Sistem Teknologi Gelap

Teori Pembalikan Optimal Dari Operator Linear Dan Fungsi Linear



Teori Pembalikan Optimal Dari Operator Linear Dan Fungsi Linear

0

Semenjak adanya sistem itu, Luzhou merasa hidupnya lebih teratur. Pada pagi hari, ia pergi ke perpustakaan dengan membawa laptop bekasnya. 

0

Masih berada di tempat yang lama, Luzhou kemudian membuka laptopnya dan menemukan steker listrik di dinding. Setelah beberapa saat, ia menggunakan microsoft word untuk mengetik beberapa kata-kata. 

[Teori Pembalikan Optimal Dari Operator Linear Dan Fungsi Linear]

[Ringkasan: Beberapa macam operator linear dan masalah inversi dari fungsi linear telah diteliti saat semua dan sebagian dari informasi diberikan. Hasil dasar dari teori inversi optimal, terutama pembangunan metode inversi optimal telah diperkenalkan…]

Topik ini muncul tadi malam, ketika Luzhou membuka buku catatannya sambil berbaring. Guru analisis matematika mereka, Profesor Tang, kemarin membahas tentang rumus Transformasi Fourier. Meskipun saat ini komunitas matematika tidak begitu populer, tetapi lebih memadai daripada yang dulu. 

Luzhou berusaha mengkombinasikan penjelasan dari profesor Tang dan informasi dari internet untuk memikirkan topik yang akan ia ulas dalam makalahnya. 

Tetapi ia masih belum tahu bagaimana cara mengatasi masalah ini?

Um….

Dengan tingkat pengetahuannya yang sekarang, ia masih belum menemukan sebuah solusi, jadi ia perlu menggunakan beberapa cara konvensional. 

Jika ia ingat baik-baik, integral dari sistem teknologi gelap bisa digunakan untuk masalah teknik yang praktikal. Ia telah mencobanya untuk membuktikan Hipotesis Riemann, tetapi belum ada jawabannya. Ia berpikir entah karena jawabannya melebihi tingkat kemampuan matematikanya, atau karena nilai integralnya terlalu tinggi sehingga ia tidak mampu. 

Sistem ini seharusnya selalu memberikan reaksi apabila ia menggunakan topik ini, bukan?

Luzhou kemudian memfokuskan diri pada layar komputer dan mulai merenung dalam hati. "Sistem, sistem, sistem…"

Eh….

Sepertinya belum ada tanggapan.

Eh?

Tiba-tiba ada sebuah arus hangat yang muncul dari belakang dan membuat kepala Luzhou terasa panas. Lalu terdengar suara ledakkan dan muncul deretan teks berisi informasi di depan matanya.

[Konsumsi integral 65 poin] 

[Berdasarkan dari matematika LV0, solusi yang optimal telah diberikan…] 

Luzhou tidak merasa kesakitan, ia justru merasa senang. Luzhou kemudian terbangun dan melihat layar komputernya. 

Ketika Luzhou melihat layar komputernya berubah menjadi warna putih, ia lalu melihat tangannya dan kembali menatap keyboard lalu bergumam. 

"Terbuka… Sudah terbuka?" Gumamnya yang diliputi perasaan gembira. 

Benar-benar sudah terbuka ! ! !

Jika ia tidak berada di perpustakaan, ia pasti sudah bersorak kegirangan. 

Sama seperti mempelajari bukti hipotesis Zhou pada pertama kalinya, inti dari metode dari seluruh subjeknya tercetak secara langsung di dalam otaknya. 

Dari proses hingga jawabannya, setiap angka, setiap simbol, bahkan setiap tanda baca, semuanya begitu ringkas. Itulah indahnya matematika.

Kekurangannya yaitu, ia masih harus mengubahnya dari teori murni menjadi sebuah makalah. 

Sebuah makalah yang bisa dipahami oleh orang lain. 

Apa yang bisa dimengerti oleh Luzhou mengenai makna dari sistem teknologi gelap? 

Hal yang tidak ia mengerti adalah mengapa ini semua terjadi? 

Chen Yushan kemudian menusuk lengan Luzhou menggunakan sebuah pena dengan lembut. 

