Sistem Teknologi Gelap

Ujian Dari Sang Profesor



Ujian Dari Sang Profesor

0Waktu berlalu dengan cepat.     
0

Pada tanggal 20 April, Profesor Lu kembali dari Shanghai untuk menghadiri pertemuan di Jinling. Setelah pertemuan selesai, Luzhou dipanggil masuk ke kantor.     

Saat Luzhou masuk di kantor, pria tua itu datang dan tersenyum.     

"Bagaimana persiapannya?"     

"Lumayan.... Jangan terlalu susah ya, Pak." Ujar Luzhou.     

Profesor Lu kemudian berkata, "Lumayan? Kalau begitu, kita langsung saja. Jawab dua soal saja."     

Sang profesor kemudian membuka laci, lalu mengambil secarik kertas A4, dan meletakkan kertas itu di atas meja.     

"Ini pulpen-nya, tulis jawaban kedua soal itu di kertas."     

Luzhou mengambil kertas dan pulpen yang diberikan, lalu memandang ketiga soal tersebut sambil mengernyitkan alisnya.     

Benar saja, tiga pertanyaan yang cukup sulit tertulis di atas kertas tersebut.     

Memang sih, ia sudah dengar kalau ujian Profesor Lu memang sulit....     

Profesor Lu tersenyum dan bertanya, "Kenapa? Apakah kamu tidak mengerti?"     

"Mengerti kok," Luzhou tersenyum dan memandang kedua soal dengan ekspresi serius, "Tetapi, saya akui, ini sulit."     

Profesor Lu hanya tersenyum kemudian duduk sambil menyilangkan kaki, menunggu jawaban Luzhou.     

Sulit juga....     

Kalau ini tidak sulit bagi sang profesor, lalu soal seperti apa yang dianggap sulit baginya?     

Di sisi lain, memang Profesor Lu adalah seorang ahli terkenal, kan? Tidak mungkin seorang ahli terkenal memiliki murid S2 yang hanya sepintar murid S2 profesor biasa.     

Pertanyaan-pertanyaan yang ada pada kertas tersebut bukanlah pertanyaan untuk menguji seorang mahasiswa S2.... Pertanyaan-pertanyaan itu lebih cocok untuk ujian masuk mahasiswa S3.     

Jadi, kalau Luzhou bisa mengerjakan dua soal, ia setara dengan mahasiswa S3. Kalau dia bisa mengerjakan tiga, maka kemampuannya di atas rata-rata.     

Keempat mahasiswa S3 yang pernah diajari oleh Profesor Lu semuanya bisa mengerjakan ketiga soal tersebut. Walaupun topik mereka berbeda, tingkat kesulitan soal-soal tersebut hampir sama.     

Profesor Lu menunggu Luzhou mulai mengerjakan. Setelah Luzhou membaca ketiga soal, ia melihat soal pertama, soal yang paling mudah baginya.     

Soal pertama adalah soal teori.     

Namun, soal itu bukan soal teori biasa, melainkan soal penerapan teori matematika dalam fisika kuantum.     

Teori-teori matematika yang ditanyakan dalam soal ini dibuat secara independen oleh matematikawan sebelum bidang 'fisika kuantum' diakui oleh dunia, sehingga pengaplikasian teori-teori ini lebih sulit ketimbang pengaplikasian hal-hal seperti kalkulus. Teori-teori yang ditanyakan sangat sulit dipelajari dan digunakan.     

Namun, soal ini tidak terlalu sulit bagi Luzhou yang fokus matematika, sebelum fokus pada kombinasi matematika dan fisika.     

[Penjelasan degenerasi tak terkendali atom hidrogen berdasarkan teori matematika.]     

Judul itu terlihat pendek, namun sebenarnya sangat kaya dengan informasi.     

Fenomena degenerasi atom hidrogen yang lebih cepat ketimbang atom-atom lainnya dikenal dengan istilah 'degenerasi tak terkendali', namun dalam fisika kuantum, tidak memiliki cara untuk menjelaskan degenerasi tak terkendali, sehingga mereka harus menggunakan teori matematika untuk menjelaskan fenomena tersebut.     

Luzhou menutup matanya, berusaha untuk mengingat semua pengetahuan fisika kuantum yang dibacanya di buku-buku. Ia berusaha mengingat semua hal yang berhubungan dengan atom hidrogen.     

Dengan semua hal yang ia ketahui, ia membuat rumus dengan bantuan ilmu matematika.     

Luzhou membuka mata lalu menarik nafas dalam-dalam, kemudian ia menuliskan sesuatu.      

