Sistem Teknologi Gelap

Jam Kosong



Jam Kosong

0

Keesokan harinya, kelas pertama tentang persamaan diferensial dasar telah dimulai.

0

Saat Luzhou masuk ke ruang kelas, tiba-tiba suasana kelas menjadi canggung dan hening.

Biasanya, mahasiswa tahun pertama dan tahun kedua memiliki beberapa kelas yang sama, sehingga di kelas ini terdapat banyak sekali murid dari latar belakang dan generasi yang berbeda.

Pandangan para mahasiswa itu membuat Luzhou merasa sedikit canggung.

Ditambah lagi, tatapan mereka diiringi oleh suara-suara bisikan.

"Wow, itu kan si Luzhou!"

"Si mahasiswa teladan, dengan nilai tertinggi dan dua kali nilai sempurna!"

"Nilai-nilai tinggi itu sudah biasa untuknya. Kamu tidak tahu dia baru membuktikan teori? Baginya, mendapatkan nilai sempurna bukan hal yang sulit!"

"Ditambah lagi, dia sudah belajar buku-buku untuk lulusan S1…"

"Jangan iri dengannya, kudengar dari teman anggota Himpunan Mahasiswa kalau dia sama sekali tidak pulang saat liburan musim panas! Kita enak-enakan tidur, dia setiap hari belajar di gedung A."

"Dia benar-benar dewa… Mengerikan sekali…"

"Aku… Aku benar-benar tidak menyangka dia ada di sini!"

Sialan, apa berandalan-berandalan ini tidak bisa setidaknya berusaha sembunyi-sembunyi saat bergosip tentang orang yang ada di depan mereka?

Tapi, di sisi lain, pujian mereka membuat Luzhou merasa bangga.

Beberapa menit berlalu, dan akhirnya, dosen masuk ke dalam kelas.

Dosen yang baru saja masuk itu tidak asing. Dia adalah Liu Xiangping, dosen pembimbing yang bertugas untuk membantu Luzhou dalam lomba model komputer beberapa waktu lalu.

Dosen ini terbilang unik, karena ia tidak pernah terlambat satu detik atau terlalu cepat satu detik pun, ia selalu tepat waktu sesuai dengan waktu yang tertulis pada jadwal.

"Kenapa kamu masih berdiri? Kelas akan segera dimulai, sebaiknya segera duduk, Nak." Ujar Dosen Liu, Luzhou tersenyum, sementara dosen tua itu berjalan ke depan meja dan meletakkan termos air-nya.

"Anu… Aku baru datang, Pak."

Luzhou tersenyum malu, dan segera memandang barisan-barisan kursi. Kursi kelas sudah penuh, sehingga ia memutuskan untuk pergi ke kelas sebelah untuk mengambil kursi tambahan.

Namun, saat ia hendak berjalan keluar, seorang mahasiswa yang duduk di barisan pertama segera berdiri, mengemas buku beserta alat tulisnya, dan melambaikan tangan pada Luzhou.

"Silahkan duduk di sini, Kak."

"Tidak apa-apa, aku akan mengambil kursi dari kelas sebelah." Ucap Luzhou seraya tersenyum.

"Tidak, tidak. Aku saja yang mengambil kursi. Pinjamkan catatan padaku nanti!" Kata mahasiswa itu.

Luzhou tidak keberatan meminjamkan catatan-nya, asalkan dikembalikan tepat waktu.

Tapi, masalahnya di sini bukan permintaan peminjaman itu…

Masalahnya adalah, Luzhou akan terlalu menarik perhatian kalau duduk di depan! Waktu masuk saja, ia sudah mengubah suasana kelas, seakan-akan ia memiliki aura yang membuat semua mata tertuju padanya. Awalnya, ia berencana untuk tidak terlalu menarik perhatian dan mengambil kursi dari kelas sebelah, namun sekarang, semua mahasiswa lain mau tidak mau akan memperhatikannya.

Tatapan dari belakang rasanya seperti pisau-pisau yang menusuk punggung.

