Sistem Teknologi Gelap

Teka-Teki Terakhir



Teka-Teki Terakhir

0Dalam dunia matematika, ada sebuah hinaan yang sering digunakan untuk melecehkan para fisikawan yang terlalu bergantung pada eksperimen. Misalkan mereka harus melakukan eksperimen tentang bilangan prima, tentang bagaimana semua bilangan ganjil adalah bilangan prima.     
0

Pertama, mulai eksperimen. 1 tidak perlu dieksperimenkan karena sudah pasti, 3 adalah ganjil dan prima, 5 adalah ganjil dan prima, 7 adalah ganjil dan prima, 11 adalah ganjil dan prima, 13 adalah ganjil dan prima…     

Oke, sudah selesai! Eksperimen menyatakan bahwa semua bilangan ganjil adalah bilangan prima.     

Kemudian, saat ada alat baru lagi, mereka menemukan bahwa ada bilangan prima yang lebih besar lagi dari batas yang sudah ditentukan sebelumnya, atau ada bilangan yang tidak terdeteksi sebagai bilangan prima, sehingga definisi dan teori baru harus dibuat lagi. Begitu saja terus sampai ratusan bahkan ribuan kali.     

Rasanya seperti mengulangi evolusi saja.     

Namun, di sisi lain, inilah yang membuat fisika teori menjadi bidang yang unik, bidang yang berbeda dengan keindahan bilangan pasti di dunia matematika.     

Fenomena sederhana tersebut sama dengan keadaan 750GeV ini. Saat muncul berkali-kali, keadaan itu akan digadang-gadangkan sebagai penemuan, tetapi saat hilang, tiba-tiba akan jadi 'kesalahan detektor'.     

Sayangnya, LHC yang baru pun juga tidak bisa mengambil data di bawah angka tertentu.     

Pertemuan pun segera berakhir.     

Hasil kerja keras Luzhou adalah dua artikel jurnal dengan namanya dan nama Profesor Frank.     

Untuk dirinya, ini berita buruk.     

Namun, ia tidak akan menyerah.     

Walaupun Profesor Frank sudah menyerah, Luzhou akan terus mengejar penelitian ini.     

Bagi Luzhou, matematika adalah bahasa para dewa, dan walaupun ia tidak percaya adanya dewa, ia percaya matematika tidak akan menipu.     

Dengan perhitungan matematika, ia telah memprediksi keberadaan karakteristik aneh tersebut, dan walaupun ia tidak tahu mengapa karakteristik itu menghilang, ia tidak percaya kalau karakteristik itu bisa muncul tanpa sebab.     

Bagaimana bisa keanehan muncul bersama-sama dalam dua detektor?     

Fluktuasi kuantum?     

Jumlah energi itu terlalu besar untuk dianggap sekedar fluktuasi.     

Luzhou awalnya ingin bersantai di New York selama 2 hari, namun kejadian ini membuatnya sebal.     

Ia kembali ke Princeton dengan mobil saat siang.     

Saat ia kembali, hari sudah malam, dan ia melihat Molina yang baru saja kembali dari lari malam. Saat ini, wanita itu mengenakan pakaian olahraga berwarna hitam, sehingga rambut pirang emasnya terlihat elegan.     

Molina melihat Luzhou dan bergurau.     

"Kamu sedang kesal, ya?"     

"Iya."     

Molina mengernyitkan alisnya dengan senyum sombong, "Memangnya kenapa, kamu habis diputuskan pacar?"     

"Ya."     

Luzhou menjawab dengan asal, lalu mengambil kunci kamar dan masuk.     

Molina menatap punggung Luzhou beserta pintu kamarnya, dan setelah beberapa saat ia menggumam.     

"Masa benar-benar diputuskan, sih…"     

...     

Untuk mendapatkan data keanehan 750GeV, seseorang membutuhkan hadron collider, detektor, dan berbagai macam perlengkapan lainnya.     

Dengan bantuan kalkulasi, Luzhou bisa menghitung kemungkinan kemunculan keanehan itu, namun ia tidak bisa membuktikan keberadaan sebuah partikel dengan matematika saja. Ia hanya bisa berharap dan menunggu CERN membuktikan teorinya, sementara ia terus memperbaiki dan memperbaharui model partikel.     

Sayangnya, banyak orang yang sudah kehilangan kepercayaan kepada karakteristik tersebut.     

Seperti kata Molina, jika dilihat dari sudut pandang tertentu, ia seperti 'diputuskan pacar'.     

Luzhou tidak tahu harus melakukan apa, ia hanya bisa berusaha menenangkan diri dengan bantuan matematika.     

Setidaknya, metode-nya sudah mencapai tahap akhir penyempurnaan. Mungkin saja perasaan ini dapat dijadikan motivasi untuk menyelesaikan sebuah hipotesis baru.     

Setelah mandi, Luzhou segera tidur.     

Keesokan harinya, ia bangun dengan pikiran yang lebih segar. Ia pergi untuk mencetak dokumen-dokumen yang ia dapatkan dari internet.     

Dari semua gedung-gedung yang ada di kawasan Universitas Princeton, gedung Departemen Matematika adalah yang paling tinggi, seakan-akan menyimbolkan kekuatan departemen tersebut.     

Namun, Luzhou tidak kemari untuk mendengarkan kelas-kelas di sana. Kelas-kelas di sana hanya tentang dasar-dasar Teori Angka.     

