Sistem Teknologi Gelap

Saya Membantu Enam Pencuri



Saya Membantu Enam Pencuri

0

Keesokan harinya, Luzhou memutuskan untuk mengundang Chen Yushan makan malam sebagai bentuk ucapan terima kasih karena telah menawarkan pekerjaan sambilan padanya.

0

Namun, Luzhou merasa bimbang. Ia tidak tahu apakah ia harus makan dengan semur ayam atau ayam goreng KFC?

Karena itulah, ia pun memutuskan untuk meminta saran dari Liurui.

Sementara itu, Liurui sendiri sedang sibuk bermain game bersama teman-temannya secara online dan ia tidak mendengarkan dengan cermat ucapan Luzhou. "Sup pedas, lebih murah dan terjangkau!" Kata Liurui dengan asal.

Lalu…

Luzhou akhirnya memutuskan untuk memakan sup pedas.

Luzhou dan Chen Yushan akhirnya pergi makan bersama di tempat makan yang berada di dekat pintu gerbang fakultas. Chen Yushan yang rambutnya diikat ekor kuda, duduk di seberang Luzhou yang sedang memakan Sup Pedas.

Sekalipun air matanya keluar karena makanannya terlalu pedas, tetapi Chen Yushan masih bisa menahannya. "Bagaimana dengan adik sepupuku, apakah ada kemajuan dengan kemampuan matematikanya?" Tanyanya pada Luzhou.

'Apakah begitu pedas?' Tanya Luzhou dalam hati saat melihat Chen Yushan yang tampak kepedasan.

Sementara itu, Luzhou tampak kembali menyuapkan bakso ikan ke dalam mulutnya, lalu mengunyahnya. "Aku rasa kemampuannya masih bisa dikembangkan. Aku akan berusaha membantunya belajar." Kata Luzhou di sela-sela kegiatannya mengunyah bakso ikan.

"Aku percaya padamu. Adik sepupuku sebenarnya memiliki nilai sains yang bagus semasa SMP, tetapi kemudian…. Ha… ini benar-benar pedas." Chen Yushan tak mampu menyelesaikan kalimatnya karena kepedasan.

Luzhou kemudian buru-buru memberikan segelas air pada Chen Yushan seraya bertanya, "Lalu?"

Setelah minum air dalam satu tegukkan, Chen Yushan menghela nafas sejenak lalu kembali melanjutkan ucapannya. "Lalu…Bibi dan pamanku memiliki sedikit masalah. Mereka memperebutkan hak asuh Mengqi. Aku tidak tahu situasinya dengan jelas. Singkatnya, Mengqi saat ini menghabiskan waktunya bersama dengan Bibiku."

Luzhou hanya terdiam sembari menganggukkan kepalanya dan tidak mengatakan apapun setelah mendengar ucapan Chen Yushan barusan.

Ia tidak ingin memperdulikan urusan pribadi orang lain, karena Luzhou sendiri termasuk ke dalam tipe orang yang cukup individualis.

Setelah memakan sup pedas, Luzhou membawa Chen Yushan kembali ke gedung asrama, lalu pergi menuju ke perpustakaan.

Dalam perjalanannya ke perpustakaan, ia menerima dua email.

Salah satunya adalah email dari Profesor Liu yang membahas tentang tugas pemodelan matematika.

Sementara email yang lainnya adalah balasan dari jurnal Komunikasi Modern dan Teknologi Informasi Geografis yang menunjukkan bahwa biaya royalti naskahnya telah ditransfer ke rekening kartu banknya berjumlah 150 Yuan untuk satu artikel, jadi jumlah biaya keseluruhannya 1350.

"..." Isi email tersebut membuat Luzhou terdiam.

Ternyata royalti dari sembilan artikel SCI begitu banyak.

Luzhou tidak bisa menahan kegirangan yang ada di dalam hatinya.

Seribu yuan adalah jumlah yang sangat banyak. Jika ditambahkan dengan penghasilannya menjadi guru les sejumlah tiga ribu yuan, maka sekarang di dalam tabungannya sudah ada tujuh ribu yuan. Uang tersebut sudah lebih dari cukup untuk membayar biaya kuliahnya.

Awalnya Luzhou berniat untuk mengundurkan diri dan mengundur ujian kelulusannya karena kekurangan biaya, tetapi sekarang tampaknya ia tidak perlu melakukannya.

Dalam beberapa hari ke depan, kehidupan Luzhou menjadi teratur. Pada hari senin, rabu, dan jumat ia akan begadang semalaman untuk membaca buku. Pada hari selasa dan kamis, ia akan mengingat kembali hal-hal yang telah dipelajarinya. Ia juga akan mempelajari ulang teknologi informasi, teknik elektronik, biologi, kimia, dan bidang ilmu pengetahuan yang lainnya. Selain itu, ia juga tidak lupa untuk berlatih pemodelan matematika.