"Itu…" Wajah Chen Yushan memerah lalu dengan malu-malu bertanya, "Bolehkah aku bertanya lagi mengenai soal matematika yang lain?" 

Awalnya Chen Yushan tidak ingin mencari Luzhou, dan menanyakan soalnya pada orang-orang di sekitar, tetapi tidak ada yang bisa menyelesaikannya. 

Ia akhirnya tidak punya pilihan lain dan harus kembali bertanya pada Luzhou. 

Chen Yushan memilih untuk menahan malu dan melupakan "penghinaan" yang ia alami kemarin lusa. 

Luzhou kemudian membuka mulutnya dan berkata, "Boleh. Tunjukkan soalnya padaku." 

Chen Yushan bernafas lega setelah mendapat jawaban dari Luzhou. Ia lalu dengan perlahan-lahan memindahkan kursinya dan duduk disamping Luzhou. 

Luzhou kemudian melihat soal tersebut. Ternyata soal itu lebih sulit daripada soal yang dulu. Bahkan lebih sulit daripada soal yang diajukan oleh Liurui. Mungkin soal Lirui adalah soal tingkat pemula. 

Tetapi tidak peduli betapa sulit soal tersebut, soal itu masih tidak terlepas dari kerangka aljabar tingkat tinggi. Selama soalnya masih ada di buku latihan, pasti soal itu dapat diselesaikan. 

Luzhou mengambil pena lalu mulai menulis dan menggambar di atas kertas buram. 

Ketika Luzhou sedang mengerjakan soal, Chen Yushan diam-diam meliriknya. 

Meskipun kepribadian Luzhou tidak begitu menyenangkan, tetapi tampang seriusnya ternyata terlihat tampan.

Ketika Chen Yushan dengan bosan menunggu Luzhou untuk menyelesaikan soalnya, tiba-tiba ia memperhatikan dokumen word yang ada di layar komputer. Ia kemudian bertanya dengan suara pelan. "Apakah kamu sedang membuat kerangka tugas akhir?" 

Kerangka tugas akhir seharusnya masih belum selesai sampai bulan Juni. Ini benar-benar hebat! 

Luzhou yang sedang menyelesaikan soal pun menjawab dengan santai. "Bukan. Itu adalah makalah untuk SCI." 

Wajah Chen Yushan dipenuhi oleh rasa kagum saat mendengar jawaban Luzhou barusan. 

Ya ampun, Chen Yushan merasa seperti bertemu dengan orang yang sangat hebat! 

Luzhou benar-benar tak terduga. Walaupun ia begitu muda, tetapi ia sebenarnya adalah seorang murid sarjana. 

Ia adalah seorang murid sarjana yang sudah mulai mengerjakan makalah untuk SCI. Benar-benar hebat! 

Chen Yushan lalu bertanya dengan kagum. "Senior, apa jurusan yang kamu ambil? 

Luzhou yang sedang mengerjakan soal tanpa ekspresi di wajahnya tiba-tiba tersenyum malu-malu saat mendengar kata senior. "Uh… Departemen matematika." 

"Departemen matematika? Ya ampun! Orang-orang yang belajar matematika itu hebat." Ujar Chen Yushan yang mengekspresikan perasaan tulus dan rasa kagumnya menjadi lebih terlihat dengan jelas. 

Chen Yushan berasal dari jurusan bisnis. Walaupun pengetahuannya tentang jurusan ini cukup baik, akan tetapi ia mengkhawatirkan kemampuan matematikanya. Ia akan segera menjadi senior dan ujian sudah di depan mata. Tetapi ia takut gagal melanjutkan studinya. 

"Selesai. Proses dan gagasannya sudah tertulis di atas kertas. Kamu harus mencoba mengerjakannya sendiri." Ujar Luzhou seraya mendorong kertas buram ke samping Chen Yushan. "Kemampuan matematika itu berdasarkan dari bakat dan latihan, tidak seperti ilmu pengetahuan yang lain. Dalam ilmu matematika, mendengarkan orang lain menjelaskan itu tidak begitu berguna." Kata Luzhou. 

