Sistem Teknologi Gelap

Titik Terang



Titik Terang

0

Hari sudah gelap, namun bangunan kampus masih terlihat terang dengan cahaya lampu.

0

Luzhou mengetuk pintu kantor Dosen Tang, lalu membuka pintu dan berjalan masuk.

Sebenarnya, sebelum ia datang, ia sudah tahu mengapa Dosen Tang memanggilnya.

Ia baru saja membuka kotak surat-nya, dan menerima surat dari departemen editor Kronik Matematika. Jika dilihat dari tanggal surat, sepertinya ia menerima surat itu dua hari lalu, namun ia tidak menyadarinya.

Namun, yang membuatnya heran adalah alasan mengapa makalah-nya dipublikasikan secepat ini, seakan-akan pihak Kronik Matematika lebih tegang daripada dirinya sebagai pengirim makalah.

Ia benar-benar tidak menyangka makalah-nya akan mendapatkan reaksi sebagus ini.

Saat ia masuk, Dosen Tang segera meletakkan pulpen-nya, dan melihat ke arah Luzhou dari balik layar komputer.

"Hei, Xiao Wang, ambilkan minum untuk temanmu ini."

Xiao Wang mendorong kacamatanya dan segera berdiri tanpa mengatakan apa-apa.

Kemudian Luzhou segera berkata, "Tidak perlu, biar aku saja."

"Tidak apa-apa, biar aku saja." Xiao Wang segera mengambil cangkir dan meletakkannya di meja, sebelum mengambil teko listrik berisi air panas, "Teh untuk Kakak."

"Terima kasih…"

Luzhou tidak tahu harus berkata apa, dan akhirnya ia memutuskan untuk menerima kebaikan dari mahasiswa tersebut.

Luzhou duduk di sofa, dan memandang majalah yang ada di samping cangkir. Majalah itu adalah versi inggris dari Kronik Matematika edisi terbaru, dan terbuka di halaman 30. Pada halaman tersebut, ia melihat makalah yang ditulisnya beberapa waktu lalu.

[Aturan Distribusi Bilangan Prima Mason dan Bukti Teori Zhou]

"Apa kamu yang menulis makalah di Kronik Matematika ini?" Dosen Tang bertanya dengan serius.

"Benar." Luzhou mengangguk, seraya memandang dosen-nya dengan tatapan bingung.

Siapa lagi?

Apakah Universitas Jin Ling punya mahasiswa lain bernama Luzhou?

Kedua murid di dalam kantor terkejut dan menatap Luzhou.

Ini dia, mahasiswa yang katanya disayang oleh Dosen Tang!

Sudah membuktikan soal matematika kelas dunia, tapi wajahnya tenang sekali!

Mereka saja, jika berhasil memasukkan makalah di jurnal berkelas, akan mentraktir teman-temannya makan dengan bonus dari kampus. Apalagi jika berhasil memecahkan soal matematika kelas dunia!

"..."

Raut wajah Luzhou membuat Dosen Tang tidak tahu harus berkata apa.

Jujur saja, saat melihat makalah itu, awalnya ia tidak percaya.

Bukan tidak percaya pada makalah-nya, namun pada sosok yang berhasil memecahkan soal tersebut.

Dia tidak menyangka bahwa Luzhou bisa berkontribusi dalam Teori Angka dan bilangan prima mason, padahal ia sudah mengira Luzhou akan menyerah setelah terkena masalah…

Namun, hasilnya…

Siapa yang akan menyangka bahwa mahasiswa di depannya itu tidak hanya memiliki pencapaian di bidang tempatnya berkutat.

Bahkan, sampai menjatuhkan makalah dengan bobot setara bom nuklir pada seluruh kaum akademika bidang Teori Angka…

"Pencapaian-mu di bidang Teori Angka benar-benar diluar dugaanku. Kukira, kamu sangat berbakat dalam bidang programming, namun ini memaksaku untuk memikirkannya lagi." Ucap Dosen Tang lalu menggeleng. "Aku sudah melihat banyak mahasiswa selama hidupku, dan kamu, adalah yang terbaik."

