Sistem Teknologi Gelap

Tawaran Asuransi



Tawaran Asuransi

0Hadiah dari Penghargaan Cole, ditambah dengan uang 1 juta yuan dari Jinling… Saat ini, Luzhou memiliki uang sebesar 1.6 juta yuan, dan itu cukup untuk mulai mencicil rumah.     
0

Setelah mengurus uang yang ia menangkan di bank, Luzhou memandang saldo rekening-nya dengan sangat senang.     

Tidak punya waktu tidak selalu buruk.     

Ia sudah mengurus cek dari Jinling, namun ia masih menyimpan cek 100 ribu USD dari Penghargaan Cole. Sebentar lagi, ia akan pergi ke Princeton, ditambah lagi, cek itu tidak bisa ditukarkan di ICBC.     

Tiba-tiba, seorang pria berjas dan bersepatu rapi mendekat sembari menyunggingkan senyum.     

"Apakah Anda ingin membeli asuransi? Asuransi kami akan menanggung semua biaya luka karena kecelakaan dan selain itu, Anda berhak mengambil uang Anda secara penuh setelah 10 tahun. Dengan asuransi ini, Anda tidak akan rugi!"     

Mendengar pertanyaan itu, Luzhou segera berhenti melamun.     

Ia membalas senyuman sales itu dan berkata, "Tidak, terima kasih."     

Ia lalu berjalan keluar dari bank dan kembali ke kawasan universitas dengan sepeda.     

Luzhou memandang mobil yang berlalu-lalang sembari berpikir.     

Mungkin sudah waktunya ia belajar mengemudi?     

Sebentar lagi, ia akan pergi dan tinggal di Amerika, dan sangat sulit pergi kemana-mana di sana tanpa mobil. Terutama di kota kecil yang agak terpencil seperti Princeton.     

Luzhou menghela nafas dan mengambil keputusan.     

Untuk saat ini, ia akan berusaha mendapatkan izin mengemudi domestik terlebih dahulu.     

...     

Luzhou tinggal di universitas sampai hari tahun baru tiba, sebelum pergi kembali ke kampung halaman dengan menggunakan kereta cepat. Ia pergi ke sebuah kota kecil bernama Jiangling.     

Sesampainya di Jiangling, ia menarik koper dan pergi ke rumahnya. Sesampainya di depan pintu, ia menekan bel dan terdengar suara sandal seseorang dari balik pintu.     

"Kakak!"     

Saat pintu terbuka, Xiaotong memeluknya sembari tersenyum.     

Setelah satu tahun tidak bertemu, Xiaotong sudah tumbuh sedikit lebih tinggi. Dahi gadis itu sudah sampai di hidung Luzhou.     

Namun, walaupun Xiaotong semakin dewasa, bagi Luzhou adiknya itu masih adiknya yang dulu menangis saat dihina oleh teman-teman di kelasnya, dan adiknya yang dulu bersembunyi di balik punggungnya sambil menangis.      

Luzhou menahan sakit pada hidungnya dan membelai rambut adiknya. Dengan membawa koper, ia berjalan masuk ke dalam rumah.     

Ia memandang ke arah dapur, sembari mengenakan sandal rumah dan bertanya, "Di mana Ayah dan Ibu?"     

"Ayah dan Paman pergi memancing, dan Ibu sedang membeli sayuran. Nanti malam, kita akan makan daging!" Jawab Xiaotong.     

Luzhou tersenyum dan berkata, "Kamu tidak ikut?"     

"Aku sedang mengerjakan PR!" Xiaotong lalu menarik tangan Luzhou, "Kak, Kak, dimana oleh-olehku?"     

Ya, ketahuan kalau ada maunya.     

Baru beberapa menit, dan keinginannya sudah terlihat.     

Waktu itu, Luzhou menelepon Xiaotong dengan fasilitas video call agar adiknya bisa memilih sendiri oleh-olehnya. Adiknya memilih untuk membeli coklat dengan bungkus yang indah.     

Saat itu, ia sudah membelikan oleh-oleh untuk ayah dan ibunya, dan ia memiliki sisa uang 200 atau 300 dolar. Ia tidak ingin menukarkan uang itu kembali menjadi yuan, sehingga ia menghabiskan semua sisa uangnya untuk membeli coklat tersebut.     

Ya, memang sih, Xiaotong beserta keluarganya tidak ada yang tambun.     

Luzhou memberikan salah satu kopernya kepada Xiaotong dan tersenyum, "Semuanya ada di koper ini. Bantu aku membawanya ke kamar, dan setelah itu ambilkan air minum."     

