Dewa Obat Tak Tertandingi

Perilaku Yang Menjijikkan



Perilaku Yang Menjijikkan

0Jun Tianyu melihat ke arah patung-patung itu. Dia terlihat sangat syok. Kalau bukan karena Ye Yuan, dia pastinya akan bertingkah seperti yang lainnya. Sekarang ini, semakin lama dia melihat patung-patung itu, apa yang dikatakan Ye Yuan memang benar. Mereka memang terlihat seperti manusia asli dan hidup.      
0

Apalagi mereka menunjukkan ekspresi wajah yang sangat alami, dan terlihat sangat asli. Sulit bagi Jun Tianyu mempercayai kalau patung-patung ini ternyata buatan. Oleh karena itu, hanya ada satu kesimpulan yang paling benar, mereka semua sebenarnya memang manusia.      

"Patung-patung ini semuanya seperti es atau bahkan seperti batu, tidak bergerak," kata Jun Tianyu masih tidak percaya.      

Ye Yuan hanya menarik napas dalam-dalam.      

"Aku sudah meneliti tentang ilmu pengobatan kuno. Dulu, ada obat bernama Bubuk Membatu. Orang yang minum ramuan ini akan langsung berubah menjadi seperti batu namun ekspresi mereka sama ketika mereka meminumnya. Aku kira wanita-wanita cantik ini sudah terkena obat tersebut. Itulah kenapa mereka terlihat seperti ini."     

"Ini.....lalu bagaimana dengan mereka?" Jun Tianyu menunjuk ke arah para petarung lainnya.      

"Wanita-wanita itu pastinya sedang memainkan alat musik sebelum mereka mati. Setelah tubuh mereka dijadikan membatu seperti ini, jiwa mereka terperangkap di dalamnya. Ada seseorang yang melakukannya. Jiwa-jiwa ini selamanya tidak bisa keluar. Mereka mati dengan membawa rasa benci, itulah kenapa ketika ada manusia hidup yang mendekatinya maka mereka mengeluarkan keahlian mereka untuk memperdaya. Ketika orang-orang ini sudah terjebak maka jiwanya akan meninggalkan tubuh mereka dan selamanya tidak akan bisa kembali," Ye Yuan meneruskan penjelasannya.      

Jun Tianyu langsung ketakutan. Ilmu sihir para wanita ini sangat kuat. Bahkan para petarung di tingkat Pencerahan Nirwana sekali pun terpedaya.      

Kalau Ye Yuan tidak memperingatkannya, mungkin dia juga sudah akan ikut dengan mereka.      

Penjelasan Ye Yuan menyiratkan kalau yang lainnya sedang dalam marabahaya kan?      

"Jadi...Apa yang harus kita lakukan sekarang? Kita menyelamatkan mereka atau tidak?" tanya Jun Tianyu ragu.      

Ye Yuan menjawab, "Ada begitu banyak aura energi negatif dalam gua kuno ini. Kita tidak tahu apa yang menunggu kita selanjutnya. Musuh terbesar kita sekarang bukanlah Ying Tianya dan yang lainnya. Kalau kita membiarkan mereka mati maka hal ini tidak akan berguna juga bagi kita."     

Ye Yuan merasa orang yang mampu membuat patung-patung aneh ini pastinya bukan orang yang mudah untuk dikalahkan.      

Selain itu, ada begitu banyak teka-teki di dalam gua kuno ini. Kalau hanya dua orang saja yang melanjutkan perjalanan, akan begitu sulit bagi Ye Yuan dan Jun Tianyu untuk bisa berhasil.      

Kalau mereka memang menemui sesuatu yang tidak diinginkan nantinya maka lebih banyak orang akan menjadi lebih baik.      

"Lalu..bagaimana cara kita menyelamatkan mereka?"      

Jun Tianyu sangat mahir dalam urusan bertarung dan membunuh orang, akan tetapi dalam soal seperti ini, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan.      

Ye Yuan perlahan menutup matanya, dan menggumamkan mantera. Sebuah gelombang kekuatan jiwa memancar keluar.      

Tatapan mata Jun Tianyu terlihat semakin tajam, dia melihat ke arah Ye Yuan dengan tatapan mata heran.Dia sama sekali tidak menyangka kalau Ye Yuan memiliki kekuatan jiwa sehebat ini.      

"Pecahlah!"      

Ye Yuan seketika berteriak. Meski suaranya tidak terlalu keras akan tetapi gelombang itu memiliki kekuatan menembus.      

Suara prajna yang bergema di seluruh tanah lapang menjadi pecah dengan adanya suara teriakan Ye Yuan. Pada saat yang bersamaan, suara Ye Yuan juga masuk ke dalam alam kesadaran orang-orang membawa mereka kembali dari kegelapan. Mereka akhirnya sadar.      

"Uh!Uh!Uh! Apa yang sedang aku lakukan? Menjijikkan sekali!"      

"Ya Dewa! Apa yang sedang aku lakukan tadi?"      

"Hah! Aku tidak mau hidup lagi! Sungguh memalukan hidup seperti ini!"      

