Sistem Teknologi Gelap

Aku Takut Pergi Ke Universitas Palsu



Aku Takut Pergi Ke Universitas Palsu

0

Ruang kelas dipenuhi dengan tempat duduk. 

0

Para senior yang ingin mengikuti ujian pascasarjana sedang berkonsentrasi belajar. 

Di meja samping ada Tang Zhiwei yang sedang duduk. Ia adalah seorang profesor dari Departemen Matematika di Universitas Jinda. Saat ini, ia sedang menaruh surat kabar dan melihat dengan teliti topik yang berada di atas kertas buram sambil memutar-mutar tutup pena yang ada di tangan kanannya. 

Luzhou yang berdiri di sampingnya jelas paham kalau beliau sedang berpikir. 

"Kamu mendapatkan topik ini dari mana?" Tanya Tang Zhiwei setelah lama menatap rumus yang ada di atas kertas. 

"Koefisien Fourier telah disebutkan pada buku referensi, jadi saya ke perpustakaan untuk mencari informasi yang relevan. Beberapa variasi dari Teorema Inversi Fourier telah ditemukan. Dan tentang pengaplikasian beberapa variannya, saya akan coba untuk menyimpulkan dan menentukan bahwa langkah ini tidak mampu diselesaikan." 

(Dalam matematika, Deret Fourier merupakan penguraian fungsi periodik menjadi fungsi-fungsi berosilasi, yaitu fungsi sinus dan kosinus, ataupun eksponensial kompleks. Ilmu ini digunakan untuk memecahkan masalah persamaan panas lempeng logam).

Tang Zhiwei memandang Luzhou sejenak, lalu kembali mengalihkan pandangannya pada kertas buram. Kali ini, bukannya menaruh tutup pena, beliau justru mengambil kapur dan berjalan ke arah papan tulis sambil memegang kertas buram. 

Luzhou pun menatap papan tulis dengan seksama. Mungkin karena ia pernah mengerjakan soal ini sebelumnya, karena itu ia mampu mengikuti penjelasan gurunya.

Para mahasiswa yang tertarik dengan suara deritan kapur dari arah podium pun ikut mengangkat kepala mereka dan melihat rumus yang berada di atas papan tulis dengan tatapan kosong, lalu kembali menurunkan kepala. 

Emmm…

Apa maksud tulisan di papan itu? 

Waktu telah berlalu, dan seluruh bagian papan tulis telah penuh dengan tulisan. 

Dari sudut kiri papan tulis hingga sudut kanan bawah papan tulis. Tang Zhiwei berhenti menulis dan melihat ke belakang lalu bertanya pada Luzhou. "Apakah anda mengerti bagian yang ini?" 

Luzhou menganggukan kepala sambil menatap papan tulis dengan seksama. Ia kemudian berkata, "Ya. Saya mengerti." 

Tang Zhiwei lalu mengangkat alis dan bertanya. "Apakah anda benar-benar mengerti?" 

Luzhou menjawab lagi. "Saya benar-benar mengerti." 

Tang Zhiwei lalu mengambil penghapus papan tulis dan menghapus semua tulisan yang ada di papan tulis. Beliau kemudian mengambil kapur dan kembali menulis di atas papan. Penilaian beliau terhadap Luzhou berkurang sebanyak setengah poin. 

Beliau tidak menyukai dua jenis siswa dalam sepanjang hidupnya. Dua jenis siswa itu adalah, yang meminta perubahan nilai dan yang suka menanyakan pertanyaan yang tidak berhubungan dengan topik. 

Beliau paling tidak suka jenis siswa yang kedua karena terlalu membuang-buang waktu. 

Mingming tidak begitu tertarik dengan matematika, tetapi masih terlihat sok tahu, benar-benar memuakkan! Orang semacam ini hanya ingin berdekatan dengan guru dan tidak tahu sama sekali apa yang ingin dipelajari. 

Ditengah-tengah kegiatannya menulis, Profesor Tang Zhiwei tiba-tiba berhenti dan menatap Luzhou. Ia lalu tertawa dan berkata, "Saya telah menghitung poin yang ini. Anda tentunya mengerti bukan?" 

Luzhou menganggukkan kepala lalu berkata, "Saya mengerti. Terima kasih, Pak Guru!" 

Chen Yushan yang duduk di barisan pertama tampak sedang mempelajari ulang matematika tingkat tinggi sembari diam-diam menatap dua orang yang berada di podium. Ia ikut mencuri dengar percakapan keduanya. 

Apa yang sudah dimengerti? Tanya Chen Yushan dalam hati. 

Apa yang sedang mereka bicarakan? Tanyanya lagi. 

Ketika menyadari bahwa ia tidak dapat mengerti percakapan mereka, Chen Yushan merasa putus asa untuk mempelajari matematika. 

Jadi… apakah aku adalah seorang siswa yang buruk? Pikir Chen Yushan.