"Iya! Terima kasih, Kak!"     

Xiaotong mencium kakaknya, lalu menarik koper itu dan berlari ke kamar.     

Luzhou memandang adiknya yang berlari-lari dengan senang, tersenyum, dan pergi ke dapur untuk menyeduh teh.     

Saat ia kembali dari dapur, Xiaotong keluar dengan membawa 'hadiahnya'.     

Luzhou tersenyum dan mengingatkan, "Jangan dimakan banyak-banyak, ya. Bisa-bisa aku tidak mengenalmu setelah aku kembali dari Princeton."     

"Iya, tidak akan langsung kuhabiskan." Jawab Xiaotong.     

"Keputusan ada di tanganmu, aku tidak bisa mengendalikanmu. Ah, selain itu, sejak kapan kamu bisa berdandan?"     

Luzhou tidak hanya membelikan coklat, ia juga membelikan kosmetik merk Clinique.     

Merek itu adalah merek yang populer di Amerika, dan harganya dapat dibilang cukup terjangkau. Luzhou melihat kosmetik itu di toko suvenir dan memutuskan untuk membelikan kosmetik tersebut.     

Dulu, keluarga mereka sangatlah miskin. Sekarang pun, Xiaotong tidak pernah meminta hal yang aneh-aneh.     

Sekarang, Luzhou dapat dibilang cukup kaya, dan ia tidak akan menolak permintaan adiknya selama permintaan itu masih masuk akal. Walaupun rasanya terlalu cepat bagi seorang siswi sekolah menengah untuk belajar berdandan…     

"Siapa bilang aku bisa berdandan? Aku membelikan ini untuk temanku."     

Luzhou terdiam, "Kamu masih membelikan barang untuk teman-temanmu?"     

"Iya." Xiaotong menjawab, "Sudah kuhitung, dan dengan semua ini, aku bisa untung banyak! Setelah laku, akan kuganti uangnya."     

… Memang buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.     

Luzhou terkejut sampai tersedak.     

Ia pergi jauh-jauh ke California demi mengharumkan nama bangsa, dan adiknya malah sibuk mencari uang.     

Luzhou mengusap mulutnya dan berkata, "Aku memintamu untuk memilih oleh-oleh kesukaanmu, dan kamu masih memikirkan uang?"     

"Kenapa, Kak?" Xiaotong memandang kakaknya, "Kalau kakak mau, mau kubagi separuh keuntungan penjualan?"     

… Dasar!     

Bukan itu maksudku!     

Luzhou melambaikan tangannya, "Tidak, tidak, simpan saja uangnya… Kamu jangan memikirkan uang terus, belajarlah yang rajin. Kuberitahu ya, Kakak tadi kembali ke Jinling. Kamu tahu kakak dapat berapa?"     

"Berapa?" Xiaotong menelan ludah.     

"Satu juta yuan." Luzhou berkata sambil mengangguk.     

Xiaotong terdiam, suaranya terdengar bergetar, "Banyak sekali…"     

"Tentu saja, jika kamu cerdas, kamu akan punya kesempatan untuk mendapatkan uang." Luzhou mengangguk, "Pengetahuan adalah kekayaan terbesar!"     

Tidak semua orang bisa mendapatkan sebanyak itu, sih…     

Xiaotong menjadi gembira, "Baik Kak, aku mengerti! Aku akan belajar dengan rajin dan menjadi penerusmu di Jinling!"     

Melihat mata Xiaotong yang berbinar-binar, Luzhou hanya bisa menghela nafas.     

Memang ya…     

Mereka memiliki banyak kesamaan.     

Luzhou berharap adiknya akan merasakan antusiasme yang sama saat mengerjakan soal-soal ujian.     

Luzhou berdehem dan berkata, "Tidak perlu sampai begitu… Setidaknya, kamu tidak perlu terlalu memikirkan uang. Jika kamu ada masalah, akan kubantu, dan jika kamu suka mungkin kamu bisa masuk jurusan akuntansi."     

Alasan mengapa Luzhou tidak ingin adiknya bekerja adalah, ia bekerja agar adiknya bisa menikmati kehidupan kuliah yang seru dan nyaman.     

Untuk masalah biaya pengeluaran kebutuhan dan biaya kuliahnya, ia bisa menyelesaikan masalah itu sendiri.     

Memang, itu adalah pilihan yang sulit.     

Namun, ia tidak ingin adiknya memikirkan hal-hal lain selain masa depan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.