Luzhou menolak tawaran murid tersebut, dan pergi ke kelas sebelah untuk mengambil kursi. Ia duduk bersama Huang Guangming di barisan paling belakang.

Mau ingin tahu seperti apa pun, mereka tidak akan bisa sembarangan menoleh ke belakang untuk menatapnya!

Dosen Liu hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa.

Akhirnya, bel tanda mulai kelas berbunyi.

Dosen Liu membuka PPT untuk pelajaran hari ini dan berkata, "Buka buku ke halaman perkenalan."

Para mahasiswa segera membuka buku paket beserta buku tulis mereka, sementara Luzhou membuka buku paket dan buku "Catatan dan Informasi Proses Pembelajaran Kecerdasan Buatan". Sambil mendengarkan penjelasan dosen di depan, ia mempelajari algoritma dan cara-cara memperbaharui kecerdasan buatan.

Tanpa menggunakan pil-pil fokus, mempelajari sebuah buku akan membutuhkan waktu lebih lama dan tingkat kesulitannya lebih besar. Untungnya, level bidang akan mempengaruhi kemampuan menggunakan pengetahuan dan kemampuan mempelajari ilmu baru, sehingga mempelajari buku tersebut menjadi sedikit lebih mudah.

Saat ini, ia sudah membaca separuh dari seluruh isi buku setebal kamus itu.

Namun, walaupun ia sudah memiliki lebih banyak pengetahuan, ia masih merasa bingung saat memeriksa kode inti Xiao Ai. Saat ini, pengetahuannya tidak cukup untuk memahami keseluruhan kode tersebut.

Sementara itu, Dosen Liu terus melanjutkan penjelasan di depan.

"Biasanya, pada matematika tingkat sekolah menengah, fokus pembelajaran adalah mencari hubungan antara bilangan yang diketahui dan tidak diketahui, mencari rumus pada sebuah sistem bilangan dengan beberapa bilangan yang tidak diketahui, atau menghitung…"

"Namun, dalam aplikasi nyata matematika, biasanya ditemui berbagai macam faktor yang membuat perhitungan sedikit lebih rumit dari soal-soal yang saya sebutkan tadi. Misalnya, perubahan pergerakan dalam tempat dan kondisi yang berbeda dan rumusnya. Atau, contoh lain yang mungkin sedikit lebih mudah adalah satelit. Satelit membutuhkan dorongan mesin untuk terbang ke luar angkasa, dan saat sampai di luar angkasa, satelit itu harus mencari dan membuat orbit sendiri di sekitar bumi. Perhitungan seperti ini membutuhkan analisa rumus dari informasi yang ada, dan akan sedikit berbeda dari mencari dan menghitung rumus berdasarkan informasi-informasi yang spesifik seperti soal-soal pada umumnya."

"Persamaan diferensial dasar adalah ilmu dasar yang sangat berguna dalam berbagai macam bidang, dengan kegunaan seperti menghitung kontrol otomatis mesin, perhitungan peluncuran misil, perhitungan stabilitas reaksi kimia, dan lain sebagainya."

Setelah selesai menjelaskan, Dosen Liu tertawa dan berkata, "Kalian bisa mempelajari ilmu ini lebih dalam di bawah kelas-kelas Departemen Matematika. Saat kalian mencari kerja nanti, jangan bilang kalian lulusan Jin Ling, dan jangan bilang aku yang mengajari kalian. Kalian bisa malu sendiri!"

Dosen Liu adalah dosen yang pandai mengajar, dan penjelasan-penjelasannya tidak membosankan. Berkat penjelasannya, soal-soal dan bidang yang terlihat rumit menjadi mudah dipahami.

Bahkan, Huang Guangming yang biasanya tidak mendengarkan pun kali ini memperhatikan penjelasan Dosen Liu, bahkan terkadang menulis catatan dari PPT yang ditampilkan.

Dalam kelas-kelas di kampus, biasanya materi akan dijelaskan dengan sangat cepat, dan Dosen Liu juga sama. Bahkan, kecepatan penjelasannya lebih cepat daripada kecepatan membalik halaman!