Rutinitas tersebut terus terjadi secara berulang kali di kehidupan Luzhou hingga menjadi kebiasaan dan perlahan-lahan mengubahnya menjadi seorang kutu buku, bahkan tanpa bantuan dari sistem.

Bantuan dari sistem hanya akan mempercepat prosesnya menyerap pengetahuan dari buku yang sedang ia baca.

Kecepatannya dalam memahami pengetahuan yang ia peroleh dari membaca buku menjadi begitu cepat, secepat roket yang diluncurkan ke luar angkasa.

Pada hari Sabtu, Luzhou akan pergi menuju ke rumah Nona Yang untuk mengajari Mengqi matematika.

Kali ini Nona Yang tidak mengunci pintu sebelum beliau pergi kerja, mungkin karena ia telah membuat perjanjian tertentu dengan putrinya. Sebelum berangkat bekerja, Nona Yang memberitahu Luzhou untuk menjaga anak perempuannya dengan baik.

Sementara itu, Han Mengqi tampak melihat kepergian ibunya dengan tatapan kosong. Gadis itu kemudian mengalihkan pandangannya kepada Luzhou. "Kalau begitu, mari kita mulai."

Setelah itu, ia pun kembali ke kamarnya.

Ketika Luzhou masuk ke dalam ruangan tersebut, ia baru sadar bahwa Han Mengqi ternyata sudah membersihkan kamarnya.

Tanpa banyak bicara, Han Mengqi segera meletakkan bukunya di atas meja. Ia kemudian

membuka bukunya lalu menatap Luzhou.

"Aku sudah melihat geometri analitik yang kedua seperti yang tertulis di garis besar pembelajaran yang kamu berikan...lalu?"

"Lalu?" Tanya Luzhou seraya mengangkat alisnya. "Apakah ada yang masih kamu tidak mengerti?"

"Tidak ada. Aku rasa itu sederhana." Jawab Han Mengqi sembari mengangkat kepalanya. "Lalu?"

"Kalau begitu aku akan memberikanmu ujian." Ujar Luzhou lalu mengambil selembar kertas A4 dan mulai menulis dengan pena.

[Dalam Sistem Koordinat Kartesius xoy, elips C1 : di sebelah kiri x²/a²+y²/b²=1(a>b>0). Titik fokus di sebelah kanan masing-masing adalah F1, F2. F2 merupakan titik fokus parabola C2:y²=4x. Titik M adalah persimpangan C1 dan C2 di kuadran pertama, dan | MF 2 | = 5/3. Temukan persamaan untuk C1]

Setelah menuliskan soal tersebut, Luzhou kemudian memberikan isyarat untuk bertanya.

Han Mengqi sedikit menaikkan alisnya karena tidak menduga bahwa Luzhou akan mengujinya.

Gadis itu tampak menggertakkan giginya, lalu mengambil pena dan berpikir cukup lama sembari terus menatap kertas buram yang ada di hadapannya.

Sepuluh menit kemudian, hanya langkah pertama yang sudah ia selesaikan.

Yaitu——

[C2: y²=4x didapatkan, F2(1,0)]

Setelah menunggu sekitar sepuluh menit, Luzhou kemudian melihat jam tangannya lalu tersenyum dan berkata, "Pada saat ujian masuk perguruan tinggi, kamu hanya punya waktu sepuluh menit untuk mengerjakan satu soal. Sekarang, untuk soal ini, kamu hanya mendapatkan tiga poin."

"Oh…" Han Mengqi terlihat menggigit bibirnya karena merasa tidak puas. Akan tetapi, jika terlalu terburu-buru maka akan semakin sulit untuk menyelesaikannya.

Sementara itu, Luzhou hanya tertawa lalu membalik kertas pada tumpukan material yang ada di sebelahnya. "Dan yang paling penting adalah, kamu melupakan soal yang ada di atas kertas ini."

"Apakah kamu sedang mempermainkan ku?" Ujar Han Mengqi seraya melemparkan penanya. Ia kemudian menatap tajam pada sosok Luzhou. "Aku tahu kalau aku bodoh."

"Aku hanya ingin mengajarimu matematika, dan aku tidak pernah menyebutmu bodoh. Sebaliknya, aku merasa bahwa kamu itu pintar, karena itulah jangan menganggap remeh dirimu sendiri." Ujar Luzhou lalu mengambil pena yang dilemparkan oleh Han Mengqi. Pemuda itu kemudian menyelesaikan jawaban dari soal yang ada di atas kertas A4. "Kunci utama dari soal ini adalah menentukan nilai M. Langkah selanjutnya adalah mengatur M(x1,y1). Setelah itu, selesaikan menurut | MF2 |= 5/3, dan M2 pada parabola C2."

"Tujuan kita adalah untuk mencari tahu panjang semi-fokus dari elips C1, lalu tinggal memahami persamaan ini."

Luzhou telah menuliskan kunci untuk setiap langkah penyelesaian dari soal tersebut di atas kertas.