Sebagai pemenang Penghargaan Cole, ia tidak perlu membuang-buang waktu untuk mendengarkan kelas-kelas dasar seperti itu. Sehingga, ia menghabiskan waktunya seperti saat dulu di Jinling, dengan pergi ke perpustakaan dan membaca buku.     

Buku yang dibacanya adalah autobiografi sosok bernama Yang Zhengui, dan ia sedang membaca bab tentang seorang ahli matematika bernama Fermat.     

Ia mengatakan bahwa Fermat menyarankannya untuk tidak tinggal terlalu lama di Princeton, karena Princeton sangatlah kaku, lebih mirip institusi agama ketimbang institusi pendidikan.     

Menurut autobiografi tersebut, Fermat adalah sosok yang sangat suka berbincang-bincang dan berdiskusi dengan murid-muridnya, namun ia tetaplah sosok berprestasi dengan banyak seminar dan pemenang enam Nobel.     

Fermat juga mengatakan bahwa ia berencana untuk menghabiskan pensiunan dengan pergi ke Amerika Timur, mengajar di universitas Ivy League kecil, dan menulis buku-buku fisika.     

Karena surat Vera beberapa waktu lalu, Luzhou menyadari ia telah melewatkan beberapa pengetahuan umum saat meneliti Hipotesis Goldbach.     

Makalah yang ditulis oleh Helfgott sangatlah mendetail, namun melompat-lompat, sehingga walaupun Luzhou bisa mengikuti, banyak yang tidak bisa ia pahami dan membuatnya kebingungan.     

Memang, detail itu penting untuk belajar matematika.     

Luzhou berharap dengan mengingat hal-hal dasar, ia akan mendapatkan inspirasi untuk menyelesaikan Hipotesis Goldbach.     

Luzhou memasuki salah satu kelas tanpa menarik perhatian para murid di sana.     

Dosen yang sedang mengajar di kelas itu bernama Charles Feverman, kepala Departemen Matematika di Princeton. Menurut cerita, ia mulai belajar kalkulus pada umur 12 tahun, dan ia mendapatkan gelar doktor dari Princeton pada usia 20 tahun. Pada usia 22 tahun, ia sudah mengajar di Universitas Chicago.     

Charles memandang ke arah pintu dan melihat Luzhou, sepertinya ia mengenal pemuda tersebut, namun tidak mengatakan apa-apa. Ia hanya terus menuliskan rumus-rumus di papan dan menjelaskan.     

Princeton bukanlah universitas biasa, Princeton adalah tempat berkumpulnya dewa-dewa di antara murid terbaik. Di sini, para pemenang olimpiade internasional dari seluruh dunia telah berkumpul.     

Tentu saja, kelas untuk jenius berbeda dengan kelas untuk mahasiswa biasa.     

Dengan profesor yang berbeda pula.     

Charles membicarakan tentang pembuktian teorema bilangan prima, namun saat ia menuliskan rumus baris ke-20, seorang mahasiswa mengangkat tangan.     

"Profesor, nilai Φ(s)seharusnya adalah 2, bukan 3!"     

Sepertinya, beberapa mahasiswa sudah mempelajari teorema tersebut.     

Charles berbalik dan tersenyum, "Kamu benar, namun percayalah, walaupun tahap ini salah, aku masih bisa mencapai kesimpulan yang sama."     

Mahasiswa itu terdiam, dan suara bisikan terdengar di kelas.     

Dan dari situ, Luzhou dapat menyimpulkan bahwa para mahasiswa itu sangat hebat.     

Luzhou sendiri bisa mengerti perasaan mahasiswa tersebut.     

Ia percaya pada kekuatan perhitungan yang tepat dan benar. Walaupun terkadang ia tidak bisa melanjutkan suatu perhitungan, ia tidak akan melakukan kesalahan.     

Luzhou tidak mengatakan apa-apa, ia hanya menunggu.     

Charles berbalik dan kembali menuliskan rumus.     

15 menit berlalu, dan akhirnya dosen tersebut menuliskan baris terakhir rumus. Semua mahasiswa di dalam kelas pun terdiam.     

Terutama mahasiswa yang menunjukkan kesalahan tersebut.     

Memang, kesalahan itu tidak hilang dan masih tetap ada, tetapi…     

Hasil akhirnya tetap saja benar!     

"Ada lebih dari 10 metode untuk membuktikan teorema bilangan prima. Memang, perhitungan tepat sangatlah penting, namun untuk saat ini, yang lebih diutamakan adalah konsistensi logika. Konsistensi logika dibutuhkan oleh semua ilmu, termasuk matematika dan sains. Aku bisa mencapai hasil yang sama, karena pada intinya, kebanyakan metode hampir sama…"     

Charles tersenyum, lalu menghapus angka 3, dan menggantinya dengan angka 2, "Tetapi, kesalahan ini tidak bisa sembarangan dilakukan. Seperti kata Smith, memang hasilnya adalah 2, namun 2 dan 3 sama-sama memenuhi syarat interval yang telah didefinisikan dalam fungsi ζ (x)."     

Sudah jelas, dosen tersebut sangat mengenal proses perhitungan yang ia gunakan.     

Sepertinya, ia sengaja melakukan kesalahan…      

Tetapi, kesalahan itu bukan fokus Luzhou.     

"Semua cara sebenarnya sama…"     

Luzhou terus mengulangi kalimat itu dalam pikirannya.     

Tiba-tiba, matanya terlihat berbinar-binar.     

Jawaban pertanyaan yang selama ini ia cari ternyata sudah ada di tangannya...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.