Rombongan petarung sangat malu ketika mendapati diri mereka melakukan tindakan yang tidak terpuji. Beberapa wajah patung-patung ini sudah penuh dengan bekas air liur, ciuman para petarung. Mereka terlihat begitu menjijikkan.      

Ye Yuan menggelengkan kepalanya.      

"Orang-orang ini sungguh bernafsu. Kalau aku tidak menghentikan mereka, aku tidak tahu apa yang akan mereka lakukan di belakang."     

Jun Tianyu tertawa terbahak-bahak.      

"Ya namanya laki-laki."     

Meski Jun Tianyu ingin sekali menahan diri untuk tidak ikut menyela namun dia tidak tahan menahan tawanya.      

Begitu yang lainnya mendengar suara tawa Jun Tianyu, mereka begitu malu sampai-sampai ingin mencari lubang untuk bersembunyi.      

Kalau ternyata patung-patung ini memang benar wanita cantik maka mungkin apa yang telah mereka lakukan tak akan jadi masalah. Yang memalukan adalah mereka menciumi patung-patung.      

Ying Tianya berjalan mendekati Ye Yuan dengan wajah masih semerah tomat.      

"Yang tadi....Guru Ye, apakah kau yang menyelamatkan kami?"      

"Benar. Kalau bukan karena Ye Yuan, kalian semua pastinya sudah mati. Bahkan jiwa dewamu tidak akan bisa bereinkarnasi selamanya! Ironisnya, bukankah tadi ada orang yang ingin membunuhnya?" Jun Tianyu tiba-tiba berhenti tertawa dan menjawab dengan dengusan tidak suka.      

Pei Wenqiang tadi memeluk dua patung, bahkan tangannya sudah masuk ke dalam baju patung-patung itu dan melakukan hal-hal senonoh. Penampakan patung yang tadi dipeluknya kini terlihat begitu berantakan.      

Kalimat Jun Tianyu jelas ditujukan padanya.      

"Itu berlebihan! Gua kuno ini memang aneh. Dia pasti takut kalau kita mati, dia tidak akan bisa keluar sendiri kan? Jangan mencoba membodohiku! Aku tidak akan berterima kasih padanya!"      

Pei Wenqiang bukanlah orang bodoh. Dia langsung tahu niat Ye Yuan.      

"Terserah! Apa pun itu, faktanya Ye Yuan memang menyelematkanmu!" kata Jun Tianyu sambil mengerutkan dahinya. Begitu dia mendapati sikap Jun Tianyu yang seperti ini, dia merasa menyesal telah menyelamatkan hidup orang ini.      

Ye Yuan berkata dengan nada santai, "Kakak Jun, tidak perlu banyak bicara."     

Ye Yuan tidak berharap untuk mendapatkan rasa terima kasih dari Pei Wenqiang. Jadi dia merasa tidak penting juga berdebat dengan lelaki itu.      

"Semuanya, mundur!" Ye Yuan tiba-tiba berteriak.      

Semua petarung yang ada di sini langsung saling bertatapan, namun mereka masih memiliki waktu untuk mendengarkan perintah Ye Yuan dan mundur seketika.      

Bahkan Pei Wenqiang dan He Shuming yang tidak menyukai Ye Yuan pun ikut mundur. Meski Pei Wenqiang memang tidak mau mengucapkan terima kasih secara terang-terangan kepada Ye Yuan, di dalam hati, sebenarnya dia berterima kasih kepada Ye Yuan karena sikap yang diambil pemuda itu untuk menyelamatkan nyawanya. Meski hanya sedikit, tapi rasa itu masih ada.      

Apa pun niat yang Ye Yuan miliki, dia memang telah menyelamatkan hidupnya. Selain itu, Pei Wenqiang juga masih penasaran tentang apa yang akan dilakukan oleh Ye Yuan selanjutnya.      

Tubuh Ye Yuan sudah berada di depan sebuah patung. Dia mengeluarkan jarinya lalu menepuk area di antara dua alis wanita itu. Sebuah gumpalan kekuatan jiwa menyerang patung melewati jari. Tak lama kemudian, semua orang membelalakkan mata.     

Patung itu memancarkan cahaya melingkar di sekitarnya dan kemudian meledak menjadi abu. Sebuah bayangan roh muncul di depan Ye Yuan. Dia mirip dengan patung yang sudah hancur tadi.      

Roh itu merupakan jiwa dewa dari si patung. Begitu roh itu melihat Ye Yuan, dia langsung membungkuk; memberi hormat. Hanya saja, roh itu tinggal seperti bayangan tipis. Dia sudah terlalu lama terjebak di dalam tubuh patungnya dan kondisinya pun amat lemah. Dia sudah tidak bisa bicara lagi.      

Ye Yuan hanya menganggukkan kepala berjalan ke patung yang lain, dan melakukan hal yang sama. Patung itu langsung menghilang berubah jadi debu dan meninggalkan bayangan roh.      

Roh itu melakukan hal yang sama dengan roh sebelumnya, dia membungkuk memberi hormat pada Ye Yuan. Dia terlihat begitu cantik tapi mengenaskan.      

Ye Yuan hanya bisa menghela napas dan berjalan ke patung yang lainnya. Dia melakukan hal yang sama sekali lagi.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.