Awalnya, Han Mengqi merasa tidak sabar, tetapi kemudian ia menatap kertas tersebut dengan serius.

Akhirnya, ekspresi wajah Han Mengqi berubah, dan menunjukkan ekspresi wajah yang menunjukkan bahwa ia telah memahami penjelasan yang tertulis pada kertas tersebut.

Han Mengqi tampak sedang berpikir dengan serius sambil mengerutkan dahinya. "Ternyata begini…"

"Gurumu pasti pernah mengajarinya, tetapi kamu mungkin tidak memperhatikannya."

"Guru ku tidak menjelaskannya secara terperinci sepertimu." Balas Han Mengqi.

Luzhou kemudian berkata, "Jika kamu mengatakan hal ini kepada guru matematikamu, beliau pasti akan marah."

Sementara itu, Han Mengqi hanya mendengus sebal setelah mendengar ucapan Luzhou barusan.

"Pantas saja Kakak perempuan ku menyebutmu keras kep—"

Han Mengqi tak menyelesaikan kalimatnya saat sadar bahwa tidak seharusnya ia berkata seperti itu. Sementara itu, Luzhou tampak terdiam dan menatapnya.

'Apakah ada seseorang yang mengatakan hal-hal buruk di belakangku?' Pikir Luzhou.

'Aku tidak ingin mendengarnya.' Imbuh Luzhou dalam hati.

Luzhou kemudian terbatuk dan mengalihkan topik pembicaraan. "Soal ini adalah titik persimpangan tipikal untuk menyelesaikan masalah persamaan eliptik. Aku percaya lain kali jika kamu menemukan jenis pertanyaan ini, kamu setidaknya bisa mendapatkan setengah poin."

"Mendapatkan setengah poin?" Tanya Han Mengqi sambil memiringkan kepalanya.

"Masih ada setengah poin di soal yang kedua. Dalam ujian masuk perguruan tinggi, biasanya soal semacam ini akan digabungkan dengan pertanyaan vektor pada bagian soal yang kedua."

Kemudian Luzhou membalik halaman berikutnya, dan benar saja, masih ada soal kedua seperti yang barusan ia katakan.

[Titik N pada bidang memenuhi vektor MN= vektor MF1+vektor MF2. Garis lurus l∥MN dan C1 berpotongan dengan A, dua poin B, jika vektor OA*OB=0, maka temukan persamaan untuk garis I.]

Han Mengqi benar-benar tidak paham dengan soal tersebut, ia kemudian mengalihkan pandangannya dan menatap Luzhou dengan tatapan tidak berdaya.

Namun, Luzhou tidak menghiraukannya. Pemuda itu justru mengambil buku latihan yang berada di sampingnya, lalu mencari contoh soal yang berikutnya.

"Coba kerjakan terlebih dahulu. Jika kamu benar-benar tidak bisa, aku akan membantumu. Kamu punya waktu lima belas menit dimulai dari sekarang."

Soal ini lebih sulit daripada soal yang pertama, dan semua jawaban yang ditulis oleh Han Mengqi pun salah.

Akan tetapi, Luzhou masih tetap sabar mengajarinya, mungkin karena ia juga memiliki adik perempuan yang seumuran dengan Han Mengqi.

Han Mengqi tampak membelalakkan matanya saat melihat langkah-langkah yang tertulis di atas kertas buram. Ia kemudian berbisik, "Hebat…"

"Aku selalu belajar dari rangkuman dan juga kesalahan yang pernah aku lakukan saat mengerjakan soal. Aku harap kamu bisa menemukan jalan keluar bagi persoalan yang tidak dapat kamu selesaikan. Lebih baik kamu menyalinnya sendiri di buku, lalu aku akan menjelaskannya padamu setiap minggu." Ujar Luzhou sembari mengembalikan kertas buram tersebut kepada Han Mengqi. Lalu ia dengan santai berkata, "Membuat kesalahan itu adalah hal yang biasa dalam mempelajari matematika dan juga ilmu pengetahuan yang lainnya. Sama seperti ADC, yang paling penting adalah kamu harus bisa berkonsentrasi."

(ADC adalah salah satu istilah dalam game League Of Legends yang merupakan kepanjangan dari Attack Damage Carry. Artinya adalah Hero yang menghasilkan kerusakan besar pada lawan yang akan membawa kemenangan game atau mengancam team).

Mata Han Mengqi berubah menjadi berbinar setelah mendengar ucapan Luzhou barusan. "Apakah kamu juga bermain League of Legends? Di mana kamu memainkannya? Ibuku melarangku bermain!" Ujar Han Mengqi.

"...Blackberry."

"Aku akan menambahkan mu sebagai teman! Berikan aku nomor QR mu."

Luzhou kemudian mengulurkan tangannya dan memukul ringan dahi Han Mengqi. "Kamu tidak boleh bermain game sebelum kamu bisa mendapatkan nilai 100 dalam ujian matematika bulan ini!"


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.