibo?     

Bisa-bisa ia dibunuh karena menanyakan hal yang membuat orang iri.     

Tiba-tiba, ia teringat sesuatu.     

Semenjak Xiao Ai naik dari level 1 menjadi level 2, ia tidak pernah mencari tahu seberapa pintar kecerdasan buatannya itu.     

[Xiao Ai, bantu aku membuat pidato 500 kata yang menyentuh!]     

Setelah beberapa saat…     

Xiao Ai: [∠(ᐛ」∠)_???]     

"..." Luzhou pun terdiam.     

Bangsat.     

Masih terlalu bodoh rupanya.     

...     

Akhirnya, acara pemberian penghargaan pun dimulai.     

Sebagai penerima penghargaan terakhir dan paling prestisius, Luzhou kebagian giliran berpidato paling terakhir.     

Orang pertama yang memberikan pidato adalah seorang mahasiswa semester awal.     

Luzhou yang sedang mengetik draft pidato di belakang panggung pun mendengarkannya dengan penuh minat.     

Tahun ini, para mahasiswa masih sangat hebat, sama hebatnya dengan tahun lalu.     

Departemen IT tahun ini masih sama ganasnya seperti tahun lalu, dengan performa terbaik dan nilai-nilai terbaik pula. Mereka memiliki banyak kesempatan untuk memenangkan penghargaan-penghargaan yang diselenggarakan oleh pihak universitas.     

Tahun lalu, Luzhou menang, tapi sekarang masih tidak ada orang yang menandinginya, sehingga ia bisa menang lagi.     

Sangat sulit untuk mendapatkan pencapaian-pencapaian yang cukup demi mendapatkan penghargaan bergengsi, dan walaupun kamu memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai riset atau proyek, sangat sulit untuk mendapatkan pencapaian-pencapaian hebat. Namun, kesulitan itu semakin mendorong para mahasiswa untuk bekerja keras.     

Akhirnya, sesi penghargaan untuk para mahasiswa S1 sudah selesai, dan waktunya pembagian penghargaan bagi mahasiswa S2. Pemenang penghargaan dalam setiap jurusan cukup rata, termasuk pada jurusan teknik.      

Tentu saja, Kakak Qian juga berdiri di panggung pemenang hari ini.     

Sebagai mahasiswa yang belajar di bawah bimbingan Profesor Li Rongen, ia memiliki pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan riset dalam bidang nanomaterial karbon, dan bahkan ia lebih hebat dari banyak mahasiswa S3. Bahkan, selama ia menempuh pendidikan S2, ia telah menerbitkan setidaknya tiga makalah di jurnal yang bergengsi.     

Memang, ia pantas mendapatkan penghargaan tersebut.     

Akhirnya, giliran Luzhou pun tiba.     

Saat Luzhou berdiri di panggung, suara musik pun berganti.     

Layar PPT di belakangnya menampilkan semua penghargaan yang ia dapatkan.     

[Pemenang Penghargaan Shengshen ke-15, pemenang Penghargaan Cole bidang Teori Angka, pembukti Teori Zhou, pembukti Prima Kembar, pembukti Polignac…]     

Semua pencapaian itu adalah prestasi hebat yang tidak dapat diraih oleh orang-orang biasa.     

Kemunculannya seakan-akan membuat pencapaian para mahasiswa lain tidak terlihat.     

Luzhou menerima mik dari dosen yang bertugas menjadi pembawa acara, dan berdiri di atas podium. Ia memandang para penonton yang bersorak-sorai.     

Ia sama sekali tidak berubah sejak 1 tahun lalu, dan para mahasiswa pun masih tidak berubah.     

Ia masih bisa merasakan antusiasme mereka.     

Terkadang, ia mendengar dari Shi Shang bahwa namanya sudah menjadi legenda di Universitas Jinling.     

Ia sudah menyelesaikan studi S1-nya dalam waktu 2 tahun, dan S2 dalam waktu 1 tahun. Kemudian, ia menerima tawaran dari Princeton dan melakukan pencapaian-pencapaian hebat yang hanya akan menjadi mimpi bagi jutaan mahasiswa lainnya.     

Ia bahkan sudah dianggap seperti seorang dewa yang berjalan di dunia lain. Beruntung, tidak ada yang membuat altar, dan meletakkan yogurt sebagai persembahan, lalu berdoa untuk meminta berkat saat hendak mengikuti tes…     

… Atau mungkin ada?     

