Sistem Teknologi Gelap

Ada Apa Dengan si Mahasiswa Teladan?



Ada Apa Dengan si Mahasiswa Teladan?

0

Setelah selesai menonton, Luzhou awalnya berencana untuk langsung kembali ke kampus, namun ia tidak bisa menolak ajakan Chen Yushan untuk makan malam bersama. Bahkan, gadis itu menawarkan untuk mentraktir.

0

Waktu makan malam sudah hampir tiba, dan mereka memutuskan untuk makan di Starbucks dekat Mall Yida.

Setelah membeli dua gelas kopi, mereka duduk di ujung kafe, dan Chen Yushan sibuk menggigit-gigit sedotan karena bosan. Saat Luzhou sudah duduk, gadis itu bertanya, "Belakangan ini kamu sedang apa?"

"Aku sedang sibuk membantu proyek riset Departemen Ilmu Sains, sehingga aku belakangan ini tidak ada waktu. Bagaimana denganmu?" Ujar Luzhou.

Chen Yushan tersenyum puas. "Aku sih seperti biasa, tidak ada masalah."

Luzhou menoleh dan memandang gadis itu dengan heran. "Percaya diri sekali. Kamu ingin masuk universitas apa?"

"Universitas Yanjing, jurusan Administrasi Bisnis! Aku ingin mendapatkan gelar dari Yanjing dan Universitas Pennsylvania!"

"Jadi, kamu berencana mendapatkan dua gelar langsung? Hebat sekali."

Chen Yushan mengangguk. "Benar. Semakin banyak belajar semakin bagus, kan?"

Walaupun kata 'hebat' sepertinya hanya sekedar basa-basi saja, gadis itu masih merasa senang karena dipuji oleh seorang mahasiswa teladan.

"Itu bagus sih, tapi bagaimana dengan matematika-mu?" Kata Luzhou.

Biasanya, kalau belajar di luar negeri, program yang memberikan lebih dari satu gelar akan berkolaborasi dengan universitas lokal. Jika histori kredit peminjam tidak buruk, para mahasiswa akan bisa mengajukan beasiswa. Para calon mahasiswa belajar di tempat-tempat bergengsi dengan bantuan biaya pajak.

Namun, di sisi lain, jika belajar terlalu lama di luar negeri, bagaimana nilai-nilai di universitas lokal nanti?

Mendengar kritikan tidak langsung Luzhou akan kemampuan matematikanya, gadis itu membalas dengan sebal, "Matematikaku tidak sejelek itu, oke? Aku hanya lupa sedikit, kok."

Melihat gadis itu sebal, Luzhou segera menjawab. "Kalau begitu coba, apa ciri khusus rumus Integral Cauchy jika L adalah kurva melengkung sempurna?"

Chen Yushan terdiam.

"Aku jarang baca buku matematika, tahu. Ditambah lagi, ini kan matematika tingkat tinggi! Tidak akan keluar di ujian masuk!"

Ha?

Masa sih?

Luzhou berdehem, berusaha menyembunyikan wajahnya yang memerah karena malu. "Ehem, maaf salah, akan kuganti dengan pertanyaan lain."

Chen Yushan menutup telinganya. "Tidak dengar, tidak dengar, tidak dengar, tidak dengar! Pokoknya, nilai matematika-ku cukup! Cukup! Enough!"

Memandang Chen Yushan yang panik, Luzhou memutuskan untuk diam. Tidak ada yang memaksanya, untuk apa ia sampai seperti itu?

Memang wanita itu sulit dipahami…

Pasangan yang duduk di samping mereka memandang mereka berdua dengan tatapan heran.

"Apakah itu cinta jaman sekarang?" Ujar wanita itu.

Kemudian si pria menanggapi, "Tidak, ini lebih mirip cinta antara seorang mahasiswa teladan dan si bodoh… Seperti di film-film itu."

Tiba-tiba mata si wanita berbinar. "Tunggu, anak lelaki itu… Bukankah dia sosok bernama Luzhou itu?"

Pria itu ikut menoleh, dan tatapannya berubah terkejut. "Bangsat, kamu benar! Memang, ya… Baiklah, ini bukan cinta mahasiswa teladan dan si bodoh, ini cinta seorang dewa dan si bodoh."

