Sistem Teknologi Gelap

Pertemuan Di Beijing



Pertemuan Di Beijing

0Jika kamu tidak pernah memaksakan diri dan bekerja keras, kamu tidak akan pernah tahu potensi dirimu.     
0

Setelah Luzhou berhasil menyelesaikan makalah itu, ia sendiri pun terkejut dengan kecepatan kerjanya. Dalam waktu satu minggu saja, ia berhasil membuat makalah yang memiliki bobot hampir sama dengan makalah Hipotesis Polignac.     

Namun, tentu saja makalah itu masih berhubungan dengan Hipotesis Polignac, hanya lebih spesifik saja.     

Makalah itu berjumlah 15 halaman, dengan judul yang sangat sederhana. Pada halaman judul, hanya ada satu kalimat berbunyi, "Metode Riset Berbasis Struktur Group Theory".     

Tentu saja, membuat metode baru tanpa bukti sangat mudah dilakukan. Untuk membuktikan kehebatan metode baru tersebut, Luzhou memberikan dua contoh.     

Contoh pertama adalah contoh bilangan Prima Kembar, dan contoh kedua adalah Teori Wilson.     

Kedua soal itu adalah sesuatu yang sangat berpengaruh dalam dunia Teori Angka—bahkan kedua soal itu bisa dijadikan disertasi.     

Selain itu, ada juga Teorema Euler dan Hipotesis Fermat yang baru saja menjadi Teori Fermat. Sebenarnya, Luzhou ingin juga membuktikan keduanya dengan metode baru itu, namun kedua soal tersebut sudah memiliki metode penyelesaian yang sederhana.     

Bahkan, Teori Fermat memiliki cara penyelesaian yang sangat singkat, bahkan bisa ditulis dalam tiga baris saja.     

Kalau ia menggunakan metode-nya, mungkin hanya akan membuang-buang waktu.     

Akhirnya, sesaat sebelum batas waktu pengumpulan, Luzhou mengumpulkan makalah tersebut.     

...     

Pada pagi hari, tanggal 20 Oktober, Luzhou menarik kopernya dan naik pesawat menuju ke Beijing bersama dengan Profesor Lu.     

Kali ini, penyelenggara konferensi tersebut adalah Universitas Beijing, dengan dibantu oleh Asosiasi Matematika China.     

Konferensi ini bertepatan dengan ulang tahun ke-80 asosiasi tersebut, sehingga konferensi dilakukan semeriah mungkin. Tidak hanya para ahli matematika lokal, para ahli dari kalangan internasional pun juga diundang.     

Akomodasi dan penginapan sudah disediakan di Emperor Hotel dekat Universitas Beijing, dan Luzhou hanya perlu membayar biaya registrasi sebesar 800 yuan.     

Namun, Profesor Lu yang membayar, sehingga Luzhou tidak perlu khawatir.     

Luzhou bersyukur memiliki kesempatan bekerja dengan seorang profesor yang bisa mengatur keuangan.     

Tetapi, walaupun Profesor Lu tidak bisa mengatur uang, ia masih seorang ahli yang berpengaruh.     

Setelah sampai di bandara, mereka berdua menarik koper masing-masing dan masuk ke mobil Kak Yan.     

Dalam perjalanan, mereka berbincang-bincang, hingga akhirnya mereka sampai di hotel. Kakak Yan memarkirkan mobilnya di tempat parkir bawah tanah, dan mereka pergi ke lantai atas dengan bantuan elevator.     

Luzhou memandang Kakak Yan dengan bingung, dan akhirnya memutuskan untuk bertanya, "Kakak Yan, apakah Kakak juga ikut?"     

Kakak Yan tersenyum malu, dan sebelum ia sempat menjawab, Profesor Lu berkata, "Tidak perlu memikirkannya, dia hanya kemari untuk sekedar ikut-ikutan saja."     

Kakak Yan tersenyum, "Ikut-ikutan bagaimana? Aku kemari untuk memberi semangat pada adik kelasku."     

Mendengar jawaban itu, Luzhou pun tersenyum, "Tidak perlu sampai seperti itu, aku hanya memberi presentasi, bukan melaporkan hasil riset besar."     

Kakak Yan menepuk pundak Luzhou, "Tidak perlu merendah. Oh ya, selamat, ya! Kamu akan memberi presentasi di panggung, kan? Apa kamu tidak potong rambut atau bagaimana, agar terlihat lebih keren?"     

"...?" Luzhou terlihat bingung mendengar ucapan barusan.     

Sedangkan Profesor Lu hanya tertawa.     

Sepertinya, mereka berdua sedang menyembunyikan sesuatu....     

Dan hanya Luzhou yang tidak tahu.     

...     

Sesampainya di hotel, Luzhou meletakkan kopernya dan pergi makan malam.     