Mencatat semua perkataan dosen di kelas adalah hal yang nyaris tidak mungkin, karena kecepatan penjelasan terlalu cepat untuk melakukan itu. Untungnya, para mahasiswa diperbolehkan mengambil foto PPT, dan mereka yang duduk di depan memfoto PPT dengan bantuan HP.

Saat pertengahan kelas, definisi dan interpretasi persamaan diferensial dasar telah selesai, dan sekarang bab 2 mengenai integrasi dasar persamaan telah dimulai.

Seketika itu pula, tingkat kesulitan kelas bertambah drastis.

Banyak pengetahuan baru yang dilontarkan pada para mahasiswa, sehingga mereka yang tidak membaca sebelum kelas dimulai menjadi kebingungan. Walaupun dosen memiliki kemampuan untuk membuat materi menjadi tidak terlalu rumit, jelas saja masih ada beberapa mahasiswa yang kebingungan.

"Inti penjelasan ini sama persis dengan informasi yang ada di buku, seharusnya kalian sudah membaca buku ini sebelum kelas. Mari kita langsung mengerjakan soal." Dosen Liu tersenyum dan menunjuk soal pada PPT dengan bantuan laser. "Yang bisa mengerjakan, majulah."

[Apakah {y²/(x-y)²-1/x}dx+{1/y-x²/(x-y)²}dy=0 adalah persamaan diferensial? Buktikan dan berikan penjelasan.]

Luzhou memandang pertanyaan yang ditampilkan, dan melihat bahwa pertanyaan itu sangat mudah. Lalu ia kembali membaca bukunya sendiri.

Namun, para mahasiswa lain tidak sependapat dengannya.

Ini adalah hari pertama kelas ini, dan kebanyakan mahasiswa hanya membaca bab 1 dan bukan bab 2. Mereka hanya memandang soal tersebut dengan raut wajah ketakutan, menyisakan beberapa murid pandai yang sibuk menghitung dengan bantuan kertas buram.

Dua menit berlalu, dan suasana kelas menjadi hening.

"Mengapa tidak ada yang angkat tangan?" Dosen Liu tersenyum dan berkata dengan santai. "Kalian sudah berhasil menyelesaikan tes masuk universitas kan? Bukankah itu lebih sulit?"

Seorang mahasiswa tahun kedua yang duduk di depan tertawa dan berkata dengan lantang. "Tidak ada murid teladan yang berani angkat tangan, apalagi kita rakyat jelata!"

Para mahasiswa yang duduk di baris pertama mengangguk setuju.

Ada yang sudah selesai menghitung, namun mereka pun tidak berani angkat tangan.

Dosen Liu berpura-pura tidak mendengar celetukan itu dan berkata, "Apa tidak ada yang mau menjawab? Begini saja… Yang bisa menjawab soal ini akan kuberi tambahan nilai 10 poin!"

Seketika, setelah mendengar kata tersebut, Luzhou mengangkat tangan secepat kilat, hingga Huang Guangming di sebelahnya hanya bisa melihat temannya itu dengan heran. Huang Guangming masih sibuk menghitung soal tersebut.

Namun, Luzhou saat ini benar-benar fokus pada soal yang ditampilkan di depan.

10 poin gratis!

Pertanyaannya mudah, bahkan tidak perlu dihitung!

Namun, Dosen Liu hanya tertawa. "Turunkan tanganmu, aku tahu kamu bisa menjawabnya, dan 10 poin tidak ada artinya untukmu yang bisa mendapat nilai sempurna pada semua kelas setiap akhir semester! Satu poin atau dua poin kurang dari sempurna tidak akan membuatmu rugi!"

"..." Luzhou terdiam.

Seluruh kelas menarik nafas karena terkejut.

Apakah ini yang namanya murid teladan sejati? Nilai sempurna di setiap kelas?

Luzhou perlahan-lahan menurunkan tangannya.

Saat ini, ia tidak tahu ingin berkata apa. Ia hanya ingin mengumpat.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.