Wanita itu mengusap dagunya dan berkata. "Tunggu, jadi ini cinta manusia dengan dewa? Kedengarannya romantis sekali."

"..." Luzhou hanya terdiam.

Kalian ini bicara apa sih?

Memangnya orang jomblo dilarang ke Starbucks, ya?

Bukan pakai uang kalian juga!

Chen Yushan, korban gosip yang tidak mengenakkan itu, menggigit bibirnya dan bergumam dengan sebal, "Aku bukan orang bodoh, dasar sialan! IP-ku 4.7!"

...

Saat malam tiba, mereka kembali ke universitas bersama-sama.

Setelah menghabiskan waktu sore untuk beristirahat, Luzhou merasa tidak lelah, hingga ia tidak kembali ke kamar dan langsung pergi ke perpustakaan sembari membawa laptop.

Proyek riset Departemen Ilmu Sains membuatnya tertarik dengan Sains Material, dan semakin tertarik dengan matematika. Ia sangatlah senang saat mengetahui bahwa ilmu matematika dapat digunakan untuk menyelesaikan banyak sekali persoalan-persoalan di dunia nyata.

Ia seperti sedang melihat sebuah gua berisi penuh dengan emas yang belum ditambang.

Luzhou menghabiskan waktunya dengan mengunduh file-file informasi dan menggabungkan file-file itu dengan buku-buku referensi.

Ia sekarang mengerti betapa susahnya belajar tanpa Sistem, dan mengapa Sistem selalu membuatnya membaca lebih banyak buku.

Jika saja Sistem tidak memberinya daftar buku yang panjang lebar, mungkin ia tidak akan menghabiskan liburan musim panas-nya dengan membaca, apalagi berusaha memahami teknologi gelap yang ada pada Sistem tersebut.

Pada 15 hari kedepan, Luzhou hanya hidup di perpustakaan dan di kamar.

Selain itu, ia juga membantu menganalisis sampel-sampel dari laboratorium dan mengumpulkan informasi.

Setelah ia menulis makalah itu beberapa hari lalu, Qian Zhongming dan Liu Bo benar-benar mengaguminya.

Setiap kali Luzhou datang ke gedung laboratorium untuk membantu menganalisis informasi dengan bantuan alat inframerah, ekspresi mereka selalu terlihat kagum, seakan-akan mereka pelayan yang sedang melayani seorang bos besar.

Terkadang, jika ia punya waktu, Luzhou akan berdiskusi dengan Kakak Qian mengenai nanotube karbon.

Pada saat itu, Luzhou mendapatkan informasi tentang peralatan-peralatan laboratorium.

Kakak Qian biasanya tidak banyak bicara, namun jika topik sudah bergeser menjadi peralatan, ia tidak akan bisa diam.

Proyek ini membuat Luzhou bisa mengakses banyak peralatan laboratorium mahal yang tidak akan pernah dilihatnya jika ia tidak ikut.

Misalnya, vacuum CVD yang digunakan untuk mempersiapkan nanotube karbon itu masih baru, dan harganya sekitar 100 ribu euro belum termasuk pajak dan lain-lain.

Tidak hanya itu, peralatan untuk memodifikasi permukaan nanotube karbon sangatlah mahal, hingga setara dengan harga satu rumah di Jinling.

Setiap kali mendengar Kakak Qian membanggakan peralatan lab, Luzhou hanya bisa diam.

Proyek riset saintifik memakan biaya banyak, kebanyakan orang tidak akan mampu melakukannya.

Menyadari Luzhou tertarik pada proses pembuatan nanotube karbon, Kakak Qian segera menjelaskan dan menunjukkan prosesnya, mulai dari persiapan katalis, pemurnian karbon… bahkan, Kakak Qian memperlihatkan cara pengoperasian masing-masing alat.

Luzhou mendapatkan kesempatan besar untuk melihat proses itu secara langsung.

Tentu saja, untuk melihat proses dengan jelas, ia harus menggunakan mikroskop elektron.

Waktu berlalu cepat, tidak terasa, akhir bulan telah tiba.

Akhirnya, pada hari terakhir bulan November, gedung kampus lama mengirimkan berita baik.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.