Setelah mendengar pertanyaan Luzhou, Tang Zhiwei tersenyum. Ia kemudian menaruh kapur di atas podium secara perlahan dan duduk kembali di atas kursi. Ia lalu mengambil termos dan meminum tehnya. Setelah itu, ia berkata, "Jadi anda benar-benar mengerti? Kalau begitu, kamu bisa melengkapi sisa langkahnya untuk saya." 

Kamu tahu, itu hanya omong kosong! 

Ketika Lao Tzu menulis, beliau berdiri di situ seperti orang bodoh dan tidak mencatat sama sekali. Jika kalian bisa memahami ini, maka Lao Tzu seperti masuk perangkap. 

Ketika melihat ekspresi Profesor Tang Zhiwei, Luzhou segera mengerti bahwa profesor merasa ragu dan hanya ingin menguji Luzhou saja. 

Hal ini tentu saja membuat Luzhou merasa bingung. 

Sejujurnya, aku benar-benar mengerti! Batin Luzhou. 

Ia sendiri juga tidak tahu mengapa ketika Profesor Tang menghitung rumus di atas papan tulis, rumusnya terlihat begitu akrab baginya. Ia merasa pernah melihat rumus tersebut entah di mana. 

Apakah ini karena pertukaran integral pengetahuan dari sistem juga termasuk dalam bagian poin pengetahuan? Atau karena peningkatan tingkat pengalaman matematika membuat kemampuan matematika ikut meningkat? 

Apapun itu, Luzhou mengerti rumus yang ditulis oleh profesor Tang. 

Meskipun Luzhou tidak tahu alasan spesifiknya, tetapi yang jelas ini bukan saatnya untuk memikirkannya. Profesor Tang masih menunggunya untuk mempublikasikan makalah itu secara logis bulan depan. Ia tidak boleh membuat kesalahan di saat mendesak seperti ini. 

Luzhou dengan percaya diri tersenyum dan mengambil kapur. Ia kemudian menuju ke papan tulis. 

Alis Profesor Tang terangkat. Hatinya mengatakan bahwa siswa ini tidak mampu melanjutkan langkah yang masih tersisa, bukankah begitu? 

Mustahil. 

Sangat mustahil! 

Bahkan jika ia telah menyelesaikan sebagian besar proses pembuktian, akan tetapi sisa dari perhitungan tentu saja tidak bisa diselesaikan oleh mahasiswa awal! Bahkan para sarjana yang ia mintai tolong pun, juga perlu memikirkan beberapa kali lagi pembuktiannya selama beberapa kali dari awal sampai akhir untuk menemukan solusinya! 

Dan ketika Luzhou mendengarkan penjelasannya mengenai hal tersebut, ia bahkan tidak mencatatnya! 

Waktu telah berlalu dan Profesor Tang dibuat terkejut bahkan merasa kagum. 

Semua keraguannya pada Luzhou menghilang bagaikan salju di musim semi yang meleleh saat matahari bersinar. 

Ketika Luzhou menulis simbol terakhir di atas papan tulis, Profesor Tang memberikan anggukan persetujuan sambil terus menatap papan tulis. "Bagus…. Anda menyelesaikannya dengan sangat baik." 

Penjelasan yang terakhir memang terlihat agak rumit, tetapi penjelasan tersebut merupakan penjelasan yang bagus. Ini menunjukkan bahwa Luzhou tidak hanya mendengarkan apa yang beliau katakan, tetapi juga mampu menggabungkannya dengan pemikirannya sendiri. 

Dan ini adalah sesuatu yang sangat mengagumkan. 

Tampaknya beliau telah salah menilai Luzhou. 

"Ini semua berkat saran dari bapak. Jika hanya menggunakan penjelasan saya sendiri, maka saya tidak akan bisa menghitung langkah ini." Ujar Luzhou sembari tersenyum malu. 

Luzhou sama sekali tidak berbohong. Dari langkah-langkah perhitungan yang telah diberikan oleh sistem, sebagian besar memberikan penjelasan a=b. Akan tetapi tidak diberitahu dengan jelas mengapa diberi tanda sama dengan di antara keduanya. 

Luzhou kemudian bertanya pada Profesor Tang mengenai bukti konkrit dari bagian ini. 

"Jangan terlalu sungkan pada saya. Saya bisa melihat kemampuanmu." Ujar profesor Tang lalu kembali bertanya setelah menutup botol termos. "Kamu berasal dari kelas mana?" 

"Tingkat satu, Luzhou." Luzhou menjawab dengan jujur. 

"Luzhou…." Ucap profesor Tang sambil menganggukkan kepala. Beliau pasti akan mengingat nama Luzhou. 

Ternyata siswa ini bernama Luzhou ya…. Batin profesor Tang. 

Chen Yushan yang duduk di pojok diam-diam mendengarkan percakapan tersebut. Ia kemudian menganggukkan kepala setelah merasa ada sesuatu yang tidak beres. Ia lalu bergegas pergi. 

Mahasiswa tingkat satu?! 

Ia teringat saat dirinya memanggil Luzhou senior. Hal ini membuat muka Chen Yushan memerah. Ia lalu membenamkan kepalanya di atas meja. 