Luzhou tidak berani berpaling.

Dan ia masih tidak mengerti.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa seseorang akan memiliki energi yang terbatas, dan menjadi orang yang fokus pada berbagai bagian adalah sebuah kesalahan besar bagi para kaum terpelajar. Namun, hal tersebut sepertinya tidak berlaku bagi Luzhou.

Ini adalah bukti bahwa ada beberapa orang-orang jenius yang bisa tidak mengikuti aturan dunia.

Luzhou merasa sedikit malu mendengar pujian itu, dan ia hanya tertawa dan berkata tanpa menyombongkan diri. "Dosen Tang, Anda lah yang berbakat, aku hanyalah seorang amatir yang mendapatkan inspirasi secara tiba-tiba."

"Haha!"

Dosen Tang tertawa, hendak mengatakan sesuatu pada Luzhou.

Tentu saja ia tertawa melihat situasi yang lucu dan aneh di depannya itu.

Dosen Tang masih sama, tatapannya sangat mengerikan seperti tatapan ular berbisa!

Tiba-tiba, pintu kantor terbuka.

Dua orang bergiliran masuk.

Lu, direktur yang bertugas memimpin Departemen Sains Informatika, berdiri di dekat seorang pria tua. Luzhou tidak mengenal pria itu, namun pria tua tersebut menatapnya.

Saat masuk, Direktur Lu mau meminta Dosen Tang memanggil Luzhou, namun saat melihat sosok yang ada di sofa, matanya menjadi berbinar.

"Apa kamu baru saja membuktikan Teori Zhou?!"

Luzhou memandang Direktur Lu yang kegirangan dan mengangguk, "Benar… Ada apa?"

Sebelum sang direktur sempat menjawab, pria tua di samping Direktur Lu tersenyum dan angkat bicara.

"Tidak ada masalah, aku sudah membaca makalah itu dan membuktikan sendiri betapa hebatnya metode yang kamu berikan. Metode itu benar-benar sehebat pujian Profesor Deligne."

Pujian?

Deligne?

Siapa dia?

Luzhou benar-benar bingung.

Dua murid di dalam kantor itu benar-benar terkejut.

Deligne!

Deligne, si Viscount yang diberi gelar langsung oleh Raja Belgia! Pencipta bukti Hipotesis Wey!

Dosen Tang berdehem, "Xiao Wang, tuangkan minum untuk dua dosen ini."

Xiao Wang berdiri dan berjalan ke arah lemari, tempat cangkir-cangkir teh disimpan.

Pria tua aneh itu tersenyum dan berkata, "Dosen Tang, tidak perlu terlalu formal, aku hanya kemari sebentar."

"Ini Bapak Qin, Kepala Departemen." Ucap Direktur yang memperkenalkan pria tua itu pada Luzhou.

Luzhou segera berdiri dan berkata dengan sopan, "Halo, bapak kepala departemen."

"Halo, halo. Tidak perlu berdiri, duduklah saja." Bapak Qin memandang Luzhou dan mengangguk. "Luzhou, aku ingin bertemu denganmu sejak beberapa waktu lalu, namun aku harus bertemu dengan para matematikawan dari Norwegia, dan aku baru kembali minggu lalu."

"Saat aku ada di Norwegia, aku berbicara dengan Bapak Newman tentang makalah fungsi linear yang kamu buat beberapa waktu lalu, dan ia mengatakan bahwa kamu bisa menemuinya di Norwegia, dalam acara bergengsi itu paling lambat 5 tahun. Hasilnya benar-benar tidak disangka, dan aku tidak menyangka hari ini bisa datang cepat sekali. Sesaat setelah aku kembali dari Norwegia, kamu telah mendapatkan pencapaian dalam Teori Angka, bidang yang sangat berbeda dengan bidang fungsi linear."

Bapak Qin menghela nafas, "Nak, kita sudah semakin tua, dan kita tidak lagi seperti dulu. Untuk membuktikan hipotesis-hipotesis yang masih ada, kami para generasi tua harus meminta bantuan para generasi muda."