Luzhou memandang para penonton dan berbicara dengan santai.     

"Terima kasih kepada para dosen dan para profesor yang telah membimbing saya, dan terima kasih banyak untuk semua penghargaan yang telah diberikan, bersama dengan semua yang datang untuk mendengarkan pidato saya…"     

"Saya merasa senang bisa berdiri di podium ini lagi!"     

"Saya sangat mencintai matematika, dan bisa menjelaskan banyak hal tentang matematika, seperti presentasi-presentasi yang saya berikan dalam konferensi. Namun, saya berdiri di sini untuk membicarakan universitas kita yang tercinta."     

"Kalian ada yang baru saja masuk, dengan penuh semangat, rasa ingin tahu, dan keinginan untuk melihat sesuatu yang baru setelah lulus sekolah menengah. Kalian ingin bekerja keras sebelum api semangat padam."     

"Ada juga mahasiswa tahun kedua dan ketiga yang sudah lelah, ingin pulang, dan terpaksa melihat orang-orang lain mendapatkan penghargaan."     

Terdengar suara tawa dari kursi penonton. Mereka tidak menyangka bahwa Luzhou memahami mereka.     

Luzhou juga ikut tersenyum.     

Bapak Qin yang duduk di depan kursi penonton berdehem dan memandang Luzhou, mengingatkan bahwa semua ini sedang disiarkan di televisi.     

Luzhou mengangguk, berdehem, dan melanjutkan.     

"Seperti saya, kalian suatu hari nanti akan meninggalkan universitas ini."     

Keributan di kursi penonton segera meredup hingga suasana menjadi hening.     

Tidak ada yang berani angkat bicara.     

Suasananya sangat, sangat hening.     

"Pada musim panas tahun 2014, saya tinggal sendirian sampai pagi, berusaha untuk mengerjakan tugas."     

"Bulan Oktober, pada tahun yang sama, saya membawa Piala Pendidikan Lanjutan, simbol besar dan prestisius bagi para mahasiswa S1. Kalau diingat-ingat, sepertinya itulah pengalaman pertama saya merasakan riset saintifik…"     

Luzhou mulai membicarakan teori Zhou, usahanya membuka perusahaan yang gagal, proyek riset nanomaterial karbon, dan inspirasi yang ia dapatkan di Princeton.     

Pidatonya sangat panjang.     

Namun, tidak ada yang mengantuk atau menyuruhnya turun, semuanya tampak memperhatikan.     

Ratusan, bahkan ribuan pasang mata memandangnya, mendengarkannya yang terus membicarakan pengalamannya. Pengalaman yang tidak akan pernah mereka rasakan.     

Akhirnya, Luzhou bersiap untuk mengakhiri pidato.     

"Tahun 2015, di pusat CERN, saya, bersama dengan Profesor Lu dan Kakak Yan, telah berkontribusi dalam riset di bawah naungan LHCb Internasional."     

"Pada bulan Oktober dan November, di bulan yang sama, saya memenangkan Shengshen dan Cole bidang Teori Angka karena pembuktian Prima Kembar."     

Luzhou terdiam sesaat lalu tersenyum.     

"Saya tidak bisa mengatakan bahwa saya tahu segalanya tentang kehidupan universitas, bahkan, mungkin saja penjaga perpustakaan lebih tahu banyak. Namun saya harap, pengalaman saya bisa menjadi sedikit inspirasi."     

"Nikmati hidup, dan selalu peka terhadap apa yang terjadi di sekitar kalian."     

"Temukan hobi, temukan bakat kalian, dan jadikan bakat itu menjadi karir."     

"Mungkin, kalian tidak akan menjadi ilmuwan seperti saya, ilmuwan yang berdiri di panggung internasional, karena bukan itu tujuan universitas didirikan. Tempat ini adalah tempat untuk menemukan diri kalian, hobi kalian, dan keinginan kalian."     

"Mulai dari cinta, belajar, sampai hobi-hobi berkontribusi dalam organisasi, ekstrakurikuler, atau komunitas…"     

Luzhou merasakan Bapak Qin menatapnya, sehingga ia memutuskan untuk segera mengakhiri pidato.     

"Saya harap, kalian akan mendapatkan sesuatu dari kehidupan universitas selama 4 tahun."     

"Terima kasih!"     

Luzhou kemudian membungkuk.     

Suasana ruangan menjadi hening sesaat…     

Sebelum suara keras tepuk tangan bergema.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.