Tidak hanya Chen Yushan saja yang merasa terkejut. Para senior yang berada di barisan depan pun juga merasa terkejut. Mereka melihat Luzhou dengan wajah heran. 

Mengapa mahasiswa tingkat satu ini begitu percaya diri? 

Benar-benar tak terduga! 

"Apakah kamu ingin mengikuti ujian pascasarjana? Bagaimana caramu mempelajarinya ulang?" Tanya Profesor Tang. 

"Saya sudah hampir selesai mempelajarinya. Sekarang saya ingin membaca beberapa buku ekstrakurikuler." Jawab Luzhou. 

"Oh, kalau begitu kamu masih boleh mengikuti ujian. Akan tetapi aku khawatir akan ada yang meremehkanmu." Ucap Tang Zhiwei sambil tertawa bercanda. Beliau lalu berkata, "Apakah anda mau jika seandainya saya memberikan kertas ujian terpisah?" 

"Tidak usah profesor, itu merepotkan." kata Luzhou dengan perasaan bingung. 

"Hm, apakah kamu masih bisa mengerjakan soal ini? Aku tidak mempercayainya." Tang Zhiwei melihat Luzhou dari atas ke bawah selama beberapa kali dan beliau pun mengangguk setuju. "Bagus, sangat bagus. Saya jarang memuji seorang siswa. Jika engkau bukan mahasiswa tingkat satu, saya ingin memperkenalkan mu dengan orang-orang yang berada di Departemen Urusan Akademis dan membawamu ke kantor saya untuk melakukan penelitian." 

"Pak, pujian anda terlalu berlebihan. Saya masih perlu lebih banyak belajar. Jika anda ingin melakukan penelitian dengan saya, itu akan merepotkan bagi anda." Luzhou tahu jika Profesor hanya bergurau. 

Tang Zhiwei kemudian mendengus dan mengkritik. "Hei, tidak usah begitu sungkan. Sebagai seorang siswa, yang perlu kamu lakukan adalah belajar dengan baik." 

Walaupun dikritik, tetapi Luzhou tahu bahwa Profesor Tang tidak marah. Beliau justru menganggap Luzhou sebagai siswanya sendiri. 

Ketika pria tua tersebut marah, ia justru tersenyum. Sebagai contoh, ketika menulis di atas papan tulis tadi, ia salah mengira bahwa Luzhou kemari hanya untuk berpura-pura menjadi mahasiswa palsu. Hal tersebut tentu saja membuat beliau marah. 

"Apa yang Guru ucapkan itu benar. Saya mengerti." 

Ketika beliau melihat ekspresi tulus Luzhou, Tang Zhiwei mengangguk. Nada bicaranya pun mereda dan kembali berkata, "Itu bagus jika kamu tertarik dengan matematika. Saya harap kamu masih bisa terus mengikutinya. Selain itu, kamu memilih jurusan yang tepat. Walaupun itu bukan jurusan yang terkenal, tetapi mudah untuk memperoleh nilai. Jika ada ide yang bagus, lakukanlah segera. Jika anda tidak mengerti sesuatu, kamu perlu mempelajarinya ulang dan menanyakannya. Begitulah proses belajar. Kamu bisa menemukan sesuatu yang belum diketahui oleh orang lain." 

Setelah itu, profesor Tang kembali meneruskan kalimatnya. "Departemen matematika di Universitas Jinda kurang begitu bagus, tetapi Departemen Fisikanya cukup bagus. Teorema Inversi Fourier itu secara meluas digunakan dalam spektrum analisa, kompresi data, dan multiplexing pembagian frekuensi orthogonal yang cukup luas. Jika kamu masuk ke Departemen Fisika, saya yakin beberapa profesor yang ada di sana akan merekrut mu ketika kamu menjadi seorang senior." 

Profesor Tang lalu tertawa dan kembali berkata, "Banyaklah belajar, membaca, mengerjakan latihan, dan memperdalam ilmu." 

"Terima kasih, Profesor! Saya akan terus mengingat perkataan anda." Balas Luzhou dengan tulus. 

"Apakah kamu masih mengingat apa yang tadi saya katakan? Berterima kasih pada saya itu sudah cukup. Sudah, pergilah. Apakah saya perlu mengantarmu?" Tanya Tang Zhiwei sembari tertawa. 

Luzhou hanya tersenyum sambil meringis. Ia kemudian membawa kertas buram dan penanya, lalu pergi keluar. 

Tang Zhiwei kembali melihat papan tulis lalu menghela nafas. 

Jinling itu adalah ibu kota dari Enam Dinasti kuno yang hebat. 

Jinda kami tetap bertahan dan memiliki orang-orang yang berbakat! Pikir Tang Zhiwei. 

Para mahasiswa yang berada di bawah podium merasa bingung ketika melihat rumus-rumus yang ada di atas papan tulis. Ketika mereka melihat lagi buku latihannya sendiri, mereka menjadi merasa tertarik. 

Mereka menjadi mempertanyakan kemampuan mereka sendiri setelah tidak memahami rumus-rumus yang ada di papan. 


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.