Sistem Teknologi Gelap

Sudah Terbukti?



Sudah Terbukti?

0Kemudian tidak terdengar suara dari kursi penonton.     
0

Suasana menjadi sangat hening dan canggung.     

Hanya karena satu pertanyaan tersebut.     

Ma Changan terdiam, mengira akan ada orang yang membantunya, namun sepertinya tidak ada yang terjadi.     

Sepertinya, usahanya untuk menjatuhkan Luzhou telah gagal.     

Namun ia tidak terlalu peduli. Luzhou tidak akan bisa membela dirinya sendiri.     

Ma Changan dibantu oleh Aurora, dan para profesor di Aurora tidak akan angkat bicara, sementara profesor-profesor lain tidak akan berani menantang sosok yang sudah lama berkutat di matematika demi seorang anak kecil.     

Satu-satunya kemungkinan yang tidak ia perhitungkan adalah Qiu Chengtong, yang mengkritik semua orang tanpa peduli latar belakang mereka. Namun, orang itu tidak melakukan apapun.     

Sayangnya, tiba-tiba…     

Terdengar seorang profesor tua terbatuk perlahan, kemudian berkata dengan lantang dan jelas.     

"Ah, Profesor Ma, duduklah dulu. Masalah ini bisa didiskusikan dengan Luzhou nanti setelah presentasi. Konferensi ini adalah konferensi untuk diskusi akademik."     

Ma Changan menoleh, tidak menyangka akan ada yang menentangnya.     

Wei Siyang yang sibuk mencatat di samping profesor tersebut ikut terkejut dan menoleh. Ia pun terkejut saat melihat sosok yang menyela tersebut.     

Profesor Guo!     

Dia adalah seorang matematikawan terkenal yang berkutat di dunia persamaan nonlinear!     

Tapi…     

Bukankah dia adalah profesor dari Aurora juga?     

Ekspresi Ma Changan terlihat sebal. Walaupun Profesor Guo memang disegani dalam dunia matematika, tapi ia sama sekali tidak takut.     

Sebagai murid dari seorang profesor ternama, Profesor Ma sama sekali tidak takut kepada Profesor Guo. Statusnya di dunia akademik masih lebih tinggi.     

Namun, ia harus sedikit menjaga perkataan karena Profesor Guo berasal dari universitas yang sama.     

"Profesor Guo, saya tidak setuju. Saya juga memikirkan pembiayaan riset negara, dan ini adalah masalah yang sebelumnya tidak dipertimbangkan. Bukankah ini harus didiskusikan dalam konferensi?"     

Profesor Guo terdiam.     

"Memang, metode baru sangat berguna, namun pembuktian yang ia berikan hanyalah bukti dari hal-hal yang sudah diselesaikan sebelumnya."     

"Inovasi demi inovasi, dan membuat metode baru tanpa tujuan… Hanya akan membuang-buang uang saja, kan?"     

"Hah." Profesor Guo menggeleng, tersenyum, dan duduk.     

Ia tidak ingin mencari masalah dengan murid profesor terkenal.     

Hah…     

Luzhou terdiam, hanya bisa mengumpat dalam hati. Memangnya dia siapa? Kenapa dia malah mengkritik riset Luzhou?     

Siapa dia, dan kenapa dia mencari masalah di sini? Apakah dia tahu kegunaan metode itu?     

Saat Luzhou hendak menjawab, terdengar suara yang tidak asing.     

"Izinkan saya bicara."     

Seorang pria tua berdiri perlahan dari sisi belakang kursi penonton. Suaranya terdengar tidak sabar.     

"Apakah Profesor Ma sudah membaca jurnal Matematika Tahunan?"     

Mendengar suara pria itu, Luzhou pun terkejut.     

Dia kan…     

Xiang Huanan, salah satu dosen yang berpartisipasi dalam sidang skripsi-nya, profesor yang digadang-gadang akan membuat sidangnya sulit.     

Sudah lama Luzhou tidak bertemu dengannya.     

Mendengar pertanyaan itu, Profesor Ma menjadi sebal.     