Bagaimanapun juga, di sini adalah perpustakaan dan tidak cocok untuk membicarakan topik tersebut. Membisikkan dua kalimat memang tidak masalah, tetapi kalau terus berbicara, maka mereka akan mendapatkan banyak tatapan mata. Jadi, Luzhou berhenti bicara dan membiarkan Chen Yushan untuk mencoba mengerjakan soal tersebut. 

Chen Yushan kemudian mengucapkan terima kasih dengan terburu-buru. Setelah mendapatkan kembali kertas buramnya, ia lalu mengeluarkan ponselnya dan dengan malu berbisik. "Senior, bolehkah aku meminta WeChatmu? Aku ingin menanyakan padamu beberapa soal-soal yang tidak aku mengerti." 

"Boleh." Tanpa pikir panjang Luzhou pun mengeluarkan ponsel Xiaomi-nya dan memberikan gadis itu Kode QR-nya. 

"Terima kasih. Aku akan mengundangmu makan malam lain kali." Ujar Chen Yushan dengan wajah memerah, lalu mengembalikan kursi dan kembali melanjutkan menulis. 

Lalu Luzhou tiba-tiba kembali tersadar. Sepertinya ia sendiri lupa untuk mengklarifikasi kesalahpahaman. 

Sarjana apanya, ia hanyalah mahasiswa baru. 

Walaupun dalam beberapa bulan akan menjadi mahasiswa tingkat dua, tetapi ia masih terbilang seorang mahasiswa baru. 

Namun setelah memikirkannya, ia memutuskan untuk mengklarifikasi hal ini lain kali. 

Ia kemudian menggelengkan kepalanya dan melupakan hal tersebut. Matanya lalu kembali fokus menatap layar. Jari-jarinya dengan perlahan mengetuk keyboard dan mulai menulis makalah. 

...

Walaupun solusi dari soal tersebut berdasarkan solusi yang diberikan oleh matematika LV0, akan tetapi Luzhou dapat memastikan satu hal, yakni poin pengetahuan yang dapat digunakan pada solusi ini tidak harus berdasarkan dari pengetahuannya sendiri. Melainkan berdasarkan pengetahuan yang berasal dari database sistem itu sendiri. 

Sambil menulis makalah, Luzhou juga mengambil buku catatannya yang berada di samping laptop untuk mencatat hal-hal yang tidak ia mengerti. Ia juga menandai langkah yang tidak ia mengerti. 

Menulis makalah itu sama seperti memeras air dari spons. Baginya, menulis makalah itu seperti meneteskan air ke spons dengan menggunakan pipet plastik. Dibandingkan dengan output, lebih mirip dengan proses input. 

Luzhou berada di perpustakaan sepanjang hari. Ia bahkan hanya makan siang dengan roti yang dibeli tadi pagi. 

Ia bersandar pada kursi sambil menatap pada ribuan kata yang berada di layar laptopnya dan juga dua halaman catatan yang penuh dengan tulisan tangannya. 

"Aku tinggal memahami catatanku dan mencari informasi sebanyak mungkin. Jika tidak bisa menemukannya, aku akan menanyakannya pada guru." 

"Selain itu,, bagian argumentasi di atas makalahnya terlalu rumit dan harus disederhanakan sedikit. Pada saat mencari di CNKI, aku harus menghapus hal-hal yang telah dibuktikan oleh makalah lainnya dan langsung membahas proses bukti secara langsung." 

"Terakhir kali aku cek, seharusnya tidak ada masalah. Lagipula aku sendiri yang mengerjakannya." 

Atau ditulis oleh sistemnya, tidak begitu buruk kok. 

Waktu sudah larut dan perut Luzhou sudah mulai kelaparan. Luzhou pun berdiri dari tempat duduknya lalu keluar dari perpustakaan. 

Apakah makan malamnya masih nasi dengan daging panggang? Atau nasi dengan kari? 

Setelah makan malam, Luzhou bergegas menuju ke kantor professor Tang. Kalau ia tidak salah ingat, profesor Tang seharusnya bertugas di kelas ujian masuk. 

Yah, ini adalah keputusan yang menyenangkan!


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.