Hari ini adalah hari kedatangan dan membeli tiket registrasi. Konferensi akan dimulai besok, pada tanggal 21.     

Konferensi akan berlangsung selama 5 hari, dan mereka akan pulang pada tanggal 25.     

Konferensi ini sangatlah penting, sehingga seluruh hotel telah dipesan oleh pihak Asosiasi Matematikawan China.     

Setelah makan, Luzhou melihat orang-orang yang duduk di sana rata-rata berumur 40 hingga 50 tahun, hanya dirinya yang berumur sekitar 20 tahun di sana—jika para pelayan hotel tidak dihitung.     

Ia memutuskan untuk menyelesaikan makannya dengan cepat, kemudian membersihkan mulutnya, dan berdiri untuk kembali ke kamar.     

Namun, saat ia berjalan ke elevator, terdengar suara seseorang memanggilnya.     

"Halo! Kamu Luzhou, kan?"     

"Iya, dan kamu…?" Luzhou memandang sosok itu dengan bingung.     

"Wei Siyang, seorang mahasiswa S3 dari Universitas Aurora." Pria muda itu tersenyum dan menjabat tangan Luzhou, "Aku melihat presentasi-mu di Princeton waktu itu, tetapi aku tidak sempat bicara denganmu."     

"Ah, tidak perlu sampai begitu, aku bukan sosok terkenal…" Ucap Luzhou sambil tersenyum malu.     

Walaupun ia menyadari bahwa dirinya sangat hebat, ia masih merasa malu saat ada yang memujinya.     

Wei Siyang tersenyum dan memperkenalkan Luzhou kepada pria tua di belakangnya, "Perkenalkan, ini Profesor Ma Changan, guruku dan seorang ahli dalam bidang aljabar geometri. Pak, perkenalkan, ini Luzhou."     

Profesor Ma memiliki wajah yang terlihat selalu berekspresi datar dan berwibawa. Sepertinya, ia memiliki posisi yang cukup tinggi.     

Kemudian Profesor Ma melambaikan tangannya dan tertawa, "Ahli apanya, kamu ada-ada saja. Sudah cukup organisasi saja yang memamerkanku, kamu tidak perlu ikut-ikutan."     

Sepertinya, Profesor Ma memiliki hubungan yang baik dengan muridnya.     

Profesor itu menoleh ke arah Luzhou dan tersenyum, "Aku sudah melakukan banyak riset selama 30 tahun, namun pencapaianku tidak terlalu besar. Kalian generasi muda memang lebih hebat."     

"Profesor Ma terlalu memujiku, aku masih harus banyak belajar." Kata Luzhou.     

"Kerendahan hati adalah hal yang baik, namun fakta mengatakan bahwa kamu sudah mencapai banyak hal dalam usia yang masih muda." Ujar Profesor Ma sambil tersenyum, "Ah, kudengar kamu sedang mempelajari Hipotesis Polignac?"     

Proyek-proyek seperti itu bukanlah informasi rahasia, dan jika rahasia pun, tingkat kerahasiaannya tidak terlalu tinggi. Informasi itu sangat mudah didapat, terutama oleh mereka yang memiliki pengaruh di dunia akademik.     

Luzhou mengangguk dan tersenyum, "Benar."     

Profesor Ma mengernyitkan alisnya dan bertanya dengan penuh rasa tertarik, "Bagaimana hasilnya?"     

Luzhou lalu menjawab dengan santai, "Sudah ada perkembangan."     

Masa peninjauan soal-soal hipotesis matematika tingkat tinggi sangatlah lambat, dan dua bulan sudah berlalu semenjak ia mengunggah makalah itu. Sepertinya, proses peninjauan akan memakan waktu dua bulan lagi.     

Saat ini, masih tidak ada jawaban dari redaksi Matematika Tahunan, dan menurut situs resmi jurnal, makalahnya masih berada dalam tahap peninjauan. Luzhou tidak tahu apa yang akan dikatakan peninjau, sehingga ia tidak ingin mengatakan ia berhasil membuktikan hipotesis tersebut.     

Benar saja, mendengar jawaban itu, Profesor Ma menjadi tertarik, "Ah? Jadi kamu sudah punya ide, ya?"     

Luzhou mengangguk.     

Profesor Ma tersenyum, "Ah, aku juga melakukan riset dalam Teori Angka. Kalau kamu bersedia, bolehkah aku melihat makalahmu?"     

Luzhou terdiam dan memandang mata profesor tua itu.     

Di dunia akademik, permintaan menunjukkan makalah yang belum dipublikasikan adalah permintaan yang berani.     

Ditambah lagi, Luzhou bukan muridnya.     

Luzhou tersenyum dan menolak dengan sopan, "Terima kasih atas tawarannya, Pak, namun saya harus menolak. Saya suka belajar matematika sendiri, dan saya tidak ingin membuang-buang waktu Anda."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.