[Atom hidrogen: H = P²/2μ-Ze²/r....]     

[Dalam gaya potensial Coulomb, ada vektor yang diumpamakan sebagai M` = ....]     

[Casimir, C = …]     

[...]     

Melihat kecepatan pengerjaan Luzhou, Profesor Lu pun mengernyitkan alisnya.     

Awalnya ia mengira Luzhou akan membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk berpikir, sehingga ia tidak menyangka dalam beberapa menit saja Luzhou sudah menuliskan jawaban.     

Ditambah lagi, jawaban itu benar.     

Ia berencana memberikan petunjuk jika Luzhou tidak bisa, namun sepertinya tidak perlu.     

[Tingkat energi E (n + 1) terhubung dengan kuantum yang diumpamakan sebagai (n,1) dengan degenerasi Σ2(l+1)=n²...]     

Melihat jawaban itu, Profesor Lu mengangguk perlahan.     

Pertanyaan pertama, benar!     

Tanpa memperhatikan ekspresi Profesor Lu, Luzhou terus mengerjakan soal tersebut dan akhirnya fokus ke soal kedua.     

Soal kedua membahas tentang teori lubang Dirac, teori yang berhubungan dengan medan kuantum. Pertanyaan itu adalah pengukur pemahaman seorang mahasiswa tentang Persamaan Dirac.     

Pertanyaan teori seperti ini tidak terlalu sulit untuk Luzhou yang telah mempelajari teori ini dengan bantuan pil fokus, sehingga ia tidak akan lupa.     

Dibandingkan dengan pertanyaan pertama, pertanyaan ini lebih mudah.     

Luzhou segera menuliskan jawaban pertanyaan kedua dengan berbagai teori.     

Melihat Luzhou menjawab pertanyaan kedua, Profesor Lu pun tersenyum.     

Ah, ternyata ia bisa menjawabnya.     

Luzhou memiliki potensi yang baik untuk mempelajari fisika teori, bahkan memiliki kesempatan untuk menjadi penerusnya, kesempatan yang lebih besar ketimbang ketiga mahasiswa S3 yang saat ini sang profesor miliki.     

Jika program universitas tidak memaksa Luzhou untuk pergi ke luar negeri, ia mungkin akan mengajari Luzhou secara langsung.     

Namun, ia juga mendukung keinginan Luzhou untuk mencari ilmu yang lebih tinggi di luar negeri.     

Setelah menyelesaikan soal kedua, Luzhou mulai membaca soal ketiga.     

Namun, melihat soal itu, ia terdiam.     

Soal itu adalah soal tentang 'string theory'     

String theory adalah teori yang digunakan untuk menyatukan dua teori fisika yang tidak cocok, seperti teori fisika kuantum dan teori relativitas, untuk menciptakan sebuah 'teori universal' yang bisa digunakan untuk mendeskripsikan seluruh semesta. Teori legendaris yang dikenal sebagai Great Universal Theory (GUT).      

Basis teori itu adalah teori matematika.     

Awalnya, penemu teori ingin membuat sebuah teori matematika yang bisa mendeskripsikan kekuatan nukleus sebuah atom. Namun, tanpa sengaja, ia menemukan teori ini.     

Ketidaksengajaan itu terdengar seperti cerita novel murahan, tetapi itu benar-benar terjadi.     

Dalam ketidaksengajaan itu, lahirlah 'string theory'.     

Setelah string theory muncul, teori-teori berdasarkan teori itu bermunculan, seperti teori Bossian, teori Edward Witten.... Semuanya dituliskan berdasarkan teori tersebut.     

Salah satu cita-cita terbesar dunia fisika adalah membuat Great Universal Theory yang bisa mendeskripsikan segala situasi dalam semesta.     

Namun sayangnya, proses pembuatan teori ini berkembang dengan sangat lambat.     

Ditambah lagi, fisika benda padat (condensed matter) berada berseberangan dengan fisika teori.     

Bahkan, Bapak Yang, salah satu fisikawan ternama di dunia, tidak menyukai string theory, sehingga teori itu lebih sering digunakan dalam matematika. Beberapa ahli matematika bahkan memuji string theory.     

Namun, yang membuat Luzhou bingung adalah pertanyaan ketiga ini meminta opini-nya tentang string theory.     

Apa pendapatmu tentang spring theory?     

Apa ini pertanyaan subjektif, atau pertanyaan tentang pemikirannya?     

Ini pertanyaan apa sebenarnya?     

Luzhou menatap pertanyaan itu, tidak tahu harus menuliskan jawaban seperti apa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.