"Bapak Qin, Anda terlalu berlebihan." Luzhou berdehem, wajahnya sedikit memerah, "Ini semua hanya kebetulan, saya tidak bisa melakukannya tanpa…"

Bapak Qin memandang Luzhou dan tersenyum, "Ah, tunggu saja, besok kamu akan mengerti."

Apa maksudnya semua ini?

Luzhou menjadi bingung.

Melihat Luzhou terdiam, Bapak Qin tersenyum dan berkata, "Masih belum terlalu malam, dan aku masih harus berdiskusi dengan Tang. Kembalilah dulu."

Luzhou sudah berencana untuk kabur, dan ia tidak menyangka bahwa misi-nya sudah selesai. Hadiah misi masih ada di Sistem dan ia belum mengambilnya.

Akhirnya, ia tersenyum, "Baiklah, Bapak Qin. Sebelumnya, apakah ada bonus untuk penyelesaian soal matematika tingkat dunia?"

Dosen Tang tertawa, "Dasar anak-anak, selalu melihat sesuatu dengan uang. Memangnya ada jumlah uang yang setara dengan kebanggaan menyelesaikan soal matematika tingkat dunia?"

Luzhou ingin mengangguk, namun ia memutuskan untuk diam.

Direktur Lu dan Bapak Qin pun ikut tertawa.

"Tentu saja ada, kami dari pihak universitas mendukung riset-riset berbobot dan kontribusi di bidang ilmu pengetahuan, dan negara pun pasti berpikiran serupa!" Ucap Bapak Qin lalu tersenyum. "Aku masih harus mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan hadiah, namun aku bisa berjanji, hadiahnya tidak akan mengecewakan!"

Luzhou tersenyum senang dan berkata, "Terima kasih, Bapak Qin!"

Bapak Qin tersenyum dan melambaikan tangan, "Sama-sama."

Luzhou, tanpa berbasa-basi, segera pergi dan keluar dari kantor melalui pintu yang ia lewati saat masuk.

Bapak Qin memandang punggung Luzhou dan berkata, "Ia benar-benar berbakat."

Dosen Tang menghela nafas "Iya, tapi sayang, dia terlalu mempertimbangkan untung-rugi dengan uang."

"Tidak ada salahnya melakukan itu."

"Tidak ada salahnya? Menurutku, lebih baik dia fokus pada satu bidang dan melakukan riset tanpa menarik perhatian." Dosen Tang menggeleng. "Bakatnya sangat tinggi, dan aku sudah hidup bertahun-tahun. Jika saja dia mau memilih satu bidang yang ia sukai dan belajar dengan serius, masa depannya akan sangat cerah."

"Oh? Menurutku, keinginan dapat untung dan konsentrasi belajar bukan dua hal yang bertentangan," Bapak Qin tersenyum, "Jika ia tidak takut bersaing dengan yang sudah makan asam garam dalam bidang yang ia pilih, kita hanya akan bisa mendukungnya."

Dosen Tang menggeleng, namun tidak menjawab.

Ia sudah melihat banyak orang-orang jenius, dan mereka semua memiliki ego setinggi bakat mereka.

Mempelajari matematika dan fisika berbeda dengan belajar menari atau menyanyi, dan jika seseorang memilih untuk fokus, ia harus bisa bertahan melawan rasa kesepian dan terus belajar tanpa memedulikan dunia luar, sampai suatu hari datang di mana ia bisa berkontribusi dalam ilmu pengetahuan. Mungkin ada yang bilang ini tidak adil, namun jika seseorang memilih jalan berduri seperti ini, mereka harus siap menjalani segala konsekuensinya.

Mungkin, ini hanya pertanyaan soal situasi semata.

Bapak Qin berharap bahwa Luzhou dapat meninggalkan jejak positif pada Universitas Jin Ling, dan sekarang, pencapaiannya dalam membuktikan Teori Zhou telah membuat Departemen Matematika universitas Jin Ling menjadi terkenal di China dan di dunia.

Tang Zhiwei hanya bisa berharap Luzhou berjalan lebih jauh dalam bidang matematika.

Entah di Universitas King, Princeton, atau entah di mana…


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.