Pertanyaan itu sangatlah tidak sopan. Sebagai seorang matematikawan, menanyakan apakah ia sudah membaca Matematika Tahunan, yang merupakan salah satu dari empat jurnal terbaik dan paling berpengaruh di dunia matematika, kira-kira sama tidak sopan-nya dengan menanyakan apakah seorang mahasiswa S1 membawa pensil dan kertas ke kelas.     

Profesor Ma tersenyum dan berkata, "Tentu saja." Jurnal itu adalah salah satu jurnal yang selalu ada di Departemen Matematika di Universitas Aurora.     

"Jadi, apa Anda sudah membacanya?" Tanpa menunggu penjelasan, Profesor Xiang kembali berkata, "Kalau sudah membacanya, Anda tidak akan menanyakan ini."     

"Apa maksud Anda?" Profesor Ma terdiam.     

Sementara Profesor Xiang tersenyum, "Di edisi terbaru Matematika Tahunan, metode membuktikan Polignac sudah tertera, dan penulisnya berdiri di depan Anda. Tapi Anda menyebut penulis metode itu sedang menjelaskan metode 'tidak berguna'."     

Suasana pun hening.     

Ada beberapa orang yang tidak peduli tentang hal lain selain perkembangan dunia akademik.     

Profesor Guo mencoba mengingatkannya, namun Profesor Ma tidak menggubris.     

Para profesor tersebut sudah melihat dan membaca edisi terbaru Matematikawan Tahunan, dan mereka kemari untuk melihat metode yang digunakan Luzhou, metode yang tidak bisa dituliskan karena 'kurangnya tempat'.     

Nyaris tidak ada matematikawan yang tidak pernah membaca jurnal itu.     

Ada beberapa yang terkejut, ada juga yang kagum. Sepertinya, mereka baru tersadar.     

Mereka yang sebelumnya tidak tahu dan tidak percaya pun menjadi yakin. Anak muda yang baru saja menyelesaikan Prima Kembar tahun ini telah berhasil membuat metode untuk menyelesaikan Hipotesis Polignac!     

Awalnya, ada yang tidak mengerti mengapa Asosiasi Matematikawan China berani memberikan Shengshen kepada pria berusia 21 tahun.     

Namun kini mereka paham.     

Luzhou pantas mendapatkan penghargaan itu.     

Ma Changan terdiam, tidak tahu harus berkata apa setelah mendengar pernyataan tersebut.     

Ia benar-benar tidak menyangka, dan tidak percaya pada apa yang didengarnya.     

Namun, tidak mungkin Profesor Xiang berbohong—semua orang bisa memeriksa kepastian pernyataan seperti itu dengan membuka jurnal.     

Wajahnya memerah, ia tidak tahu harus mengatakan apa. Ia hendak duduk, namun kakinya tidak bergerak.     

Ia ingin menjatuhkan Luzhou, namun usahanya gagal, dan ia pun dipermalukan. Ia telah menjadi bahan tertawaan.     

Profesor Guo, yang tadi mengingatkan Profesor Ma, hanya bisa menggeleng.     

Pertanyaan adalah hal biasa, namun dalam diskusi akademik, para peserta harus berhati-hati saat bertanya.     

Jika mereka menanyakan sesuatu yang tidak penting, mereka bisa menjadi bahan tertawaan.     

Itulah yang dilakukan Profesor Ma.     

Pertanyaan aneh itu telah membuatnya kehilangan muka, walaupun ia adalah murid seorang profesor terkenal. Bahkan, Universitas Aurora bisa kena imbasnya.     

Sepertinya, akan lebih baik jika ia diam dulu.     

Setidaknya, sampai ia memiliki hasil riset yang lebih baik!     

Profesor Guo hanya memandang pria muda yang berdiri di atas panggung.     

Pria muda yang sudah memiliki banyak pencapaian, pria yang bisa menahan diri untuk tidak membalas hinaan, pria yang bisa menunggu terbitnya hasil riset.     

Pria muda yang memandang Ma Changan menggali kuburannya sendiri.     

Kecerdasan hebat yang tidak mungkin dimiliki seorang anak muda, jika saja ia tidak melihat sendiri kejadian ini!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.